Bella mencintai Adrian dengan tulus, sosok pria nyaris sempurna yang Bella yakini juga mencintainya, tapi kenyataan tak seindah yang Bella bayangkan, cintanya bertepuk sebelah tangan dan parahnya sang pria mencintai orang terdekat Bella, merasa terkhianati Bella protes pada orang terdekatnya, namun kenapa sang Ibu yang berharti malaikat malah membelanya dan justru meminta Bella untuk menikahi Kakak Adrian? Akan kah pernikahan itu terjadi? Dan bagaimana nasib perasaan Bella terhadap Adrian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shinta Aryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berpaling
Rumah mewah keluarga Anderson sudah terasa hiruk pikuknya meskipun waktu masih pagi pada hari Minggu ini, keluarga Anderson memang hampir tak pernah berleha - leha, mereka selalu memiliki agenda meskipun pada akhir minggu
Brianna melangkahkan kakinya tergesa menuruni tangga, semalaman ia tak bisa tidur karena pikirannya terpusat pada Adam, rengkuhan Adrian sudah tak terasa hangat lagi untuknya, cintanya luntur dalam sekejap, seajaib itu pesona Adam. Itu sebabnya pagi ini ia ingin menemui Adam, melihat pria yang kini merajai hatinya, ia tak peduli meskipun Adam adalah suami dari adik kandungnya sendiri
Brianna mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah mencari sosok Adam, ia yakin Adam sudah bangun dan keluar dari kamarnya karena tadi Brianna melihat beberapa pelayan masuk ke kamar Adam.
“Apa kau melihat Tuan Adam?” Tanya Brianna pada seorang pelayan yang sedang berjalan melintasinya, pelayan itu berhenti dan mengangguk hormat
“Tuan Adam sedang berada di ruang olahraga Nyonya” sahutnya sambil tertunduk patuh
“Kalau Nyonya Bella?” Tanya Brianna lagi, memastikan kalau Bella sedang tak bersama Adam
“Nyonya Bella sedang berada di taman belakang bersama Nyonya Miranda” sahut pelayan itu lagi, senyum lega terbit di bibir Brianna, tak membuang waktu lagi Brianna setengah berlari menuju kamarnya, ia harus bersiap untuk menemui Adam
Brianna mematut dirinya di depan cermin, ia tersenyum puas melihat pantulan dirinya yang sangat sensual, ia sengaja memakai baju olahraga yang menampilkan lekukan tubuhnya, bagian - bagian tertentu terekspos sempurna
“Aku masih sangat sexy dan menggairahkan, sudah jelas - jelas kalau aku yang pantas bersanding dengan Adam” gumamnya pelan, ekor matanya lalu menilik Adrian yang masih terlelap di peraduan mereka, “kau bukan apa - apanya dibanding Adam, Adrian!” Gumamnya lagi
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Brianna dengan tak sabaran melangkah tergesa menuju ruang olahraga yang berada di ujung koridor panjang rumah mewah itu, Brianna tak lupa membenar - benarkan rambut dan bajunya saat akan masuk ke ruangan tempat Adam berada memastikan kalau ia akan terlihat menarik di mata Adam, Brianna lalu mengatur ekspresinya sesexy mungkin saat ia membuka pintu ruangan tersebut
Glek…
Jantung Brianna debarannya tak menentu saat melihat Adam di depannya, kehadiran Brianna memang tak disadari Adam, pria itu sedang fokus berlari di treadmill, kedua telinganya tertutupi oleh headset, kebiasaan Adam memang mendengarkan musik saat ia sedang berolah raga. Yang membuat Brianna tak dapat melepas pandangan dari Adam adalah tubuh bagian atas Adam yang tak tertutupi, tampaknya Adam melepas kaos olahraganya saat peluhnya semakin membanjir
