NovelToon NovelToon
I Love You My Husband

I Love You My Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Terpaksa Menikahi Suami Cacat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rani

"Jika ada kesempatan kedua, maka aku akan mencintai mu dengan sepenuh hatiku." Kezia Laurenza Hermansyah.

"Jika aku punya kesempatan kedua, aku akan melepaskan dirimu, Zia. Aku akan membebaskan dirimu dari belengu cinta yang ku buat." Yunanda Masahi Leir.

Zia. Cintanya di tolak oleh pria yang dia sukai. Malam penolakan itu, dia malah melakukan kesalahan yang fatal bersama pria cacat yang duduk di atas kursi roda. Malangnya, kesalahan itu membuat Zia terjebak bersama pria yang tidak dia sukai. Sampai-sampai, dia harus melahirkan anak si pria gara-gara kesalahan satu malam tersebut.

Lalu, kesempatan kedua itu datang. Bagaimana akhirnya? Apakah kisah Zia akan berubah? Akankah kesalahan yang sama Zia lakukan? Atau malah sebaliknya.

Yuk! Ikuti kisah Zia di sini. Di I Love You my husband. Masih banyak kejutan yang akan terjadi dengan kehidupan Zia. Sayang jika dilewatkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#24

"Ah, iya bener. Ternyata, Yu hanya menunggu bidadari nya datang."

"Ayok, Pa! Kita ke vila Yu sekarang juga," ucap mama Yunan sambil menarik tangan suaminya.

"Ah, mama ngomong apa sih? Ngapain ke vila Yunan?"

"Ya ngapain lagi? Tentu saja datang buat lihat calon menantu kita. Uh ... aku pikir, punya cucu hanya sebatas angan-angan. Tapi sepertinya, sebentar lagi, angan-angan itu akan jadi kenyataan."

"Iya. Mama benar. Tapi, kita tidak bisa datang ke vila Yunan sekarang."

"Lho? Kenapa? Papa gak mau lihat calon menantu kita?"

"Ish, bukan gak mau, Mama. Tapi, belum saatnya."

"Belum saatnya? Maksud papa?"

"Begini. Yunan baru membawa gadis itu pulang ke rumah hari ini. Terus, sekarang sudah senja. Gak mungkin dong kita datang waktu senja begini. Yang ada, calon menantu kita jadi takut saat melihat kedatangan kita, Ma. Jangan buat calon menantu kita tidak nyaman dengan kehadiran kita."

Mama Yunan terdiam sambil berpikir. Perlahan dia mencerna apa yang baru saja suaminya ucapkan. Lalu, benak itu membenarkan perkataan tersebut.

"Iya juga. Apa yang papa katakan ada benarnya. Tar, bukan hanya calon menantu yang merasa gak nyaman. Yu juga. Dia akan kesal ketika melihat kedatangan kita yang tiba-tiba. Sepertinya, kita memang harus bersabar. Lagian, kita juga harus memberikan banyak waktu untuk Yu bersama gadisnya itu."

"Hm ... itu mama ngerti dengan apa yang ada dalam pikiran papa."

"Uh .... Rasanya nggak sabaran lagi, Pa."

"Sabar, Ma. Sabar."

Sementara itu, di vila Yunan. Pria itu masih saja merawat Zia dengan penuh kasih. Walau tadi Zia sudah diperiksa oleh dokter, tapi rasa cemas Yunan masih sama seperti sebelumnya. Dia cemas karena suhu tubuh Zia masih juga belum turun. Padahal, dokter sudah menjelaskan kalau Zia hanya demam biasa. Suhu tubuhnya akan turun setelah beberapa saat. Tapi perasaan Yunan, masih saja tidak bisa tenang.

"Zia. Kenapa kamu melakukan hal kekanak-kanakan seperti ini? Hm ... kamu kan sudah dewasa, Zia. Kenapa masih saja tidak bisa bersikap selayaknya umur sih?"

Yunan terus menggenggam erat tangan Zia. Tak lupa, suhu tubuh Zia terus saja ia cek selang beberapa saat berlalu.

