NovelToon NovelToon
Teruji Dengan Nikmat

Teruji Dengan Nikmat

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Eva Siboro

ikatan pernikahan yang pada umumnya dilakukan oleh manusia normal, adalah ikatan yang memiliki kekuatan dasar yakni tujuan dan perasaan yang sama, keterikatan seseorang dengan pernikahan tentunya sudah melalui proses yang matang dan melibatkan logika yang kuat, tidak hanya emosi semata. seseorang berani mengambil sikap untuk menikah tentunya sudah mempertimbangkan baik dan bahkan buruknya. maka aku melakukan hal yang berbeda. menikah bagiku adalah menikah. tidak ada perdebatan dan pertimbangan karena memang tidak ada yang bisa dipertimbangkan dan diperdebatkan semua seakan sudah harus dipaksa seperti itu, mengalir begitu saja. bahkan aku muallaf pun seakan berjalan begitu saja tanpa ada paksaan dan kesadaran dari diri. semua sudah seperti diskenariokan begitu, aku hanya mengikuti arahan sutradara kemana hidupku akan dibawa dan harus menerima ujian begitu saja, sampai aku harus benar - benar masuk dalam peran dan menjiwai dengan begitu nikmat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva Siboro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal yang baik, menyakitkan.

Kami mulai berjualan sayur -mayur dan berbagai bumbu dapur. Bahan jualan kami ambil dari Kak Ndut karena ia juga berjualan produk yang sama.

Kami stok barang dipagi hari dan hitung sore hari. Sisa barang akan langsung kami kembalikan ke Kak ndut setelah penghitungan.

Modal barang akan kami kembalikan berdasarkan banyaknya yang terjual, maka keuntungan sepenuhnya kami ambil untuk kebutuhan kami.

Tidak ada resiko yang berat atas bisnis yang kami lakukan. Satu - satunya resikonya adalah jika jualan sepi maka jelas pemasukan dan keuntungan yang kami dapat minim.

Setelah beberapa bulan kami jalani,

semua baik - baik saja. Kebutuhan pokok terpenuhi terutama Susu formula untuk bayiku lancar.

Bahkan dibulan kedua , kami bisa membelikan cincin emas untuk putri kami, walaupun ukurannya terbilang ringan, tapi itu merupakan suatu kemajuan pesat untuk kami terutama untukku.

Mengingat selama ini, aku hanya menerima uang belanja perharinya dari ayah mertuaku, tanpa ada lebihnya.

Aku sungguh sangat bersyukur dengan keadaan kami saat itu.

Hingga pada suatu ketika ibu mertuaku datang berkunjung kerumah.

"Bun...nanti malam mama akan singgah sekalian pulang kekota",

Ucap suamiku hari itu.

Akupun senang mendengarnya, karena akhirnya mama mertuaku mau berkunjung dan melihat kami setelah kepindahan kami beberapa bulan sebelumnya.

Kami memutuskan hari itu agar mempercepat tutup biar bisa menyambut mertuaku.

***********

"Wah....mudah juga untuk kemari, depan jalan raya",

Begitulah kalimat pertama ketika mama tiba dikontrakan kami.

Mama segera mengambil putriku dan bercanda.

Setelah basa - basi, dan makan malam, mama mertuaku memutuskan untuk istirahat karena berniat mau ikut kami jualan besok pagi, sekalian melihat situasi dan kondisi tempat tinggal kami katanya.

Keesokan paginya kami berangkat.

Berjualan seperti biasanya, tetapi kali ini aku harus lebih ribet dari biasanya karena harus memikirkan menu yang harus kusiapkan untuk mama mertuaku.

Sebelumnya harus aku sampaikan dulu, subuh hari kami berjualan dipajak, siang hari kami akan masuk pekanan mingguan di beberapa tempat dan untuk hari -hari tertentu.

Pada saat mama mertuaku datang, hari itu merupakan hari pekan dimana kami akan berjualan, tetapi aku dan suami memutuskan untuk tidak masuk, mengingat mama mertua yang baru kali pertama berkunjung.

Namun mendengar hal itu, mama mertuaku tetap meminta agar pekanan saja. Mama terlihat antusias sekali.

Kami pulang dulu kerumah untuk membersihkan badan, dan biasanya aku masih sempat untuk masak dan mencuci. Namun karena mama mertua bertemu dengan Kak ndut dipajak maka kami pulang agak siangan ke kontrakan.

Alhasil aku tidak sempat memasak lagi.

" Kita beli makan di pekanan saja ya yah...gak keburu lagi kalo harus masak",

Ucapku pada Aan saat itu. Aan mengiyakan saja.

Kami akhirnya tetap berjualan dipekanan.

Mama memperhatikan segala hal tentang kegiatan kami.

Setelah membagi dan menyusun semua item jualan, sambil menunggu pembeli aku memesan makan siang diwarung.

Hari itu berakhir dengan kesibukan.

************

Mama tidur sangat lelap, sehingga kami membiarkan saja mama tidur tanpa permisi untuk berjualan lagi keesokan harinya.

Kami berjualan seperti biasa, namun karena mengingat mama dirumah kami tinggalkan, maka kami berencana untuk menutup pajak lebih cepat dari biasanya.

