Fb : Wulandari
Ig : mommy_mikayla
Bijaklah dalam membaca.
Takdir yang mengharuskan gadis cantik yang berusia 19 tahun yaitu Andin Arindra. Andin dengan terpaksa menerima tawaran Bianca Kaliza istri pertama Kenan Mahendra untuk menjadikan dirinya isrti kontrak (Istri kedua).
Bianca dan Andin sama-sama terdesak. Bianca terdesak, karena mertuanya meminta dirinya agar secepatnya hamil. Namun, rahim Bianca sudah di angkat jadi Bianca tidak bisa hamil. Andin terpaksa menerima tawaran Bianca karena untuk membayar hutang-hutang paman dan bibinya kepada lintah darat.
Andin menjadi istri kedua hanya sampai hamil dan melahirkan. Di saat Andin hamil, di saat itu juga Bianca akan berpura-pura hamil.
Kenan sebagai suami yang sangat mencintai sang istri hanya bisa mengikuti permainan yang di buat istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24
^^^~ Mas Kenan, Andin minta maaf. Sebaiknya Andin pergi saja untuk sementara waktu. Andin tidak mau sebenarnya menjandi istri kedua. Andin hanya ingin menjadi istri satu-satunya. Mas, Andin sangat mengerti dengan perasaan Mba Bianca, wanita mana sih yang mau di madu? Mba Bianca juga terpaksa melakukan ini karena dia tidak mau berpisah dengan Mas Kenan kalau kedua orangtua Mas Kenan mengetahui kekurangannya. Mas Kenan, status Andin sudah jelas, kalau Andin hanya menjadi istri kedua untuk sementara. Andin juga sebenarnya tidak mau harus melakukan ini, tapi keadaan yang memaksakan Andin harus menjadi istri kedua.~^^^
Salam hangat dari saya :
...°Andin Arindra~...
Kenan merasakan sesak di dadanya saat membaca surat dari Andin.
"Kamu jahat Ndin. Kenapa kamu pergi?" gumamnya.
Tapi disisi lain Kenan juga tidak mau meninggalkan Bianca. Bagaimana pun juga Bianca adalah istri pertamanya. Wanita yang menemaninya selama 6 tahun ini dari pacaran sampai menikah.
"Andai saya bisa memiliki keduanya?" gumamnya lagi.
"Tapi... dua wanita itu tidak mau di madu. Andin dan Bianca sama-sama ingin menjadi istri satu-satunya. Aaaaaa... " Kenan mulai prustasi. Kenan mengusap wajahnya secara kasar.
"Baik Ndin. Aku terima keputasan kamu," ucapnya lirih.
Tak terasa Kenan menitikan air matanya. Kenan benar-benar bingung saat ini. Kedua istrinya sama-sama ingin menjadi istri satu-satunya. Untuk saat ini Kenan pasrah saja. Kenan akan mengikuti permainan takdir ini.
"Tapi saya tidak boleh diam saja. Saya harus tetap mencari tahu kemana Andin pergi. Saya akan tetap memperhatikan Andin dari jauh. Saya harus memastikan kalau anak dan istri saya itu baik-baik saja."
Setelah itu Kenan bangkit, Kenan akan bergegas menuju ke rumahnya Paman Budi dan Bibi Tika. Kenan sangat yakin kalau mereka pasti mengetahui kepergian Andin.
Andin dan Samsul sudah berada di dalam bus perjalanan menuju ke kota Bandung. Andin sama sekali tidak berpamitan terlebih dahulu dengan paman dan bibinya.
Maafkan Andin, paman... bibi. Andin pergi tanpa berpamitan dulu sama kalian. Andin tidak mau nantinya paman dan bibi keceplosan mengatakan kepada Mas Kenan di mana Andin berada.
"Ndin kamu tidak apa-apa?" Sam bertanya karena sedari tadi Andin hanya melamun saja.
"Tidak Sam. Andin cuman tidak enak sama paman dan bibi. Sam, nanti kamu bilangin sama paman dan bibi, tapi jangan bilang kalau Andin di Bandung."
"Iya Ndin. Nanti Sam bilangin sama paman dan bibi. Sekarang Andin tidur saja," kata Sam seraya menepuk-nepuk bahunya. Sam menawarakan bahunya untuk Andin bersenderan.
"Terimakasih Sam. Status Andin masih seorang istri Sam. Jadi maaf! Terimakasih atas tawarannya," ucap Andin dengan ramahnya.
Sam hanya mengangguk pasrah.
Ndin... semoga secepatnya kamu dan Kenan bercerai agar aku bisa menikahi kamu.
🌹🌹
Kenan sudah tiba di rumah Paman Budi dan Bibi Tika. Ternyata Bianca dan mama Anita juga ada disana. Keduanya ingin mencari tahu juga tentang keberadaan Andin.
"Mama! Bianca ! Kalian-?" Kenan merasa bingung dan merasa aneh ada Bianca dan mama mertuanya di rumah paman dan bibinya Andin.
"Andin kabur. Saya takut kalau Andin ingkar janji. Saya takut kalau Andin tidak menyerahkan anaknya kepada kita," ketus Bianca.
"Tuan Kenan kami betul-betul tidak mengetahui kemana perginya Andin. Andin sama sekali tidak memberi kabar pada kami," jelas sang paman.
"Lalu kemana perginya Andin?" kata Kenan dengan nada lirih.
Kenan mengusap wajahnya secara kasar.
"Kenan, mama tidak rela kalau anak mama di madu. Pokoknya setelah si Andin melahirkan kamu barus talak dia," tegas sang mama mertua.
Kenan tak bergeming sama sekali. Kenan sangat bingung dengan keadaan ini.
"Bianca sayang, lebih baik kita pulang saja." Mama Nita meraih tangan kiri Bianca. Dengan terpaksa Bianca mengikuti langkah mamanya.
Kenan masih berdiri mengantum.
"Tuan Kenan apakah tuan sudah mulai mencintai Andin?" tanga bi Tika.
"Iya bi," jawabnya enteng.
"Kenan mulai ada rasa nyaman, dan mulai merasakan ketenangan kalau bersama dengan Andin. Kenan ingin mempertahankan pernikahan ini. Tapi-!" Kenan tidak melanjutkan perkataannya.
"Tapi kenapa tuan?" tanya bi Tika penasaran.
"Andin maupun Bianca ingin menjadi istri satu-satunya bi, paman. Andin memilih mundur dan pergi," jelasnya lirih.
Paman Budi menepuk bahunya Kenan,"Nak... kalau kamu dan Andin itu berjodoh pasti akan ada jalan agar pernikahan ini tetap bertahan. Paman minta, sekarang nak Kenan cari Andin, paman sangat menghawatirkannya."
"Paman tenang saja. Kenan akan berusaha mencari Andin," kata Kenan.
Setelah itu Kenan pun pamit pulang.
(Bersambung)