Dava adalah seorang menantu yang selalu dihina dan direndahkan oleh keluarga istrinya, karena dikira hidup miskin sehinggi numpang hidup dirumah mertua. pekerjaannya sebagai kuli bangunan membuat dirinya selalu dihina dan di rendahkan. Dava memiliki mertua yang jahat dan Saudara ipar yang angkuh dan sombong.
suatu waktu seorang pria tangguh datang mencarinya ia adalah orang kepercayaan, Tuan Adinata yang diperintahkan untuk mencari putra tunggalnya yang sudah lama pergi dari rumah. Karena Dava adalah penerus takhta dari orang terkaya nomor satu dinegara ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mike Lovez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25:25
Dinda bertanya soal identitasku, karena memang selama ini aku tidak perna cerita karena waktu dirumah sakit Dinda nanya. Hanya saja aku bilang kalau pulang sampai dirumah dulu baru aku ceritakan semuanya. Namun justru langsung kena musiba ayah mertuan meninggal jadi aku tidak ingat lagi untuk cerita ke istriku, sekarang justru pas dirumah sakit dia kembali bertanya.
Namun seperti biasa aku jawab seadannya biarlah nanti sampai dirumah baru dia tahu semua tentang siapa aku.
"Sayang dengarkan mas ya, mas tidak bermaksud untuk membohongi kamu sebenarnya mas mau ceritakan semua sama kamu, tapi waktu itu pas ayah meninggal jadi kita sibuk dan setelah selesai kita juga ada masa sulit untuk kita hadapi, sehingga mas lupa untuk ceritakan semuanya sama kamu, untuk apa mas harus bohong sama kamu, hanya saja mas kasih tahu kamu satu hal"
"Kamu Tahu siapa pemilik perusahaan Adinata Grup?"
"Aku selalu mendengar tapi tidak pernah melihat wajah mereka karena keluarga iblis Winata selalu membicarakan perusahaan itu. Katanya pemilik perusahaan itu adalah orang terkaya nomor satu di negara ini, dan juga mereka memiliki seorang putra tapi tidak perna mereka publikasihkan ke publik."
"Aku paling malas main media sosial mas jadi gak talalu tahu siapa mereka, hanya saja selalu mendengar katanya mereka memiliki kerendahan hati dan suka mengayomi masyarakat kecil, itu yang membuat aku menganggumi mereka mas, terutama putranya seandainya sekali saja aku ketemu dengan dia pasti dia tanpan dan memiliki sifat lembut seperti orang tuanya." tutur Dinda.
Jawaban Dinda membuat Dava terkekeh , ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran istrinya itu.
"Jadi selama ini kamu belum pernah ketemu dengan mereka, terus kalau seandainya kamu sudah ketemu dengan orangnya apa yang kamu lakukan sayang. Aku peluk dia dan aku menyurunya menjadi kakku agar bisa melindungiku "? astaga istriku mengemaskan bisa-bisanya dia mau jadikan aku kaknya.
"Kalau seandainya pas ketemu terus dia tidak mau jadi kak kamu tapi dia mau jadi suami kamu yang selalu melindungi dan menyayangi kamu gimana, kamu mau tidak sayang dia pasti tanpan kan."
"Mas, saat ini aku tidak memikirkan laki-laki lain dan aku tidak ingin memuji laki-laki lain, karena suamiku aja lebih ganteng dari semua laki-laki didunia kalau tidak ganteng dan baik mana mungkin aku mau, dan kalau dia mau jadikan aku istrinya mendingan tidak usa"
"Loh kenapa tidak usakan lebih baik jadi istrinya dari pada kaknya"
"Aku sudah bilang mas aku sudah punya suami, jadi mana mungkin aku mau jadi suaminya"
Aduh istriku memang paling the best pandai memuji, ini yang aku suka dari istriku Dinda dia sangat lembut hatinya, ini juga yang membuat keluarga besarnya tidak menghargainya tapi, aku akan mengangkat derajatnya menjadi nyonya Adinata.
"Sayang, kamu mau tahu siapa pria yang kamu sebut dari tadi"? Tanyaku
"Justru karena Dinda tidak tahu mas makanya Dinda tanya."
"Sudah siap mendengarkan tapi jangan teriak ya, ayah dan ibu masih istirahat takut mereka bangun."
"Iya mas ku sayang"
"Mas adalah orangnya, orang yang dari tadi kamu bilang mau jadikan kak saat ketemu sayang hahahha"
"A, apa...." teriak Dinda padahal dia baru sembuh tapi suaranya kuat kali, seketika dia melepaskan pelukannya dari tubuhku dan dia mengeser badannya sedikit menjauh dariku, aku tahu dia pasti tidak percaya dengan apa yang baru aku sampaikan, atau bisa jadi dia percaya tapi benar-benar kanget aku lihat dari ekspresinya Dinda benar-benar terkejut.
"Sayang kamu kenapa kok menjauh dari mas, kenapa ha..bukankah tadi kamu sudah janji tidak akan berteriak kenapa suaranya melengking begitu, untung aja ayah, ibu tidak bangun hahaha"
Jujur aku merasa lucu milihat istriku seperti itu, sampai ia menjauh dariku apa dia trauma dengan namanya orang kaya.
