Demi mencari tahu penyebab kematian sang adik yang sangat janggal. Shasa seorang agen rahasia harus menyamar menjadi seorang aktris.
Memasuki dunia yang bertolak belakang dengan identitas nya,membuat Shasa harus berhadapan dengan berbagai rahasia gelap dibalik kemerlapan dunia entertainment itu.
Mampukah Shasa membalas dendam atas kematian adiknya ketika Shasa harus berurusan dengan para mafia kelas kakap.
Apakah ia akan berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Kisah
Manik mata Shasa tidak lepas dari wajah Fredrick yang tepat di depannya. Tampak senyuman dari wajah itu sebelum kepalanya mengadah ke atas.
"Saat itu....."
Hujan turun rintik-rintik, seolah membuat tarian di setiap titiknya. Tampak orang-orang baru saja berlarian dengan membereskan barang-barang yang berceceran dan juga memberikan secangkir teh hangat kepada orang-orang yang sudah basah.
"Bagus sekali! Kita lanjutkan nanti!" Terdengar suara dari pria yang duduk di tempat teduh sambil beranjak dari tempat duduknya.
Lokasi lapangan dengan rumput serta beberapa bunga yang tumbuh itu langsung minum ketika disiram air hujan.
Sehelai handuk tebal langsung menutup tubuh yang cukup terekspos untuk adegan yang diambil. Terlihat wajah cantik itu basah dan dia sedikit menggigil sehingga meminum minuman hangat.
Dari kerumunan orang-orang disana, terlihat sebuah mobil yang baru saja menurunkan sang pemilik mobil yang datang dengan jaket kulit nya. "Dia aktris baru Tuan." Ujar seorang pria yang mengerti kemana pandangan boss nya itu.
"Segel?" Tanyanya, membuat pria itu terdiam karena tidak tau jawabannya, jika salah jawab atau menerka-nerka dia bisa bermasalah.
"Sudahlah! Ayo!" Langkah kaki mereka langsung menuju ke dalam gedung beberapa lantai itu.
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
Malam itu menjadi malam yang buruk bagi Shella. Gadis itu dibawa ke tempat semacam pelelangan wanita yang membuat dirinya takut, dia sangat takut! Mencoba untuk memberontak tapi rasanya sia-sia saja, hanya air mata yang mengalir seolah mengirimkan sinyal permohonan.
"Bawa dia!"
"Aku tidak mau...." Ujarnya menggeleng.
"Kau ingin cara kekerasan? Kau lupa aku ini siapa? Jangan macam-macam! Cepat jalan!"
Hingga sebuah kamar besar dengan cahaya yang menyala tidak membuat ketakutan di wajah serta hatinya menghilang.
"Aku mau pulang.... Kakak, Shella takut....." Dia meringkuk di atas sofa dengan selimut yang menutupi tubuhnya hingga tenggelam.
Tak lama pintu terbuka memperlihatkan seorang pria yang membuat mata gadis itu tidak mau ia buka.
"Kau tersesat?" Pertanyaan itu membuat sepasang mata itu langsung terbuka, sejenak kedua matanya tetap pada posisinya dan wajahnya termenung mengandung bingung.
"Tolong aku!" Ujarnya memohon karena tak lama terdengar pintu diketuk.
"Aku mohon... Mereka akan menjual diriku, aku tidak mau. Tolong! Aku mohon!" Pria itu membuka pintu sambil memberikan isyarat.
"Maaf Tuan, kami salah memasukkan seorang gadis kesini. Kami..."
"Dia milikku! Kalian bisa pergi!" Ujar pria itu yang membuat kedua pria berbadan besar itu saling berpandangan sejenak.
"Kalian dengar kan? Kalian tau aku ini...."
"Baik tuan, akan kami sampaikan. Maaf telah menganggu." Keduanya menunduk sambil melangkahkan jauh dari pintu itu.
"Sudah pergi?" Tanya gadis itu.
"Sudah."
"Terimakasih, aku sangat berterimakasih Tuan tampan, maksudnya Tuan baik!" Pria itu hanya tersenyum kecil melihat gelagat gadis di depannya.
"Aku Fred!"
"Shella." Dan disana hubungan keduanya terjalin. Hingga ketika cinta dan kepercayaan telah diberikan, maka beriringan dengan kehormatan juga.
Hingga beberapa bulan berlalu, masalah mulai menganggu hubungan itu.
"Ada apa? Kau sakit?" Tanya sangat pria ketika melihat kekasihnya datang dengan wajah pucat.
"Tidak, aku hamil!" Ucapan itu membuat pria langsung terdiam sejenak.
"Berapa usia nya?"
"Tiga Minggu, kapan kau akan menikahi ku. Kau tidak berniat meninggalkan ku bukan?"
"Tidak, tentu saja tidak! Aku sangat bahagia!" Sang pria langsung memeluk dan mengelus perut yang masih rata itu membuat wajah bahagia sang kekasih tidak terelakkan.
