NovelToon NovelToon
Suratan Hati Ismalia

Suratan Hati Ismalia

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Duda / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Beda Usia / Romansa
Popularitas:15.7k
Nilai: 5
Nama Author: Idha_Whaty18

Mengisahkan seorang gadis Mengisahkan seorang gadis cantik bernama Ismalia Ragil Aprilyani yang baru menginjak kelas 12 di salah satu sekolah SMA ternama di Indonesia dengan keterbelakangan keluarga yang cukup sederhana yang kemudian memilih dijodohkan oleh sahabat karibnya yang bernama Erika Dwi Bramantio untuk menjadi ibu sambungnya. Berbagai cara yang dilakukan Erika untuk mendekatkan sahabatnya dengan sang ayah yaitu Mandala Putra Bramantio.

Akankah Erika berhasil mendekatkan sahabatnya dengan papanya yang memiliki sifat yang super dingin?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idha_Whaty18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25

Happy Reading 🤗

...🌹🌹🌹...

Setelah Ismalia selesai memilih kado buat Erika. Ia langsung pulang ke rumah mengendarai motornya sambil bersenandung. Tiba-tiba sebuah mobil menyerempet motor Ismalia.

Ismalia pun terjatuh dari motornya menimpa kakinya sebelah kiri. Mobil yang menyerempetnya tersebut melaju melarikan diri begitu saja. Ismalia merintih kesakitan dan kesulitan mengangkat motornya.

Tiba-tiba sebuah mobil dari belakang dari belakang berhenti. Sang pemilik menoleh menjulurkan kepala lalu keluar mendekati Ismalia. Pemilik mobil tersebut tidak lain adalah Mandala. Mandala yang baru saja pulang dari membelikan sebuah kado buat Erika melihat sebuah mobil oleng menyerempet pengendara motor.

Mobil Mandala dari belakang berhenti memantau menjulurkan kepala keluar melihat pengendara di depan. Dari kejauhan ia melihat sosok gadis ia kenal sedang berusaha untuk berdiri karena kakinya sebelah kiri ditimpa motor. Barang yang dibeli Ismalia bertaburan tapi dalam keadaan utuh.

Mandala keluar mendekati Ismalia dan membantunya tanpa mengenalinya.

"Kamu tidak apa-apa, dek." ucap Mandala tanpa belum menyadari.

"Saya tid-." ujar Ismalia menoleh dan terhenti.

"Om Mandala." ujar Ismalia kaget.

"Kamu." Mandala kaget.

Saat Ismalia menoleh, Mandala kaget ternyata yang mengalami kecelakaan adalah Ismalia sahabat putrinya. Begitu juga Ismalia juga kaget melihat Mandala yang menolongnya. Tanpa fikir panjang Mandala menggotong Ismalia dan memindahkan motornya ke tepi jalan.

"Kenapa kamu bisa begini?" tanya Mandala raut wajah datar sambil menggotong Ismalia dan motor ke tepi.

"Sebentar." ujarnya lagi.

Mandala beranjak sebentar mendekati mobilnya. Ia menepikan mobil terlebih dahulu dan mengambil sebotol air mineral lalu diberikan ke Ismalia.

"Nah, minum lah." ujar Mandala datar menyerahkan sebotol air mineral.

Ismalia menerima dan meneguknya. Saat menoleh ke arah lain Mandala melihat pergelangan kaki Ismalia bengkak dan memar.

"Apa kakimu sakit?" tanya Mandala.

Ismalia mengangguk dan ketika hendak berbicara. Mandala tanpa fikir panjang langsung menggendong Ismalia ala bridal style masuk ke dalam mobil. Tidak lupa mengambil kunci motor dan totebag berisi hadiah yang dibeli Ismalia tadi. Mandala langsung menjalankan mobilnya menuju ke rumah sakit.

"Kita mau kemana, Om?" tanya Ismalia heran mobil tiba berbalik arah.

"Kakimu bengkak dan memar. Jadi kita ke rumah sakit dulu mengobati kaki kamu." ujar Mandala datar dan dingin tanpa menoleh ke Ismalia.

"Tapi motor saya bagaimana, Om?" tanya Ismalia lagi.

"Biarkan saja nanti sopir saya yang akan mengantar motor itu ke rumahmu."

"Baiklah. Terima kasih,Om."

