KARMA

Mesya terus berlari menjauh dari kantor Bisma dengan memegangi perutnya yang mulai membesar itu.

Keringat di dahinya membuktikan betapa takutnya dia hanya dengan mendengar suara Bisma. Mesya juga heran kemana hilangnya keberaniannya selama ini.

Harusnya dia tetap di sana, memandang wajah tampan yang sangat dirindukannya sejak beberapa bulan ini. Meski rasa itu sudah tidak seharusnya Mesya rasakan kepada orang yang telah disakitinya.

Iya, Mesya sekarang sadar jika dirinya telah menghancurkan kebahagiaan Bisma. Karena kebahagiaan Bisma adalah Alya.

Tapi rasa rindunya itu sangatlah menyiksa Mesya. Mendengar suara Bisma saja sudah bisa membuat Mesya menangis saat ini. Mesya sekarang ini begitu rapuh, rasanya ingin sekali merasakan pelukan hangat dari Bisma, walau sekali seumur hidupnya.

"Aku memang perempuan jahat yang tidak akan pernah pantas bersanding di samping mu Kak. Tapi bisakah kamu tidak membenciku lagi?? Jika saja di dalam perutku tidak ada darah daging kita, tentu saja aku sudah menyerah dari kemarin-kemarin. Rasanya sudah tidak kuat Kak. Kamu sudah berhasil menghancurkan ku"

Mesya bersembunyi di balik pohon yang masih di area perkantoran milik Bisma. Tadi niatnya ke sini hanya ingin menitipkan surat permintaan maafnya kepada Bisma. Namun tak di sangat jika akan bertemu Bisma dan Mamanya.

"Astaga, susu hamil ku??" Mesya baru ingat jika dia meninggalkannya di sana.

"Bagaimana ini?? Uang ku sudah tidak cukup lagi untuk membeli yang baru" Air mata Mesya kembali menetes.

Uang yang sudah di siapkan Mesya untuk periksa kandungan terpaksa di pakai untuk mengganti rugi baju-baju yang di rusak itu. Jadi Mesya hanya bisa membeli susu hamil dengan kemasan kecil untuk memenuhi nutrisi janinnya.

"Maafkan Mama ya Dek. Mama akan cari uang lagi untuk kita pergi ke Dokter ya??" Mesya mengusap air matanya lalu beranjak pergi dari tempat itu. Membuang rasa rindunya yang menggebu untuk saat ini.

Lain halnya dengan Bisma yang matanya masih terus mengitari sekelilingnya. Mencari keberadaan wanita yang sedang mengandung anaknya. Bisma melirik ke bawah, menatap kakinya yang tiba-tiba saja berlari mengejar Mesya.

Lalu mata Bisma beralih pada kantung plastik yang di bawanya. Bisma menatap barang yang sama sekali tak berharga baginya itu.

Bisma merasa hatinya seperti di cubit kala memegang kotak susu itu. Bisma menyalahkan dirinya sendiri karena telah berbuat jahat kepada anaknya sejak di dalam kandungan.

Karena Bisma sama sekali tidak bisa mengejar Mesya, akhirnya Bisma kembali ke kantor. Lagipula Bisma juga tidak tau apa yang harus dia katakan seandainya tadi bertemu dengan Mesya.

"Pak Bisma!!" Panggil scurity.

"Tadi ada Bu Mesya datang ke sini menitipkan surat ini untuk Bapak"

"Mesya??"

"Betul Pak"

"Berarti tadi Mesya memang datang ke sini"

"Ya sudah, terimakasih" Ucap Bisma langsung kembali ke dalam masih membawa kotak susu milik Mesya.

Bisma sudah kembali ke ruangannya. Duduk di sofa hitam panjang yang berada di sana, tapi dia belum juga membuka surat dari Mesya itu, dia masih terus memandanginya hingga menebak-nebak isi dalam surat itu.

"Apa dia sudah menyerah??"

Untuk mengobati rasa penasarannya, akhirnya Bisma membuka amplop putih polos tanpa ada nama pengirimnya di sana.

🌸🌸🌸

Untuk Kak Bisma...

