Kehilangan suami yang sangat di cintai membuat Gina depresi namun dia sama sekali tidak akan menyangka bahwa orang yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri justru mempunyai perasaan khusus terhadap dirinya hingga dia jatuh ke dalam peristiwa yang tak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leticia Arawinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Setelah 30 menit menit kemudian.
Raka baru saja selesai meeting dan baru bisa melihat ponselnya.
"Hah? ada pesan dari istriku" ucapnya merasa senang.
"Haha.. bisa-bisanya dia menggemaskan, aku juga kangen. Sebaiknya aku balas sekarang, pasti dia nunggu kan"
Dengan senyum cerah Raka membalas pesan istrinya dan meminta maaf karena sudah membuat istrinya menunggu balasan darinya.
Gina yang masih menunggu dengan gelisah itu akhirnya merasa senang saat Raka membalas pesannya.
"Maaf sayang aku tadi meeting, aku juga kangen banget sama kamu sayang" isi pesan dari Raka.
"Haha.. ternyata Raka nggak marah, dia juga kangen aku kan. Hmph! kenapa baru sekarang, seharusnya dari awal aku membalas Raka. Aku senang tapi jantungku berdebar kencang. Gimana ini"
Membaca pesan dari Raka sangat membuat Gina senang dan menantikan Raka pulang untuk melepaskan kerinduan.
Di sisi lain Raka juga sudah sangat ingin pulang menemui istrinya yang sangat menantikan kepulangannya.
"Aku harus cepat pulang" gumamnya sambil mengerjakan pekerjaannya yang belum selesai.
Raka dengan semangat penuh mengerjakan pekerjaan itu dengan cepat dan tepat agar tidak lembur dan lebih lama untuk pulang.
Semua yang melihatnya menjadi terheran seakan melihat api di belakang punggung Raka.
"Pak Raka kenapa ya? dia kelihatan semangat banget" kata staff lain.
"Semangat anak muda itu"
"Haha.. benar, aku juga dulu begitu"
Mereka saling berbincang membicarakan Raka yang rajin dalam bekerja.
Selama ini posisi yang di raih Raka bukan hanya sebatas nama karena memang Raka pantas dan mampu menjalaninya dengan baik.
Waktu pun terus bergulir, semua pekerjaan hari itu akhirnya selesai tepat waktu sehingga Raka merasa lega dan buru-buru untuk pulang.
"Akhirnya.. tunggu aku sayang, secepatnya aku pasti sampai" benak Raka.
Dia tersenyum terus memikirkan istrinya, hingga di dalam lift semua orang menatap ke arahnya.
Tak terkecuali Anita yang senang melihat Raka tersenyum cerah yang menambah pesonanya.
"Hari ini Raka senyum terus, haa.. dia makin tampan" benak Anita.
Anita tidak bisa menahan senyumnya namun dia berusaha menata ekspresinya agar tidak terlihat oleh orang lain di lift tersebut.
Saat liftnya terbuka, Anita berniat mengucapkan sepatah kata ke Raka namun dengan cepat Raka berlari ke parkiran sehingga tak ada kesempatan untuknya berbicara.
"Hah? kenapa Raka buru-buru sih" gumamnya merasa kesal.
Anita berjalan dengan menahan kekecewaannya tak bisa berbincang dengan Raka.
Sedangkan Raka sedang merasa senang dan tak sabar ingin cepat sampai di rumah.
Di sisi lain Gina sedang menyiapkan makan malam untuknya dan juga Raka.
"Sudah jam segini pasti Raka sebentar lagi sampai"
Gina mempercepat gerakannya dan membereskan dapur yang kotor setelah selesai memasak.
Semuanya sudah rapi dan tinggal dia mandi dan berganti pakaian untuk menyambut Raka.
Setelah mandi Gina dibuat bingung saat memilih pakaian yang akan dia pakai.
Apalagi ada pakaian tidur yang belum pernah ia pakai terlihat jelas di lemari itu.
"Masa iya, aku pakai ini? haa"
Gina merasa malu membayangkan dirinya memakai lingerie itu namun dia juga penasaran sehingga dia pun mencobanya.
"Haha.. apa ini? semuanya kelihatan, ini cuma nutupin bagian tertentu doang? bahannya juga terawang, astaga.. gimana kalau Raka lihat"
Gina melihat dirinya dari cermin dengan wajah yang memerah.
