NovelToon NovelToon
Slice Of Life

Slice Of Life

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Single Mom / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Persahabatan / Slice of Life
Popularitas:52.8k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Slice Of Life berkisah tentang sepotong kehidupan yang dialami oleh tiga orang perempuan yang berbeda usianya serta dunianya.

Mereka lalu bertemu tanpa sengaja di sebuah aplikasi pertemanan karena suatu postingan viral di media sosial.

Menjadikan ketiganya lalu menjalin sebuah persahabatan yang unik.

Apakah mereka akan sanggup terus mempertahankan persahabatan mereka dengan problema serta konflik yang mereka hadapi masing-masing ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Ayah Jennifer Chan

Jennifer Chan duduk meringkuk di sudut kamarnya yang luas dengan pandangan kosong ke depan.

Kuku-kuku jari jemari tangannya menancap kuat ke dalam telapak tangannya sehingga membiru.

Raut wajah Jennifer Chan terlihat sangat kesal saat mengingat perundungan yang dia dapatkan di sekolahnya.

Hanya karena dia bertubuh gemuk serta berwajah kurang menarik dengan ditambah kegugupannya sehingga banyak teman-teman di sekolahnya membully dirinya tiada hentinya.

Meski demikian Jennifer Chan tidak pernah sedikitpun membalasnya ataupun melaporkan hal itu pada pihak sekolah maupun kepada ayahnya padahal dia mampu membuat semua teman-temannya dikeluarkan dari sekolah.

Apa kekurangan dari dirinya sehingga teman-temannya sering mengganggunya bahkan mereka sering menjelek-jelekkan tentang dirinya padahal Jennifer Chan tidak pernah berbuat ulah atau mengusik mereka.

Sudut matanya mengering sehabis menangis, tatapannya berubah sedih jika dia mengingat kembali ucapan Ehuang yang menyebutkan tentang ibu kadungnya.

Jennifer Chan menatap dingin sedangkan nafasnya terasa tertekan kuat.

Suasana di dalam ruangan kamar Jennifer Chan sangat gelap karena hari mulai menjelang malam.

Tok... Tok... Tok... Tok... Suara ketukan dari arah pintunya terdengar cukup nyaring.

Seseorang memanggil nama Jennifer Chan ketika pintu itu diketuk dari arah luar kamarnya.

Jennifer Chan bergeming diam, tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya dia duduk sekarang.

"Jennifer... !" panggil suara dari arah luar kamarnya.

Namun Jennifer Chan tetap duduk terdiam di posisinya tanpa berniat beranjak dari sana sedangkan pintu terus diketuk dari arah luar.

''Jennifer ! Apa kau tidur ?" ucap seseorang dari luar.

Jennifer Chan hanya menengok sekilas ke arah pintu kamarnya lalu kembali termenung, menatap ujung kakinya yang masih mengenakan kaos kaki sekolah.

Tidak ada tanda-tanda yang terlihat dari Jennifer Chan yang berniat pergi ke pintu kamarnya untuk membukakannya.

"Jennifer Chan, sudah waktunya makan malam, apa kamu tidak ingin turun bersama kami untuk makan malam ?" tanya suara itu.

Sesaat suasana menjadi hening sekali, tidak terdengar lagi suara ketukan dari arah kamarnya.

Jennifer Chan masih duduk meringkuk di atas dua lengannya yang menyilang di atas kedua lututnya.

Pandangan kedua mata Jennifer Chan melirik ke arah samping serta terlihat berair.

Tampak ganbaran wajahnya diselimuti kesedihan yang mendalam atas kejadian buruk dikelasnya.

Saat suasana mulai terasa sunyi, Jennifer Cha menoleh kembali ke arah pintu kamarnya, tidak terdengar suara ketukan lagi dari sana.

"Hufh..., ayah... ?!" gumamnya lirih.

Jennifer Chan bergegas beranjak berdiri lalu berjalan ke arah pintu kamarnya yang letaknya cukup jauh dari tempatnya dia duduk tadi.

Tap... Tap... Tap... Tap... Tap... Langkah kaki Jennifer Chan mendekat ke arah pintu kamarnya lalu berhenti sebentar.

Tangannya lalu terulur ke depan ke arah pegangan pintu kamarnya yang terkunci rapat.