Mandala tidak menjawab ucapan Ismalia. Ismalia sepanjangan jalan hanya terdiam. Sampai tiba di rumah sakit, ia di gotong masuk hingga sang perawat membawa kursi roda mendudukan Ismalia. Ismalia dibawa masuk ke ruangan IGD untuk penanganan.

...🌹🌹🌹...

Cukup lama Mandala menunggu diluar ruangan sambil memainkan ponsel. Ismalia keluar dengan kaki diperban duduk diatas kursi roda. Mandala membawa Ismalia menuju ke kasir untuk biaya administrasi. Lalu menuju mobil, Ismalia di gendong Mandala masuk ke dalam mobil.

Dengan kedua tangan melingkar dileher Mandala. Jarak wajah Mandala dengannya begitu dekat sehingga menimbulkan detakan jantung yang hebat. Seketika Ismalia terasa malu memalingkan wajahnya ke arah lain. Mandala yang menyadarinya menoleh sebentar.

Mendudukkan Ismalia di kursi penumpang dalam mobil dan memasangkan safety belt milik Ismalia. Mandala langsung menjalankan mobil menelusuri jalan raya. Sebelum pulang Mandala menghentikan mobilnya di sebuah Cafe. Ismalia yang heran tiba-tiba mobil berhenti hanya memandangi Mandala.

Mandala keluar membuka pintu penumpang Ismalia. Menggotong Ismalia berjalan masuk ke Cafe. Mandala sedikit mengetahui akibat kecelakaan tersebut pasti akan membuat perut rasa lapar. Lagi pula waktu sudah menunjukkan pukul empat sore pikirnya sesampai di kediamannya tidak akan sempat untuk makan malam.

Mandala harus mempersiapkan kejutan untuk Erika di rumah. Mumpung sekali Erika keluar bersama ibunya Rita. Akan pulang sekitar sehabis Maghrib karena Rita mengajaknya pulang sebentar ke rumahnya dengan alasan mengambi sesuatu.

Mandala memesan makanan untuk Ismalia dan Mandala. Ismalia menatap Mandala heran.

"Om, kenapa kita gak langsung pulang saja?" tanya Ismalia.

"Kamu pasti lapar habis kejadian tadi." ujar santai Mandala raut wajah datar.

"Tapi kan bisa langsung makan dirumah?" tanya Ismalia lagi.

Mandala yang memainkan ponsel tidak menjawab pertanyaannya. Ismalia melengos kesal menampilkan wajah cemberut sambil menggerutu pelan. Mandala yang memainkan ponsel melirik sedikit ke Ismalia lalu menarik senyum sedikit di bibir.

Tidak lama pesanan mereka datang dengan berbagai macam makanan. Ismalia melongo melihat makanan yang dipesan Mandala.

"Om. Apa Om gak salah banyak banget makanannya? Siapa yang akan habiskan yang banyak begini?" tanya Ismalia tidak percaya.

Mandala masih tidak menjawab pertanyaan dari Ismalia. Ismalia semakin kesel sama Mandala yang langsung menyantap makanan di depannya. Makanan ini memang menggugah selera menurut Ismalia. Perut yang tadinya tidak lapar menjadi begitu lapar.

Tidak butuh waktu lama Ismalia pun ikut menyantap makanan di hadapannya. Cukup lama Ismalia sudah selesai makannya begitu juga Mandala yang terlebih dahulu selesai makan. Mandala pamit keluar sebentar menuju sebuah toko pakaian yang berada di seberang Cafe tersebut.

"Kamu tunggu disini." ucap Mandala datar langsung melesat berjalan keluar.

"Om mau-, Om" ujar Ismalia tidak sempat keduluan Mandala pergi.

"Dasar Om Kulkas, belum selesai bertanya udah langsung pergi saja."

Ismalia memainkan ponselnya, tiba-tiba kaget melihat jam sudah menunjukkan pukul empat lewat. Ismalia celingak-celinguk melihat Mandala dari dinding kaca Cafe yang belum juga keluar dari toko tersebut. Ismalia hanya menggerutu saja sambil sekali-kali melirik kembali jam di ponselnya.

Sekitar 25 menit kemudian Mandala keluar dari toko tersebut membawa dua buah totebag hendak menyebrang jalan. Langkah Mandala yang begitu cepat memasuki Cafe mendekati meja mereka memberikan totebag tersebut ke Ismalia.

"Ini apa, Om?" tanya Ismalia heran sambil membuka dua buah totebag.

