Bagaimana rasanya jika dicintai guru pembimbing sendiri? Ya, itulah yang di rasakan oleh pemilik nama Sefanya Arkhava. Seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA bertubuh mungil dan berparas cantik itu aktif dalam sebuah club musik yang dimana ia sangat menyukai irama lagu.
Sefa merupakan salah satu murid dengan berbagai bakat yang di milikinya dipertemukan dengan seorang guru pembimbing yang mengajarinya dalam bermain musik.
Kalandra Ghiffari pria yang berhasil sukses di usia muda kini menjadi guru pembimbing club' musik di salah satu sekolah bergengsi di kotanya. Parasnya yang tampan berhasil memikat para kaum wanita di luar sana.
Lantas seperti apa kisah pertemuan Sefa dan Kalandra? Yuk simak terus dalam kisah Love Melody
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chiechi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Di pagi hari Sefa telah siap dengan segala sesuatunya, kali ini ia menguncir rambutnya dengan poni tipis yang menutupi dahi nya. Ia bergegas keluar dari kamar dan langsung menuju ruang makan menemui Alan yang berada disana.
Tidak berpakaian layaknya guru, kali ini Alan mengenakan pakaian biasa, sebuah t-shirt yang di padukan dengan blazer serta gaya rambut yang sedikit berbeda. Sefa mengerutkan kening seraya memicingkan matanya meneliti pria yang ada di depannya itu dari ambang pintu.
Sebelum akhirnya Alan menoleh dan melihat Sefa yang tengah berdiri disana, ia menghampiri gadi nya dengan senyuman indah di pagi hari. "Baru aku mau membangunkan mu." Ucap Alan yang menangkup kedua pipi Sefa dan mengecup sekilas bibirnya.
"Telat, aku sudah siap."
"Tapi kenapa kau berpakaian seperti ini?" Sambung Sefa memegang blazer Alan.
"Ohh hari ini aku tidak ke sekolah, di tambah tidak ada jadwal kelas jadi aku akan pergi keluar sebentar."
"Kau ingin bertemu seseorang?"
Alan mengangguk sebelum ia mengatakan bahwa dirinya akan bertemu dengan Leo sahabat sekaligus rekan kerja nya. Sefa menghela nafas panjang, ia melangkah ke sisi lain sungguh tidak semangat rasanya pergi ke sekolah tanpa ada Alan disana.
"Ayo sarapan, setelah itu aku antarkan kamu ke sekolah." Ucap Alan namun tidak di sahuti oleh Sefa sedikit pun, gadis itu masih terdiam di tempat tanpa bergerak sedikitpun.
Melihat Sefa yang seperti itu membuat Alan kembali beranjak dan menghampiri nya. Ia membalikkan tubuh Sefa hingga saling berhadapan, di pegangnya dagu Sefa oleh Alan dan ia pun mendekatkan wajahnya sampai hampir tidak ada jarak diantara keduanya.
"Bolehkah aku ikut denganmu?" Tanya Sefa yang penuh dengan harap.
"Tapi kau harus sekolah." Sahut Alan yang seolah tidak mengizinkan Sefa ikut bersamanya.
"Kau tidak perlu mengantarku." Ucap Sefa yang langsung melewati Alan, ia mengambil tas nya dan langsung pergi meninggalkan rumah itu.
Alan berniat untuk mengejar Sefa namun niatnya ia urungkan dan membiarkan Sefa pergi ke sekolah dengan menggunakan bus. Mulai dari halte sekolah sampai Sefa masuk ke lingkungan sekolah tak hentinya ia menggerutu sampai Rania yang menyapa nya tidak sengaja kena semprot Sefa.
"Hey.. kenapa dengan mu?" Tanya Rania yang merasa heran dengan temannya itu.
"Haahh... Sudahlah jangan tanya aku kenapa!" Sahut Sefa dengan nada yang masih kesal.
"Heran, pasti ada sangkut pautnya dengan Alan." Batin Sefa sambil berpikir.
Sementara di tempat lain, memang benar Alan datang menemui Leo di sebuah agensi. Tapi tidak hanya ada Leo disana seorang gadis yang menghubunginya malam tadi ikut serta di dalam gedung itu. Ashley, yang merupakan teman satu kampus Alan dan juga Leo kini telah kembali dari luar negeri.
Gadis itu beranjak dari duduknya dan menyapa Alan yang baru saja masuk ke ruangannya, bukan sapaan biasa tetapi gadis itu memeluk Alan serta melakukan cipika-cipiki tanpa ragu dan sedikitpun. Tentu saja hal itu membuat Leo mematung sejenak, pasalnya ia telah mengetahui hubungan Alan dengan Sefa dan melihat kejadian barusan mungkin bisa membuat hubungannya berantakan jika Sefa mengetahuinya.
