Lala, Si OB Lugu

Lala, Grandma dan Sam duduk tertunduk lesu setelah Ethan berhasil menggagalkan rencana kepergian Lala ke negara Belanda. Ketiga orang itu diam seribu bahasa dengan raut wajah takut padahal Ethan belum melakukan apa-apa terhadap mereka. Hanya saja wajah tampan Ethan berubah menjadi sangat dingin dan terlihat begitu menyeramkan.

"Jangan pernah lagi mengintimidasi, meminta, menyuruh atau menggunakan kebaikan istriku untuk melakukan sesuatu. Apalagi itu berpisah dariku, mengerti???."

Ya, Ethan telah menikahi Lala beberapa jam yang lalu setelah Ethan mengetahui rencana mereka bertiga. Pernikahan yang jauh dari kata bahagia dan sempurna karena Ethan sangat kecewa pada Grandma. Wanita sepuh itu akan membawa pergi jauh mempelai wanitanya.

Lala sebagai pengantin mempelai wanita hanya mengenakan pakaian biasa. Tidak ada kebaya apalagi pakaian khas pengantin. Sangat berbeda dengan dirinya yang mengenakan pakaian formal. Namun bagi Ethan itu tidak menjadi sebuah masalah, itu lebih baik dari pada dia harus kehilangan Lala.

"Kalian paham???." Tanya Ethan lagi karena baik Grandma atau pun Sam tidak ada yang menjawab.

"Paham" jawab keduanya pelan. Kemudian Grandma mengangkat wajah, menatap Ethan yang masih memasang wajah dingin.

Lalu Grandma menjelaskan kenapa dia melakukan itu terhadap Lala. Tidak jauh juga dari sikap keras kepala Ethan yang tidak mau menikahi Laura demi perusahaan besar Antam Group. Belum lagi banyak pegawai yang akan menjadi korban.

"Itu semua akan menjadi urusanku, bukan istriku." Tegas Ethan.

Grandma mengangguk lalu menatap Lala yang sudah terisak.

"Semua karena kesalahan Lala."

"Jangan terus menyalahkan diri sendiri. Ini bukan kesalahanmu semata, aku dan Sebastian ikut andil juga di dalamnya."

Lala mengusap air matanya kemudian menatap Grandma yang meletakkan tangan pada tangannya.

"Maafkan Grandma, Lala."

"Tidak, Grandma" Lala menggeleng. "Ini kemauan Lala juga sebagai bentuk pertanggungjawaban Lala atas kesalahan Lala."

"Sudah-sudah, cukup! Jangan pernah bicarakan masalah ini lagi!." Ucap Ethan yang tidak ingin mendengar lagi istrinya menyalahkan dirinya sendiri. Kemudian Ethan menatap tajam pada Sam yang sudah berani menatapnya.

"Kau juga, jangan iya iya saja pada permintaan sesat Grandma. Kau pasti sangat tahu perasaanku terhadap istriku?."

"Iya, Uncle Ethan, maaf."

"Ingat baik-baik, tidak ada lagi kejadian seperti ini di kemudian hari."

"Iya, Ethan."

"Iya, Uncle Ethan."

"Iya, cintaku."

Jawab ketiganya serempak.

.....

Kini hanya ada Lala dan Ethan di dalam kamar setelah mereka makan malam dan Grandma serta Sam pergi dari sana.

Malam pertama mereka sebagai sepasang pengantin jauh dari kesan romantis. Bahkan sangat biasa-biasa saja. Karena bagaimana pun Lala tidak mungkin tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya pada perusahaan Ethan. Ethan sendiri masih menunggu hasil dari dua hari kemarin berusaha keras mencari cara supaya bisa dari masalah besar tersebut.

"Bagaimana Tuan Ethan tahu kalau Lala mau pergi?." Tanya Lala memecah keheningan sejak tadi.

Ethan menautkan kedua alisnya, menatap tajam sang istri yang kembali memanggilnya dengan sebutan Tuan. Bukan lagu cintaku seperti beberapa jam lalu.

"Itu menjadi tidak penting bagaimana caranya aku tahu, karena kamu akan selamanya berada di dekat ku bersama ku." Jawab Ethan walau masih merasa kesal dengan panggilan Lala untuknya. Setelahnya dia melepaskan pakaian formal yang masih melekat pada tubuhnya.

Lala yang tadinya duduk santai di pinggiran tempat tidur, tiba-tiba saja menjadi sangat gelisah ketika Ethan hanya menyisakan celana boxer saja. Berdiri santai di depan Lala, memamerkan tubuh kekar yang siap bertempur dengan sang istri di malam pertama.

