“Karya ini merupakan karya jalur kreatif”
Dunia digemparkan oleh suatu kasus, munculnya serangan makhluk hidup dari luar ruang angkasa.
Proyek besar untuk mengatasi masalah itu pun dimulai, para pengusaha besar pun berebut untuk mendapatkan mega proyek itu demi keuntungan. Siapa sangka justru dua bocah laki laki kembar bernama Raja dan Asasta yang memenangkan mega proyek itu.
Akankah dua bocah itu berhasil menyelamatkan bumi dari serangan makhluk luar angkasa atau justru mereka celaka karena menjadi korban penculikan atau menjadi korban keganasan makluk luar angkasa itu, akankah bumi bisa diselamatkan?
Yukkk guys ikuti kisah Aja dan Ata....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 25.
Suasana pagi di Mansion Jonathan pun sangat heboh karena kedatangan Tuan dan Nyonya William.
“Pokoknya kamu datang ke New York dan biar Twins boy pulang ke Indonesia bersama Lisbeth. Kasihan juga Lisbeth sudah tua biar dia hidup aman di sini.” Ucap Nyonya William dengan serius.
“Ma, aku masih belum bisa mendapatkan visa. Apalagi dengan kondisi New York yang semakin banyak kasus orang terkena bakteri itu. Semakin sulit untuk masuk dan keluar dari kota itu.” Ucap Vadeo dengan nada serius.
“Ah.. kamu bayar bayar lebih lah orang kedutaan biar bisa keluar visa kamu.” Ucap Nyonya William
“Ma ini bukan urusan di kedutaan di sini, Edwind yang Jerman pun juga tidak bisa mendapatkan visa.” Ucap Vadeo yang tampak ekspresi wajahnya berpikir keras.
“Hiks... hiks.... bagaimana nasib Aja dan Ata... hiks hiks.. juga Lisbeth hiks hiks..” suara Nyonya William sambil terisak isak menangis tangannya pun sudah sibuk menghapus air mata yang meleleh di pipi.
“Mama tenangkan hati, agar kami juga bisa berpikir jernih untuk mengatasi masalah ini Ma. Sebagai orang tua, kami pun tidak tega pada Aja dan Ata di sana dalam bahaya.” Ucap Alexa sambil mengusap usap punggung Sang Mama.
“Iya Ma jangan bikin kita semua tambah panik.” Ucap Nyonya Jonthan dan Tuan William juga Tuan Jonathan pun mengangguk anggukkan kepalanya meskipun ekspresi wajah mereka juga tampak panik dan tegang.
“Nanti aku hubungi mereka Ma, apa yang mereka perlukan akan kami kirim. Aku dan Ata juga sudah buat aplikasi untuk memantau pulau tempat untuk meluncurkan pesawat tanpa awak milik Vajo itu.” Ucap Alexa agar Oma Kucing tenang hati nya.
“Iya Ma, Ata dan Aja minta orang orang untuk menjaga pulau itu. Aku sudah menyuruh Bule dan Edwind untuk mengatur semuanya.” Ucap Vadeo dengan serius sambil menatap para Oma Oma dan Opa Opa.
“Bule sedang mengurus senjata senjata untuk orang orang yang menjaga pulau itu. Edwind pun juga sedang mengurus mobil mobil khusus untuk mereka. Karena musuh masih sangat misterius buat kita semua. Informasi dari Ata baru benda asing itu turun di bumi. Kita juga masih menunggu informasi selanjutnya. Apa benda asing itu bergerak.” Ucap Vadeo dengan nada serius.
Di saat mereka masih berbincang bincang serius, terdengar suara langkah kaki berlarian menuruni anak tangga....
“Ma... Pa....” suara Valexa dan Deondria yang melangkah turun dari kamar mereka. Wajah keduanya tampak sangat serius. Semua pun menoleh menatap mereka berdua yang sudah melangkah masuk di ruang keluarga.
“Keluarga pejabat PBB sudah ada yang meninggal...” ucap Valexa
“Baru saja.” Tambah Deondria.
Wajah mereka semua semakin panik dan khawatir akan Aja dan Ata juga Nyonya Lisbeth.
“Hiks... hiks... bagaimana caranya agar mereka bisa pulang... aku sangat takut mereka juga terserang bakteri itu hiks... hiks.... “ suara Nyonya William yang kembali terisak isak menangis.
Sesaat terdengar bunyi notifikasi di hand phone milik Vadeo . Vadeo pun mengambil hand phone dari saku kemejanya.
