Alika adalah seorang janda..
Alika menceraikan suaminya yang kasar dan tempramen.
Setelah sah menjadi seorang janda alika begitu sangat bahagia karena dirinya kembali merasakan kebebasan dan lepas dari siksaan tajudin yang sekarang sudah menjadi mantan suaminya.
Namun siapa sangka setelah menjadi janda yang seharusnya dirinya bahagia justru selalu menelan pahit karena beberapa kali saat akan menikah justru gagal sampai tiga kali hingga alika mengalami depresi sampai masuk rumah sakit jiwa.
Bagaimana kehidupan alika selanjutnya?
Apakah alika akan kembali sehat seperti sedia kala? atau justru selamanya berada di balik besi rumah sakit jiwa?
Simak terus kisah nya di Novel *Janda Berkarat*
*Kisah ini diambil dari kisah nyata*
Nama dan gambar disamarkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25.KUATKANLAH RAGAKU
Alika melakukan perjalanan sedikit demi sedikit. Alika banyak membelikan jajan dan minuman untuk anaknya yang dia bawa hari ini. Mulai sekarang alika akan membiasakan diri untuk membawa lala kemanapun alika pergi. Alika yang tersinggung dengan ucapan membuatnya tak lagi memikirkan kondisi kesehatan nya. Alika terus berusaha mencari uang untuk kebutuhan lala dan dirinya sendiri. Kini alika sudah melakukan perjalanan selama 1 jam untuk menuju alamat yang akan dituju. Namun alika melihat masjid di pinggir jalan akhirnya memilih untuk istirahat lebih dulu karena lala yang digendong terlelap saat baru melakukan perjalanan 30 menit.
"Haaahh... Kita istirahat dulu yaa nak..!" Ucap alika pada dirinya sendiri.
Alika duduk di lantai masjid dan menidurkan lala dilantai beralaskan tas gendongan nya. Alika makan siang yang tadi ia beli di warung makan padang yang serba 10.000. Alika makan dengan lahapnya hingga menghabiskan satu bungkus nasi juga air mineral 1 botol yang ia beli. Alika menyandarkan punggung nya di tugu dinding masjid juga meluruskan kakinya agar tidak merasa nyeri.
"Yaa Allah..! Kuatkan lah ragaku..! Panjangkanlah usiaku..! Lancarkan Lah rezekiku..!" Ucap alika untuk dirinya sendiri. "Aku mencari uang untuk kebahagiaan anakku! Engkau tau aku adalah seorang janda yang terzholimi!" Ucap alika tak terasa meneteskan air matanya.
Alika menangis sendirian merasa dirinya sangat lelah dalam kondisi seperti ini. Alika kesepian, alika merasa sendirian, alika kecewa dengan garis takdir yang tak berpihak padanya, alika ingin ada seseorang yang selalu mengerti dan memahami kondisi nya. Alika memang bukan tipe wanita yang selalu mencurahkan segala isi hatinya pada orang lain terutama pada orang tua nya sendiri. Sejak masih gadis alika selalu memendam semuanya sendirian dan mencari solusinya sendiri. Alika membutuhkan sandaran jika dirinya merasa lelah. Tapi saat dirinya lelah justru orang terdekat yang ia harapkan membuat dirinya kecewa. Alika tak tau lagi harus bagaimana menyikapi masalah yang ia hadapi seakan masalah terus datang bertubi tubi tanpa memberi jeda kebahagiaan meski hanya 1 hari.
Setelah puas mengeluarkan air matanya alika kembali melakukan perjalanan untuk mengantar paket yang harus ia antar ke berbagai alamat. Setelah sampai alika menghentikan motornya dan melangkah menuju rumah yang sesuai dengan catatan alamat nya.
"Assalamualaikum..!" Tok! Tok! Tok! Ucap alika mengetuk pintu rumah sesuai catatan.
"Waalaikumsalam..! Yaa tunggu sebentar!" Sahut seorang wanita penghuni rumah. Sang penghuni rumah akhirnya membuka pintu rumah nya dan melihat alika yang berdiri membelakanginya. "Yaa siapa yaa..?" Ucap pemilik rumah yang hanya melihat punggung alika.
"Ah ini bu.. Apa bener ini alamat ibu siska..?" Tanya alika melebarkan senyumnya.
"Iyaa betul.. Ada apa yaa?" Sahut pemilik rumah yang bernama siska.
"Ini.. Saya mau mengantarkan paket dari mbak rumi..!" Ujar alika menyampaikan tujuan nya.
"Oooh... Iyaa saya lupa! Maaf yaa! Mari mbak silahkan duduk dulu!" Titah siska pada alika yang merasa berat dengan bobot lala yang ia gendong.
"Iyaa bu trimakasih!" Sahut alika kemudian duduk di kursi yang sudah tersedia di luar rumah siska.
Siska masuk ke dalam mengambil uang untuk membayar paket yang sudah dipesan. Setelah itu siska keluar dengan membawa uang lembaran merah yang berjumlah 300.000.
"Ini mbak! Aduuuh kayaknya repot sekali mbak? Kok mengantarkan paket sambil bawa anak? Memang nya gak ada yang jagain anaknya dirumah?" Tanya siska yang sudah duduk disamping alika dan melihat alika seakan membawa beban hidup yang berat.
