NovelToon NovelToon
LUPIN : Atlantis Crown Theft

LUPIN : Atlantis Crown Theft

Status: tamat
Genre:Kriminal dan Bidadari / Misteri / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Action / TKP / Light Novel / Tamat
Popularitas:443
Nilai: 5
Nama Author: Miss Anonimity

Sebuah kota yang ditimpa tragedi. Seseorang baru saja membakar habis gedung pengadilan di Withechaple, Inggris. Beruntung tidak ada korban jiwa.

Seorang detektif hebat ditugaskan menangkap sang pencuri Lupin. Waktu yang dimiliki Wang yi semakin terbuang sia-sia. Semakin ia merasa bisa menangkap pencuri Lupin, semakin ia terjebak dalam permainan menyebalkan yang dibuat oleh musuh. Beruntungnya gadis cantik bernama Freya, yang bekerja menyajikan bir untuk para polisi di kedai setempat selalu memberinya motifasi yang unik.

Selama beberapa Minggu, Wang yi menyusun rencana untuk menangkap sang Lupin. Hingga sebuah tugas melindungi mahkota Atlantis tiba di kota itu. Wang yi akhirnya berhasil mengetahui siapa sosok sang Lupin. Namun, ketika sosok itu menunjukan wajahnya, sebuah rahasia gelap ikut terkuak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Anonimity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24 : Cinta Dipelukan Dendam

Ruang interogasi itu hanya dipenuhi oleh kesunyian. Dua orang yang duduk dengan saling menghadap itu, hanya dipisahkan jarak oleh meja. Terlihat tidak ada satupun dari mereka yang berniat untuk membuka suara. Frank sudah keluar dari ruang interogasi sejak tadi. Ia tahu kalau itu adalah pilihan yang paling tepat, daripada berada diantara pasangan yang kini masing-masing berada di ujung tebing konflik.

"Bisa aku masuk kedalam penjara sekarang? Aku muak melihat wajahmu." Kata-kata Zhou Shiyu tidak lagi terdengar lembut seperti yang biasa Wang Yi dengar. Sekarang gadis itu terlihat jutek dan pemarah.

"Aku hanya ingin tahu alasanmu. Pertama kau membakar gedung pengadilan, lalu gedung wali kota, dan juga gedung rumah sakit. Terakhir kau membunuh Bazza. Apa tujuanmu?" Tanya Wang Yi. Ia tidak mengubah intonasi suaranya. Meski terdengar tegas, tapi tidak ada nada kasar sedikitpun. Terdengar seperti seorang kekasih yang menegur pasangannya dengan cara halus. Kau pasti mengerti jika seandainya punya pasangan.

"Apa hubungannya denganmu? Meski aku memberitahumu semuanya, kau pikir orang tuaku akan kembali. Orang-orang dikota sialan ini memang pantas mati!" Sentak Zhou Shiyu.

Pernyataan itu memberikan Wang Yi jawaban secara tidak langsung. Balas dendam. Ya, itu adalah kesimpulan yang paling akurat. Meski Wang Yi tidak tahu apa penyebab kematian orang tua Zhou Shiyu, tapi yang pasti semua orang di kota ini terlibat yang membuat gadis itu sangat marah. Wang Yi tidak sepenuhnya menyalahkan Zhou Shiyu dengan tindakan kriminal yang di lakukannya, tapi ia tidak juga membenarkan. Setelah pembakaran, berlanjut menjadi pembunuhan. Itu tindakan yang fatal.

"Baiklah, aku ganti pertanyaannya." Ucap Wang Yi. Ia masih bersikap lembut. "Yang bisa ku tebak, saat kau membunuh Bazza tadi malam, kau tidak sendirian. Ada orang lain yang bersamamu. Siapa dia?"

Zhou Shiyu mendengus sebal. Dahulu ia begitu suka ketika Wang Yi banyak bertanya. Tapi sekarang setiap kata yang terlontar dari mulut pria itu, terdengar menjijikan baginya. "Kenapa aku harus memberi tahumu? Aku bukan orang yang suka mengkhianati satu sama lain."

"Tapi dia mengkhianatimu. Dia meninggalkanmu sendirian." Kata Wang Yi.

"Dia punya alasan untuk itu, dan aku tahu alasannya. Entah dia mengkhianatiku atau tidak, itu bukan urusanmu. Sebaiknya kau pergi, aku muak melihat wajahmu. Kau tidak akan mendapatkan informasi apapun dariku. Aku mungkin menyesal sekarang, kenapa aku mau berbagi ranjang yang sama denganmu." Zhou Shiyu melemparkan muka ke arah lain.

Wang Yi tahu, gadis ini keras kepala. Bertanya panjang lebar hanya akan menyia-nyiakan waktu. "Satu pertanyaan terakhir." Kata Wang Yi. "Orang yang tadi malam bersamamu, apakah dia salah satu dari sang Lupin? Jika iya, aku mohon—katakan siapa?"

"Sepertinya telingamu harus dibersihkan. Aku sudah bilang kau tidak akan mendapatkan informasi apapun dariku."

"Zhou, aku tidak tahu dendam apa yang kau miliki pada kota ini. Tapi aku bisa membantu meringankan hukumanmu." Kata Wang Yi. Pria itu terlihat tulus.

"Aku tidak butuh belas kasihanmu. Hidupku sudah lama hancur sejak kalian membunuh orang tuaku. Meskipun aku mati, jiwaku tidak akan pernah tenang selama kota ini dan orang-orang didalamnya belum hancur."

Wang Yi menghela nafas. Ini Interogasi tersulit pertama sejak dia menjadi seorang detektif. Biasanya ia akan menghantamkan kepala pelaku ke ujung meja, jika mereka tidak berniat menjawab. Tapi tidak mungkin ia melakukan itu pada Zhou Shiyu.