Sebelumnya aku minta maaf karena sudah lancang datang ke kantor Kakak hari ini, dengan harapan besar tidak akan bertemu denganmu karena akan melanggar janjiku kepadamu.

Kak Bisma, setelah semua hal yang aku lalui hingga saat ini, ternyata aku masih belum melakukan satu hal yang baru aku sadari kemarin.

Aku belum pernah datang dan meminta maaf langsung kepada kedua orang tua Alya.

Tadi, aku datang ke rumah mereka untuk meminta maaf dan mengungkapkan semua penyesalanku.

Tapi ternyata mereka semua sudah pergi ke kampung halaman mereka yang aku tidak tau tempatnya di mana.

Jadi dengan surat yang aku tulis saat perjalanan ke sini ini, aku mau meminta bantuan Kak Bisma untuk menyampaikan maaf ku kepada mereka.

Sungguh aku menyesal karena telah berbuat sedemikian jahatnya kepada Alya, wanita yang sangat kamu cintai.

Seandainya Kak Bisma bertemu Alya di dalam mimpi, tolong sampaikan maaf ku juga kepadanya.

Seandainya orang tua Alya tidak mau memaafkan aku pun aku tidak maslah, yang penting hatiku sudah sedikit tenang saat ini.

Tapi aku yakin kalau Alya akan memaafkan ku karena Alya adalah wanita yang baik.

Di samping itu, maksud lain dari surat ini adalah, aku ingin meminta maaf dari mu Kak.

Aku tau kalau kesalahanku terlampau dalam hingga memuat mu begitu membenciku.

Aku terima semua itu, aku juga ikhlas menerima keadaanku saat ini.

Aku tidak marah atau membencimu sama sekali, karena aku menganggap semua ini adalah karma yang harus aku terima dari semua perbuatan ku.

Aku tau kalau Kak Bisma sebenarnya sudah melihat betapa hancurnya aku saat ini.

Aku juga yakin kalau Kak Bisma sudah bahagia karena berhasil membuat wanita jahat ini begitu hancur.

Sekali lagi maafkan aku Kak...

Meski sudah tak ada lagi pintu maaf bagiku, aku akan menerimanya karena memang wanita seperti sepertiku tidak pantas untuk di maafkan.

Disini aku selalu berdoa untuk kebahagiaan Kak Bisma yang sempat aku renggut.

Mungkin karena kepergian Alya telah membuat hati Kak Bisma membeku.

Tapi hatimu itu tidak akan pernah membeku selamanya, karena kelak hangatnya cinta

akan mencairkannya dengan perlahan, aku yakin Itu Kak Bisma.

Mesya Clarisa, wanita yang sangat kamu benci...

🌸🌸🌸

Bisma meremas selembar kertas berisi coretan pena yang sangat rapi itu.

"Cih, dasar bodoh!! Sebelum kau mendoakan kebahagiaan orang lain. Lebih baik kau berdoa untuk kebahagiaanmu sendiri. Ternyata semua yang aku lakukan kepadamu bukan membuatmu menjadi lebih baik, tapi justru membuatmu menjadi bodoh!!" Ucap Bisma dengan tangannya yang terus menggenggam kertas itu dengan begitu kuat.

"Kenapa dia tidak membahas soal kehamilannya sama sekali?? Apa dia berniat menyembunyikannya dariku??"

"Setelah ini jangan tunjukkan wajah menjijikkan itu lagi di depanku!! Jangan pula meminta tanggung jawab dariku atau menuntut ku saat ada anak yang tumbuh dalam rahim b*sukmu itu. Aku tidak akan sudi mempunyai anak darimu!!"

Kata-kata kejam Bisma waktu itu langsung terngiang-ngiang di kepalanya. Kata-kata yang dulu ia ucapkan setelah dengan bejatnya dia merenggut kesucian Mesya. Wanita yang selalu ia anggap j*lang karena selalu berusaha menarik perhatiannya.

"Apa benar kau takut jika aku akan melakukan itu pada kalian berdua??" Bisma menarik satu sisi bibirnya ke samping hingga membuat sebuah senyuman miring di wajahnya yang terpahat sempurna itu.