NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona Ayah Tiri

Terjerat Pesona Ayah Tiri

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Selingkuh / Cinta Terlarang / Beda Usia / Pelakor / Romansa
Popularitas:22.2k
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

Dia, lelaki yang kini menjadi ayah tiriku, adalah sosok yang takkan pernah ku lepaskan dari kehidupanku. Meskipun tindakan ini mungkin salah, aku telah mempersiapkan diri untuk menghadapi segala resikonya. Awalnya, dendamlah yang mendorongku mendekatinya, namun seiring waktu, cinta telah tumbuh di dalam hatiku. Tak ada satu pun pikiran untuk melepaskannya dari pelukanku.

Kini, ayah tiriku telah resmi menjadi kekasihku. Dia terus memanjakanku dengan penuh kasih sayang. Aku mencintainya, dan dia juga mencintaiku. Meskipun posisinya masih terikat sebagai suami ibuku, aku tidak peduli. Yang penting, aku merasa bahagia, dan dia juga merasakannya. Mungkin ini dianggap sebagai dosa, namun tak ada api yang berkobar tanpa adanya asap yang mengiringinya.

"Ayah, aku mencintaimu," apakah kalimat ini pantas untuk aku ucapkan?

AKAN LANJUT DI SEASON 2 YAA, HAPPY READING AND HOPE YOU LIKE:))

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 05. Merenggut Berlian Berharga

Wajahnya bersinar indah, matanya berbinar-binar setelah dia berhasil membeli obat khusus di suatu klinik dan juga satu buah parfum yang menarik perhatian. Barang-barang ini sengaja Widya beli untuk barang pelengkap bermainnya dengan sang pujaan hati nanti.

Sebenarnya dia sudah amat tergoda, namun karena ide brilian ini muncul tiba-tiba dan dia rasa akan lebih menikmati permainan itu jika ditambah barang-barang ini, membuatnya dengan berat hati menahan keinginannya dan juga miliknya yang sudah sangat berbahaya. Sejak tadi terus berusaha agar segera dimiliki oleh Revan yang sejak awal sudah membuatnya ketagihan.

Namun, sesaat langkahnya sudah tiba di depan rumah, tiba-tiba dia teringat jika barang-barang ini jangan sampai ketahuan oleh Jelita. Karena jika itu terjadi bisa rempong ntar urusannya.

Jadi untuk meminimalisir hal itu, segeralah Widya memikirkan segala perkataan yang mungkin akan dikatakannya bila Jelita ada di depan dan bertanya tentang barang apa yang dibelinya. Lalu setelah beberapa saat berpikir, terlintaslah sebuah kata-kata brilian yang akhirnya membuatnya yakin untuk akan menjadikannya alasan kepada Jelita.

Lalu setelah itu selesai, segera berjalanlah Widya kembali ke rumahnya yang saat itu tampak tertutup dengan mobil milik Revan yang sudah terparkir rapi di sana. Sebelumnya ia ingin meminta Revan untuk mengantarkannya, namun karena saat itu Revan tengah berada di dalam kamar mandi membuatnya dengan berat hati memesan taksi online. Selain itu, barang-barang ini adalah surprise. Widya tidak mengatakan pada suaminya jika dia ingin membeli itu.

Lantas setelah cukup berjalan, tibalah Widya tepat di depan pintu rumahnya. Di sana segeralah ia menarik handle itu, namun aneh.

Pintu terkunci dan dia yakin jika sebelum dia pergi dia tidaklah mengunci pintu itu. Lalu mengapa pintu ini tiba-tiba terkunci? Siapa yang sudah menguncinya?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus berkecamuk di kepala Widya hingga akhirnya ia pun mulai merogoh tasnya dan beranjak menghubungi Revan. Ingin meminta suaminya untuk membukakannya pintu. Namun dari chat hingga telepon yang entah sudah ke berapa kali tak kunjung ada respon dari Revan.

"Ish, ini Revan ke mana sih?! Ayo angkat dong, sayang. Bukain aku pintu, aku udah nggak tahan ini loh." ucap kesal Widya sembari terus berusaha menghubungi suaminya, namun tak kunjung ada balasan darinya.

..............................

Sementara itu, di dalam kamar yang dipenuhi oleh atmosfer kehangatan dan gairah, Revan dan Jelita saling memandang dengan mata yang penuh keinginan. Mereka terus bermain dan bermain, membiarkan hasrat mereka memimpin setiap gerakan.

Waktu terus berlalu, dan mereka menghabiskan waktu yang penuh dengan kelelahan yang sejalan dengan kepuasan. Setiap sentuhan, setiap cumbuan, dan setiap hembusan napas terasa begitu memikat, membawa mereka ke puncak kenikmatan yang tak terungkapkan.

Ketika saat-saat klimaks tiba, Jelita dengan lembut meminta Revan untuk berhenti. Namun, dengan hasrat yang masih membara, Jelita dengan semangat memanjakan Revan, memberikan kepuasan dengan penuh kelembutan dan keahlian. Kini, ia mengambil peran memimpin dengan penuh kasih sayang, memanjakan Revan dengan setiap gerakan yang membawa mereka berdua ke puncak kesenangan.

Dari ekspresi matanya yang berbinar-binar, Jelita menunjukkan betapa berahinya dia merasakan setiap momen. Suara mereka memenuhi ruangan, menciptakan harmoni yang memikat dan membangkitkan keinginan yang semakin dalam.

Mereka saling mengeluarkan suara kebahagiaan, menandakan betapa mereka menikmati momen bersama yang berulang kali terjadi.

