Cerita ini sekuel dari Menikahi Mafia Kejam
Sebuah malam kelam mengantarkan Devi Aldiva Brodin pada malapetaka yang merubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Kesalahan fatalnya yang menggoda sang atasan yang divonis impoten saat ia dalam keadaan mabuk berat. Dan pria itu adalah Ibra Ashford Frederick merupakan pria yang sudah beristri sekaligus atasannya.
Bagaimana kelanjutan ceritanya, yuk simak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendapatkan restu
Ibra turun dari mobilnya saat sampai di sebuah rumah sederhana yang merupakan rumah milik kedua orang tua Devi. Ia menatap bangunan itu dengan satu keyakinan yaitu restu dari kedua orang tua Devi.
Ia melangkah masuk dan mendapati seorang wanita paruh baya yang tidak lain adalah Mama Devi tampak sibuk mengurus tanamannya.
"Permisi," seru Ibra.
"Ya," jawab wanita paruh baya itu langsung menoleh. Sesaat ia terkejut melihat siapa yang datang. Namun setelah itu ia tersenyum kecil lalu ia berjalan menghampiri Ibra yang masih berdiri di luar pagar.
"Kamu?," tanya Rahma membukakan pintu pagar.untuk Ibra.
"Iya Tante," angguk Ibra.
"Ayo masuk, tapi Devi tidak ada disini," ucap Rahma mempersilahkan Ibra masuk.ke dalam hunian sederhana miliknya.
"Saya bukan mau bertemu Devi tapi saya mau bertemu dengan Om dan Tante," jawab Ibra.
"Silahkan duduk dulu. Kalau begitu saya panggilkan Papa Devi dulu ya. Oh ya mau minum apa?," tanya Rahma dengan ramahnya.
"Apa yang ada saja Tante," jawab Ibra diangguki Rahma.
Ibra menghela nafas pendek setelah setelah Rahma menghilang dibalik pintu. Rumah sederhana Devi terasa begitu nyaman baginya. Ia menoleh pada dinding ruang tamu terdapat foto jadul anak berusia sekitar lima atau enam tahun yang begitu mirip dengan Zoey tapi yang pasti itu bukan Zoey.
Ibra tersenyum kecil, kini ia tahu Zoey memang mewarisi wajah Devi sedangkan Zion mewarisi wajahnya. Adil memang, Tuhan begitu sempurna merencanakan semuanya.
Ting
Mommy
📩:Ibra...Mommy sama Daddy ada di apartemen kamu. Kamu dimana? belum pulang?.
Ibra sedikit terkunci membaca pesan dari Mommy nya. Dan tidak biasanya Mommy dan Daddy-nya berkunjung ke apartemennya. Biasanya kedua orangtuanya akan langsung pulang ke kediaman mereka.
Ia yakin kepulangan kedua orangtuanya ada hubungannya dengan semalam. Daddy nya mendengar seruan Zoey padanya. Semoga saja Zoey dan Zion tidak datang ke apartemennya sebelum ia pulang.
"Ehem..."
Ibra tersentak saat mendengar deheman kecil dari Papa Devi. Ia menyimpan kembali ponselnya sebelum sempat ia membalas pesan dari Mommy nya.
"Selamat sore Om," ujar Ibra saat Surya duduk dihadapan nya memasang wajah sangar nya. Ia tidak takut sama sekali dengan wajah sangar Papa Devi tapi yang ia takutkan niat baiknya di tolak.
"Hem," jawab Surya.
"Silahkan diminum Nak, yang ada hanya teh saja," ujar Rahma meletakkan gelas berisi teh hangat dihadapan Ibra.
"Terima kasih Tante," jawab Ibra.
"Iya," angguk Rahma lalu duduk di sebelah sang suami.
"Maaf sebelumnya Om, Tante. Kedatangan saya sedikit menganggu. Saya datang ke sini untuk meminta restu dari Om dan Tante agar saya bisa menikahi Devi," ucap Ibra. Bohong jika ia tidak gugup sekarang.
"Kau yakin akan menikahi putri saya. Ingat kalian itu berbeda. Bagaimana dengan kedua orangtuamu?," tanya Surya.
"Sebenarnya saya sedikit kecewa pada kau dan Devi. Kenapa memilih melakukan hubungan terlarang daripada menikah jika kau benar-benar pria sejati," sambung Surya.
Ibra sedikit terdiam mendengar perkataan Surya, memang ada benarnya tapi saat itu keadaannya lain. Ia dan Devi sama-sama dalam pengaruh minuman dan parahnya ia dalam pengaruh minuman dan jika obat perangsang.
"Saya akui jika saya bersalah, tapi keesokan hari setelah kejadian itu saya sudah mengungkapkan pada Devi untuk bertanggungjawab tapi dia malah memilih pergi. Dan bertahun-tahun saya tetap mencarinya dan kalian malah menutupinya bukan?," jawab Ibra. Ternyata cukup lelah juga menjelaskan panjang lebar pada kedua orang tua Devi untuk dirinya yang irit bicara.
