Anak kecil ber usia 5 tahun itu asik merasakan sejuk dan dinginnya air pegunungan yang merendam tubuhnya, mereka adalah Regan dan Regi anak kembar laki - laki dari pasangan Putra Mahardika dan Rosintiani.
Setiap akhir pekan Putra akan mengajak keluarganya ini untuk berlibur seperti weekend kali ini ia mengajak anak dan istrinya itu ke sebuah Air Terjun di mana Air Terjun itu menyajikan sebuah pemandangan yang begitu indah.
Canda tawa pun selalu menghiasi wajah mereka, Regan kecil tampak begitu menikmati bermain air bersama kakaknya sedangkan Putra dan Rosi mengawasi dari Gazebo yang tak jauh dari sana....
langsung aja masuk keceritanya...!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mars Is Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 25
Setelah selesai menyantap sarapan pagi nya bersama Dev di kantin tadi, kini Regan dan Dev pun sedang berjalan menyusuri koridor sekolah, Dev terus saja berbicara bagaimana ia berusaha mendekati Flo, sahabat dari Citra.
Regan hanya menjadi pendengar setia Dev, hingga kepalanya pun terasa sakit lambat laun tatapan matanya pun menjadi buram hingga ia pun jatuh pingsan.
Brukkk...
"Itu Regan pingsan!" Seru salah satu siswi yang berada tak jauh dari Regan, Dev yang menyadari hal itu pun langsung menghampirinya.
"Gan! Regan bangun, lu kenapa?" Ucap Dev sambil menepuk-nepuk pipi sahabatnya itu, dari dalam kelas nampak keluarlah Citra dengan Flo. Mereka mendengar suara ribut diluar dan berniat untuk melihat ada apa sebenarnya.
"Cit! Regan pingsan." Flo memberitahu Citra, dan Citra pun langsung menghampiri Dev dan Regan.
"Dev, Regan kenapa?"
"Gak tau, tiba-tiba pingsan."
Mereka pun membawa Regan ke ruang UKS, Citra nampak begitu cemas melihat kondisi Regan.
UKS
Setelah dibaringkan diatas tempat tidur, dan di periksa bahwa Regan baik-baik saja Citra dan Dev pun menemaninya. Citra yang paling mencemaskan keadaan Regan.
"Regan sebenernya kenapa sih?" Tanya Citra melirik ke arah Dev, namun pria itu pun hanya mengedikan bahunya tanda tak tau.
Beberapa saat kemudian..
"Regan! Lu udah sadar!" Gumam Citra melihat Regan yang sudah membuka matanya, Regan pun nampak bingung.
"Gue di mana?"
"Lu di UKS, tadi lu pingsan." Jawab Dev memberitahu.
"Lu kalau sakit istirahat di rumah aja sih, jangan maksain diri lu kayak gini.
Kalau ada apa-apa sama lu gimana?"
Omel Dev pada Regan, ia tau Regan memang keras kepala sebisa mungkin ia tak ingin terlihat lemah oleh siapa pun.
"Udah dong Dev, baru juga Regan sadar masa di omelin." Bela Citra yang berdiri di samping tempat tidur Regan.
"Iya sorry, gitu aja marah." Balas Regan sambil melempar sebuah tisu ke arah Dev.
Regan pun ingin beranjak dari tempat tidurnya namun Citra langsung menahan tangannya.
"Mau kemana?"
"Kelas."
"Gak! Lu harus istirahat di sini."
"Tau lu, lagi sakit juga udah nurut aja sih masalah pelajaran nanti pinjem buku gue aja beres."
"Bener tuh kata Dev, nurut sedikit aja. Ini juga demi kebaikan lu."
Regan pun mengurungkan niatnya itu, ia tak ingin melihat Dev kecewa. Ia juga bisa melihat perhatian tulus dari Citra.
"Yaudah iya, kalian balik lagi aja ke kelas gue di sini mau tidur."
"Iya gue balik dulu, lu ditemanin sama Citra. Bye."
"Lu ke kelas aja Cit." Ujar Regan sambil memejamkan matanya, Citra pun menarik kursi yang ada disampingnya kemudian duduk di sebelah tempat tidur Regan.
"Enggak, gue di sini aja. Tadi udah disuruh bu Dewi jagain lu."
Hening.. Regan tak menjawab apapun, dan ternyata ia tertidur sebuah garis senyuman pun tercipta dibibir mungil Citra, ia tersenyum melihat Regan yang sedang tidur dengan tenang.
"Gue mungkin gak tau banyak tentang lu, tapi yang jelas lu beruntung masih memiliki keluarga Gan."