Ismalia yang penasaran membuka totebag tersebut yang berisi gamis cantik beserta pashmina yang sama-sama warna maron. Sedangkan totebag satunya berisi sepatu hak tinggi tumit kaca untuk disepadankan dengan pakaiannya. Ismalia kaget tidak percaya dengan ini.

"Pakai itu untuk nanti malam." ujar Mandala datar sambil duduk kembali di kursinya.

"Untuk nanti malam?" tanya Ismalia tidak faham.

Mandala menghela nafas "Nanti malam acara ulang tahun Erika. Jadi kamu hari ini langsung ke rumah saya saja." ucap Mandala menyeruput kopinya yang belum habis.

"Tapi saya gak pamitan sama Ibu, Om."

"Pamitan aja sekarang."

"Aduh ni Om seenak jidatnya aja nih nyuruh-nyuruh." batin Ismalia menggerutu.

"Tapi Om-." ucap Ismalia tercegat.

"Sini ponselmu?" pinta Mandala.

"Buat apa?"

"Sini." Ucap Mandala mengambil ponsel di tangan Ismalia sambil mencari nomor kontak Ibu Mastiara.

"Om, Om mau ngapain." ucap Ismalia ketika Mandala menghubungi seseorang melalui ponselnya.

Mandala tanpa merespon ucapan Ismalia. Panggilan tersebut pun tersambung.

"Hello. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam, ya. Ini siapa? Kemana Is? Kenapa anda yang menelpon?" tanya Ibu Mastiara.

"Mohon maaf saya Mandala ayah dari Erika. Saya mohon izin untuk mengajak Ismalia untuk rumah kami membantu menyiapkan kejutan acara ulang tahun Erika nanti malam." ucap panjang Mandala.

"Oh ya tuan Mandala. Maaf saya kira siapa tadi. Ya, saya mengizinkan tapi kenapa tadi saya lihat orang lain mengantarkan motor Ismalia?"

Mandala menatap Ismalia begitu juga Ismalia.

"Tadi kami ketemu di sebuah toko lalu langsung mengajaknya sekalian. Acaranya nanti malam pasti sangat larut dan meminta Ismalia untuk menginap dirumah. Jadi motornya saya suruh sopir yang antar ke rumahnya." jelas panjang Mandala membuat Ismalia kaget menatap Mandala.

"Oh begitu baiklah. Salam buat Ibu Rita, Bapak Bramantio, dan sama Erika ya tuan."

"In Syaa Allah, akan saya sampaikan. Terima kasih. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam." jawab Mastiara menutup ponsel.

Ismalia hanya tercengang dengan ucapan Mandala yang tidak memberitahu sebenarnya ke sang Ibu Mastiara. Mandala menatap Ismalia yang menatapnya.

"Sekarang sudah pamitan. Ayo kita pulang?" ajak Mandala lalu menyambar kunci mobil di atas meja.

Saat di dalam mobil Ismalia mencari totebag yang ia beli tadi. Mandala yang menyadarinya memberikannya ke Ismalia. Ismalia sedikit lega ia mengira bahwa totebag berisi hadiah untuk Erika hilang atau tertinggal. Mobil Mandala langsung melaju menuju kediamannya.

...🌹🌹🌹...

Selamg beberapa menit kemudian, mobil Mandala memasuki halaman rumah. Mandala keluar membukakan pintu untuk Ismalia. Ia langsung membopong tangan Ismalia menuju pintu mengetuknya. Bik Inah membukakan pintu dilihatnya sang majikan membopong tangan Ismalia.

Pandangan Bik Inah tertuju ke kaki sebelah kiri Ismalia yang dibaluti perban. Bik Inah segera membantu Ismalia mendudukkannya di ruang tamu. Mandala tanpa pamitan langsung menaiki tangga menuju ke kamarnya. Bik Inah terus memandang Ismalia heran.

"Non Is, ada apa? Kenapa kaki Non bisa diperban gitu? Dan kenapa bisa pulangnya sama tuan?" tanya Bik Inah bertubi yang khawatir.

"Tenang, Bik. Satu-satu tanyanya." ujar Ismalia.

"Tadi aku keserempet mobil saat aku mau beli sesuatu di toko trus tiba-tiba mobil Om Mandala datang katanya dari beli sesuatu juga buat Erika. Om Mandala lalu bawa aku ke rumah sakit karena kaki kiri aku bengkak dan memar. Motor yang tadi dibawa sudah diantar oleh sopir Om Mandala. Jadi Om Mandala langsung bawa aku ke sini deh sekalian bantuin nyiapin acara buat Erika katanya." jelas panjang Ismalia ke Bik Inah yang hanya mangut saja.

