Seorang pemuda yang bereinkarnasi ke dunia kultivator dari Bumi, menjadi seorang ayah yang istrinya sudah meninggal di bunuh oleh ketamakan manusia, dia membesarkan anak itu dan mengajarinya kultivasi terhebat dengan bantuan system yang dia dapatkan saat baru menempati tubuh barunya di dunia kultivator.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dude Ucoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
setelah mengatakan itu Gandra langsung meminta kawan kawannya menurunkan barang bawaan untuk tuannya dan menjaga karapan secara bergiliran, Iman memilih tidur di kereta malam itu, dia hanya ingin menikmati bintang sambil merokok dan ngopi seperti biasanya, ketika malam telah tiba dia pun duduk diatas atap kereta dan merebahkan dirinya disana dengan rokok di tangan kanan dan cangkir kopi di tangan kirinya.
"Darma, tunggu ayah akan akan menemukanmu secepat mungkin" batin Iman samabil melihat bintang.
Iman merasa sangat aneh dengan posisi anank anaknya saat ini, karean dia menamkan kekuatan sepiritual ke dalam tubuh mereka, seharusnya dia bisa merasakan keberadaannya, namun tidak untuk saat ini, "apakah kekatanku masih belum cukup kuat" iman bertanya dalam hatinya.
Ding "benar tuan, kekuatan tuan belum bisa menjangkau keseluruhan planet tuan berada saat ini, tuan perlu
meningkatkan kekuatan tuan secepat mungkin agar bisa menemukan mereka"
"hemm, sepertinya mimpi yang aku inginkan untuk hidup santai di kehidupan ini akan sedikit tertunda"
"system, apa yang bisa aku beli di toko untuk meningkatkan kekuatanku secar keseluruhan?"
Ding "Tuan bisa mulai dari membeli semua tubuh yang ada di toko system dan mengagabungkannya ke tubuh tuan, karena tubuh tuan adalah tubuh kekosongan itu tidak akan menjadi masalah, saat ini tuan hanya memiiki tubuh dewa naa dan dewa kematian"
"baiklah, beli semua tubuh di toko system dan gabungkan ke dalam tubuhku!"
Ding "maaf tuan, poin system saat ini belum bisa digunakan karena tuan belum bmenyelesaikan misi"
"sialan kamu system, tadi katamu bisa mulai dari membeli tubuh?"
Ding "itu adalah saran tuan bukan meminta tian melakukannya, untuk melakukannya itu tergantung tuan sendiri"
"heh, baiklah kalo begitu, aku tidak akan pernah menang ngomong sama kamu!"
setelah berdebat dan menengar saran dari system, Iman kembali memandang bintang malam di temani rokok dan kopinya, malam itu suasana sedikit agak hening tidak seperti biasanya, diapun menyebarkan persepsi sepiritualnya, di terkejut melihat jika penduduk desa semuanya sudah tewas di luar desa, semua orang yang ada di dalam desa adalah perampok yang menyamar, bahkan iman merasakan ada sosok yang lumayan kuat ada di dalam salah satu rumah penduduk yang sudah dia bunuh.
"kak Gandra, tetaplah tenang dan bergerak seperti biasa, orang yang ada di desa ini adalah perampok, minta semuanya anggota msuk ke dalam rumah tanpa kecuali, lakukan sekarang dan tetaplah tenang bergerak seakan kamu belum mengetahui apapun, mereka semua sangat kuat jadi kalian termasuk dua tetua itu tidak akan bisa mengelahkan mereka"
"bagaiman denganmu?
"tenang saja aku punya cara, ikuti saja pengaturanku"
"baiklah jika begitu!"
setelah mendpat konfirmasi dari iman, Gandra mulai menngungsikan orang oragnya dengan dalih istirahat, Iman yang melihat itu menjentikan jarinya, hexagram yang seukuran telapak tangannya dengan tulisan rumit keluar dari kehampaan, kemudian meleparkannya ke atas bangunan, seketika heagram itu membesar dan menyelimuti banguan itu, Iman turun dari kereta, memindai isinya dan membuat formasi perlindungan di setiap gerbong kereta termasuk kereta mewah wanita itu.