Brianna susah payah menelan salivanya saat melihat bahu Adam yang kokoh, dada yang bidang, perut yang rata dan terbentuk sixpack sempurna, otot tangan yang menonjol saat Adam menurunkan atau menaikkan tangannya, peluh yang bercucuran seolah sengaja ia biarkan agar siapa pun yang melihatnya akan tergoda, dan tak ketinggalan wajah tampan Adam, tatapannya yang dingin menyiratkan misteri. Pikiran Brianna berlayar, membayangkan ia dalam kungkungan Adam, menjelajahkan jarinya di dada bidang itu
“Ya Tuhan” gumam Brianna ketika ia sudah tak dapat lagi menguasai dirinya, bahkan sebagian dirinya seolah sudah berlari memeluk Adam. Adam yang tadinya fokus pada kegiatannya kini mulai tersadar jika ada seseorang yang tengah mengamatinya, pria tampan itu menoleh pada Brianna yang sedang terpaku di tempatnya, mata Adam memicing menandakan ketidak sukaan akan kehadiran Brianna
“S -Selamat pagi, Adam” sapa Brianna gugup, Adam hanya mengangguk, ia mematikan treadmillnya, membuka headsetnya, lalu mengenakan kaosnya kembali
Brianna berjalan malu - malu mendekati tempat dimana Adam berdiri, ia lalu memutar otak mencari topik agar bisa berbincang dengan Adam, “A - Adam, bisakah kau mengajariku cara memakai alat itu?” Tunjuk Brianna pada salah satu alat olahraga, Adam mengikuti arah jari Brianna
“Minta Adrian yang mengajarimu, aku tidak mau ada kesalahan pahaman, dan lagi aku risih harus berduaan dengan wanita yang bajunya sangat tidak sopan sepertimu sekarang” sahut Adam datar
Jleb..
Brianna tersenyum kecut mendapat kesinisan Adam, tapi ia bertekat untuk tak menyerah, ia ingat bagaimana dulu Adam yang sangat dingin pada Bella bisa berubah manis dan romantis, Brianna yakin jika ia terus saja mendekati Adam lama - lama pria itu akan luluh juga, pria mana yang bisa menolak pesona Brianna, selain berwajah cantik ia juga memiliki bentuk tubuh yang sexy, ditunjang dengan pakaian yang selalu menampilkan lekuk badannya, batin Brianna
“Ayolah Adam.. Adrian masih tidur, terlalu lama kalau aku harus menunggunya” rengek Brianna manja, ia kini lebih agresif lagi mendekati Adam tanpa malu - malu
“Adam!” suara panggilan itu membuyarkan rayuan Brianna, apalagi ketika melihat Adam yang tersenyum sangat manis dan segera memburu Bella, ya Bella baru saja datang dan memergoki Brianna tengah mendekati Adam, entah untuk tujuan apa tapi Bella yakin ada siasat jahat yang sedang Brianna jalankan
Bella sengaja memeluk Adam yang kini berada di depannya, sedang mata Bella tak lepas dari Brianna yang tengah memperhatikan kemesraan Adam dan Bella, “Hei.. aku masih berkeringat, apa kau nyaman memelukku seperti ini hemmm?” Tanya Adam sambil membalas pelukan Bella, lalu mengecup sayang pipi istrinya itu
“Bukankah aku sudah terbiasa merasakan keringatmu? Bahkan keringatmu tadi malam jauh lebih banyak dari ini Adam” goda Bella sengaja memamerkan kehangatan mereka pada Brianna, Brianna meradang tak rela melihat Adam memeluk dan memanja Bella
“Kau sudah selesai berolahraga?” Tanya Bella tanpa melepas pelukannya
“Baru saja selesai, aku senang kau menyusulku kesini, kau darimana saja? Bukannya kau berjanji menemaniku olahraga?” Seolah tak ada siapa pun disana Adam terus saja menciumi wajah Bella dengan gemas, Bella tak dapat menahan tawanya apalagi ketika ciuman jahil Adam mampir di ceruk lehernya
