Kalian tahu bagaimana rasanya ketika kita dijadikan korban hanya untuk sebuah tujuan licik??
Itulah yang dirasakan oleh Karina, gadis baik dan cantik yang dijadikan tumbal untuk menikahi pria idiot namun kaya raya. Tak satupun saudari karina yang mau menikah dengan tuan muda itu sampai keputusan sang ayah dimana Karina si bungsu yang harus menikahinya demi mencegah kebangkrutan perusahaan mereka. Namun siapa sangka sebuah kebenaran terbongkar sehingga membuat kehidupan karina dan keluarga liciknya berubah.
Penasaran dengan kisah nya???
Jangan lupa like, komen dan vote ya 😊
Follow Instagram aku @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lengkap Sudah
Karin memegangi kepalanya yang terasa sakit, perlahan ia membuka matanya dan menatap ke sekeliling ruangan yang terbilang cukup kecil dibandingkan rumah sakit umum biasanya.
"Nona anda sudah sadar" Ucap suster kemudian memeriksa cairan infusnya, entah apa tujuannya hanya orang kesehatan yang mengerti.
"Sus, suami saya dimana?" Tanya karin pelan.
"Maaf nona, suami anda sudah pergi dan tinggal asistennya yang menunggu" Jawab suster itu membuat raut wajah karin berubah sedih.
"Sus, apa saya boleh pulang?" Tanya karin pelan.
"Boleh nona, tapi nanti di kota anda harus rajin memeriksa dan mengganti perban nya" Jawab suster itu.
"Iya sus" Balas karin manggut-manggut.
"Sebentar saya panggil dokter dulu untuk memeriksa anda sebelum pulang" Ujar suster keluar dari ruangan itu untuk memanggil dokter.
"Permisi sus, apakah nona karin sudah sadar?" Tanya pak ratim datar.
"Sudah pak" Jawab suster. "Permisi" Pamit suster itu pergi untuk memanggil dokter.
Pak ratim menghela nafas kemudian masuk ke dalam ruangan karin, berjalan mendekati nona muda nya dan menunduk hormat.
"Bagaimana keadaan anda nona?" Tanya pak ratim sopan.
"Dimana Jay pak?" Tanya karin lirih.
"Maaf nona, tuan muda sudah pergi" Jawab pak ratim.
"Pak, selama ini aku rasa anda tahu bahwa kasih sayang ku pada Jay itu tulus, tidak ada maksud picik di dalamnya" Ucap karin menjelaskan. "Aku mohon pak, yakinkan Jay bahwa aku tulus menyayangi dan mencintai nya" Sambung karin meminta sambil menyatukan kedua tangannya.
"Nona saya harus mengurus administrasi, permisi" Ucap pak ratim keluar dari ruang karin karena enggan menjawab pertanyaan karin.
Karin memukul dadanya sendiri, kenapa semua harus terjadi padanya. Dimanfaatkan keluarga dan sekarang di benci oleh suaminya karena kesalahpahaman.
"Kenapa kamu tidak mau mendengarkan aku dulu Jay, hiks aku tidak pernah sedikitpun menginginkan hartamu, aku tulus Jay" Isak karin.
Karin hanya bisa memeluk lututnya sambil menangis, rasa sakit di kepala semakin sakit ketika mengingat perkataan Jay padanya sebelum kejadian.
"Mulai hari ini, KU NYATAKAN KAU BUKAN SIAPA SIAPA LAGI UNTUK KELUARGA WINATA"
"Tidak Jay!!! aku ini istrimu" Ingin rasanya karin berteriak mengatakan itu semua di depan Jay, menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi antara dirinya dan Jay.
"Tidak karin, kau tidak boleh lemah. Kau harus menyakinkan Jay bahwa semua itu tidak benar, ini semua hanya kesalahpahaman. KARIN BERJUANGLAH" Gumam karin gigih, ia menyemangati dirinya sendiri untuk mendapatkan kembali kepercayaan suaminya Jay.
***
Karin menatap keluar jendela, pikirannya masih melayang memikirkan tentang Jay. Sementara pak ratim memerhatikan karin yang terus saja melamun.
"Semoga anda bisa mendapatkannya kembali nona" Batin pak ratim kemudian kembali fokus menyetir.
1 setengah jam perjalanan dari klinik sampai ke kota, karin sempat tertidur tadi namun ketika mendengar keriwehan pengendara membuatnya terbangun.
