"Membosankan sekali hidup ku, " ujar seorang wanita.
Siapa kah dia ini???
yuk kita baca cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-13. Ruang Ajaib Bermanfaat
"Long, kenapa kau membela anak kurang ajar mu ini, " ujar jenderal Max.
"Aku tak perduli.. karna aku sebentar lagi akan mempunyai cucu, " ujar Kaisar Long.
"Lalu bagaimana dengan putri ku Long, putra mahkota Rui akan pergi ke perbatasan, ?" tanya jenderal Max yang berhasil membuat Kaisar Long terdiam.
"Jangan khawatir jenderal, karna aku akan memberikan perlindungan untuk Mei len, " ujar putra mahkota Rui.
"Apakah putra mahkota tau keberadaan putri ku, ?" hanya jenderal Max.
"Belum jenderal, dan saya masih mencari nya, " jawab putra mahkota Rui.
"Lihat lah Long.. betapa anak mu ini tak bertanggung jawab, " ujar jenderal Max.
"Apakah kamu sudah menemukan keberadaan nya Max, ?" tanya Kaisar Long.
"Hemm, " jawab jenderal Max yang hanya dengan berdeheman saja.
"Dimana Mei len Jenderal, ?" tanya putra mahkota Rui.
"Untuk apa kau bertanya, ?" ujar jenderal Max yang malah balik bertanya.
"Max beritahu saja keberadaan putri mu pada putra mahkota, karna dengan begitu.. putri mu juga akan terlindungi, apa kau tak khawatir jika ular busuk mu menemukan nya, " ujar Kaisar Long memberikan saran.
Terlihat jenderal Max berdiam diri, dan kemudian menatap putra mahkota Rui dengan tajam, jika matanya mengeluarkan laser, sudah dapat di pastikan putra mahkota Rui akan terkena oleh laser itu.
"Dia berada di desa Hijau, " ujar jenderal Max.
"Kenapa jauh sekali, ?" tanya Kaisar Long.
"Dia terjatuh ke sungai, hingga dia terbawa arus sungai dan sampai di desa itu, " jawab jenderal Max.
"Lalu bagaimana dia sekarang, ?" tanya Kaisar Long kembali.
"Dia baik-baik saja, karna kebetulan di temukan oleh pengasuhnya waktu dia masih bayi, " jawab jenderal Max.
"Syukurlah.. " desah Kaisar Long.
"Putra mahkota, ku harap kau bisa melindungi putri ku dari segala marabahaya, dan janganlah gagal seperti diriku, " ujar jenderal Max dengan tatapan sedih nya.
"Baik Jenderal, " jawab tegas putra mahkota Rui.
……………
"Bibi.. bibi, " panggil Mei len pada Chi lan.
"Iya nona.. ada apa, ?" jawab Chi lan dari arah belakang gubuk nya.
"Bibi, bolehkah aku pergi ke pinggiran gunung sana, ?" tanya Mei len.
"Jangan nona, disana berbahaya.. dan nona juga belum tau betul tempat nya, " ujar Chi lan menolak keinginan Mei len.
"Bibi.. aku bisa hati-hati, boleh ya bi, " ujar Mei len sambil memasang wajah imutnya.
"Ya sudah biar bibi juga ikut pergi, " ujar Chi lan yang akan bersiap-siap untuk pergi bersama Mei len.
"Tidak bibi.. bibi di rumah saja, " ujar Mei len menolak.
"Bibi harus pergi menemani nona ke pinggiran gunung itu, " ujar Chi lan kekeh.
"Jangan Bibi, " ujar Mei len lebih kekeh dari Chi lan.
"Tapi nona belum tau betul tentang tempat disini, " ujar Chi lan.
"Bibi.. aku sudah besar, dan aku bukan nona kecil mu yang dulu.. percayalah padaku, aku akan baik-baik saja, " ujar Mei len membujuk Chi lan.
Chi lan pun terdiam untuk beberapa saat, dan dia seakan tetap tak mau mengijinkan Mei len pergi seorang diri.
"Bibi.. " panggil Mei len pada Chi lan merengek sambil menggoyang-goyangkan tangan Chi lan.
"Baiklah, tapi nona harus berjanji satu hal kepada Bibi, " ujar Chi lan.
"Apa itu Bi, ?" tanya Mei len.
"Nona tidak boleh masuk ke hutan paling dalam, karna disana adalah hutan larangan, yang tak boleh di masuki oleh siapapun, " ujar Chi lan dengan raut wajah yang serius.
"Hanya itu, ?" tanya Mei len.
"Iya hanya itu.. dan ya Nona harus hati-hati, karna di kawasan hutan itu masih banyak binatang buas dan banyak ular, " jawab Chi lan.