Klek... ! Klek... ! Klek... ! Daun pintu kamarnya lalu terdorong keluar saat Jennifer Chan membukanya.

Di luar tidak terlihat siapa-siapa dan kosong kemudian Jennifer Chan melangkah keluar dari ruangan kamarnya untuk memeriksa keadaan di luar.

Ketika Jennifer Chan menoleh ke arah samping kiri, dia melihat ayahnya sudah berdiri bersandar di dinding kamarnya seraya melipat kedua tangannya.

"Ayah...", gumam Jennifer Chan tertegun.

"Kenapa lama sekali membukakan pintu untuk ayah ? Kau tidur ?" tanya pria itu.

"Aku kelelahan...", sahut Jennifer Chan dengan ekspresi dingin.

"Apa kau habis bertengkar dengan temanmu ?" tanya ayah saat melihat kelopak mata putrinya bengkak memerah.

"Tidak...", jawab Jennifer Chan datar.

"Yah..., baiklah...", ucap ayah sembari menghela nafas panjang seraya menghadap ke arah Jennifer Chan.

"Ada apa, ayah ke kamarku ?" tanya Jennifer Chan.

"Ayah hanya mengkhawatirkanmu sebab tadi ayah melihatmu masuk ke rumah dengan berlarian cepat sedangkan ayah ada di ruangan tengah", sahut ayah.

"Iya, aku melakukannya karena merasa letih setelah mata pelajaran olah raga yang menguras tenaga", kata Jennifer Chan.

"Dengan wajah membengkak serta kedua mata memerah seperti habis menangis ?!" sambung ayah sembari memperhatikan ke arah Jennifer Chan dengan sangat serius.

"Ah, tidak... Jangan mulai mendikteku, ayah... !" ucap Jennifer Chan lalu memalingkan mukanya.

"Mendiktemu ? Siapa ? Ayah ?" tanya ayah.

"Ayolah, ayah..., aku tidak ingin berdebat dengan ayah hanya karena masalah ini... !" sahut Jennifer Chan.

"Ayah tidak mempermasalahkan apapun tentang hal ini sebab ayah hanya merasa cemas terhadapmu", kata ayah.

"Tapi tetap saja aku tidak nyaman", sahut Jennifer Chan.

"Jennifer, kenapa selalu saja kamu berpikir bahwa ayah akan mencampuri urusan pribadimu ?" tanya ayah.

"Karena ayah sudah terlalu jauh dari ku sejak ayah menikah lagi", sahut Jennifer Chan dengan wajah murungnya.

Laki-laki itu terdiam seraya memandang Jennifer Chan dengan tatapan sayu, dia mulai mengerti kenapa sikap putrinya itu sangat jauh berbeda sejak dia beranjak besar.

Ayah menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara kasar.

"Yah, baiklah..., ayah mengerti sekarang...", ucap ayah yang tidak habis mengerti akan sikap Jennifer Chan yang seakan-akan menjauhi dirinya.

"Apa ?" kata Jennifer Chan membantah.

"Ayah meminta maaf jika sikap yang ayah lakukan ini salah sehingga membuat kita menjadi renggang dan jauh, Jennifer", sahut ayah.

"Lantas apa ?" kata Jennifer Chan.

"Ayah hanya ingin mengajakmu makan malam bersama", ucap ayah.

"Makan malam ? Tidak, aku paling tidak menginginkan suasana itu saat ku harus duduk bersama wanita asing yang membuat ibuku pergi dari rumah ini !" kata Jennifer Chan.

"Jennifer !" kata ayah mulai kehilangan kesabarannya atas sikap Jennifer Chan yang terlalu memusuhinya atas perkara dia menikah lagi dengan Li Wei Chan yang merupakan ibu tiri dari putrinya itu.

Ayah tidak dapat berkata-kata apapun atau menjelaskan perihal alasan dirinya menikah lagi dengan wanita lain dan bercerai dengan ibu kandung dari Jennifer Chan yang bernama Karen Mok.

Laki-laki itu lebih memilih membungkam mulutnya rapat-rapat atas kasus perceraian yang terjadi dalam rumah tangganya dengan Karen Mok, tanpa sedikitpun dia berniat untuk menceritakan perihal yang sebenarnya terjadi pada Jennifer Chan, putrinya.

Ayah berulangkali mengusap wajahnya yang terlihat letih atas pemberontakan yang dilakukan oleh Jennifer Chan padanya.

