NovelToon NovelToon
Perselingkuhanku Di Atas Permainan

Perselingkuhanku Di Atas Permainan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Paksaan Terbalik / Tamat
Popularitas:168.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: iska w

Jika kamu mau bermain api, berarti kamu harus siap untuk terbakar, karena jika api asmara sudah berkobar akan sulit untuk mematikannya.

Dan jika kamu berani untuk menyakiti, berarti harus siap untuk disakiti, ini bukan soal Karma, tapi itu hasil dari apa yang pernah kamu tanam.

Pertukaran pasangan adalah hal yang tidak wajar dilakukan, namun Embun Damara dan Arsenio Hernandes terpaksa melakukannya, karena desakan dari pasangan masing-masing.

Namun siapa sangka, yang awalnya mereka menentang keras dan merasa tersakiti, kini butir-butir cinta mulai bersemai dihati mereka masing-masing, walau masih ragu, tapi rasa sayang dan cinta diantara mereka mengalir begitu saja seiring berjalannya waktu. Padahal perjanjian mereka hanya bertukar pasangan selama satu bulan saja.

Akankah cinta mereka akan kekal sampai nanti, atau harus putus karena masa perjanjian sudah selesai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iska w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25.Tak Rela.

Pagi ini adalah puncak dari acara Gathering perusahaan kali ini dan dari pihak panitia perusahaan ternyata akan mendatangkan para pemusik yang lagi hits ditahun ini, untuk sekedar memberikan hiburan kepada karyawan perusahaan agar hari esok bisa lebih semangat bekerja dengan pikiran yang sudah lebih fresh.

"Embun, kamu mau kemana?"

Tadi malam Arsen dan rekan pria mereka tidur disofa panjang kamar itu, sedangkan Embun tidur bersama rekan wanitanya di Ranjang, mereka berdua sama sekali tidak punya niatan untuk berbuat negatif seperti yang Bagas kira, karena Embun selalu menerapkan pada dirinya, bahwa pacaran itu harus sehat, karena jika dia melampaui batas, yang rugi hanya pihak perempuan saja, karena pria tidak akan ada bekasnya.

"Aku mau lihat persiapan dibelakang panggung, sebentar lagi acara akan segera dimulai soalnya, kamu mau ikut?" Tanya Embun sambil merapikan pakaian dan rambutnya.

"Aku belum mandi, kamu sudah sarapan belum?" Tanya Arsen yang masih terbaring diatas sofa dengan berbantalkan lengan dikepalanya sambil menatap Embun yang tengah bersiap.

"Sudah tadi." Jawab Embun dengan tangan yang masih sibuk merapikan diri.

"Kenapa nggak nunggu aku?" Suara Arsen bahkan terdengar kesal, karena tidak diajak sarapan bareng.

"Kamu masih tidur tadi, tapi aku sudah menyiapkan makanan untukmu dan membawanya kemari, kamu tinggal makan aja?" Karena wajah Arsen terlihat marah, dia akhirnya berjalan mendekat kearah sofa.

"Ciye... Kalian berdua beneran pacaran ya?" Akhirnya teman mereka yang sedari tadi masih pura-pura tidur tapi menyimak itu langsung memberanikan diri untuk berkomentar.

"Kalau iya emang kenapa, ada yang salah?" Jawab Embun dengan santainya, dia seolah tidak perduli jika semua karyawan di perusahaan tahu, karena Bagas bahkan mengumbar hubungan mereka sampai ke media sosial.

"Bukan begitu, cuma aneh aja ya kan, kalian kayak orang lagi tukar pasangan aja, si Bagas juga lagi gencar-gencarnya sama si Nevika, padahal kan seahu kami mereka pacat kalian masing-masing." Sebenarnya hal itu sudah menjadi rahasia umum, hanya saja mereka sengaja bertanya secara langsung untuk memastikan hal itu.

"Itu hanya kebetulan saja." Arsen langsung bangkit dari duduknya saat Embun duduk disebelahnya.

"Owh ya? bisa kebetulan banget gitu." Tanya Rekan mereka yang masih belum percaya.

"Nasip orang siapa tahu, kalian ambil sarapan sana, sebelum habis nggak kebagian." Embun langsung mengalihkan pembicaraan agar mereka menyudahi interogasi dadakan ini.

