PERINGATAN!
CERITA INI BIKIN NGAKAK
"Itu kartu keluarga kita. Sekarang kita keluarga secara hukum," kata Faiq masih mencoba mengembalikan akal sehatnya yang kini hampir hilang.
Myesha membaca kartu itu, tertulis nama paling atas Faiq Akbar Alamsyah sebagai kepala keluarga, di bawahnya ada nama dia, Myesha Anindita. Lalu yang terakhir nama anak yang baru mereka temukan.
"Jadi sekarang statusku istri dan ibu?" pertanyaan dari Myesha lolos begitu saja. Terasa linglung ketika mengatakannya.
****
Faiq adalah seorang dokter gigi. Selama 28 tahun hidup dia tidak ada cita-cita untuk menikah. Ia sudah tenang jauh dari keluarga dan menyewakan lantai atas rumahnya untuk seorang komikus bebas brisik bernama Myesha.
Selama dua tahun mereka hidup berdampingan sebagai pemilik dan penyewa, tak ada masalah apapun hingga datang bayi di depan rumah mereka. Kesalah pahaman pun terjadi hingga mengharuskan mereka menikah dan merawat sang bayi sampai menemukan orang tua kandungnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ka Umay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kain Basah
Myesha keluar dari kamar menuju dapur, ia segera mengambil baskom dan kain lalu kembali ke kamar dengan buru-buru.
Terlihat Faiq memejamkan matanya mencoba mengurangi rasa sakit yang ada di tubuh, sepertinya malam ini adalah batasnya untuk bertahan. Tak lama kemudian terasa kain dingin menempel di dahinya.
"Apakah Mas udah minum obat?" tanya Myesha.
Faiq menggeleng sembari matanya masih terpejam, "ambil saja Paracetamol di laci nomor 2."
Myesha segera mengambil Paracetamol yang diperintahkan Faiq, kemudian gadis itu mengambil air yang terdapat di atas nakas.
"Minum ini dulu lalu tidur," kata Myesha mencoba membantu Faiq untuk duduk.
Pria itu hanya menurut, kepalanya semakin berdenyut. Ia sudah menahan rasa sakit itu sedari tadi.
"Kalau sakit seharusnya Mas bilang jangan ditahan," ucap Myesha sembari menaruh gelas di atas nakas.
"Aku tidak apa-apa nanti juga sembuh." Faiq menyunggingkan senyum mendengar kekhawatiran istrinya itu.
Myesha melotot mendengar jawaban Faiq, "Mas itu dokter kenapa nggak bisa menjaga kesehatan?"
"Dokter juga manusia, Sha." Faiq tersenyum di antara bibir pucatnya, berusaha membuat Myesha tidak khawatir lagi.
Pria itu berbaring lagi, sementara Myesha menyelimutinya dan mengambil memeras kain yang ada di baskom hingga tak menetes. Di tempelkan kain basah nan dingin itu di dahi Faiq yang panas.
"Yang bilang dokter malaikat itu siapa? Cuma yang aku sebel kenapa Mas nggak ngomong ke aku kalau sakit?"
Gadis itu mengambil kain kompresan yang ada di dahi Faiq, memasukkan ke dalam baskom air kemudian memerasnya.
Faiq menelepas tiga kancing bajunya, memperlihatkan dadanya yang bidang.
"Untuk apa aku ngomong, biasanya aku juga bisa mengurus diriku sendiri, biar panasnya cepet turun sekalian lap dadaku juga, Sha."
Mata Faiq perlahan terpejam, merasakan kantuk akibat obat serta panasnya suhu tubuh sampai matanya sulit terbuka. Demamnya benar-benar tinggi, ia merutuki dirinya sendiri yang sok kuat.
Dengan jantung berdebar Myesha mengusap dada pria itu menggunakan kain basah, merasakan detak jantung Faiq untuk pertama kalinya.
Kain tertempel sempurna di dada Faiq, mengantarkan rasa dingin ke seluruh tubuhnya. Mata pemuda itu terpejam sempurna, hampir kehilangan kesadaran karena menuju dunia mimpi.
Myesha menekan kain itu di dada Faiq, membuat mata Faiq terbuka dengan berat menatap Myesha.
"Walaupun kita keluarga jadi-jadian, tapi tetap saja aku istrimu. Aku berhak tahu apapun yang terjadi padamu, Mas!"
Faiq tertegun sesaat, ada yang menggelitik hatinya ketika Myesha menyebut kalimat 'istri'. Kemudian senyum terukir di sudut bibir pucat pemuda itu. Tangannya yang lemas bergerak mengambil tangan Myesha yang berada di atas dadanya.
"Terima kasih ya istriku, maaf merepotkan," kata Faiq kemudian matanya terpejam sempurna menuju dunia mimpi.
Ada debaran aneh di dalam hati Myesha saat ini, sisi lain dari Faiq lagi-lagi membuat Myesha merasa semakin mengenal pria itu. Sok kuat dan melakukan semua seorang diri, persis seperti dirinya.
Tangannya masih digenggam Faiq yang tertidur, di saat mata pemuda itu terpejam seperti ini dia terlihat lemah dan bisa terluka jika Myesha salah bergerak. Baru kali ini juga gadis itu bisa memandang setiap inci lekukan wajah tampan Faiq.
Baru saja mendapat pemandangan indah, Yuno malah menangis, membuat Myesha buru-buru melepas tangan Faiq darinya dan menghampiri bayi kecil itu.
"Uh ... Anak tampan Bunda nggak boleh nangis, nanti Ayah bangun," kata Myesha.
Ia mencoba membayangkan bagaimana jika ini keluarganya sungguhan. Anak dan suami sungguhan bukan jadi-jadian. Berada di tengah-tengah keluarga yang dia bangun sendiri, melindungi dan dilindungi. Apakah rasanya menyenangkan?
Merasa konyol dan tertawa sendiri membayangkan sembari menimang bayi itu, kemudian dia segera memeriksa popok Yuno. Ternyata belum penuh.
"Kamu lapar ya, ayo kita ambil susumu."
Myesha membawa Yuno keluar dari kamar setelah mengambil botol susu yang berada di atas meja tak jauh dari box.
Kemudian membawa bayi yang menangis itu keluar dari kamar supaya tidak mengganggu Faiq yang sedang tertidur. Matanya melihat jam dinding, pukul dua belas malam. Rasa kantuk menyerang. Tetapi buru-buru Myesha tepis. Ia harus segera menidurkan Yuno supaya bisa mengganti kompresan Faiq.
Malam itu untuk pertama kalinya, Myesha merasa menerima perannya sebagai ibu sekaligus istri yang baik. Walau lelah tetapi ketika melihat Yuno tertidur pulas ia merasa senang.
Kembali duduk di sebelah Faiq. Menjaga pria itu sampai tak sengaja tertidur pukul tiga pagi.
.
.
.
bersambung.
Hahaaha ... sekarang tanganku gk cuma kriting tp pake koyo. Vote yang banyak ya, biar tangan sakitku gk sia-sia. (╥﹏╥)
aku juga tinggal d METRO Lampung thor 😁
entah lh, seperti pernah membaca novel mu ini sebelumnya, tapi kemudian bingung... serasa baru baca pertama kali.
jangan2 aku ketularan jadi Riki🤪🤪🤪🤪
apa aku salah orang ya(author)🤔🤔🤔
ngakak terus aku di setiap judulnya😆😆
sampai anak ku bingung aku kenapa, karena sudah lama aku nggak ketemu novel gokil abis seperti ini. alur ceritanya pun sangat apik menurut ku😍😍