“Apa Deo?” tanya Opa Opa dan Oma Oma secara bersamaan karena kepo.
“Hmmm transferan dana tahap pertama untuk mega proyek itu sudah dikirim. Perasaan hati ku beda menerima transferan dana proyek kali ini. Ini benar benar membuat perasaan campur aduk.” Gumam Vadeo sambil masih mengusap usap layar hand phone miliknya.
“Harus cepat cepat kamu kerjakan Deo, jangan hanya mau uangnya tapi program terbengkalai. Ini demi nyawa umat dan keberlanjutan bumi kita.” Ucap Tuan Jonathan sang Papa nya Vadeo mengingatkan.
“Iya Deo, aku akan bantu dengan doa bersama kelompok doaku agar semua selamat berjalan lancar. Dan aku pakai uangku sendiri untuk acara doa nanti. Gunakan dana proyek benar benar untuk proyek sesuai proposal.” Ucap Nyonya Jonathan.
“Baik Pa, Ma...” ucap Vadeo sambil menganggukkan kepala nya.
Dan sesaat terdengar bunyi dering hand phone milik Vadeo, kini panggilan video dari Ata. Vadeo pun segera menggeser tombol hijau...
“Ta..” ucap Vadeo saat sudah menggeser tombol hijau.
“Dana tahap pertama sudah masuk kan Pa?” suara Ata di balik hand phone milik Vadeo.
“Iya, tahu saja kamu ada dana masuk ke rekening Papa hmmm.” Ucap Vadeo.
“Pa, cepat bergerak ya... kucurkan dana untuk pelaksanaan proyek. Korban sudah semakin banyak.” Suara Ata lagi.
“Okey Ta, aku segera perintahkan pada mereka.” Ucap Vadeo dan selanjutnya Oma Kucing dan Oma Jo ingin bicara pada Ata dan Aja.
Waktu pun terus berlalu. Esok hari di New York suasana kota itu berkabung sebab istri pimpinan WHO meninggal dunia akibat serangan dari bakteri dari luar angkasa. Semua kantor dan sekolah libur untuk mengurangi semakin banyaknya korban.
Akan tetapi tablet milik Ata berdering di pagi hari itu. Ata yang baru selesai sarapan pagi segera mengambil tablet nya.
Ata segera menggeser tombol hijau sebab sang profesor kolega kerja nya yang menghubungi dirinya.
“Tuan Kecil tolong segera ke laboratorium kami. Ada hal yang sangat penting.” Suara sang profesor di balik tablet milik Ata.
“Apa Papaku belum mengirim dana?” tanya Ata sambil mengernyitkan dahinya.
“Bukan Tuan Kecil dana sudah dikirim. Ini masalah bakteri itu sekarang sudah bermutasi lagi. Menjadi makluk yang lebih besar dengan wujud yang berubah ubah. Kemungkinan tingkat keganasan akan semakin tinggi. Karena makluk itu juga sangat mobile, gerakan tubuhnya sangat cepat.” Ucap Sang profesor dengan nada serius. Ekspresi wajah Ata pun mendadak menegang.
“Okey, saya dan Aja akan segera datang.” Ucap Ata lalu mengakhiri sambungan teleponnya.
Ata segera melangkah keluar dari rumah untuk mencari Aja. Sebab seperti biasanya jika libur Aja sibuk mengotak atik sepeda listrik nya. Karena dia berobsesi sepeda listriknya itu bisa menjadi pesawat tempur.
“Ja... gawat!” teriak Ata sambil berlari menuju ke garasi.
Oma Lisbeth yang sedang merawat tanaman di halaman dekat garasi pun kaget dan langsung meninggalkan pekerjaan dan ikut mendekati Ata dan Aja.
Ata pun menepuk jidat nya sendiri karena dia mengira Oma Lisbeth berada di dapur dan tidak akan mendengar suaranya. Tetapi ternyata Oma Lisbeth berada di taman dekat garasi.
“Ada apa Ta, apa ada korban lagi. Kalian di rumah saja jangan pergi pergi. Biar orang orang Papa kamu yang bekerja. Kalian cukup melakukan presentasi dan tanda tangan saja.” Ucap Oma Lisbeth sambil menatap Ata dan Aja yang masih mengotak atik sistem di sepeda listrik nya.
“Hmmm itu Oma....” ucap Ata sambil garuk garuk kepala karena bingung untuk mencari kalimat yang tepat agar Sang Oma tidak mengkhawatirkan dirinya.
“Karya ini merupakan karya jalur kreatif. “