"Yaelah, kita nggak diambilin sekalian makanannya nih, cuma Arsen doang yang kamu ambilkan Mbun?" Kalau sudah membahas soal makanan, mereka langsung sigap dan tidak mau ketinggalan.

"Masak iya gue ambil empat porsi, apa kata orang nanti?" Embun langsung menaikkan kedua bahunya saat melihat mereka langsung bersiap walau belum mandi sekalipun, karena cuaca disana memang sangat dingin sekali walau matahari sudah mulai menampilkan sinarnya.

"Aish.. Ya sudahlah!"

Akhirnya kedua rekan mereka langsung berlari keluar untuk mengambil sarapan mereka masing-masing didepan sana yang sudah dipersiapkan oleh pihak koki Resort secara prasmanan.

"Trus aku makan sendirian ini?" Gantian Arsen yang kembali menyandarkan kepalanya dibahu sofa dengan kemas.

"Mau aku temenin dulu?" Embun merasa tidak enak hati jadinya, dia masih belum sepenuhnya mengetahui sifat dari Arsen saat ini, jadi sebisa mungkin dia akan menjaga perasaannya.

"Kamu nggak papa?" Tanya Arsen dengan wajah datarnya, padahal dalam hati dia merasa senang karenanya.

"Nggak papa, mereka pasti masih persiapan dibelakang panggung, aku temani kamu makan dulu baru aku pergi." Padahal mungkin saat ini Embun sudah ditunggu, tapi dia tidak ingin Arsen ngambek nantinya, dia hanya tidak ingin kedekatan mereka harus terhalang hanya karena hal ini.

"Tapi aku belum lapar?" Ucap Arsen kembali yang seolah masih ingin bermalas-malasan disana namun ditemani oleh Embun.

"Belum lapar juga kalau sudah waktunya sarapan kamu harus makan, acara kita padat siang ini, kalau kamu nggak makan, mau dapat tenaga darimana? ayo sini aku suapin." Ada rasa bahagia yang bercampur aduk rasanya, saat dia melihat sosok lain dari Arsen, apalagi saat dia baru bangun tidur seperti ini, walau masih belum mandi pun ternyata dia masih tetap terlihat tampan.

"Masih lemes." Arsen bahkan mengungselkan kepalanya dilengan Embun, tiba-tiba sifat manja Arsen keluar saat jiwa keibuan dari Embun muncul disana.

"Duduk yang bener, nanti tersedak makannya." Embun bahkan seperti sedang menyuapi bayi besarnya, padahal di Kantor pria itu terlihat Sangar, apalagi saat bawahannya melakukan kesalahan kerja dan dia yang harus menanggungnya, seolah kepalanya sudah mengeluarkan tanduk merah dan siap memangsa apa yang ada didepan mata.

"Aku masih ngantuk juga." Sebenarnya dia hanya beralasan saja, karena kapan lagi dia bisa manja-manjaan sama Embun seperti ini pikirnya.

"Astaga, padahal dulu aku segan sekali kalau bertemu dengan kamu, bahkan sedikit takut karena sikap kamu yang super duper dingin dan selalu kelihatan perfect dalam segala hal, tapi kalau bangun tidur begini kenapa kamu jadi kayak anak mama?" Embun bahkan mencubit pipi Arsen yang malah terkekeh karenanya.

"Aku juga manusia biasa, sama kayak kalian, kamu pikir ini aku lahir dari planet lain apa, yang penting kan ini bukan hari kerja." Jawab Arsen yang langsung menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal itu.

"Ternyata kamu bisa lucu juga, sini makan yang banyak." Dia semakin

"Kamu kok nggak takut tanganmu kotor kalau nyuapin aku pake tangan, trus nanti kalau kuku kamu rusak gimana? kalau Nevika itu paling ribet kalau sudah membahas soal kuku, apalagi setelah pulang dari Salon." Dia kembali curhat dan membandingkan antara pacar asli dan pacar permainannya kini.

"Nggak papa, nanti aku bisa cuci tangan, kuku nggak cantik nggak masalah, yang penting bersih dan bisa digunakan semestinya, soalnya kalau kuku dihias pake pernak pernik gitu malah ribet, mau ngapa-ngapain susah, dan kuku cantik itu juga nggak bikin kenyang kan?" Jawab Embun dengan sejujurnya, karena memang dia tidak pernah mau ribet dalam hal seperti itu, karena kecantikan seorang wanita bukan hanya dari segi penampilan saja.