Revan terus terjaga, menikmati permainan Jelita yang begitu memuaskan, bahkan lebih dari yang dia rasakan dengan Widya.

Revan merasa keinginannya akan segera terpenuhi saat Jelita masih dengan semangat melambung-luncurkan tubuhnya. Jelita melakukan itu tanpa lelah, seolah-olah dia sudah sangat terampil atau sering melakukannya. Padahal sebenarnya, ini adalah kali pertama dia melakukannya dan membiarkan Revan merasakan keterikatan yang seharusnya dia jaga dengan baik, bukan malah dilupakan dan direnggut oleh ayah tirinya.

Saat ini, Jelita tidak lagi memikirkan masa depannya yang tidak lama lagi akan meninggalkan gedung sekolah. Dia tidak memikirkan konsekuensi jika dia bunting karena mereka bermain tanpa pengaman. Semuanya terjadi dengan spontan dan langsung.

Jelita mengarahkan tangan Revan pada area yang istimewa dan meminta Revan untuk menjelajahinya. Revan dengan senang hati memenuhi permintaan Jelita. Dia dengan penuh semangat membangkitkannya, tidak sabar untuk segera merasakannya.

Dua gundukan Jelita ini jauh lebih menakjubkan daripada yang dimiliki ibunya. Lebih besar dan pas untuk Revan, tentu membuatnya semakin tidak sabar untuk menjelajahinya dengan penuh kegembiraan.

..............................

"Ih, ini Revan ke mana sih, kok ditelepon nggak diangkat-angkat, terus dichat juga nggak dibales? dia nggak mungkin ketiduran kan? tapi kalau dia ketiduran, aku gimana masuknya? aarrgghhh ...!!" ucap kesal Widya. Sedari tadi tak juga ada balasan dari Revan. Seolah-olah Revan tengah tertidur atau melakukan sesuatu. Entahlah.

"Andai aja dulu aku mau cari art itu jadi, pasti sekarang aku nggak akan ribet kayak gini. Pasti ada art yang bisa aku suruh buat bukain pintu. Ah, sial! Ini Revan ke mana sih, kok nggak diangkat-angkat teleponnya." lagi Widya.

...................................

Lalu Jelita, yang energinya tak terbatas, terlihat duduk di atas tubuh Revan dengan penuh kecerdikan. Ia memegang pisang lelaki itu dengan gemulai di dekat bibirnya, menciptakan perasaan yang tak terlupakan bagi Revan. Kelembutan dan keajaiban yang Jelita hadirkan membuat Revan terpesona dan melupakan segala hal di sekitarnya. Ia menikmati momen tersebut dan lupa jika saat ini istrinya sudah ngomel-ngomel di luar rumah sembari terus menelponnya.

Dert ...

"Sepertinya hidupku tidak akan mudah setelah ini," batin Revan merasakan kekhawatiran dalam benaknya, menyadari bahwa hidupnya mungkin akan menghadapi tantangan setelah momen ini berakhir. Namun, ia tetap bersemangat dan penuh harapan, siap menghadapi apa pun yang akan datang.

Mereka terus mengejar kepuasan dan kebahagiaan satu sama lain, dengan semangat yang tak tergoyahkan. Setiap gerakan, sentuhan, dan gaya yang mereka ciptakan, menjadi sarana untuk saling memberikan kebahagiaan yang mendalam. Mereka saling memperhatikan dan berusaha memberikan kebahagiaan yang tak terlupakan. Meskipun ini Jelita lakukan dalam keadaan tidak sadar.

Kemudian, setelah hari yang penuh dengan petualangan cinta, Jelita dan Revan merasa cukup lelah. Mereka memutuskan untuk beristirahat dan membiarkan kelelahan mereka terkalahkan oleh tidur yang mendalam.

Jelita, yang sudah merasa sangat mengantuk, tertidur duluan dengan wajah yang tenang dan senyuman yang terukir di bibirnya. Revan melihatnya sembari tersenyum pula, sempat terpesona oleh keindahan yang terpancar dari Jelita bahkan saat tidur.

Saat Revan melihat Jelita tertidur dengan damai, dia  merasakan kebahagiaan yang tak tergantikan. Dia merenung tentang apa yang barusan di lakukannya terhadap Jelita. Dimulai dari saat Jelita memasuki kamarnya dengan keadaan mabuk, sampai keduanya terlibat petualangan yang menegangkan hingga keterikatan yang mendalam. Setiap momen itu melekat erat di pikiran Revan, menciptakan ribuan penyesalan yang tak akan pernah pudar.

"Maafkan aku Widya, sepertinya aku harus mengecewakanmu kali ini. Aku telah merenggut berlian berhargamu, merenggutnya dengan penuh kesadaran. Sekali lagi maafkan aku, aku siap menerima segala konsekwensinya." batin Revan beberapa saat sebelum dia menutup matanya. Menjelajahi alam mimpi, berharap bahwa apa pun yang ia alami hari ini hanya sebatas khayalan biasa.

Bersambung ...

1
Putri rahmaniah
jelita lebih cocok dengan Revan ,,dibanding sma ibunya Thor..
◍•Grace Caroline•◍: yes😇😇
total 1 replies
Norah Haderan
jadi penasaran
◍•Grace Caroline•◍: hehe nantikan terus ya kak
total 1 replies
Norah Haderan
guru kok gitu/Smug/
◍•Grace Caroline•◍: hehe maklum kak, udah cinta ya gitu😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!