Kami pulang kerumah, tentu saja mama sudah bangun dan terlihat sedang santai duduk diteras rumah.

Aku segera bergegas membersihkan putriku terlebih dahulu, lalu memasak .

Aku meletakkan putriku didekat mereka duduk.

Aku pun memasak, sambil menghidupkan kayu bakar, aku mendengar percakapan mama dengan Aan.

" Capek kan bang? padahal kalo dirumah mama sangat butuh, seperti kemarin mama pulang tidak ada yang bisa ngantar mama belanja, ayahmu bekerja pulang sore, mana keburu untuk belanja bahan jahitan mama...",

Terdengarku keluhan mama.

"Kan bisa minta tolong oom ma", ucap Aan

Aku meracik semua bahan masakanku sesegera mungkin, namun aku kehabisan kayu bakar maka aku segera bergegas kebelakang rumah.

Mencari dahan kering disekitar pohon yang ada di pekarangan rumah.

Aku kembali dan hendak mencuci sayuran tapi ternyata semua air didalam ember habis juga, yang membuat aku harus menimba air lagi.

Begitu siap mengisi semua ember, aku kembali memasak.

"Bun, masih lama? Mama udah kelaparan ini",

Tanya Aan sambil teriak

"Iya tunggu sebentar lagi ya...", jawabku.

Aan menemuiku ke dapur, melihat aku yang baru meletakkan kuali di perapian membuat Aan terlihat kesal.

" Baru mau dimasak? Ngapain aja sih dari tadi?",

Mendengar kalimatnya membuat aku kesal.

"Aku kehabisan kayu bakar dan air habis total, jadi aku mencari kayu bakar dulu lalu menimba air yah...",

Menjelaskan pada suamiku dengan nada menekan.

Aan segera kembali menemui mamanya.

" Baru mau masak, tadi mencari kayu bakar dan menimba air dulu makanya lama ma...",

Aan mengadu pada mamanya.

" Kalian yang mencari susah, dirumah semua sudah ada malah pindah, kalian yang membuat diri sendiri menderita!",

Mendengar jawaban mama membuat aku marah, tapi berusaha kutahan.

Tetap aku memasak dan menghidangkannya.

Sepanjang kami makan, aku hanya diam saja.

" Kak hemat ya, jangan boros - boros, kasihan suamimu susah nyari uangnya",

Seperti ada pisau belati menghunjam jantungku manakala aku mendengar kalimat mama.

Aku berusaha menahan diri dan hanya mengangguk saja.

" Menurut mama akan lebih baik ikut mama , buka usaha disana saja. Kalau berdagang akan lebih maju ditempat rumah jahit mama",

Ucapnya lagi.

" Iya juga ya ma, kok gak kepikiran ya ma, itu kan di pusat pasar ya kan? ",

Sambut Aan yang membuat aku makin panas mendengarnya.

"Iya ka buka disana aja sekalian mama bisa bantu dan mengatur keuangan kalian, karena kalau kuperhatikan, kalian tidak bisa menyusun keuangan",

DARRRR!

hatiku hancur mendengarnya.

"Iya bun kita kesana saja, pasti lebih mendapatkan untung yang banyak",

Aan sangat bersemangat sekali, aku hanya melihatnya dengan tatapan kecewa.

"Jika mau kesana, pergilah! aku akan tetap disini saja!", ucapku ketus.

Mendengar ucapanku, mama langsung protes dan marah.

" Mengapa kok begitu kali sama mama dan keluarga suamimu sendiri! Apa sih yang salah? Semua keinginanmu dipenuhi loh...kuliahmu diselesaikan, bahkan sampai pindah kesini pun kami ijinkan, itu pun kamu tetap saja tidak bersyukur!",

Ucap mama yang bagiku itu bermakna perhitungan akan semua hal yang telah diberikan.

"Aku pikir mama kemari karena rindu, ternyata punya tujuan khusus rupanya",

Ucapku begitu saja.

"Wajar kan mama mengunjungi anak dan cucunya? Dan wajar juga memberi saran yang terbaik, mama mana yang mau melihat anaknya susah?" Teriak mama.

Mendengar kalimat mama yang seakan menyudutkan terus - menerus membuat benteng pertahananku hancur.

Aku berpikir hal ini tidak bisa dibiarkan terus menerus. Aku harus berjuang untuk hidupku, untuk putriku, dan tentunya rumahtanggaku.

Waktunya untukku membalas.

Terlepas dari sopan atau tidak sopan, hormat ataupun tidak.

"Mama!!!!!", teriakku.

1
Asyamora Sanjaya
semangat lanjutin ceritanya...
Vie Desta
kayaknya emng gitu kalo kluarga suami ya ampe cucupun di bedakan lucu tp bner ini ceritanya sering dialamin hahah..
Eva Siboro
mohon dukungan like dan komen ya...
Endang Yusiani
alurnya bagussss
Eva Siboro: terimakasih bu
total 1 replies
Eva Siboro
mohon bantuan dukungannya...supaya lebih semangat belajar nulisnya...
Eva Siboro
mohon bantu like dan komennya guys...biar semangat!
Ishi
Keren abis! Thor pasti punya imajinasi yg luar biasa!
Yue Sid
Kyaah, ga sabar buat lanjut!
Eva Siboro: terimakssih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!