Aku semakin kagum dengan wanita ini, dia benar-benar wanita idaman, dia selalu menjaga makan dan minumku walau tidak aku suruh, padahal dia tahu betul bahwa hubungan kami hanya satu bulan, tapi dia memperlakukan aku begitu baik, seolah aku ini adalah pria masa depannya, nanti aku pasti akan merindukan saat-saat seperti ini dengan dia, tapi.. kenapa aku seolah tidak rela jika nanti harus berpisah dengan dia ya?

Arsen menatap wajah Embun dalam-dalam saat dia sedang berbicara, daya tarik Embun memang benar-benar kuat bagi Arsen.

"Embun, boleh aku memeluk kamu sebentar?" Pinta Arsen setelah tersadar dari lamunan sesaatnya.

"Hah? kenapa? apa kamu kurang enak badan, mau aku ambilkan obat atau bagaimana?" Namun tanggapan Embun malah berbeda.

Ya ampun, bahkan dia sangat mengkhawatirkan keadaanku, sungguh hanya pria bodoh yang sudah menyia-nyiakan wanita sebaik Embun.

"Tidak, aku hanya ingin memelukmu saja, dingin banget soalnya, itupun kalau kamu mengizinkan." Jawab Arsen yang sebenarnya sudah susah payah menghilangkan jaimnya.

"Astaga, aku kira kamu sakit, ya udah sini aku peluk, emang dingin banget sih cuaca dilereng bukit sepagi ini, kamu ini kaku sekali, Bagas aja nggak pakai izin-izinan kalau mau meluk Nevika, bahkan sosor sana sini sesuka hati." Jawab Embun yang langsung merentangkan satu tangannya, karena yang kanan masih memegang piring.

"Kamu mau juga?" Arsen mendongakkan wajahnya untuk menatap wajah Embun.

"Eh... tidak! bukan begitu, aku hanya ngomongin dia aja kok, ayo cepat habiskan makananmu, sudah jam berapa ini." Jawab Embun yang takut jika Arsen salah paham, jika Arsen menciumnya tanpa sengaja lain ceritanya, namun jika dipertanyakan terlebih dahulu seperti ini sudah pasti Embun akan menolaknya.

"Kamu tidak mau menungguku?" Tanya Arsen kembali.

"Kamu belum mandi Arsen, ini sebentar lagi acaranya sudah mau dimulai, nanti kita bertemu di ruangan panitia okey?" Bisa gawat nanti kalau dia semakin lama datangnya.

"Ya sudahlah, aku mandi dulu." Setelah suapan terakhir Arsen langsung buru-buru pergi, seolah dia tidak rela berpisah lama-lama dengan Embun.

"Astaga, pria kaku ini lucu juga ternyata." Umpat Embun yang hanya bisa terkekeh sendiri saat melihat Arsen mengeluarkan sosok manjanya.

Setelah mencuci tangannya dia segera berlari ke arah ruang panitia, karena sebenarnya dia sudah telat, namun demi Arsen dia rela melakukannya, karena sudah menjadi kebiasaannya dulu dia selalu memperhatikan sarapan Bagas, jadi terbawa-bawa dengan Arsen juga.

"Ini dia orangnya, Embun kenapa kamu telat?" Tanya rekan panitia yang lainnya.

"Maaf, ada sedikit gangguan tadi dikamar, apa ada masalah?" Ucap Embun yang sengaja tidak mau berbicara jujur.

"Iya, kedua vokalis mereka ini belum datang, padahal seharusnya mereka sudah menghibur karyawan kita yang sedang sarapan didepan sana." Mereka pun bingung kenapa hal seperti ini bisa terjadi.

"Dua-duanya belum datang?" Tanya Embun yang tidak habis pikir.

"Iya mereka satu mobil, mungkin terkena macet saat masih dipusat kota, karena mereka tertinggal jauh dibelakang daripada yang lainnya."

"Fuh... gimana dong? atau kalau tidak kita isi acara hiburan yang lainnya aja?" Ucap Embun yang mencoba memberikan ide lain.