"Apa kita sudah sampai kota pak?" Tanya karin.
"Sudah nona" Jawab pak ratim.
Karin menghela nafas namun ia sedikit aneh karena pak ratim tidak membawanya kembali ke mansion winata melainkan kembali ke rumah keluarga adijaya.
"Pak kenapa?" Karin tidak bisa melanjutkan pertanyaannya karena sudah dipotong oleh pak ratim dengan sopan.
"Maaf nona, tuan muda yang menyuruh anda untuk kembali ke rumah keluarga adijaya" Jawab pak ratim cepat.
"Tapi pak...," Ingin sekali karin memprotes pada pak ratim namun ia sadar pak ratim hanya menjalankan pekerjaannya.
"Pak, katakan pada Jay bahwa aku akan membuktikan segalanya dan mendapatkan kepercayaan kembali" Ucap karin sebelum akhirnya ia keluar dari mobil mewah tersebut.
Mobil yang pak ratim kendarai perlahan menghilang ditelan jarak, dengan ragu karin masuk ke dalam rumah besar atau lebih tepatnya neraka bagi karin.
"Assalamualaikum" Salam karin ketika masuk.
"KARIN!!!!" Teriak monic namun hanya dibalas dengan datar.
Plakkkkk
Lengkap sudah penderitaan karin, satu sisi diusir oleh suaminya dan sekarang di tampar dan diperlakukan tidak adil oleh keluarganya. Dengan susah payah karin menahan tangisnya karena tidak ingin menunjukan keterpurukannya kepada keluarga adijaya.
"Semua ini karena dirimu karin!!!" Bentak Monic.
Lengkap sudah.
"Apa?? apa mah? dimana kesalahanku?" Tanya karin dengan lantang.
"Kau bodoh??" Tanya rahma menyela pembicaraan Monic dan karin. "Papah di pecat dari perusahaan Winata dan kak Jhon masuk penjara. Keluarga kita terancam miskin dan itu karena kau karin" Sambung Rahma teriak di depan wajah karin.
"Heuh, keluarga kita? keluarga mana yang kau bicarakan?" Tanya karin tersenyum meremehkan.
Plakkkkk
"Kau dasar anak pungut tidak tahu diri!!!" Umpat Mita yang sudah dipuncak emosi.
"Tampar aku lagi kak, tampar!!!" Teriak karin menunjuk pipinya. "Kalian semua menyalahkan ku karena kesalahan kalian sendiri, tapi apa peduli kalian padaku???" Sambung karin bertanya dengan penuh penekanan.
"Karena memang ini semua salahmu, kau ceroboh sampai Jay tahu kau korupsi uang di perusahaan Winata untuk memberiku!!!" Balas Mita dengan emosi menggebu.
"AKU TIDAK PERNAH MENGAMBIL UANG DARI PERUSAHAAN WINATA!!!!" Bentak karin. "Uang yang aku bawa, itu adalah tabunganku selama bertahun-tahun tapi karena dirimu aku di cap buruk oleh suamiku" Sambung karin.
"Sudah cukup perdebatan ini" Ucap adijaya melerai perdebatan antara istri dan anak anaknya.
"Pergi dari sini karin!!" Usir adijaya menunjuk pintu keluar.
Tuhan, cabut saja nyawaku saat ini juga.
Dunia terasa tidak adil padanya, diusir oleh papah nya. Kemana dia harus pergi?? semua uang tabungannya sudah habis karena ia ambil untuk menebus Jay tadi tapi apa balasan yang ia dapat?? hanya kesalahpahaman dan uang miliknya diambil karena mengira itu adalah uang perusahaan winata.
"Terima kasih atas PENDERITAAN yang kalian berikan selama ini" Ucap karin menekan kata penderitaan kemudian keluar dari rumah adijaya tanpa tujuan.
Sungguh takdirnya sangat buruk, hujan turun dengan deras membuat tubuhnya terasa menggigil. Duduk di halte pemberhentian bus, karin menangis sambil menggosok kedua bahunya berusaha untuk meraih kehangatan.
"Jay"
Kata terakhir yang terucap dari bibir karin sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri karena kedinginan dan rasa pusing di kepalanya.
HUAAA PRAY FOR KARIN🤒🤧🤧
BERSAMBUNG.......