Zia yang masih demam tiba-tiba berucap. Saat ini, dia memang masih belum membuka mata. Tapi bibirnya, malah mengeluarkan beberapa kata.

"Kamu jahat, Yunan. Kamu tega. Aku sudah berusaha mencintai kamu dengan sepenuh hati di kehidupan kali ini. Tapi kenapa kamu malah menjauh dengan segala cara?"

"Aku benci kamu. Di kehidupan yang lalu, kamu susah payah nahan aku agar tetap tinggal di sisi mu. Tapi di kehidupan ini, kenapa kamu susah payah buat ngejauh? Apakah kamu memang harus selalu bertolak belakang dengan keinginan hatiku?"

Bibir Zia terus ngomel. Yunan yang mendengarkan ucapan itu sedikit terkejut. Matanya menatap lekat wajah Zia yang masih terlelap.

"Kehidupan kedua?"

"Jadi, kamu juga punya terlahir kembali, Zia? Kamu juga punya ingatan masa lalu?"

Untuk pertanyaan Yunan barusan. Tentu saja tidak akan mendapatkan jawaban dari Zia. Posisinya saat ini, gadis itu barusan berucap di alam bawah sadar. Alias, Zia bicara dalam keadaan masih tidak sadar karena demam.

....

Zia membuka mata secara perlahan. Sinar mentari pagi sudah pula muncul dari balik gorden kamar yang cukup asing. Zia mengerjapkan matanya untuk mengumpulkan kesadaran yang masih terpecah.

"Di mana aku?"

Saat Zia ingin mengangkat tangan kirinya, tangan itu sedikit tertahan. Perhatian Zia pun langsung teralihkan. Ketika dia menoleh, matanya langsung menangkap sesosok pria yang sedang setengah berbaring di samping tangannya.

Siapa lagi itu kalau bukan Yunan? Pria itu tidur dengan posisi setengah duduk. Sebagian tubuhnya masih duduk di atas kursi roda. Sedang sebagian yang lainnya di atas ranjang. Tangan Yunan memeluk tangan Zia. Makanya saat Zia ingin menarik tangan kirinya langsung tertahan.

"Kak Yu-- "

Zia menahan bibirnya dengan cepat. Wajah tampan pria itu mengalihkan fokus bibirnya. Matanya menatap lekat ke arah wajah Yunan. Sungguh, pria itu sangat tampan bak aktor drama pendek saja. Hidung mancung yang, alis rapi. Ah, pokoknya, wajah itu tidak bosan untuk dipandang.

"Aku yakin kalau kehidupan yang lalu, mataku sedikit rusak." Zia bergumam pelan. "Jika tidak, mana mungkin aku tidak menyadari bahwa pria yang telah menjadi suamiku ini adalah pria yang sangat tampan. Sungguh, aku sangat-sangat menyesal."

Lagi, tangan itu nakal tidak bisa di tahan. Terus saja bergerak dengan sangat ringan. Menyentuh hidung mancung Yunan tanpa bisa Zia tahan.

Satu sentuhan pelan jatuh ke hidung. Mata Yunan pun langsung mengerjip dengan perlahan. Dan, apalagi? Si pemilik hidung langsung tersadar dari tidurnya.

Yunan langsung menarik tubuhnya dengan cepat. Sambil memperhatikan Zia, Yunan membenarkan duduknya. "Zia. Kamu sudah bagun? Tunggu sebentar. Biar aku periksa suhu tubuhmu."

Setelah berucap, tanpa menunggu jawaban terlebih dahulu, Yunan langsung meletakkan punggung tangannya ke dahi Zia. "Ah, sudah normal. Tidak panas lagi."

"Tunggu di sini. Aku akan minta bi Rina untuk memasak sarapan buat kamu."

"Kak Yunan. Ee ... bagaimana aku bisa ada di sini? Ah, maksudku-- "

"Kemarin hujan. Aku tak sengaja menemukan mu di jalan. Saat aku ingin mengantar kamu pulang ke rumah mu, kamu sudah tidak bisa aku ajak bicara lagi. Aku tidak tahu rumahmu," ucap Yunan. Tentu saja kata terakhir itu bohong. Tentu saja dia tahu di mana rumah Zia. Hanya saja, dia tidak ingin mengantarkan gadis itu pulang kemarin gara-gara rasa cemas yang ada dalam hatinya.