"Oh ya, Bik. Erika ada gak?"

"Non Erika sedang keluar sama nyonya besar, Non Is. Mungkin habis Maghrib baru pulang." ujar Bik Inah.

Ismalia tiba terkejut ketika mendengar kata Maghrib karena ia belum melakukan shalat Ashar. Jadi ia meminta Bik Inah untuk shalat di kamarnya saja. Kalau kamar Erika, Ismalia merasa tidak mampu karena cukup jauh bagi kakinya yang cedera. Bik Inah akhirnya membopong Ismalia mengambil wudhu dan ke kamarnya.

Seketika Mandala keluar dengan pakaian santainya melihat Ismalia tidak ada di ruang tamu. Mandala menuju ke dapur bertanya ke Bik Inah yang sedang masak untuk makan malam.

Untuk acara nanti Mandala sudah melakukan catering di Cafe favorit Erika. Kali ini Mandala hanya mengundang kerabat dan keluarganya saja. Ia hanya mengundang beberapa rekan bisnisnya sekaligus teman akrab salah satunya Hafiz beserta putrinya Asyifa.

"Bik, Ismalia kemana? Kenapa ia tidak ada di ruang tamu? tanya Mandala.

"Non Is sedang shalat di kamar saya tuan." jawab Bik Inah sopan sambil memotong sayur.

"Kenapa tidak di kamar Erika saja?"

"Kata Non Is susah mau jalan jaraknya sedikit jauh kalau kakinya cedera tuan."

Mandala hanya mangut saja kemudian menuju ke ruang santai menonton TV. Ismalia yang sudah selesai shalat seketika mendengar suara Mandala.

"Om Mandala mana, Bik. Tadi aku denger ia ngobrol sama bibik."

"Iya, Non. Tadi tuan ke sini nanyain Non."

"Oh begitu. Trus sekarang Om Mandala kemana?"

"Mungkin lagi diruang tamu, Non." ujar Bik Inah.

"Non Is mau minum apa susu atau teh." tanya lagi Bik Inah.

"Gak usah repot, Bik. Kalau haus aku bisa buat sendiri."

"Bibik masak apa, Bik?" tanya Ismalia.

"Ini Non masak ayam semur." sambil meracik bumbu semur.

"Sini, Bik. Biar aku aja yang buat."

"Gak usah, Non. Non Is masih sakit. Biar bibik saja sama yang lain nanti apa kata tuan."

"Gak papa kok, Bik. Biar aku yang buat ayam semur dan bibik buat yang lain saja ya."

"Baiklah, Non."

Ismalia pun membantu memasak ayam semur kesukaan Erika. Cukup lama menu masakan semuanya sudah siap dan telah disajikan di meja makan. Ismalia yang sedari tadi masih pakaian tadi siang. Meminta tolong ke Bik Inah meminjam baju Erika yang berada di kamarnya. Ismalia ganti baju di kamar Bik Inah kembali.

Dekorasi acara Erika berada di halaman belakang rumah dekat kolam renang sudah selesai. Lokasi nya cukup luas dan terbuka. Tidak perlu banyak hiasan cukup beberapa lampu hias, bunga, balon, dan lainnya yang bertema warna pink.

...Bersambung.......

Jangan lupa like, vote, komen, follow, dan subscribe ya readers

Baca juga

Semaian Dua Arah Cinta ✅

Takdir Tak Sejalan ✅

1
Mukmini Salasiyanti
panjang juga ya thor pendahuluannya...
😁😄💪
Mukmini Salasiyanti
percakapannya banyakin, thor.. m
0v¥
yang di tunggu tak kunjung up2
Supiah Susilawati
Luar biasa
0v¥
lanjut thor mau lihat mandala manja 2 sama is, semangat thor
0v¥
thor up lagi dong, ceritanya balik awal nih, pada hal sdh senang cerita diawal tinggal menunggu detik detik kebucinan semangat thor
IW: Memang cerita balik awal karena mau ganti judul. Judul awal gak bisa diubah sama sekali. Jadi nanti akan penyalinan semua, otomatis judul awal akan dihapus akak 😊 In Syaa Allah setelah penyalinan akan sering up. Sekarang lagi fokus ke novel saya yang lain 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!