setelah melakukan itu, Iman kembali ke dalam atap kereta dan rebahan seprti sebelumnya, "jangan ada yang keluar dari rumah apapun yang terjadi" suara Iman menggema di telinga mereka semua yang ada di dlam rumah, mereka terkejut dan keheranan, namun setelah gandra menjelaskan secar detail mereka akhirnya mengikuti arahan iman untuk tidak keluar rumah.
waktu berlalu dengan cepat, kini beberapa orang mulai keluar mengendap ngendap menuju rumah diman rombongan karapan berada, di dalam rumah semua orang merasakan ketegangan sehingga mereka menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya, ketika mereka melihat banyak orang menuju rumah mereka sedikit waspada, namun ketika mereka mendekati halaman, merka langsung terpental dan hangus terbakar, beberap derak petir masih tersisa di dalam tubuh mereka.
"itu formasi petir pembunuh, siapa yang memasang formasi di sini?" salah satu dari dua tetua yang mengawal tuan besa dan nona muda itu tanpa sadar bertanya sama tetua satunya lagi.
"kamu bertanya sama aku, trus aku nanya siapa" ketika tetua yang bertanya tadi mendengar jawaban temannya, dia menjadi geram, tanpa sadar memukul kepalanya dari belakang.
"aduhhh, kenapa kamu memukulku, mau bertarung... ayo"
"jawaban apa yang kamu berikan padaku itu ah... banot tua"
"aku juga tidak tahu, kambing tua sialan"
"sudah lah tetua sekalian jangan ribut dulu, jika benar apa yang di katakan pemuda itu seharusnya dia yang memasang formasi ini"
"apakah kalian ada yang meliaht dia berada di mana?"
"terakhir saya melihatnya lagi tiduran di gerbong paling ujung tetua"
namun sebelum mereka bisa melihat Iman, beberapa orang lagi datang kerumah itu "Ruda, cepat keluar dan serahkan pusaka itu, jika tidak maka jangan salahkan kami bertindak kasar"
"ternyata kamu yang sudah mengincar pusaka keluargaku selama ini, pantas saja kamu meminta kami mengirim barang ke ibukota"
"ha ha ha ha, aku berharap kamu meninggalkan anakmu di rumah sehingga kami bisa menikmati tubuhnya, sayang sekali rumahamu sudah kosong, tapi hari ini aku tidak akan melepaskanmu"
"Liong, aku tidak akan memberikanmu kesempatan itu"
"ha ha ha ha, semuanya serang mereka, bunuh semuanya kecuali wanita itu, tangkap di hidup hidup dan kirim ke kamarku malam ini"
beberapa orang yang memiliki kekuatan kaisar nirwana tahap menegah langsung menerjang ke dalam rumah, ketika mereka melewati bebrapa orang yang terbakar mereka merasa aneh namun tetpa menyerang ke dalam, ketika mereka samapai di halaman, hal serupa punterjadi beberpa orang itu hangus terbakar oleh petir.
"formasi petir?" laki laki yang bernams liong itu merasa terkejut dengan anak buahnya yang hangus dan terpental ke arah tempatnya berdiri sebelumnya.
"pak tua, sekarang giliranmu, hancurkan formasi itu" liong memanggil dua orang tua yang di lihat iman memiliki kekuatan cukup tinggi, namun itu hanya semut di mata Iman.
"ini hanya masalah kecil, bauar aku hancurkan dalam sekali serang" kedua orang tua itu menggabungkan kekutannya dan menyerang dengan kekuatan penuh, Liong dan anak buahnya merasakan tekanan yang kuat dari energi yang di lepaskan kedua orang tua itu dan membayangkan jika semua orang yang ada di rumah itu akan menjadi abu, beberap saat berlalu namun apa yang mereka bayangkan tidak terjadi, seragan pak tua itu di serap ke dalam formasi, dan di tembakan kembali dua kali lipat ke arah pak tua itu yang posisinya lurus dengan Liong, saat serngan energi itu menghantam mereka, efek dari ledakan itu menghancurkan semua rumah dan apapun yang ada di radius sepuluh kilometer di sekitarnya, iman yang melihat itu hanya tersenyum dan melanjutkan acara melihat bintangnya sambil ngopi dan merokok.
