AUTHOR TIDAK MENJAMIN KARYA INI ENAK DI BACA. TAPI YANG PENASARAN BISA MAMPIR
Nama adalah doa. Hal itu telah diketahui semua orang.
Banyak orang yang memberi nama anaknya sesuai dengan karakter tokoh idola masing-masing. Sama halnya dengan pasangan Reyhan dan Laura yang memberi nama anaknya Salman Alfarisi.
Keduanya berharap kelak putranya mewarisi segala kebaikan yang ada pada diri salah satu sahabat nabi yang di jamin masuk surga itu.
Namun apa jadinya, jika doa tulus itu di kabulkan Allah? Termasuk soal percintaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ipah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Mengantar Wulan
Salman mengira Wulan menunggunya di ruang tamu, ternyata ia tak menemukannya. Ia mencari ke dapur dan melihatnya masih mencuci piring kotornya.
'Aku bingung dengan jalan pikirannya. Mau-maunya nyuci piring di rumah ku. Sengaja ingin cari perhatian ku, atau memang sudah rajin dari sananya?' batin Salman.
Begitu banyak ia menggelengkan kepalanya karena gadis yang dikenalnya secara dadakan. Bak tahu bulat. Ia pun menghampiri gadis cantik itu.
"Tinggalkan pekerjaan itu. Ayo ku antar pulang." ajak Salman, dan bertepatan dengan Wulan yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya.
"Wulan permisi pulang dulu ya bi." pamit Salman sambil mengulurkan tangannya pada bibi.
Asisten rumah tangga itu tertegun, karena baru kali ini ada tamu yang menyalaminya. Ia pun menjabat tangan gadis cantik itu sambil tersenyum sumringah.
"Sampaikan sama mama ya bi, kalau Salman nganterin Wulan pulang."
Mendengar namanya di sebut saja, sudah membuat Wulan bahagia.
'Ah, bagus. Sepertinya dia sudah mulai menerima kehadiran ku. Semangat Wulan, pasti kamu bisa mengambil hatinya. Semua butuh perjuangan dan pengorbanan.' batin Wulan menyemangati dirinya.
"Bilang kalau keberatan, agar aku bisa bantuin." Salman meraih kantong plastik itu, dan membawanya.
'Tambah poin lagi. Kamu pasti aku dapatkan.' batin Wulan penuh keyakinan.
Mereka berjalan beriringan menuju mobil. Setelah memastikan semuanya, kendaraan roda empat itu mulai melaju.
"Jangan hanya memandangi ku, tapi fokus ke depan, beri petunjuk pada ku agar tak salah jalan."
Wulan menutup mulutnya, ternyata aksinya diam-diam diketahui Salman. Ia pun menatap jalan memberi petunjuk.
Setelah sekian menit berlalu, akhirnya mobil berhenti di sebuah rumah yang tak kalah mewah dengan punyanya. Setelah membunyikan klakson, seorang security tergopoh-gopoh mendekat ke arah gerbang.
"Pak, buka pintunya." teriak Wulan yang begitu memekakkan telinga.
Salman seketika menutup kedua telinganya. Sedangkan security itu pun segera melaksanakan perintah tuannya.
Mobil kembali melaju dan berhenti di depan rumah Wulan.
"Ayo kak, masuk dulu. Jangan sungkan, anggap rumah sendiri." tawar Wulan dengan senyum khasnya.
Sejenak menimbang, akhirnya Salman mengangguk lalu turun sambil membawakan plastik yang berisi buku tadi.
Baru saja Wulan akan membuka pintu, tiba-tiba pintu sudah terbuka.
"Mommy."
"Wulan."
Seru kedua wanita beda usia itu bersamaan. Lalu keduanya saling menyunggingkan senyum dan berpelukan.
"Wulan, ini siapa?" tanya mommy sambil mengurai pelukan dan menatap Salman.
"Ini teman Wulan mom. Tadi tak sengaja aku menabrak mobilnya."
Mommy membulatkan matanya karena terkejut dengan ucapan anaknya. Ia menelisik penampilan Wulan dari atas sampai bawah.
"Kamu tidak apa-apa genduk ayu ku?"
"Tidak mom. Wulan baik-baik saja. Cuma mobilnya saja yang tidak baik-baik saja. Maka dari itu, mobil kami sama-sama di bengkel. Lalu kak Salman dengan hati yang ikhlas mengantarkan Wulan pulang. Tak hanya itu saja, ia juga meminjamkan banyak buku bisnis pada Wulan." cerocos Wulan mengungkapkan kebaikan Salman pada mommy nya. Sehingga membuat mommy sedikit bernafas lega. Kini pandangan mommy Melati beralih pada Salman.
"Saya Salman tante." ucap Salman sambil menyunggingkan senyum.
Ia menangkupkan kedua tangannya di depan dada seraya sedikit membungkuk. Mommy yang tadinya hendak mengulurkan tangan, akhirnya melakukan hal yang sama dengan Salman.
"Masuk dulu nak." tawar mommy Melati ramah.
"Terima kasih atas tawarannya Tante. Tapi saya harus bekerja. Kalau begitu saya pamit undur diri. As..." ucapan Salman terhenti, tidak jadi mengucapkan salam, karena bukan sepemahaman dengannya.
"Selamat siang Tante. Wulan." ucap Salman kemudian sambil tersenyum ramah.
"Iya nak hati-hati ya. Setelah mobilnya jadi, segera kabari. Kami akan bertanggungjawab penuh atas kecerobohan Wulan."
"Baik Tante."
Ibu dan anak itu melempar senyum ke arahnya, dan menatap sampai ia kembali masuk mobil. Kendaraan roda empat itu pun melaju meninggalkan pelataran rumah mewah Wulan.
Setelah bayangan mobilnya tak lagi terlihat, Wulan dan mommy masuk ke dalam rumah. Tentu saja mommy menanyakan tentang lelaki yang mengantarkan anaknya tadi. Karena baru kali ini Wulan di antar pulang oleh seorang lelaki. Terlebih binar bahagia terlihat jelas di wajah anak semata wayangnya.
❤️❤️
Cuma yg baca kayaknya sedikit.
Mungkin revisi judul biar lebih menarik reader.
.
wkk.. wkk.. wkkk uda sam aja nie, kyk Leon lebih parah mala somplak nya... 😀😀😀
emang harus d ajarkan kepada anak untuk. mengenal lingkungan dan beradaftasi dengan baik, ya itulah tanggung jawab sebagai orang tua, serepot apapun itu yg terbaik untuk anak... Semangat Salman Wulan, menjaga baby Maryam...
😄😄😄
wkk... wkkk.. wkkk makanya jgn asal jgn nyosor aja Leon... g sabar amat si, masih bnyak waktu dan kesempatan, terpenting acara aqiqahan berjalan lancar.. 😀😀😀