Namaku Inaya, aku baru lulus di sekolah menengah atas. Keseharianku membersihkan rumah, memasak, dan memberi makan ayam. Suatu hari, aku bertemu dengan seorang nenek yang kebingungan mencari kendaraan. Dia meminta bantuanku. Awalnya aku menolak, namun karena kasihan, akupun membantunya. Setelah itu, dia memberiku sebuah gelang. Aku sudah menolak, namun dia kekeh memaksaku menerimanya. Semenjak memakai gelang, kejadian aneh mulai bermunculan.
Beberapa bulan kemudian, tepatnya Hari ini ialah hari idul fitri. Aku dan keluargaku biasanya ziarah kemakam sang kakek dan nenek. Setelah itu kami pergi berkunjung kerumah nenek atau ibu dari ayahku. Diperjalanan, kecelakaan tak terelakkan terjadi. Aku terbang melayang dan jatuh keaspal. Tubuhku terguling-guling hingga memasuki sebuah empang atau biasa disebut kolam ikan. Aku sempat menatap gelang pemberian nenek tak kukenal, hingga kesadaranku pun hilang. Lalu setelah aku membuka mata kembali, aku berada ditempat asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zakina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25 PERASAAN PUTRA MAHKOTA ILYAS
"Apa maksudmu, hah! Kau pikir aku sudi punya anak dari wanita licik macam kau," Ucap Pangeran Arjuna secara tiba-tiba.
"Heh. Kau pikir aku juga sudi. Tidak ya, mending aku sama pohon daripada sama Pria bucin macam kau ini," Ejek Putri Andini.
Pangeran kecil Alfa berlari pergi. Dia merasa kehadirannya tidak diinginkan oleh kedua orangtuanya.
'Kasihan juga anak itu. Dia pasti merasa tidak diinginkan oleh kedua orangtuanya. Aku jadi teringat masalalu. Dimana keberadaanku selalu dianggap beban oleh kedua orangtuaku. Aku bisa merasakan apa yang dirasakan anak itu,' Batinku.
Aku pun bergegas pergi menyusul bocah kecil itu.
"Hei, tunggu!" Ucapku.
"Salam, Putri Mahkota," Ucap Pangeran Alfa.
"Hai, nama kamu siapa?" Tanyaku.
"Alfa..., Kenapa Putri Mahkota tidak mengenaliku?" Ucap Alfa bingung.
"Beberapa minggu yang lalu, Aunty tenggelam disumur, hingga sebagian memori Aunty hilang," Ucapku.
"Au..ti? Artinya?" Tanya Alfa.
"Aunty itu artinya Bibi atau Tante. Kau bisa memanggilku dengan sebutan Aunty Khina," Ucapku.
"Tapi...," Ucapnya terhenti.
"Tidak apa-apa, kau harus memanggilku Aunty Khina. Bagaimana pun aku Kakak dari Ibumu. Jadi, kau keponakan Tante," Ucapku tersenyum.
Ku lihat matanya mulai berkaca-kaca. Tampak dia ingin menangis.
"Hei, kalau mau nangis, silahkan. Jika dengan menangis bisa mengurangi rasa sakit dalam hatimu, menangis lah. Jika kau mau menceritakan masalahmu atau isi hatimu padaku, bicaralah. Aku akan mendengarkanmu," Ucapku tersenyum.
"Hiks, hiks. Tidak ada yang menyayangiku, hiks," Tangis Alfa.
"Cup, cup, cup. Masih banyak yang menayangimu. Aku sayang padamu juga," Ucapku.
"Tapi, Ibunda dan Ayahanda tidak menerima kehadiranku didunia ini, hiks," Tangis Alfa.
"Shtttt. Siapa bilang Ayahanda dan Ibundamu tidak sayang padamu. Mereka sayang sama Alfa, cuman cara mereka menunjukkan kasih sayangnya itu yang berbeda. Dengarkan Aunty, suatu saat mereka pasti akan menunjukkan kasih sayangnya padamu. Kamu hanya tinggal tunggu waktu. Semua akan indah pada waktunya. Kita hanya perlu bersabar dan terus bersabar," Ucapku sembari memeluknya dan mengelus pucuk kepalanya.
"Benarkah?" Ucap Alfa dengan wajah sumringah.
"Iya sayang," Ucapku. 'Kenapa pula aku bicara kayak gitu tadi. Orang hidupku sendiri didunia moderen penuh penderitaan. Kagak tiap hari sih, tapi setiap perkataan yang keluar dari mulut wanita yang melahirkanku terlalu menyakitkan. Papa-ku yang ku anggap sebagai panutan, malah merenggut kesucianku. Kakakku yang kusayang telah tiada. Aku merasa sendirian disana, kalau saja tidak ada Salsa dan Aldi, entah apa yang akan kulakukan,' Batinku mulai menitikkan air mata.
"Au...nty, kenapa menangis?" Tanya Alfa.
"Tidak apa sayang, Aunty hanya senang bisa punya keponakan tampan kayak kamu," Ucapku mencubit hidungnya pelan.
"Aunty bisa saja," Ucap Alfa tersenyum malu.
"Hemm, wajahmu kenapa? Kamu malu ya? Tidak usah malu gitu sama Aunty. Tapi kalau diliat-liat kamu semakin lucu kalau lagi tersenyum malu gitu," Godaku sembari mencubit kedua pipi Alfa.
"Aunty, aku izin kekamar," Ucap Alfa berlari meninggalkanku.