"Nak...jangan dengarkan apa yang dikatakan Papanya Devi. Tante senang kamu datang ke sini untuk meminta anak kami," ujar Rahma.
"Rahma kamu--
Rahma menggeleng kecil pada sang suami lalu meneruskan ucapannya." Devi memang sedikit keras kepala, tapi Tante akan membatu kamu, jika kamu memang serius dan tidak berniat mempermainkannya. Dia pernah dikecewakan makanya dia sedikit membentengi diri dan hatinya," sambung Rahma. Sebagai seorang ibu ia tidak ingin kedua cucunya tumbuh tanpa sosok seorang ayah.
"Saya serius Tante. Ini pertama kalinya dalam hidup saya mendekati wanita," jawab Ibra.
"Heh...jangan berkilah. Bukankah kau pernah menikah," sindir Surya.
"Mas...," tegur Rahma.
Ibra hanya diam saja dan tidak berniat menjelaskan. Karena menurutnya itu tidak penting untuk Papa Devi tahu bagaimana rumah tangganya dulu.
"Nak, kami merestui mu," ucap Rahma.
Ibra tersenyum kecil mendengar ucapan Mama Devi. Akhirnya ia mengantongi restu dari kedua orang tua Devi. Kini tinggal ia meyakinkan Devi untuk mau menikah dengannya.
"Terimakasih Om, Tante," jawab Ibra.
"Iya...," angguk Rahma tersenyum lebar.
***
"Jelaskan sama kami, siapa yang memanggilmu Daddy?," tanya Theo saat Ibra sampai di apartemennya. Apakah anaknya kembali dekat dengan seorang wanita.
"Dad...
"Daddy, kami datang," seru Zoey berlari masuk diikuti Zion dari belakang. Namun langkah gadis kecil itu terhenti saat melihat dua orang asing yang duduk di depan Daddy-nya.
"Zoey...Zion. Ayo sini!," ucap Ibra. Tidak ada gunanya lagi ia menyembunyikannya dari kedua orangtuanya. Ia akan menjelaskan semuanya pada Mommy dan Daddy-nya tentang Zoey dan Zion.
Zoey terlihat menggeleng karena tidak nyaman dengan tatapan pria tua yang ada dihadapannya. Ia terlihat menggenggam tangan Zion yang berdiri disampingnya.
Ibra tersenyum kecil lalu berdiri dari duduknya menghampiri keduanya. Ia menggendong Zoey sementara salah tangannya menggenggam pergelangan tangan Zion dan membawanya ke hadapan orangtuanya.
"Ibra mereka ini-- Alin tidak meneruskan ucapannya matanya menatap Zion yang berdiri disebelah Ibra. Anak laki-laki kecil ini mengingatkannya pada Ibra kecil. Apakah anak laki-laki ini adalah anaknya Ibra?. Bagaimana bisa bukan kah anaknya tidak bisa membuahi?.
"Mom...ini Zion dan ini Zoey. Mereka ini adalah anakku?," jawab Ibra.
"Apa?," seru Theo.
"Kamu tidak bercanda kan?," tanya Alin.
Ibra menggeleng."Tidak Mom," jawab Ibra.
"Zion, Zoey. Kenalkan ini Oma Alin dan itu Opa Theo," ucap Ibra pada kedua anaknya.
"Halo Opa, Oma," ucap Zion dengan ekspresi datarnya.
Sementara Zoey terlihat menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Ibra. Ia tidak nyaman dengan tatapan Theo padanya.
"Halo sayang," jawab Alin. Ia menahan diri untuk bertanya pada Ibra. Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa Ibra yang mengaku impoten tiba-tiba memiliki anak.
"Ibra, Daddy butuh penjelasan untuk ini," ucap Theo segara berdiri dari duduknya lalu melangkah pergi menuju ruang kerja Ibra.
"Daddy...," rengek Zoey.
"Tidak apa-apa sayang. Zoey sama Oma Alin dulu ya. Daddy mau bicara sebentar sama Opa," bujuk Ibra pada Zoey.
Zoey mengangguk kecil lalu turun dari gendongan Ibra. Ia menatap sedikit takut pada Alin yang tersenyum padanya.
Sementara itu Ibra langsung menemui Theo di ruang kerjanya untuk menjelaskan semuanya Daddy-nya. Meski ia mengecewakan kedua orangtuanya tapi ia berharap kalau kedua orangtuanya tidak menolak kehadiran kedua anaknya.
"Hai Zoey. Apakah kita pernah bertemu?," tanya Alin mendekati Zoey yang berdiri di samping Zion yang tampak menatap datar pada Alin.
Zoey memperhatikan Alin sejenak lalu mengangguk kecil."Iya Oma, di Bandara," jawab Zoey. Ia memang memiliki daya ingat yang sangat kuat.
Alin tersenyum kecil."Oh ya Mommy kalian dimana?," tanya Alin menatap keduanya bergantian. Ia penasaran siapa ibu dari kedua anak Ibra ini.
...****************...
lebih tegas Daddy mu kamu Weh Weh no good 👎👎👎👎
betul juga rencana putri mu Ibra dah gede boleh tuh di kasih adik 🤣🤣