“Adam Sudah! Ampun.. ahahaha” Bella tertawa geli saat Adam semakin menggodanya
“Aku tak akan mengampunimu sebelum kau mengatakan kenapa kau tak jadi menemaniku olahraga tadi?” Adam masih saja menggelitiki Bella tanpa ampun dengan ciumannya
“Sial, kenapa kau malah mempertontonkan kemesraanmu dengan Bella, Adam!” Gigi Brianna gemerutuk, tangannya mengepal melihat sepasang suami istri yang begitu mesra di depannya
“Ahahaha.. hentikan Adam! Maaf Adam, maaf! tadi Mommy memintaku untuk menemaninya minum teh, aaaaw Adam geli!” Bella lemas sudah karena serangan Adam
“Begitukah? Jadi kau lebih memilih Mommy dibanding aku, heeemm?” Adam senang mendengar tawa renyah Bella
“Aaww Adam hentikan! Ahahaha.. aku sudah lemas Adam, apa kau mau kalau aku sampai tak bisa berjalan?” Celoteh Bella, air matanya bahkan sampai sudah keluar karena tak berhenti tertawa
“Kau tak bisa berjalan?” Tanya Adam, “jangan khawatir, aku bisa menggendongmu” Adam sigap meraih badan Bella dan mengggendongnya dengan bridal style, Brianna yang berdiri di belakang Adam semakin murka melihatnya
“Berengsek kau Bella!“ cemburu, itu yang dirasakan Brianna sekarang, wajahnya merah menahan amarah
“Gendong aku terus! Itu hukumanmu karena sudah membuat kakiku lemas!” Rengek Bella manja, Bella mengalungkan kedua tangannya ke leher Adam, dan mendaratkan kepalanya di bahu tegap suaminya
“Iya, seharian ini aku akan menggendongmu kemana pun kamu mau, kau tenang saja” ucap Adam sambil beranjak membawa Bella keluar dari ruang olah raga
Gejolak hati Brianna yang ditinggalkan begitu saja oleh Adam menggelora, kemarahan menguasai hatinya
“Awas kau Bella! Tak akan kubiarkan Adam lama - lama dalam pelukanmu, kau boleh tertawa hari ini, tapi lihat saja sebentar lagi kau akan menangis saat melihat Adam bersamaku” gumam Brianna geram
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Brianna lemas melangkahkan kaki menuju kamarnya, bayangan dirinya akan bisa mendekati Adam buyar sudah
”Kau darimana saja?” Tanya Adrian yang sudah bangun dari tidurnya, masih dengan memakai piyama tidur, Adrian mendudukkan dirinya di sofa
“Tadinya aku mau berolah raga, tapi tiba - tiba saja Bella datang! semangatku benar - benar hilang karena dia, aku benci sekali melihat wajahnya!” Ucap Brianna bersungut - sungut, kekesalan sebenarnya karena ia gagal merayu Adam. Adrian menyeringai setelah memandangi istrinya dari ujung kaki hingga ujung kepala, tangan Brianna ditariknya hingga Brianna jatuh ke pelukannya
“Apa - apaan sih kau Adrian? Kenapa kau tak mandi dulu sebelum kau menyentuhku?” Protes Brianna, ia menepis kasar tangan Adrian yang merengkuhnya, lalu ia segera berdiri dan menjauh dari Adrian, Adrian jelas saja bingung dengan sikap Brianna, sejak kemarin Brianna selalu saja menolaknya bahkan tak segan berbuat kasar pada Adrian
“Kau kenapa Brianna? Apa kau mulai berpaling dariku?” Sengit Adrian tak terima
“Sudahlah Adrian, aku mau mandi!” Sahut Brianna ketus sambil beranjak meninggalkan Adrian, Adrian tergugu di tempatnya, ia berpikir keras mencari - cari penyebab perubahan sikap Brianna, padahal dulu Brianna sangat memuja dan mencintainya, tak cukupkah semua yang telah dilakukan Adrian untuknya? Adrian bahkan baru saja meyakinkan Adam untuk menjadikan Brianna menjadi wakil Direktur keuangan
“Apa yang terjadi padamu Brianna? Apa kau memang telah berpaling dariku?” Gumam Adrian sendu