My Sweet Stalker

Alvaro melepas headphone nya, ia memainkan komputernya dan kembali membaca beberapa email yang masuk selagi Randy memutar lagunya. Membaca kisah cinta orang lain adalah hal yang menyenangkan apalagi ketika dirinya bisa memberikan saran, Alvaro suka dengan itu.

“Bagaimana ini? Aku harus menelepon nya atau jangan” Clara berjalan ke sana kemari di dalam kamarnya, ia meloncat kecil dan menggenggam ponsel nya dengan erat. Lagu hampir berakhir ia segera memasukan beberapa digit nomor RCTI radio dan dengan ragu menelepon nya.

“Semoga tidak masuk semoga tidak masuk” doa Clara dalam hati. Dan sepertinya doanya terkabul karena jaringan sibuk, rasanya tak semudah itu bisa tersambung pasti orang lain juga berusaha agar bisa terhubung.

Clara sedikit merasa lega, kembali dia iseng lagi menekan tombol yang baru saja dia tekan, untuk kedua kalinya, dia yakin sekarang nomor tidak akan tersambung seperti yang pertama.

“Tonight confession kembali, Adi Jaya masih menemani malam kalian baiklah silahkan coba line telepon untuk menyatakan cintamu pada siapa saja yang kau sukai!”

Clara kembali menghubungi nya setelah berulang kali gagal lalu terdengar nada.

“Tuuuuut” Matanya terbuka lebar dengan jantung yang berdebar hebat lagi, nafasnya terasa tercekat. ‘Kenapa menyambung’ pekiknya dalam hati.

“Telepon masuk!” Randy memberi aba-aba pada Alvaro yang langsung mengerti dan menganggukkan kepalanya, Randy segera menaikan mixer di line telepon yang sudah terhubung.

“Hallo? Siapa di sana?”

Clara benar-benar membeku ia tak percaya mendengar suara Alvaro di ponsel nya lidah nya menjadi kelu dan tak bisa mengatakan apapun, persis seperti saat dia pertama kali bertemu Alvaro.

“Hallo? Apa kau disana?” Tanya Alvaro lagi , setelah tak mendengar suara apapun. Randy mengangkat bahu nya ia memberikan tanda pada Alvaro bahwa telepon nya sudha terhubung dan baik-baik saja.

“Hallo? Apa kau dengar suaraku?” ulang Alvaro sekali lagi.

“i-iya!! aku dengar aku dengar” Clara tersadar ia mencoba untuk bicara pada Alvaro. Dia merasa perlu oksigen yang sangat banyak karena sekarang dia sangat membutuhkan itu.

“Ah syukurlah, dengan siapa ini?”

“A-aku aku—“ Clara kebingungan ia mengigiti jari nya dan berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.

“Angel! Ya ya aku Angel!” Clara mengarang namanya dengan spontan

“Aaah baik Angel, apa kau ingin mengakui perasan mu malam ini?”

“be-benar! Aku sudah memendam perasan ku selama 10 tahun!” Randy membelalakkan matanya, begitu juga dengan Alvaro ini adalah pertama kali nya ia mendengar seseorang yang memendam perasaan nya selama itu.

“Apa?! benarkah! Bisa kau ceritakan pada kami?” Pinta Alvaro.

“Dia adalah senior ku sewaktu di SMA, aku sangat menyukai nya tapi aku tidak berani untuk mendekati nya jadi aku hanya mengikuti nya kemana-mana, Tapi aku berhenti mengikuti nya setelah kami masuk Universitas dia sudah punya kekasih setelah itu 5 Tahun berjalan aku tetap memendam perasanku untuk nya meski tidak lagi mengikuti nya dan mencari tahu tentang dirinya” Alvaro menganggukkan kepalanya mendengarkan dengan seksama suara perempuan itu, dia merasa sangat nyaman mendengar suara itu.

“Dan aku bertemu lagi dengan nya, setelah sekian lama rasanya aku tidak bisa menahan perasaan ku lagi” Clara semakin gugup suaranya juga terdengar bergetar.

“benar! kau harus ungkapkan perasaan itu, jadi bagaimana bisa kau menahan nya 10 tahun, lebih baik kau ungkapkan sekarang siapa tahu dia sedang mendengarkan siaran ini. Angel kau bisa sebut nama Pria itu, kami berdoa semoga pria itu mendengar dan menyadari perasaanmu?”