"Aku juga, aku tidak sabar pernikahan kita."
"Ya, aku sedang mempersiapkan nya." Tapi sebulan berlalu tidak juga terlihat persiapan pernikahan membuat Shella marah.
"Sampai kapan Fred? Apa tunggu perut ku membesar? Bagaimana tanggapan media nantinya? Bagaimana? Apa kau ingin mereka tau? Ingat Fred! Aku tau kartu AS mu!"
"Kau tidak sabar rupanya. Beberapa hari lagi ada award tahunan bukan? Aku akan mengumumkan kepada semua orang disana, aku yakin kau akan dapat piala. Datanglah pukul 6 disana, aku menunggumu dan gunakan gaun ini."
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
"Fred ini...." Wajah kagum itu langsung memindai seluruh ruangan bernama ballroom itu yang sangat megah. Setelah diantarkan oleh sang kakak, Shella langsung masuk dan sudah terlihat Fredrick disana dengan pakaian yang senada dengan nya.
"Ya, ini akan menjadi altar pernikahan kita. Kita akan masuk berjalan beriringan dengan tangan yang menggenggam dari pintu itu, disaksikan oleh banyak mata dan juga kamera. Mereka akan melihat sepasang raja dan ratu di dunia nyata. Semua wanita akan iri dengan itu, aku sangat beruntung." Ujar Fredrick sambil memeluk tubuh Shella dari belakang.
"Aku sangat bahagia! Terimakasih! Aku bahagia sekali!" Keduanya berpelukan, tapi tak lama pelukan itu berubah menjadi kekerasan.
"Aghh! Fred?"
"Kau akan dipotret dan dilihat oleh semua orang Shella, tapi dalam keadaan mayat! Apa kau berpikir aku bisa kau atur? Aku tidak suka diperintah, apalagi seorang wanita! Apa kau berpikir kau berarti bagiku? Tidak! Kau hanya pemenuh kebutuhan biologis ku! Hanya itu! Kelinci manis seperti mu mencoba menjadi seekor singa? Tidak akan pernah bisa!"
"Aghh! Fred!" Tubuh Shella tersungkur di anak tangga terakhir itu.
"Aku tepati janji ku membawa mu ke tempat impian mu. Bahkan anak dalam perut mu itu tidak berarti apa-apa bagiku... Meksipun dia adalah darah daging ku!"
"Fred, kenapa...."
"Karena aku tidak butuh cinta! Apapun yang menjadi penghalang ku, maka tiada lah!" Rasa sakit karena benturan membuat Shella merintih sakit. Fredrick mengeluarkan korek api dari saku jasnya dan menjatuhkan ka lantai mengkilap itu.
Api langsung menyebar dan mengelilingi Shella yang mencoba melepaskan diri. Tangannya mencoba menghubungi sang kakak, tapi tak lama ponsel itu langsung berada di tangan Fredrick.
"Selamat tinggal Shella!" Api yang besar sudah merambah dan juga telah menjalar ke atas hingga lampu gantung yang menjadi hiasan itu langsung terjatuh dan membuat peluang Shella melarikan diri tidak ada.
"Fredrik!" Teriak Shella yang melengking di seluruh ruangan itu.
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
"Jalan! Dan urus sisanya. Aku tidak mau ada yang tercium sebagai kesengajaan!"
"Baik tuan." Mobil itu langsung pergi meninggalkan gedung yang terbakar dengan rencana yang sudah sangat matang sehingga tidak terendus.
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
"Bagaimana? cerita yang bagus bukan? Tapi sayang, berakhir sad ending." Fredrik tertawa terbahak-bahak memandangi wajah Shasa yang merah padam.
"Lawan aku! Lepaskan! Apa kau takut? Hah!"
"Takut? Kau hanya debu bagiku. Kau berkerja untuk menangkap ku bukan? Tapi sayang sekali, kau berakhir seperti adikmu. Andai saja adikmu tetap menjadi kelinci yang manis... Maka dia masih hidup sekarang."
"Dia mencoba mengancam ku dengan bukti yang ia dapatkan. Persis seperti mu saat ini, kalian sama, selain wajah yang cantik dan tubuh yang indah juga berani. Kira-kira hukuman apa yang cocok untukmu? Hmmm?"
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
"S9 tertangkap sir!"
"Kita akan menemukannya." Suasana tegang langsung mengisi satu ruangan dengan orang-orang yang akhirnya datang dari tempat jauh itu.
"Aku kehilangan komunikasi dengannya. Entah kemana dia dibawa."
"Sir, dia berada di pabrik gula sir. Dan itu jauh dari sini. Kita membutuhkan waktu seharian kesana paling cepat."
"Kita kesana."
"Tapi sir, sinyalnya terakhir berada di gedung terbengkalai di dekat pelabuhan." Ujar pria yang bersama Shasa sebelum nya.
"Dia mempermainkan kita...."
makasih author 🙏🙏🙏❤️❤️❤️❤️
gitu juga orang yg kamu aniaya, juga terasa sakit..