...***...

"Bagaimana hasil interogasinya?" Frank menghampiri Wang Yi, menyodorkan secangkir kopi di atas meja. Zhou Shiyu telah lebih dulu dibawa kedalam penjara beberapa menit yang lalu. Wang Yi masih berada di ruang interogasi. Sepertinya ia masih akan tetap di sana beberapa menit lagi.

"Tidak berjalan lancar, mulutnya terkunci rapat." Ucap Wang Yi. Frank menghela nafas, tidak ada balasan yang dia lontarkan. Sampai Wang Yi kembali berucap, "Sebenarnya apa yang terjadi pada keluarganya? Dia tidak mungkin membenci kota ini tanpa alasan. Kau termasuk penghuni lama kota ini, apa kau tahu sesuatu?"

Frank kembali menghela nafas, ia meneguk cangkir kopinya. Ucap dari kopi yang masih panas itu, menguar ke udara. "Orang tuanya di jatuhi hukuman mati saat Zhou Shiyu masih sangat kecil. Itu hal yang menyakitkan baginya. Kedua orang tuanya di tuduh melakukan transaksi narkoba dan hal ilegal lainnya. Saat itu hukum Whitechaple masih sangat ketat. Aku masih remaja saat itu, dan belum masuk kedalam kepolisian. Aku tidak tahu tuduhan itu benar atau tidak. Aku hanya bisa menonton saat Zhou Shiyu menangis histeris melihat jasad kedua orang tuanya di pengadilan. Sejak hari itu, aku tidak pernah melihat dia lagi. Baru saat masa SMA di mulai, aku yang sudah tergabung kedalam kepolisian, kembali melihatnya secara tidak sengaja ketika aku sedang berpatroli. Ia terlihat ceria seperti gadis yang tidak memiliki masalah sedikitpun. Sekarang aku baru menyadari kalau itu hanya topeng saja. Ia masih menyimpan dendam yang dalam pada kota ini."

"Kau punya berkas tentang kasus itu?" Tanya Wang Yi.

"Untuk apa? Itu sudah sangat lama."

"Aku hanya ingin tahu apa tuduhan itu benar atau tidak. Aku sudah bertemu dengan berbagai karakter orang termasuk seperti Zhou Shiyu. Orang-orang seperti mereka, tidak melakukan sesuatu tanpa alasan yang kuat. Baik itu balas dendam, atau tindak kriminalitas lainnya. Dan kebanyakan dari mereka, memiliki masalah yang sama." Ujar Wang Yi.

"Aku tidak tahu apa ucapanku benar atau tidak. Tapi dia masih sangat kecil waktu itu. Dia tidak tahu apa yang sedang di lakukan orang tuanya. Yang mungkin bisa dia lakukan hanya menangis tanpa mengerti kenapa orang tuanya di hukum mati." Ucap Frank.

"Justru karena itu, aku ingin mencari tahu." Balas Wang Yi.

"Semua dokumen kasus lama, disimpan di gedung arsip. Kau bisa mencarinya di sana." Frank menghabiskan tegukan terakhir.

"Terimakasih." Wang Yi ikut menghabiskan kopinya.

Wang Yi berkunjung ke sel Zhou Shiyu. Ia terlihat iba melihat gadis cantik itu tidur di lantai yang dingin. Posisi Zhou Shiyu memunggungi Wang Yi, tapi samar-samar Wang Yi melihat tubuh Zhou Shiyu bergetar. Entah karena kedinginan, atau menangis?

Wang Yi kembali menemui Frank di ruangannya. Kebetulan pria tua itu tengah memantau CCTV. "Kau punya selimut?" Tanya Wang Yi.

Frank menoleh, "Untuk apa?" Tanyanya. Tapi kemudian ia teringat sesuatu. "Ah, Zhou Shiyu. Kau bisa mengambilnya di ruang barang di belakang." Kata Frank.

"Terimakasih." Balas Wang Yi Singkat.

Wang Yi membuka pelan pintu sel Zhou Shiyu, berharap gadis itu tidak terbangun. Ia masih tidur di posisi yang sama. Dengan perlahan, Wang Yi menutupi tubuh Zhou Shiyu dengan selimut. Setidaknya gadis itu bisa merasa hangat. Setelah memastikan Zhou Shiyu tidak terganggu, Wang Yi dengan perlahan berjalan keluar.

"Tolong jaga rumahku selama kau masih di kota ini. Itu peninggalan terakhir orang tuaku." Gumam Zhou Shiyu. Wang Yi berbalik, gadis itu masih di posisi yang sama.

"Aku mengerti. Jika kau memerlukan sesuatu, bilang padaku." Balas Wang Yi. Zhou Shiyu tidak membalas. Gadis itu mengeratkan selimut di tubuhnya. Wang Yi bisa mendengar suara isakan meski samar-samar. Wang Yi masih merasa iba. Tapi untuk sekarang hanya ini yang bisa ia lakukan.

1
@🔵𖤍ᴹᴿ᭄☠BanXJeki G⃟B⃟🦋
wahhh cocok ini yang aye cari, ilustrasi adegan mu keren 👍✨
@🔵𖤍ᴹᴿ᭄☠BanXJeki G⃟B⃟🦋
aye suka kata ini. dan itu benar adanya reall✨
@🔵𖤍ᴹᴿ᭄☠BanXJeki G⃟B⃟🦋
Woahh ilustrasinya keren ✨ 👍 semoga lanjut sampai tamat💪
Miss Anonimity: Makasih, kak.
total 1 replies
mary dice
wang yi pasti dalam bahaya🧐 lanjut thor
Miss Anonimity: Nanti ya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!