"Ada bu! Cuma aku lagi pengen bawa anakku hari ini! Kebetulan hari ini banyak paket yang harus di antar dan pulang malam! Kasian anakku jika terlalu lama menungguku dirumah!" Sahut alika menutupi apa yang sebenarnya terjadi.
"Tapi lebih kasian anak mu mbak! Dia masih terlalu kecil jika terkena angin luar!" Ujar siska merasa tak tega melihat alika.
"Insyaallah anakku akan sehat dan baik baik saja!" Sahut alika memberikan senyum simpulnya.
"Yaa sudah kalo gitu! Ah ini uang paket nya! Jadi 225.000 yaa?" Ujar siska memberikan uang 300.000 pada alika.
"Uang pas saja bu! Aku gak ada kembalian nya!" Sahut alika dengan jujur.
"Gak apa! Kembalian nya buat beli susu anak nya mbak yang cantik ini! Semoga bermanfaat yaa mbak!" Ujar siska mengusap bahu alika dengan senyum simpulnya.
"Aduuuh.. Malah jadi merepotkan aku nya bu!" Sahut alika merasa sungkan.
"Gak apaa..! Ini sudah rejeki anaknya mbak!" Ucap lagi siska.
"Trimakasih banyak bu! Semoga dengan ini rejeki ibu semakin melimpah dan dilancarkan segala urusan nya!" Sahut alika dengan ikhlas mendoakan siska yang sudah berbaik hati.
"Sama sama..!" Ucap siska lagi.
"Kalau begitu aku permisi dulu yaa bu! Aku masih harus mengantar paket yang lain!" Ujar alika beranjak dari duduknya berpamitan pada sang pemilik rumah.
"Iyaa.. Hati hati yaa.. Jika lelah berhenti dan istirahatlah dulu!" Sahut siska dengan ramah.
"Iyaa bu..! Mari.. Assalamualaikum .!" Ucap alika melangkah menuju motornya dan menaikinya lalu kembali melakukan perjalanan untuk mengantarkan paket dengan berbagai alamat.
Alika kembali semangat mengantarkan paket yang harus ia antar dan uang nya akan ia kasih kepada pemilik nya sebelum alika pulang kerumah nya. Sedikit demi sedikit alika terus melakukan perjalanan bahkan sesekali mengajak lala bercerita panjang lebar meskipun lala tak mengerti apa yang alika bicarakan. Alika seakan mempunyai teman untuk mencari uang dan bercerita. Alika juga sesekali bernyanyi agar lala juga merasa riang dan ceria.
"Kita berhenti dulu disini yaa? Mama mau istirahat sebentar! Capek!" Ucap alika terus berbicara pada anaknya meski lala tak mengerti. "Haaaahhhh... Capek banget hari ini!" Ucap alika sembari melepas selendang ranselnya dan menurunkan lala di lantai masjid. Alika mengambil botol air mineral yang ia beli. Alika juga memakan jajan cemilan dan sesekali menyuapi lala agar tidak rewel. Alika juga sudah memberikan makan untuk lala yang ia beli diwarung nasi padang saat siang dengan menu nasi telor dadar. Dengan sabar dan kuat alika menjalani takdir nya yang sudah digariskan. Alika juga terus berusaha ikhlas dengan apa yang ia jalani saat ini. Saat sedang melamun melihat lala asik mainan sendiri tiba tiba ponsel alika berdering.
"Triiing! Triiing! Triiing!"
"Mama..!" Ucap alika melihat layar ponselnya bertuliskan mama nya. Alika menekan tombol hijau nya dan menempelkan benda pipih itu ditelinganya. "Ya hallo..!" Ucap alika saat sudah menerima telfon dari ema.
"Kamu dimana alika? Terus lala kamu bawa hingga sore begini?" Sahut ema sudah mulai kesal karena alika tak juga pulang.
"Iyaa.. Aku bawa anakku! Kenapa mah!" Ujar alika singkat dengan wajah datar nya.
"Cepatlah pulang! Kasian anakmu jika terlalu terkena angin luar! Dia bisa demam alika!" Sahut ema dengan nada khawatirnya.
"Mama ini mau nya apa? Alika pergi sendiri bilang nya lala gak dapet perhatian! Sekarang alika bawa. Dia pergi mama malah menyuruhku pulang!" Ujar alika kesal tak mengerti apa mau ibunya. "Alika pulang malam hari ini! Karena masih banyak paket yang harus alika antar sesuai perjanjian!" Ucap alika lagi dengan nada kesal.
"Yaa sudah.. Pulang lah dulu! Taruh dulu anakmu dirumah biar mama yang jaga! Setelah itu kamu pergi lagi mengantarkan paket!" Sahut ema semakin khawatir.
"Tanggung mah! Alika ada di daerah X! Butuh waktu 1 jam jika harus pulang dan kembali kesini lagi! Sudah dulu alika mau melanjutkan perjalanan!" Ujar alika memutuskan telfon nya secara sepihak.
...****************...
BERSAMBUNG
aku kira bisnis online hehe😆😆
emaknya gk mikir dulu kalo mau nikah
ibu2 nikah sama bujangan apa gk takut ada apa apa🗿🗿