Clara menarik nafasnya dalam-dalam dan terduduk lemas di tepian kasurnya, ia masih berpikir untuk menyebutkan nama Alvaro atau tidak.

“Hallo? Angel kau masih di sana?”

“Eoh, i-iya! aku akan mengungkapkan nya sekarang—“

DEG

DEG

DEG

DEG

DEG

Detak jantung Clara semakin kencang hingga dia tidak bisa mendengar apapun lagi selain detak jantungnya saat ini.

“Kak Varo tidak maksudku Alvaro Adi—“ Alvaro terkejut, Begitu juga dengan Randy meski nama Alvaro tidak hanya satu di Indonesia tapi tetap saja mereka terkejut.

“Alvaro aku sangat sangat sangat sangat menyukai mu! Aku menghabiskan sebagian dari hidupku untuk memikirkan mu dan juga menyukai mu, Aku sangat menyukai mu, hingga aku tidak tau kau bisa dengan mudahnya membuatku menangis dan tertawa, Aku mencintaimu sejak pertemuan pertama kita, Aku sangat mencintaimu Alvaro….Adijaya—”

“Angel apa kau— hallo? Hallo?”

Clara segera memutus sambungan telepon nya dan melempar ponsel nya, ia kemudian mematikan radionya. Berguling di kasur dan membungkus dirinya dengan selimut.

“arrggghhh mati aku, malu sekaliiii bunnndaaaaaa” Clara terus berguling dan mengutuk dirinya sendiri. Suara jantung nya masih terdengar sangat jelas, bahkan setetes air mata di ujung mata gadis itu masih terasa.

“seperti nya sambungan terputus. Tapi sungguh aku salut dengan mu Angel sepertinya kau sangat tulus menyukai pria itu, jika aku di sukai selama 10 tahun dan mendapatkan pengakuan dari mu rasanya aku akan sangat berterimakasih dan tidak akan menyia-nyiakanmu. Semoga pria yang kau maksud mendengarkan mu malam ini ya! Baiklah Aku akan kembali setelah Lagu berikut ini, arsy widianto, tiara Andini – Diam diam~”

Lagu sudah di putar, Alvaro melepaskan haedphone nya. Randy terlihat berlari ke arah Alvaro.

“Ya! kau kenal wanita itu? Apa yang di maksud adalah dirimu?” Tanya Randy dengan sangat penasaran.

“gak tau seingatku aku tidak kenal orang bernama Angel, eiy lagipula nama Alvaro banyak kau pikir aku saja” Alvaro menyenderkan punggungnya di kursi dan mendengarkan lagu yang tengah di pilih dan diputar oleh Randy.

“Mungkin dia penggemar rahasia mu! kau saja yang tidak sadar, bukannya dia bilang dia memendam dan prianya tidak tau” Ucap Randy lagi.

“Eiiy mana mungkin” Alvaro menggelengkan kepalanya

^^^~Hanya tak ingin orang lain tahu Diam-diam ku telah jatuh cinta (arsy widianto dan tiara Andini – Diam diam~)^^^

Alvaro memegangi jantungnya yang saat ini berdegup kencang, pikirannya melayang pada si penelpon yang Bernama angel. 

...🏸🏸...

Selepas mengantar Gisella sampai di rumah nya Adi terpaksa kembali ke kantor polisi, ia harus menyelesaikan beberapa laporan kasus. Tangan nya mengarahkan kursor menuju kolom email alis nya mengernyit setelah melihat satu email masuk dari alamat yang tak di kenal. Ia kemudian memutar suara yang di kirim oleh email tadi dan mendengarkannya menggunakan earphone.

“Pak ketua, aku dapat email ini”

“ba-ba baiklah aku mengaku! aku..aku yang membunuhnya! Aku membunuh dia karena perusahaan ku akan bangkrut jika bersaing dengan nya!”

Tak tinggal diam Ia segera berlari ke ruangan ketua team nya untuk melaporkan soal email suara berisi pengakuan pembunuhan. Polisi langsung datang menyergap ke kediaman tempat Dadang Cokro CEO dari perusahaan asuransi tempat Bagas bekerja.

“tapi siapa yang kirim email ini?” Adi masih bertanya tanya dalam hati nya, ia segera melacak alamat IP dan pemilik email itu, lalu kenapa bisa orang itu tahu alamat email milik Adi? Jam pulang nya pun harus tersita malam ini ia terpaksa menginap di kantor polisi demi menyelesaikan pekerjaan nya.

...🏸🏸🏸🏸🏸...

bonus pict