"Gimana kalau kamu aja yang nyanyi, kamu bisa kan Embun?" Suruh rekan panitia lainnya.

"Aku nggak pernah nyanyi." Jawab Embun yang sontak mengangkat kedua tangannya keudara.

"Bohong, aku pernah mendengarmu konser dikamar mandi!" Ledek Rekan Embun sambil tersenyum.

"Sok tahu kamu!" Umpat Embun yang langsung terkekeh, bernyanyi dikamar mandi memang dia sering mepakukannya, namun saat ini dia harus naik panggung, pasti beda sensasinya.

"Sudahlah, kita acara seru-seruan aja diatas panggung, sambil nunggu vokalis mereka datang, ayok!"

"Tapi--?"

"Ayolah, kita nyanyi asal-asalan juga nggak masalah, di aplikasi tok-tok itu cuma joged-joged ngasal aja dapat folowers, semakin jelek dan bisa bikin orang ngakak malah semakin tenar, siapa tahu nanti folowers kita nambah ya kan." Rekan Embun langsung menarik tangannya untuk pergi ke atas panggung dengan para anggota pemusik lainnya, entah apapun yang terjadi yang penting panggung terisi pikirnya.

"Okey semuanya, karena ada sedikit kendala dibelakang, jadi untuk sementara Embun yang akan menggantikan." Dan rekan berbicara seolah melimpahkan tanggung jawabnya kepada Embun seluruhnya.

"Heh, kenapa jadi aku sendiri? gila kamu ya, ayok temani aku?" Embun sudah mulai panik, berbicara didepan umum memang sering dia lakukan sebagai ketua Divisi, namun untuk beryanyi dia belum pernah melakukannya.

"Biar aku temankan dia!" Tiba-tiba sosok Arsen muncul dari belakang tubuh mereka, seolah menjadi pahlawan untuk Embun.

"Hah, Arsen?" Embun sempat terkejut karenanya.

"Emang kamu bisa nyanyi?" Tanya rekan panitia yang lainnya.

"Enggak." Jawab Arsen dengan mantap.

"Lalu untuk apa kamu temankan dia, modal tampang doang nggak cukup Bang." Mereka langsung menepuk jidat masing-masing.

"Aku hanya ingin menemaninya saja, biar dia tidak merasa sendirian di dunia ini." Celetuk Arsen dengan wajah datar seperti biasanya.

"Yaelah... dasar pria Bucin, ya sudahlah, terserah kalian saja, tapi aku tidak menanggung jika ada yang melempar botol kepada kalian ya?"

"Tidak masalah, jangankan cuma lempar botol, lempar batu juga aku jabanin, asal nggak lempar harga diri aja, ya kan sayang?" Jawab Arsen sambil merangkul pinggang embun dengan mesra. Dan Embun hanya bisa tersenyum saat mendengar ucapan Arsen, karena baginya ada yang menemaninya saja sudah cukup.

"Kamu mau mendengar aku menyanyi lagu apa?" Tanya Embun sebagai tanda ucapan terima kasih kepada Arsen.

"Nyanyikan satu lagu terbaik yang kamu bisa, hanya untukku." Jawab Arsen sambil membenahi rambut poni Embun yang menjuntai karena tertiup angin pagi itu.

"Huhuy... piwwit!"

Saat mereka berdua sudah berada diatas panggung, pusat perhatian semua karyawan langsung teralihkan kearah mereka.

Embun sudah memegang microfonnya dan Arsen memilih duduk dikursi vokalis yang sudah disediakan disana.

Tanpa mereka semua duga, ternyata Embun mempunyai suara yang cukup merdu, apalagi saat menyanyikan tembang Jawa yang lagi ngetrend di media sosial kali ini, membuat semua karyawan disana ikut bernyanyi bersama dari bawah panggung.

Saat Embun melihat Nevika dan Bagas yang ternyata juga memandang kearah mereka, terlintas satu ide, untuk membuat mereka berdua iri akan keromantisan mereka berdua.

Ketika Embun bernyanyi sampai di Reff dari lagu yang dia bawakan, dia sengaja mengalungkan satu tangannya dileher Arsen yang sedari tadi sudah duduk disampingnya sambil terus menatap kearahnya.

