Ilea Tirta Mahesa atau sering di sebut ilea ia terpaksa menerima perjodohan dengan lelaki pilihan papanya,dia di jodohkan oleh seorang CEO anak dari keluarga Addison. Perjodohan tersebut dilakukan karena keluarga Mahesa dan Addison ingin mempererat persaudaraan dan menjalin hubungan keluarga yang baik.
Liam James Addison anak pemilik perusahaan keluarga Addison adalah lelaki yang akan dijodohkan oleh ilea. Dia memiliki sifat yang dingin dan cuek terhadap wanita,seakan tidak memiliki ketertarikan sedikit pun terhadap wanita,namun Liam begitu karena ia pernah disakiti oleh seorang wanita di masa lalu .
pernikahan pun di lakukan karena kedua keluarga sudah menentukan hari yang baik untuk melaksanakan resepsi.Bagaimanakah nasib ilea kedepannya?..
HAPPY READING🙌🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aida Fahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Belajar Menjadi Orang Tua.
Sepulang kuliah, Ilea dijemput oleh Liam. Mereka menuju toko perlengkapan bayi untuk membeli semua perlengkapan Aqila. Dengan semangat Ilea memasuki toko tersebut, walaupun ia belum mengerti apa saja yang akan diperlukan. Mengingat usianya juga masih begitu muda untuk menjadi seorang ibu.
Di saat tengah kebingungan memilih apa saja yang akan mereka beli, datang seorang pelayan toko menghampiri mereka. Wajar saja mereka bingung, pasalnya mereka menjadi orang tua dadakan hari ini.
Dengan sopan pelayan itu bertanya..
"Permisi buk ada yang bisa saya bantu." Ucap sang pelayan yang menghampiri mereka.
Spontan Ilea menoleh ke arah pelayan itu dan memasang wajah manyunnya. Ia menatap pelayan itu heran seolah ada yang salah dengan pelayan tersebut.
"Maaf, bisa diulang kembali!! tadi kau memanggilku ibu? Hei mbak emang wajahku setua itu ya?" Tanya Ilea dengan kesal.
Liam berusaha menenangkan istrinya, ia tak menyangka Ilea akan tantrum seperti ini karena panggilan ibu. Toh ia juga akan di panggil ibu nantinya oleh Aqila. Dengan perlahan ia memberi penjelasan kepada sang istri.
"Sayang gak usah marah gitu dong, mbak ini juga gak salah." Ucap Liam berusaha menenangkan.
"Oh jadi cerita nya kau membela dia, apa suka juga dengannya." Emosi Ilea seakan meluap.
Pelayan yang sedari tadi berdiri dan melihat perseteruan suami istri ini merasa terpojokkan, ia hanya bisa diam dan mengamati apa yang terjadi. Mau pergi juga tak bisa, situasinya ia sedang bekerja. Pelayan yang malang.
"Bukan begitu sayang, gak enak tau dilihatin banyak orang. Ya sudah kalau kau tak ingin berbicara dengan-nya biar aku saja yang menjelaskan." Liam berbicara dengan suara lembutnya.
Ilea tak menggubris ucapan Liam, ia memilih diam sambil melihat ke tempat lain. Kini tinggal Liam yang menjelaskan kepada pelayan tersebut.
"Maafkan sikap istri saya tadi ya mbak, dia memang masih labil usianya juga masih sangat muda jadi wajar saja dia begitu sensitif." Jelas Liam.
"Tidak apa-apa pak, lalu apa yang bisa saya bantu pak?" Tanya pelayan tersebut.
"Saya ingin mencari perlengkapan bayi mbak, serta kebutuhan bayi." Terang Liam.
"Wah baru lahiran ya pak istrinya, selamat ya. kalau begitu mari saya tunjukan tempatnya." Ucap sang pelayan dengan ramah.
Liam hanya tersenyum getir mendengar itu, pasalnya mereka sama sekali belum memiliki anak. Mereka hanya menjalankan amanah dan belajar menjadi orang tua.
Liam memanggil Ilea lalu mengikuti sang pelayan itu. Hingga mereka tiba di tempat perlengkapan bayi. Itu adalah surganya perlengkapan bayi, karena semua perlengkapan bayi tersedia di sana. Dari berbagai macam usia.
Liam dan Ilea mulai memilih apa saja yang mereka butuhkan. Mulai dari popok, pakaian, alat mandi, gendongan, botol susu, tempat makan, kelambu, dll. Mereka juga membeli susu formula untuk Aqila, mengingat Ilea yang tak memiliki asi karena belum memiliki anak.
Setelah itu mereka membayar semua belanjaan di kasir. Terlihat antrian kasir yang lumayan panjang. Hingga ketika sedang mengantri banyak pasang mata tertuju pada mereka.
"Wah pasti anak pertama ya mbak, mas. Semuanya komplit." Ucap salah satu pembeli.
"Iya buk." Sahut Ilea sembari tersenyum kepada pembeli itu.
"Kelihatannya cewek nih anaknya, selamat ya. Mbak dan masnya masih begitu muda."
"Terima kasih buk." Kini Liam yang menimpali. Ia melihat Ilea yang merasa canggung dengan pertanyaan ibu tersebut.