Setelah merasa cukup dengan rasa penasarannya, Gina kembali mencari baju yang nyaman namun dia masih mengenakan yang dia coba sebelumnya.
"Lho, kemana istriku" kata Raka.
Raka sudah sampai di rumah dan membuka pintu yang terkunci dengan kunci yang ia pegang karena sebelumnya sudah sepakat dengan Gina untuk mengunci pintu sewaktu-waktu Gina sedang tidak bisa membukakan pintu untuk Raka seperti saat ini.
Melihat rumahnya kosong, Raka mengerti dimana istrinya berada sehingga dengan antusias dia ke atas untuk menemui istrinya di kamar.
Kebetulan kamar tidak di tutup rapat pintunya sehingga Raka dengan mudah masuk ke kamar.
"Itu dia, sebenarnya lagi apa ya istriku itu"
Raka penasaran namun dia bermaksud untuk mengejutkan Gina yang terlihat sibuk di depan lemari pakaian.
"Sayang" panggil Raka sambil memeluk Gina dari belakang.
Gina sangat terkejut namun dia hanya berteriak dalam hati karena sangat malu dengan pakaian yang ia kenakan itu.
"Suamiku, kenapa masuk? aku kan belum ganti baju. Aku malu" kata Gina.
"Kenapa malu? coba sini aku lihat" jawab Raka
Gina membalikan badannya namun menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya karena rasa malu yang tak tertahankan.
Raka terbelalak melihat istrinya tampil sangat sexy.
"Sayang? kamu sengaja sambut aku dengan ini semua?" tanya Raka terkejut melihatnya.
"Bu, bukan begitu sayang, aku tadi cuma mau nyoba pakai tapi keburu kamu pulang, aku belum sempat ganti" jawab Gina.
Gina sangat malu mengenakannya namun Raka dibuat tidak bisa fokus melihat istrinya sangat menggoda.
"Apa ini? istriku benar-benar menguji kesabaranku" benak Raka.
Raka sampai terdiam menatapnya hingga Gina merasa telah menempatkan dirinya dalam hal yang akan mengarah ke aktivitas yang panas.
"Sayang kenapa diam?" tanya Gina.
"Ah, maaf sayang, kamu sangat cantik" jawab Raka sambil menatapnya.
Mereka berdua saling bertatapan dengan tatapan yang dalam.
Tangan Raka yang menahan kedua lengan istrinya kini di genggamnya dengan erat dan mencondongkan wajahnya hingga ujung hidungnya mengenai hidung Gina.
"Sayang, bukannya ini terlalu dekat" ucap Gina merasa gugup.
"Memangnya kenapa sayang, aku ingin menciummu. Bolehkah?"
"Cup"
Tanpa menunggu persetujuan dari Gina dengan cepat Raka menciumnya.
"Haah.. Raka, aku kan belum jawab"
"Kamu menggodaku dengan hal indah seperti ini, gimana aku bisa menahannya sayang"
"Aku nggak bermaksud menggoda, aku hanya nggak sengaja pakai ini"
"Nggak apa-apa sayang, aku suka dengan kejutan manis ini darimu" bisik Raka dengan suara yang rendah.
Bisikan yang menggoda itu membuat jantung Gina berdebar dengan kencang dan tubuhnya memanas.
Tangan Raka kini menyingkap lingerie tipis itu dengan menyentuh perutnya menuju ke bagian atasnya.
"Ah, sayang.. geli"
Gina mengatakannya dengan tubuh yang tergelitik dengan hebatnya mendapatkan sentuhan hangat dari tangan suaminya yang semakin aktif menyusuri setiap jengkal tubuhnya.
Raka mengarahkan istrinya hingga tersudut ke dinding kamar itu lalu mulai menempelkan bibirnya ke lehernya dengan lembut.
"Cup"
Kecupan yang mendarat di lehernya sampai membuat Gina tersentak terasa hingga ke ujung kakinya.
"Sayang" panggil Gina sambil menahan bahu Raka yang semakin dekat berusaha mendekapnya.
"Istriku, aku sangat mencintaimu" ucapnya sambil menatap wajah cantik istrinya.
Kata cinta yang terdengar tulus seakan memintanya untuk membalas setiap sentuhannya.
"Aku juga mencintaimu suamiku" jawab Gina sambil menyentuh wajah suaminya.
Gina menjadi luluh dengan tatapan suaminya yang menggodanya.
"Cup"
Dia mencium bibir suaminya dengan perlahan hingga suaminya tak bisa lagi menahan hasratnya.