Cerita berisi Transmigrasi seorang perempuan yang memiliki sifat sabar yang setipis tisu, yang tiba-tiba saja bertransmigrasi kepada tubuh seorang gadis yang menjadi peran antagonis dan sedikit bodoh.
Tapi di dalam tubuh barunya dia di bingungkan dengan dua pilihan antara berondong atau seorang duda yang kaya raya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
"Kita lagi bahas Glory, puas lo?" ucap Xavieer dan reflek Al memutar bola matanya malas.
"Aelah ngapain bahas dia sih? emangnya ada yang lebih penting dari pada ngebahas manusia uler kaya dia?" tanya Al dan ingin sekali Erik dan Xavieer menjual otak Al agar dia bisa berpikir dengan sehat.
"Nah kan apa gue bilang, lo sama kita kalo ngebahas dia gak bakalan sejalan! daripada lo menghasut kita dengan kata-kata kurang ajar lo mendingan lo pergi aja deh sana gak usah gabung sama kita," ucap Erik yang sudah gedek dengan tingkah Al yang selalu saja memojokkan Glory padahal Glory adalah adik kandungnya sendiri.
"Cih, ngapain juga sih kalian bahas dia? oh atau jangan-jangan kalian udah kena peletnya Glory yang pura-pura baik itu?" tanya Al dan ingin sekali Erik meninju Al.
"Omongan lo bisa lo jaga gak Al? sebelum pukulan gue melayang tepat di wajah gak seberapa lo itu," ucap Xavieer dengan dinginnya.
"Lo kenapa sekarang jadi lebih ngebelain dia sih? lo mau ngekhiatin Amanda?" tanya Al membuat Xavieer sedikit terdiam.
"Lo apa-apaan sih Al? udah sih mau gimana juga itu urusan Xavieer lo gak usah okut campur, lagian kalo Xavieer sama Glory juga ya udah sih mereka juga udah tunangan. Gak ada yang harus di salahin juga," ucap Erik yang menengahi mereka.
Takut saja jika Al terus berbicara dan Xavieer tidak bisa menahan rasa emosinya.
"Ya udah sih Bang, tenang aja. Lagian gue sama temen lo itu juga bakalan batalin pertunangannya, jadi kalian santai-santai aja ya gak usah khawatir Manda bakalan tetep sama Xavieer kok," ucap Glory yang tiba-tiba nongol di antara mereka bertiga.
Mereka yang mendengarkan ucapan Glory langsung menoleh ke arah Glory dan ekspresi yang berbeda-beda, Xavieer dan Erik yang terkejut dan Aldrich memandang malas ke arah Glory.
"Nah itu lo harusnya sadar diri Glory, Meskipun lo emang adik gue, gue gak bakalan mau ngakuin lo adik karena hal buruk lo itu," ucap Al dan Glory memutar bola matanya malas.
"Aelah berisik amat lu, lo kalo ada masalah sama gue ya udah sini ngomong depan gue bukannya kaya banci gitu ngomongin orang dari belakang," ucap Glory yang mengejek Aldrich dan itu memancing emosi Al.
Erik yang tahu Al sudah ingin meledak, mencoba menenangkannya.
"Lo jangan ngomong lagi Al, kalo Glory ngadu ke Mami yang ada lo bakalan menderita. Fasilitas lo bakalan di sita dan ya mungkin uang jajan lo bakalan di potong 70%," ucap Erik dan Al mulai memendam amarahnya yang hampir meledak.
"Kalo bukan karena Erik, lo bakalan habis sama gue Glory," ucap Al dan Xavieer langsung menatap tajam ke arah Al.
"Kalo lo berani nyakitin Glory itu artinya lo sama aja cari ribut sama gue," ucap Xavieer dengan dingin kepada Al.
Al yang mendapatkan ancaman itu menghela nafas pelan, memang sangat merepotkan sekali.
"Oke fine gue tahu gue salah, gue minta maaf Glory," ucap Al yang menurunkan gengsinya kepada Glory.
"Ya gue juga gak masalah sih sebenarnya mau lo ngapain juga, dan yaps gue mau bawa Xavieer karena gue ada perlu sama dia," ucap Glory yang langsung to the point kepada mereka bertiga.
"Ngapain lo mau ngomong sama gue?" tanya Xavieer dan Glory memutar bola matanya malas.
"Lo gak lupakan sama apa yang tadi Mami omongin sama lo?" tanya balik Glory dan Xavieer mengerutkan keningnya tidak mengerti.
"Hah emangnya Mami ngomong sama lo?" tanya Al yang kepo juga.
"Gak tahu, gak inget," ucap Xavieer.
"Halah jangan pura-pura gak inget deh, kan tadi Mami bilang kita harus sekamar," ucap Glory dengan polosnya.
Erik dan Al yang mendengar ucapan Glory melongo tidak percaya, mereka yang laki-laki saja belum diperbolehkan bawa perempuan ke rumahnya. Lah ini anak ceweknya di suruh ngamar sama cowok lain? dan itu temen mereka? Daebak!!!
"Sumpah ya Glory, selain kasar lo juga cabul yaa? masa iya sih gue lebih khawatir Xavieer di apa-apain sama lo daripada gue khawatir sama lo yang di apa apain sama Xavieer," ucap Aldrich yang baru tahu kalo Glory bisa seliar itu.
Glory yang mendengar ucapan Aldrich, memutar bola matanya malas. Lagian siapa juga sih yang mau apa-apain manusia seperti Xavieer? ya walaupun Glory ingin mencoba Xavieer sedikit.
"Eh apa ya maksud lo barusan hah? lo pikir gue cewek nakal gitu yang mau apa-apain cowok? sembarangan banget ya tuh mulut kalo ngomong," sewot Glory yang tidak terima dengan ucapan Aldrich.
"Aelah ngapain juga sih lo marah-marah? kalo emang lo mau macem-macem sama Xavieer juga gak bakalan ada yang ngelarang," ucap Erik.
"Gak ada yang ngelarang gimana? wah parah sih ya yang ada di keluarga ini malah nyuruh gue buat ngapa-ngapain," ucap Glory dengan tatapan tidak percaya.
"Ya kalo lo hamil juga kan nanti lo sama Xavieer juga bakalan nikah, ya udah sih kalian kalo mau ngamar sana gih. Kita gak bakalan ganggu kok palinh ngintip bentar," ucap Aldrich yang malah mengedipkan mata genitnya kepada Xavieer.
Xavieer yang melihat tingkah Al malah bergidik ngeri, bagaimana bisa Erik dan Glory bisa tahan dengan punya saudara seperti Aldrich ini.
"Lo kalo ganjen gitu lagi gue gak bakalan segan-segan buat nampar lo," ucap Xavieer dan Aldrich memutar bola matanya malas.
"Aelah, yang sopan dikit dong sama kakak ipar. Gak gue restuin kalian mampus dah," ucap Aldrich dan Glory memutar bola matanya malas.
"Berisik dah lu, mau ada restu lo atau pun enggak. Gue sama Xavieer bakalan tetep nikah!" ucap Glory dan dia menarik tangan Xavieer agar menjauh dari orang-orang sedeng itu apalagi manusia seperti Aldrich.
"Dih gila kali ya tuh bocah, lagian kalo mau kawin ya kawin aja gak sih ribet banget," omel Aldrich yang memang Glory ini semenjak keluar rumah sakit malah makin sedeng!
🌹🌹🌹🌹🌹