"Wit-witan do ngingeti.. Lintang-lintange nyekseni.. Gemiricik e banyu mili.. Koyo to jelasne roso senengku.. Rasah mbok angen-angen, wong seng mbiyen nglarani.. Timbang ngeboti, ning nyatane mung diapusi.. Jalalen aku, wong seng opo anane iki.. Gemati, ngangeni, ra mungkin nglarani."

Dan Arsen pun ternyata menyambutnya dengan suka cita, dia duduk menghadap Embun yang bernyanyi sambil berdiri dan ikut mengalungkan kedua tangannya dipinggang Embun dengan romantis sekali.

Bahkan para karyawan dibawah sana sampai bersorak-sorai dengan riuh renyah melihat kemesraan mereka berdua diatas panggung.

Diujung lirik lagu yang dinyanyikan oleh Embun itu, Arsen tiba-tiba berdiri dan langsung meninggalkan satu kecupan manis dikening Embun dengan penuh penghayatan, bahkan sambil memejamkan kedua matanya.

Cup

"Kamu memang terbaik Embun." Ucap Arsen yang benar-benar kagum dengan Embun yang bisa adaptasi dengan segala hal, walau secara mendadak sekalipun.

Yes! mereka berdua melihatnya.

"Terima kasih Arsen, karena sudi menemaniku disini." Jawab Embun dengan senyum yang sudah merekah.

Dibawah sana, Bagas dan Nevika sama-sama membuang arah pandangan mereka dengan umpatan masing-masing dalam hati.

Sial.. Dia sudah berani pamer kemesraan diatas panggung, tapi kenapa aku seolah tidak rela, ckk.. ini pasti hanya perasanku saja, aku kan ada Nevika sekarang yang membuatku lebih tertantang.

Bagas mengepalkan satu tangannya dan seolah tidak sudi menatap kearah panggung.

Kenapa Arsen mencium dia duluan? Apa istimewanya Embun dibanding aku, pasti aku lebih berkesan dihatinya, tapi kenapa aku seolah tidak rela, aish.. mereka pasti hanya bersandiwara, tidak mungkin tulus dari hati, karena permainan ini juga tidak lama lagi akan berakhir.

Sedangkan Nevika hanya bisa tersenyum sinis, dia sama sekali tidak percaya bahwa dirinya bisa tergantikan oleh sosok Embun dihati seorang Arsenio Hernandes.

Apa yang dilihat di luar belum tentu itu mencerminkan apa yang ada didalam hati. Bukan berarti perlu hipokrit tetapi kadang–kadang orang lain tidak perlu tahu apa yang sebenarnya kita rasakan saat itu.

1
Abimanyu Rara Mpuzz
seperti aku suka melinjo 😍😍😍
Abimanyu Rara Mpuzz
kanjeng mami hadir
Abimanyu Rara Mpuzz
manvus 🤣
Abimanyu Rara Mpuzz
Kecewa
Abimanyu Rara Mpuzz
Buruk
Abimanyu Rara Mpuzz
kisahnya seperti ftv ryan Delon Sharena tukeran pasangan
Aurellie Azzahra
ada ya cewek pinter tp bego😬😬
Utit Dewisetyowati
semoga arsen jadi pacar embun
Utit Dewisetyowati
semoga Embun jadian sama Arsen
Utit Dewisetyowati
sama ² gila itu anak
Utit Dewisetyowati
embun sadarlah jàngan mau mengerjakan tugas pacar loe
Utit Dewisetyowati
smg lancar semuanya
raditha astriani
❤️
Nenti iis Fatimah
kenapa keluarga embun gak di sebut ya, d skip apa emang gak ada yg hadir
Nenti iis Fatimah
asiiik bakal dihalalin tuuh
Nenti iis Fatimah
baguuus
Nenti iis Fatimah
nah gitu dong nikmati aja prosesnya buat kedepannya serahin aja sama author yg punya cerita hehe
Nenti iis Fatimah
diih emang pada egois si Bagas sama nevika mau diputusin sayang di pertahankan gak mau ya gitu deh jadinya
Rustan Sarny Apul Sinaga
hayolohhhh tercyduk bunda ratu....kawin kawin
Rustan Sarny Apul Sinaga
selamat menikmati cintanya Nevika ya mas Bagas....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!