"Itu ... karenanya, aku bawa kamu pulang. Ah, iya. Tadi malam orang tua kamu menghubungi mu. Tapi aku yang menjawabnya. Maafkan aku."

Yunan pun langsung menceritakan prihal tadi malam saat orang tua Zia menelpon.

"Halo, Zia. Kamu di mana? Kenapa belum pulang juga jam segini?" Suara wanita paruh baya langsung terdengar.

Awalnya, Yunan masih merasa was-was. Antara lanjut bicara dengan tidak. Tapi oada akhirnya, dia memilih untuk berbicara.

"Halo. Maaf, aku bukan Zia."

Lah, tentu saja orang tua Zia langsung terkejut. Namun, Yunan cepat-cepat berucap. "Ah, maaf. Maksud aku, aku adalah atasan Zia di kantor. Tadi sore, aku menemukan Zia kehujanan. Terus, aku bawa berikan tumpangan." Yunan menceritakan prihal kejadian tadi sore dengan sangat hati-hati.

Sebenarnya, hati Yunan terasa sangat was-was. Gugup juga sangat jelas dia rasakan. Karenanya, dia jelaskan secara perlahan dengan sangat berhati-hati.

"Jadi, sekarang Zia ada di rumah anda, pak."

"Ah, tidak perlu panggil pak, tante. Panggil nama saja. Saya Yunan. Panggil saja dengan nama panggilan saya. Ah, iya. Zia di rumah saya. Maafkan saya. Itu, saya tidak tahu di mana alamat rumah Zia. Tadinya, saya juga panik. Jadi, saya bawa pulang ke rumah saya saja. Tenang saja, saya tidak tinggal sendirian kok tante di rumah ini. Ada beberapa pekerja yang bekerja dengan saja. Jadi, tidak perlu khawatir akan keselamatan anak tante."

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
lgsg di acc carmer gk tu zia😄
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
yunan lgsg kawatir pikiran emaknya zia.lgsg bilang tidak tinggal sendiri😂😂😂
Rani: khkhkhkh ... iya lho. yunan pnuh pertimbangan kan yah
total 3 replies
Musdalifa Ifa
next up Thor 🙏
Rani: yuhu ... laksanakan 👍
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Rani: siap laksanakan 😘
total 1 replies
Musdalifa Ifa
suka banget ceritanya, semangat up ya Thor💪
Rani: yuhu ... 😘😘😘 makasih
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Rani: yuhu👍👍👍👍
total 1 replies
Patrick Khan
apa iya kena hujan bisa badan panas🤔🤔
Rani: gelamun apa kamu hayo?
total 5 replies
partini
ini dua duannya balik ke masa lampau
Rani: iya. mereka berdua sama. yg satu mau balikan. yg satu mau menghindar. gitu
total 1 replies
partini
wah keren cerita nya
Rani: makasih buanyak. ikuti sampai akhir yah
total 1 replies
partini
cinta bertepuk sebelah kaki nyesekk
Rani: kahkahkah... jaman sekarang udah main kaki aja yah. gak main tangan lagi🤣
total 1 replies
Patrick Khan
ratu maksa bgt..kesan nya gk ada cwo yg mw sm dia🤣🤣
Rani: wwkwkwkwkw... Yunan anak orang kaya mah walau lumpuh tetap aja dapat untung🤭
total 1 replies
Patrick Khan
lanjut
Rani: 👍👍👍👍😘
total 1 replies
Moh Rifti
up
Rani: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
Moh Rifti
lanjut
Rani: yuhu....
total 1 replies
Moh Rifti
👍👍👍
Rani: 😘😘😘😘😘🤭
total 1 replies
Moh Rifti
next
Rani: 😍😍😍😍😍😍
total 1 replies
Moh Rifti
up👍👍👍😍😍
Rani: siap👍😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!