Setelah selesai dengan semua pembayaran, Ilea dan Liam segera keluar dari toko tersebut. Mereka membawa belanjaan yang banyak ke dalam mobil. Semua yang mereka beli hari ini khusus untuk kebutuhan Aqila.
"Duh banyak banget orang ngeselin di toko tadi." Ucap Ilea saat mobil sudah di jalankan.
"Sabar sayang, gak boleh marah-marah begitu. Entar cantiknya hilang loh." Sahut Liam.
"Hmm tapi kesal aja gitu, masa pelayan tadi gak bisa lihat sih aku masih muda begini sudah dipanggil ibu." Cerocos Ilea.
Liam memilih diam dan tak mengambil pusing Omelan sang istri, ia tak ingin membuat istri nya bertambah kesal dan berujung membawa dirinya kesebuah masalah.
Mobil Liam mulai memasuki pekarangan rumah, ia memarkirkannya di dalama garasi. Setelah itu mereka turun dan mengangkuti semua perlengkapan yang telah di beli. Saat memasuki rumah suasana di dalam rumah terlihat sepi, tak ada satu orang pun yang terlihat.
Hingga sepersekian detik terdengar suara Alena yang sedang bernyanyi untuk Aqila. Sumber suara itu berasal dari kamar Liam dan Ilea. Dengan penasaran mereka mendatangi sumber suara tersebut dan ketika memasuki kamar, mereka melihat Alena sedang menidurkan Aqila.
"Eh kalian sudah pulang." Ucap Alena saat menolah ke arah mereka .
"Sudah ma, kami juga sudah membeli perlengkapan untuk Aqila." Sahut Ilea, sedangkan Liam segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Duh yang sekarang sudah jadi ibu, effort banget ya." Canda Alena.
"Hehe, hitung-hitung belajar jadi orang tua ma." Sahut Ilea, kini ia bergabung dengan Alena dan Aqila.
"Bagus dong kalau begitu, tapi jangan lupa beri mama cucu kandung ya." Sambung Alena.
"Kalau itu sudah pasti ma, Ilea dan Liam juga lagi program." Ucap Ilea.
Mereka memandangi bayi Aqila yang tertidur pulas, ia terlihat menggemaskan dan lucu. Bahkan Ilea sampai tak tahan untuk mengganggu nya terus menerus.
"Ilea jangan diganggu nak, biarkan Aqila tidur." Ucap Alena.
"Dia begitu menggemaskan ma, aku tak tahan membiarkan nya begitu saja." Jawab Ilea masih terus menciumi pipi gembul Aqila.
Alena hanya menggelengkan kepala melihat tingkah menantu nya itu. Jujur saja ia juga geram dengan Aqila tak tak mau mengganggu nya seperti Ilea.
"Oh iya mama dan papa mu sudah tau soal ini?" Tanya Alena.
"Belum ma, Ilea memang sengaja tak memberi tahu mereka. Biar jadi kejutan, rencananya weekend Ilea dan Liam akan ke sana sekalian membawa Aqila." Tutur Ilea.
"Bagus lah kalau begitu, yasudah mama tinggal dulu ya tolong jaga Aqila jangan di ganggu terus." Ucap Alena sebelum keluar dari kamar.
Kini tinggal lah Ilea dan Aqila di sana, Ilea asik memandangi bayi mungil itu, entah mengapa ia begitu menyayangi Aqila. Padahal tak memiliki ikatan darah sedikit pun. Saat bersamaan, Liam keluar dari kamar mandi dan ikut bergabung dengan Ilea dan Aqila.
"Dia begitu lucu saat sedang tidur sayang." Ucap Liam dengan suara pelannya.
"Iya terlihat menggemaskan." Sahut Ilea.
"Sama seperti mommy nya yang begitu menggemaskan." Liam masih sempat menggoda Ilea.
"Duh untung anak nya gak cowok, kalau tidak bisa-bisa sifat nya menurun dirimu suka gombal." Tutur Ilea.
"Kalau cowok berarti dia tampan dan penyayang seperti ku, dan pastinya ia akan menjaga mommy nya saat dewasa." Ucap Liam tak mau kalah.
"Hmm iyain aja deh." Sahut Ilea tak ingin berdebat lagi.
"Kalau begitu kapan kita akan buat adik untuk Aqila?" Tanya Liam .
"Tunggu sampai Aqila besar sedikit, aku takut tak bisa menjalankan amanah untuk menjaga nya." Sambung Ilea .
"Kenapa tak sekarang saja? Kan kita bisa panggil baby sister untuk menjaga mereka." Usul Liam.
Ilea tak menggubris lagi perkataan Liam, ia memilih berbaring di samping Aqila. Hal tersebut diikuti oleh Liam, mereka tidur siang dengan Aqila yang berada di tengah. Seakan menjadi keluarga kecil yang harmonis, begitulah yang dirasakan Ilea dan Liam sekarang.
Terima kasih sudah mampir di karya author, silahkan beri dukungan kalian berupa like,komen dan subscribe.❤️❤️
🌹🌹🐡🐡 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚖𝚞
🌹🌹.....
aku udah baca sampai sini thor