"Baik lah.. aku berjanji tidak akan masuk ke hutan paling dalam, dan aku pun akan berhati-hati, " ujar Mei len berjanji pada Chi lan.
"Dan Nona harus pulang sebelum mata hari tenggelam, " ujar Chi lan lagi mengingatkan.
"Baik Bibi.. kalo begitu aku pergi dulu ya Bibi, " ujar Mei len.
"Ingat tetap hati-hati, " ujar Chi lan.
"Siap Bibi, " uang Mei len sambil pergi dan melambaikan tangan nya pada Chi lan.
Di perjalanan Mei len bertemu dengan beberapa orang, ada yang menyapa nya, ada yang menunduk hormat seperti pak kepala desa, dan ada juga yang menatap nya sinis seperti nenek tua Mo.
"Lihatlah Gu, katanya dia anak jenderal.. tapi dia malah menetap di desa kecil ini, apa jangan-jangan sebenarnya dia telah di usir, " ujar nenek tua Mo yang mulai memprovokasi beberapa ibu-ibu yang berkumpul dengan nya.
"Mo apa kamu tidak melihat plakat itu, ?" tanya Bibi Gu dengan heran.
"Hanya plakat bisa di beli Gu, " jawab nenek tua Mo.
"Berhenti kau nenek tua Mo, apakah kau pikir aku ini buta, " ujar kepala desa Chu dengan marah.
"Pak kepala desa bukan itu maksud ku, " ujar nenek tua Mo yang kaget dengan teguran kepala desa Chu.
"Lalu apa hah, ? apa kau mau desa Hijau ini menanggung kerugian atas ucapan mu, " tanya pak kepala desa Chu.
"Tidak, tidak.. bukan seperti itu, " jawab nenek tua Mo dengan panik.
"Bubar kalian semua, kembalilah bekerja.. jangan hanya duduk diam untuk menggunjingkan orang lain, " ujar kepala desa Chu dengan keras.
Tanpa menunggu waktu lama, secepat kilat semuanya membubarkan diri, karna tak mau mendapat kemarahan dari kepala desa Chu.
Ada pun Mei len, dia sama sekali tak perduli dengan bisikan orang-orang itu, selama mereka tak mengganggu maka Mei len tak harus repot-repot berurusan dengan mereka.
"Akhirnya sampai juga, ternyata tempat nya masih sangan asri dan menyejukkan , " ujar Mei len sambil merentang kan kedua tangan nya.
"Tuan di dalam hutan itu banyak tanaman langka, " seru Chip secara tiba-tiba.
"Tapi bibi Chi lan melarang ku untuk masuk ke dalam hutan itu, " ujar Mei len.
"Tuan percayalah padaku.. kau akan bahagia setelah melihat semua yang ada di dalam hutan sana, " ujar Chip.
"baiklah aku percaya padamu, tunjukan lah jalan nya, " ujar Mei len.
"Baik Tuan, " ujar Chip.
"Tuan lihatlah ada beberapa kelinci, dan itu sarang nya, " ujar Chip.
"Dimana Chip, ?" tanya Mei len.
"Di depan Tuan, " jawab Chip.
"Waw... ini.. ini.. sungguh luar biasa Chip, " seru Mei len melihat kelinci-kelinci yang ber lompatan dan juga beberapa tanaman berharga.. belum lagi beberapa buah-buahan yang sudah matang.
"Benar kan kata ku Tuan, " ujar Chip.
"Ya Chip kau benar.. tapi bagai mana aku membawa semua nya, sementara aku hanya membawa satu keranjang, ?" ujar Mei len bingung.
"Tuan, " panggil Chip.
"Hem.. " jawab Mei len yang hanya berdehem.
"Tuan anda kan mempunyai ruang ajaib, jadi apapun bisa tuan masukan ke ruang ajaib itu, " ujar Chip menjelaskan.
"Benarkah, ?" tanya Mei len yang masih ragu dengan ucapan Chip.
"Kenapa Tuan tak mencobanya, " ujar Chip.
"Tapi Chip kelinci kan mahkluk hidup, apa tak apa-apa jika mereka di masukan ke ruang ajaib itu, ?" tanya Mei len lagi yang masih ragu.
"Justru akan lebih bagus jika mereka masuk ke ruang ajaib Tuan, " jawab Chip.
"Baiklah aku akan mencoba memasukan bunga ini, " ujar Mei len yang mau menuruti saran Chip.
"Eehhhh...
UDAHAN DULU YA NEXT TIME KITA KETEMU LAGI DI BAB SELANJUTNYA.
sekarang kalau dirimu bertranformasi ke dalam novel ,terus mengalami semua yang tertulis di novel,bagaimana caramu untuk bisa kembali ke masa kehidupan real mu?