Sebagai seorang ayah tentunya hal ini sangatlah sulit baginya secara pribadi jika mengingat hubungan mereka berdua menjadi jauh satu sama lain serta memburuk lantaran adanya miskomunikasi diantara keduanya selama ini.

Ayah tidak pernah menyadari sebelumnya ataupun menyangka bahwa putrinya itu akan menjauhinya karena perihal ini. Dan parahnya, ayah baru mengetahuinya jika Jennifer Chan selama ini tidak menyukai pernikahannya dengan Li Wei Chan.

Selama ini sikap yang diperlihatkan oleh Jennifer Chan tampak biasa-biasa saja dan cenderung acuh tak acuh terhadap pernikahannya, maklum saat itu, putrinya masih kecil sewaktu dia menikah dengan Li Wei Chan sehingga ayah berpikir memang seperti itulah kepribadian putri kandungnya.

Namun setelah hari ini, saat ayah mendekati kembali putrinya, baru ayah mengerti bahwa Jennifer Chan sangat kecewa terhadap dirinya atas pernikahan keduanya dengan Li Wei Chan.

Ayah mulai mengerti akan perasaan yang dirasakan oleh putri kandungnya itu terhadap masalah yang terjadi selama ini dalam keluarga mereka dan dia menyesalinya karena tidak lebih memperhatikan situasi yang dialami Jennifer Chan atas perceraiannya dengan Karen Mok yang ternyata menyebabkan luka pada anak kandung mereka berdua.

Perceraian antara kedua orang tuanya ternyata lebih melukai hati Jennifer Chan selama ini serta berpengaruh besar terhadap kondisi pertumbuhannya menjadi seorang gadis yang menginjak remaja dan berkembang menjadi sosok dewasa meski dia sangat dipenuhi oleh gelimang harta namun hidupnya tidaklah merasa bahagia serta ayahnya baru mengetahuinya bahwa putrinya tertekan.

1
Hera Imoet
senangnya punya teman baru.. 😁🤭
Hera Imoet
engeh ga ya .. bukan nya pernah ketemu ya mereka... hehehehe lanjutttt 😘
Hera Imoet
gitulah laki2 egois.. merasa bisa mengurus anak... yakin bisa... meremehkan kekuatan perempuan yaa... the power of emak emak... hehehehe lanjutttt thoorrr cemungutzz yupzzz 😘
Hera Imoet
lanjutttt thoorrr cemungutzz yupzzz 😘
Hera Imoet
lawan jc.. jangan pernah membiarkan pembulyan sedikitpun.. berikan efek jera pada mereka, secara kamu sama hak dengan mereka... lanjutttt thoorrr cemungutzz 😘
Hera Imoet
bagus ceritanya... dengan 3 pemeran utama dengan masing2 masalahnya namun bersahabat di dunia Maya sampai berkeinginan saling menguatkan semoga di kenyataannya jg yaa
Hera Imoet
semoga kamu kuat ya RY.. ada anakmu yg bisa menguatkan kamu... semangat... semangat juga buat author 😘
Hera Imoet
lanjutttt thoorrr cemungutzz yupzzz 😘
Hera Imoet
Rose yan gimana ciii... sebel tau udah janjian ga ketemu... di telpon ga diangkat... di chat ga di bales... bikes... bikes... bikes... hehehehe 😁🤭😘
Hera Imoet
gemezzzzz sudah saling bertemu sebenarnya... blm tau aja kalau ternyata teman dunia Maya... hehehehe lanjutttt thoorrr cemungutzz yupzzz 😘🥰
Hera Imoet
bukannya janjian di luar kota yaa... ehh udh ketemuan di rumahnya..
Hera Imoet
semoga bisa menjadi teman yg baik ya.. walau berbeda usia... lanjuttttttt yupzzz cemungutzz 😘
Hera Imoet
kasihan anak jadi korban perceraian orang tuanya.. semoga rose bisa bangkit... lanjuttttttt yupzzz cemungutzz 😘
Hera Imoet
lanjuttttttt yupzzz 😘 semangat
Hera Imoet
tokoh utamanya tiga karakter yaa... hehehehe jadi kurang fokus akoh bacanya... lanjuttttttt yupzzz 😘
Reny Rizky Aryati, SE.: ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Reny Rizky Aryati, SE.: iya... ☺️
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!