"Kenapa, istriku? Ada masalah apa dengan tubuhmu?." Tanya Ethan menggoda. Pria itu menggaruk perutnya yang tidak gatal. Sengaja dia lakukan untuk menggoda sekaligus memancing sang istri untuk segera bereaksi.

"Aku ambilkan handuk." Karena salah tingkah Lala mengambil selimut lalu diberikan pada suaminya.

Ethan tersenyum sambil melempar selimut itu ke atas sofa. "Sejak kapan selimut bisa dipakai buat mengeringkan badan setelah mandi."

"Hah...selimut? Mana?." Lala menatap selimut di atas sofa kemudian memejamkan matanya karena malu.

Lala mengatur nafasnya berulang kali lalu perlahan membuka matanya dan tubuh suaminya sudah tidak mengenakan apapun.

"Aaahhhh....... T!... T!... TTT" Teriak Lala sambil berlari masuk ke kamar mandi. Tempat yang akan digunakan Ethan untuk mandi. Lala tidak menyadari itu. Bisa-bisa Lala habis di dalam sana.

"Ha...ha...ha...ha...ha..." Ethan tertawa terbahak-bahak sambil menuju kamar mandi dan masuk ke sana.

Sementara itu Grandma dan Sam yang baru sampai di rumah langsung disambut oleh Nadia dan Laura yang sudah menunggunya sejak tadi.

Grandma dan Sam saling pandang lalu duduk di sofa dimana Nadia dan Luara sudah duduk lebih dulu.

"Apa Ethan sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk pernikahannya bersama Laura?." Tanya Nadia to the point.

"Sepertinya kalian harus kecewa karena Ethan tidak akan pernah menikahi Luara?." Balas Grandma jujur namun tidak mengatakan tentang pernikahan Lala dan Ethan yang telah terjadi.

Brak

Nadia menggebrak meja dengan tangan terkepal kuat, sampai-sampai Grandma dibuat kaget namun untungnya tidak sampai jantungan.

Pun dengan Luara sampai gemetar, untuk pertama kali melihat amarah sang Mama yang meledak. Padahal Mama nya sangat baik, lemah lembut dan tentu saja penyayang.

"Apa Ethan tidak peduli pada perusahaannya?." Nadia begitu murka pada pria itu yang secara terang-terangan menolak anaknya. Padahal, dulu kan Ethan sangat mencintai putrinya.

Masa tidak ada kata maaf atau kesempatan untuk kesalahan putri tersayangnya. Seharusnya masih ada mengingat Ethan yang dulu begitu sangat memperjuangkan Laura. Hanya karena seorang wanita OB tanpa pendidikan Ethan banyak berubah.

"Ethan tidak peduli pada perusahaan atau orang lain. Yang dipedulikannya hanya kebahagiaannya saja." Sahut Grandma.

Grandma tidak menyembunyikan tentang fakta dan kenyataan tersebut. Karena itu Ethan yang sekarang.

"Apa Ethan bahagia bersamanya?." Tanya Laura di dalam hatinya. Rasanya ingin mundur dan pergi yang jauh dari Ethan seperti dulu. Untuk apa kembali kalau hanya untuk terluka lebih dalam lagi?. Andai saja sang Mama mau mendengarnya, pasti mereka sudah pergi dan kembali memulai hidup mereka berdua.

"Pasti karena OB sialan itu? Apa bagusnya OB itu? Jauh sangat berbeda dengan putriku." Sorot mata Nadia penuh kemarahan hanya pada sosok Lala saja. Karena menurutnya, Lala adalah sandungan terbesar bagi hubungan Laura dan Ethan.

.....

Malam ini dilewatkan mereka sebagai pasangan suami istri di atas tempat tidur yang sama tanpa kegiatan apapun. Tubuh Lala yang tiba-tiba gemetar dibarengi demam yang sangat tinggi setelah tahu apa yang akan dihadapinya saat malam pertama bersama suaminya.

"Tidurlah, sayang. Aku tidak akan melakukan apa-apa. Hanya begini saja." Ethan memeluk Lala hingga tubuh mereka sangat rapat walau masing-masing menggunakan pakaian lengkap. Namun tetap saja Lala dapat merasakan anu nya Ethan bergerak-gerak.

"Apa anu nya tidak bisa diam?." Tanya Lala dengan suara bergetar karena menggigil dibarengi rasa takut.

"He...he...he...biarkan dia bergerak-gerak sendiri sayang. Nanti juga kalau sudah lelah akan berhenti sendiri."

Lala mengangguk mempercayainya, lalu memejamkan matanya dalam pelukan pria yang telah menjadi suaminya.

Bersambung

Terima kasih untuk dukungannya 🙏🙏😘😘