****
Bel istirahat pun telah berbunyi 10 menit yang lalu, Dev tengah berjalan sambil membawa beberapa makanan ditangannya.
Tak sengaja ia pun berpapasan dengan Regi, saudara kembar Regan.
"Mau kemana Dev?" Tegur Regi.
"Oh, mau ke UKS."
"Siapa yang sakit?"
"Siapa yang sakit? Harusnya lu sebagai kakak bisa ngelindungin adek lu, jangan cuma karna gengsi lu mengorbankan seseorang!"
"Gue nanya baik-baik Dev, kok lu malah emosi sama gue?"
"Ya iyalah! Kakak macam apa lu yang udah ngebiarin adek lu menderita? Dia sekarang lagi sakit, dan lu sebagai kakaknya bahkan yang satu rumah sama dia gak tau?"
Dev pun sepertinya tak bisa mengontrol emosinya, ia tampak begitu kesal berbicara dengan Regi. Sedangkan Regi, ia masih terdiam hanyut dalam pikirannya.
"Adek lu udah banyak berkorban buat lu, setidaknya saat dia butuhin lu, lu ada buat dia."
Dev pun pergi meninggalkan Regi yang masih terdiam, laki-laki itu memang sengaja membiarkan Dev melampiaskan emosinya. Walau Dev adalah teman adiknya namun sedikit banyak Regi mengetahui sifat Dev.
Setelah bertemu Regi, dengan perasaan yang masih kesal Dev pun mencoba bersikap biasa saja saat memasuki ruang UKS. Pasalnya Dev pasti akan dimarahi oleh Regan jika sampai Dev berbicara yang tidak-tidak dengan Regi.
"Cit, Regan gimana?" Tanya Dev saat memasuki ruang UKS, ia melihat Regan masih tertidur dan Citra sedang membaca buku. Gadis itu pun menghentikan aktifitasnya saat Dev berjalan mendekatinya dan memberikan beberapa makanan untuknya.
"Masih tidur, tadi sempat ngigau. Panasnya juga udah mulai turun, kayaknya dia cuma butuh istirahat."
"Hemm.. syukurlah, gue cuma kasian aja sama dia."
"Sebenarnya Regan kenapa sih sama Regi? Kenapa mereka gak akur ya?"
Belum sempat Dev menjawab terdengar suara pintu UKS terbuka, memunculkan Regi yang berdiri disana. Dev hanya menatap sinis ke arah Regi, namun pria itu tak menghiraukan tatapan dari Dev.
"Biar gue yang jaga." Ujar Regi mendekati tempat tidur Regan.
"Gak usah, udah ada gue disini. Kalian balik ke kelas aja." Sambung Citra.
"Sejak kapan lu perduli sama Regan?"
Gumam Dev yang masih bisa terdengar oleh Regi.
"Dev, gue punya salah apa sih sama lu? Lu kayaknya gak seneng banget sama gue."
"Oh jelas lah gak seneng, lu kan yang udah hancurin hidup sahabat gue!"
Regi pun merasa kesal, ia mengepalkan tangannya berusaha menahan amarahnya hingga Citra pun bangkit dan berusaha menenangkan mereka berdua.
"Ehh.. udah dong jangan ribut, kalian gak liat apa Regan lagi istirahat? Kalian gak kasian sama dia?"
"Biarin aja Cit, biar mereka berantem kalau udah selesai bangunin gue."
Suara Regan pun terdengar, membuat ketiga orang itu menoleh ke arahnya. Sepertinya suara gaduh itu membuat Regan terbangun dari tidurnya.
"Eh udah enakan? Mau apa? Makan, minum?" Tanya Citra mengalihkan suasana.
"Gue baik-baik aja, gue mau ke kelas dan jangan halangin gue atau gue hancurin semua barang-barang yang ada di sini."
Bungkam! Citra, Dev dan juga Regi hanya terdiam. Regan pun bangkit dan berjalan menuju pintu UKS sesaat ia menoleh ke belakang di mana ketiga orang itu masih terdiam.
"Makasih udah perduli sama gue."
Ucap Regan santai kemudian berjalan menuju kelasnya itu.
****
Malam ini, Regan tak turun untuk menikmati makan malam bersama ia lebih memilih untuk makan di kamarnya sambil menatap langit yang sudah menghitam. Hanya diterangi oleh cahaya rembulan.
"Kalau gue boleh minta satu permintaan, gue pengen kembali jadi bayi lagi. Dan gue gak mau jadi orang dewasa kayak gini, yang hidupnya dipenuhi berbagai masalah."
Regan meletakan piringnya, makanannya tak dimakan habis. Ia kembali menatap bulan purnama yang bersinar terang menemani kesunyiannya disetiap malam.
next...