"Ma, mas...benaran tidak bohong? Mas serius ini benaran mas, kalau mas adalah putra tunggal dari pemilik perusahaan, Adinata grup. Berarti ayah adalah Tuan Edy Adinata, dan ibu Adalah Aprilia Ziya Adinata begitu kah maksud mas?"
"Iya benar sayang itu nama ayah dan ibu jadi kamu adalah mantu orang terkaya nomor satu dinegara ini"
"Terus kenapa mas, waktu mas di hina sama keluarga toxic itu mas tidak jujur aja tapi justru diam dan membiarkan mereka menghina kita mas"
"Untuk apa mas harus jujur sayang kalau mas jujur mereka menerima mas bukan karena menerima mas sebagai mantu apa adanya, tapi mereka menerima mas karena mereka mengincar harta mas"
"Iya benar juga mas, memang seharus mereka tidak perlu tahu dulu soal siapa kamu mas. Takutnya mereka datang dan mulai main drama di hadapan kita jujur aku sudah tidak ada ikatan lagi sama mereka mas"
"Jadi gimana dengan perkataan kamu tadi sayang apakah masih mau mas jadi kak kamu atau tetap jadi suami haahha" aku mengodah Dinda.
"Ah...mau jadi istri mas aja deh..mana mau aku lihat mas dengan wanita lain tidak sudih milikku di rebut"
Aku melihat kesedihan kembali menyelimuti hati istriku, kasian dia memiliki keluarga yang jahat dan tidak punya rasa prikemanusiaan, tapi seketika dia membuat aku tertawa lepas saat ia mengatakan kalau ia tidak iklas melihat aku dengan wanita lain. Istriku benar-benar unik.
Karena dari tadi kami berdua ngobrol terus tidak terasa sudah setegah tujuh dan ayah juga sudah bangun diikuti ibu, sedangkan suster dari tadi juga sudah bangun dan menyiapkan semua keperluan kami yaitu makanan karena sebentar lagi harus sarapan.
Aku melihat ibu sudah bangun dan Dinda berusaha untuk turun dari tempat tidur, karena mau bicara denga ibu aku berusaha untuk menuntunnya. Setelah sampai di samping ibu Dinda segerah menyapa ibu.
"Ibu, gimana kondisi ibu sudah mendingan"?
Ibu terkejut melihat Dinda berdiri tepat di sampingnya. Sambil terseyum bahagai ibu langsung merai tangan Dinda.
"Putry ibu, gimana kondisimu sudah membaik sayang, kalau soal ibu jangan kuwatir ibu baik-baik saja sini duduk disamping ibu,"
Tenyata ibu menyambut Dinda dengan sangat lembut, ini yang aku suka dan aku harapkan. Selama ini memiliki orang tua yang sangat menyayangi gadis yang sangat aku cintai.
Hatiku sangat bahagia aku akan buktikan ke keluarga toxic itu kalau aku akan berikan kebahagiaan kepada istriku. Dan aku akan membalas semua perbuatan mereka terhadapnya itu janjiku.
"Nak nanti kalau kita sudah keluar dari sini jangan pulang lagi kekeluarga itu kamu harus tinggal sama ibu, apapun yang kamu minta ibu kabulkan asal jangan minta kembali ke keluarga itu, sekarang kamu sah jadi putry ibu jadi kamu tanggung jawab kami."
"Makasih banyak ya bu, Dinda tidak tahu mau berkata apalagi selain kata terimah kasih. Dan sangat bersyukur kepada Tuhan karena sudah menemukan Dinda dengan keluarga baru Dinda yang sangat menyayangi Dinda, hiks... hiks..."
Aku melihat ibu mengelus kepal Dinda, aku kasian juga dari semenjak dia siuman, kenapa bawaannya cengeng terus tapi aku tahu itu air mata bahagia yang Dinda keluarkan.
"Nak siapa yang menyuruhmu menangis ha!...Hapus air mata itu dan mulai sekarang hidup kamu akan dipenuhi kebahagiaan, ibu tidak mau melihat kamu menangis lagi dan kalau kita sudah sembuh ibu akan membawa kamu ke butik ibu."
"Semua model pakian ada tapi merk limited edition. Jadi hanya orang-orang khusus yang bisa masuk ke butik ibu, nanti kamu aja yang kelola kalau kamu mau maksudnya biar tidak bosan dirumah sayang nungguin suami pulang kerja"
"Bu..Dinda tidak minta apapun dari ibu, ayah dan mas Dava, yang sekarang Dinda butuhkan adalah kasih sayang dan kerukunan dalam kehidupan keluarga, harta dunia tidak membawah mati ibu, itu semua hanya sementara, ibu ayah dan mas Dava menyayangi Dinda aja itu sudah lebih dari cukup bu, Dinda tidak minta banyak hanya itu yang Dinda butuhkan, tapi jika mau ibu seperti itu dengan senang hati Dinda mau bu."
/Joyful//Joyful//Joyful/
/Proud//Proud//Proud/
/Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/