"Kalandra.. lama banget gak ketemu kenapa kau secuek itu? Apa kau tidak merindukan ku?" Ucap Ashley dengan manja.
"Lain kali jaga sikap mu dan hilangkan kebiasaan mu itu."
"Kebiasaan ku yang mana?"
"Memeluk pria yang bukan milik mu."
"Ohh kenapa dengan mu? Bukankah itu sudah biasa?"
"Tidak untuk sekarang!" Tegas Alan.
"Kenapa? Kau sudah mempunyai pacar? Katakan siapa yang berani merebut mu dariku?" Ashley duduk di salah satu kursi dengan kaki yang menyilang serta ekspresi wajah yang terkesan seksi.
"Sudahlah apa kalian bertemu hanya untuk berdebat?"
"Lan, gimana dengan nya? Kapan kau akan membawanya kemari?" Ucap Leo.
"Masih butuh waktu, bagaimana perkembangannya?"
"Kita benar-benar membutuhkan artis baru atau yang bisa membalikkan semuanya, jika tidak apa yang kau pertahankan selama ini akan sia-sia dan bisa saja paman mu itu mengakuisisinya."
"Kau tenang saja, aku tidak akan membiarkan itu terjadi."
Di tengah perbincangan nya dengan Leo, Ashley menyela perbincangan mereka dengan menawarkan diri untuk bergabung di agensi nya, memang benar Ashley merupakan seorang model di beberapa majalah dan juga iklan, bisa saja Alan menggunakan dia untuk menaikkan semuanya namun ia tidak ingin melakukan itu.
Dengan tanpa basa-basi Alan langsung menolak Ashley untuk gabung dalam agensinya. Tentu saja penolakan nya membuat gadis itu kesal hingga ia kembali mengerucutkan bibirnya. Alan yang melihat itu sungguh tidak peduli dengan nya, lain hal nya dengan Leo yang duduk di sampingnya dan mengajak bicara Ashley.
"Jika tidak ada urusan lain, aku pergi dulu." Ucap Alan yang hendak menuju pintu.
"Kau mau pergi kemana?" Tanya Ashley menghentikan langkah Alan.
"Sebaiknya kurangi rasa ingin tahu mu terhadap privasi orang lain." Sahut Alan yang kemudian pergi dari tempat itu.
Gadis itu menoleh ke sisi lain melihat Leo, dengan tatapan matanya yang saat ini menunjukkan bahwa ia membutuhkan penjelasan Leo mengenai perubahan sikap Alan yang begitu drastis. Jika dulu Kalandra memang dekat dengan Ashley namun bertolakbelakang dengan saat ini yang seolah dia tidak ingin di dekati nya.
"Leo..." Panggil Ashley menyerukan nama pria yang ada di sampingnya itu.
"Ohh entahlah, aku gak begitu tertarik dengan privasi orang lain, dan sebaiknya kau juga menghargai itu." Sahut Leo yang kembali pada pekerjaan nya.
Ashley berdecak kesal, ia pun keluar dari ruangan itu sekaligus meninggalkan gedung tersebut. Dalam perjalanan sebelum sampai di tempat tujuan, Alan menepikan mobilnya di sebuah toko bunga. Ia membeli satu bulat bunga guna untuk meminta maaf pada Sefa atas permasalahan tadi pagi.
Selesai dengan buketnya alan bergegas kembali melajukan mobilnya menuju sekolah, tepat lima menit bell pulang berbunyi Alan telah sampai di parkiran sekolah, sebagai ia tidak turun dan memilih untuk tetap duduk di dalam mobil sambil menunggu Sefa.
Beberapa menit setelah bell pulang berbunyi, Sefa keluar dari kelas bersama dengan Rania. Alan yang semula memilih menunggu di dalam mobil setelah bell berbunyi ia keluar dan menunggu di depan mobilnya sampai salah satu siswi dari sekolah itu menghampirinya hanya untuk menyapa dan berbincang sedikit.
Kebetulan Sefa datang bersama dengan Rania dan melihat lelakinya tengah asik ngobrol dengan seorang gadis. Mata nya mendelik dan kembali melangkah menuju gerbang sekolah namun langkahnya berhasil Alan hentikan ketika ia menarik lengannya.
"Pak Alan, aku belum selesai bicara dengan mu." Ucap gadis itu yang menghampiri Alan, Sefa dan juga Rania.
"Maaf aku tidak ingin membuat pacar ku salah faham." Pengakuan Alan tersebut langsung membuat si gadis kaget dan tercengang seolah menjadi patung diam di tempat.
Tidak hanya gadis itu tapi juga Rania dan Sefa yang cukup kaget dengan pengajuan Alan di depan salah satu murid, ohh tidak mungkin ada beberapa dari mereka yang berlalu lalang mendengar ucapan Alan tadi.
***