Tak jau dari tempat Khina berada,tampak seseorang berdiri menatap kearah Putri Khina sembari berucap, "Kau begitu keibuan. Andai Alfa anak kita, aku pasti akan sangat bahagia. Putri Khina, apa kau masih mencintaiku? Andai kau masih mencintaiku, aku pasti akan merebutmu dari Putra Mahkota. Kita akan hidup bahagia bersama Alfa, anak kita."
"Jangan harap," Ucap Putra Mahkota Ilyas dingin.
"Kau..," Ucapannya terhenti.
"Apa! Kau kaget! Tidak perlu kaget, aku sudah memantau mu sejak dari pertama kau melihat interaksi Putramu dengan Istriku," Ucap Putra MahkotaIlyas.
"Aku pasti bisa merebut Putri Khina, darimu," Ucapnya menantang.
"Selama aku masih hidup, aku tidak akan pernah melepaskan Istriku, Pangeran Arjuna," Ucap Putra Mahkota Ilyas.
Yang berbicara dengan Putra Mahkota ialah Pangeran Arjuna.
"Istri? Heh, dulu kau bahkan tidak pernah menganggapnya ada. Kau selalu bersikap kasar padanya. Bahkan Kau tidak mempedulikannya saat dia sedang mengandung anakmu. Kau juga tidak peduli dengan anakmu. Sekarang kau baru menyadari kebodohanmu itu, cih. Kau sudah terlambat. Aku yakin kalau Putri Khina sudah tidak mencintaimu. Dia menikahimu karena terpaksa. Dan kau memperlakukannya dengan buruk, kebenciannya pasti bertambah besar padamu. Jadi bersiap lah kau akan kehilangan Putri Khina selama-lamanya," Ucap Pangeran Arjuna.
Putra Mahkota Ilyas tidak menanggapi Pangeran Arjuna. Dalam hati dan pikirannya mulai risau. Dia takut jika Putri Khina membencinya.
'Kenapa hatiku merasa tidak terima dengan perkataan Pangeran Arjuna? Kenapa aku merasa takut jika sampai Istriku meninggalkanku? Tidak, aku tidak akan biarkan Putri Khina pergi, dia milikku, hanya milikku. Entah sejak kapan perasaan ini muncul, aku tak tau. Rasanya aku mulai ada rasa padanya. Dan perasaanku pada Putri Irha, entah kenapa aku sama sekali tidak merasa marah saat dia bersama pria lain. Sedangkan saat aku melihat Putri Khina berasama pria lain, aku merasa marah. Ada perasaan berbeda saat aku bersama dengan Putri Khina dan Putri Irha. Mungkin selama ini perasaanku ke Putri Irha hanya sebatas kasih sayang kesesama teman. Sedangkan ke Putri Khina...entahlah. Semenjak sifat dan sikap Putri Khina berubah, aku merasa seolah-olah dia bukan Putri Khina, dia begitu berbeda. Aku merasa dia seperti seseorang yang berada dalam mimpiku, hanya saja aku tidak bisa melihat wajah wanita itu,' Batin Putra Mahkita Ilyas. Pikirannya mulai berkecambuk. Disatu sisi dia ingin mengajak Putri Khina kemana pun dia pergi. Disisi lain dia merasa gengsi.
'Aku yakin bisa mendapatkan Putri Khina. Ya, dia juga masih mencintaiku, pasti..Aku sangat yakin,' Batin Pangeran Arjuna mulai terobsesi pada Putri Khina.
Didalam kamar Putri Khina, tampak sebuah rencana mulai disusun.
"Tikusnya sebentar lagi akan sampai. Kita akan menajalankan rencana kita," Ucap Putri Andini.
"Dimana kau membeli tikus?" Tanyaku.
"Dipasar," Ucap Putri Andini.
"Bagaimana bisa kau kenal dengan penjual tikus itu?" Tanya Putri Irha.
"Ada deh, nanti kalian juga tau sendiri," Ucap Putri Andini.
Tak lama tampaklah seseorang mengetuk pintu.
"Tok! Tok! Tok!"
"Dia pasti sudah datang," Ucap Putri Andini bangkit dari kursi, lalu bergegas membuka pintu kamar.
"Ini tikusnya," Ucapnya menyerahkan sebuah kotak yang tertutup kain.
"Masuklah dulu, kau juga harus membantu kami," Ucap Putri Andini. Namun orang tersebut masih berdiam diri.
"Hei, ayo cepar masuk! Kau mau kan dekat sama Putri Khina? Jika iya, kau harusnya membantu menyelesaikan rencana kami," Ucap Putri Andini.
Ku liat Putri Andini masuk bersama seorang pria yang ku kenal.
"Nakula?" Ucapku.
"Lah, kok kau bawa Nakula kemari? Gimana kalau sampai dia membongkar rencana kita? Bisa habis kita sama tuh Raja Tua," Ucap Putri Irha.
"Raja Dayat tidak tua kok. Bahkan dia masih awet muda kayak umur 30 tahunan. Dia itu kayak hot daddy...," Ucapan Putri Andini diselah.
"Nye, nye, nye. Kau itu kayak j4l4ng tau gak! Setiap pria dewasa kau embat semua," Ejek Putri Irha.
"Jaga ucapanmu itu! Aku tidak seperti itu! Kau juga tau kalau aku begitu terobsesi sama Kevin. Mana mungkin aku suka sama pria yang jauh lebih tua dariku," Kesal Putri Andini.
...¤**BERSAMBUNG**¤...