⚠️Warning! MC badboy garis keras!
Lelah dengan sulitnya hidup, Yofan memutuskan melakukan pesugihan mbah jenggot. Mencari tumbal perawan, itulah yang harus dilakukan oleh Yofan.
Dengan wajah tampan dan kekayaan, Yofan menjebak banyak gadis untuk dijadikan tumbal. Gadis itu akan ditiduri olehnya, lalu meregang nyawa. Yofan sudah terbiasa dengan sesi penumbalan setiap bulan purnama. Namun semuanya berubah saat Yofan bertemu Amel dan Rona, kedua gadis itu berbeda dari wanita yang pernah dia temui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24 - Ketakutan Vera
Yofan terbangun saat cahaya mentari mengenai wajahnya. Dia merasa badannya sakit semua. Ketika matanya benar-benar terbuka, dirinya bisa melihat kekacauan di kamar.
Mata Yofan membulat sempurna. Bagaimana tidak? Kamar tampak berantakan, yang paling menakutkan adalah keadaan Vera di ranjang. Gadis itu tak sadarkan diri di atas sprei yang dipenuhi bercak darah.
"Sial!" Yofan bergegas mengenakan pakaian. Lalu memeriksa denyut nadi Vera. Ia tentu takut gadis itu meninggal.
"Jamal! Marvel!" panggil Yofan. Jamal dan Marvel sontak datang. Mereka tentu kaget saat melihat keadaan kamar dan Vera.
"Apa yang kau lakukan semalam, Van? Kamar sudah kayak kapal pecah!" timpal Marvel.
"Itu nggak penting! Yang penting itu keadaan Vera. Coba kalian periksa denyut nadinya. Aku tadi sudah memeriksa, dan denyut nadinya menurutku ada. Aku ingin kalian memastikannya juga," ucap Yofan.
Jamal dan Marvel segera memeriksa keadaan Vera. Menurut mereka Vera masih hidup.
"Sekarang bagaimana?" tanya Jamal.
"Kita bersihkan kamar ini. Biar aku yang memakaikan baju untuk Vera. Aku juga akan memindahkannya ke kamarnya. Aku ingin kalian menganggap semua ini tidak pernah terjadi. Kita buat Vera berpikir kalau yang terjadi tadi malam itu adalah mimpi," ujar Yofan panjang lebar. Jamal dan Marvel setuju. Mereka segera melakukan tugas masing-masing.
Yofan membawa Vera ke kamarnya. Dia merapikan gadis itu sebisa mungkin.
"Maaf..." gumam Yofan. Dia merasa bersalah, namun di sisi lain dirinya merasa lega karena Vera tidak mati.
"Tenanglah, Yofan. Semua sudah berlalu. Kau akan terbiasa dengan ini. Tidak apa-apa," kata Yofan berusaha menenangkan diri. Dia lalu meninggalkan Vera di kamar.
...***...
Saat waktu hampir menunjukkan jam 8 pagi, Vera akhirnya terbangun. Dia merasa seluruh tubuhnya sangat sakit. Terutama di bagian alat vital.
Vera mencoba bergerak karena ingin ke kamar mandi. Namun rasa sakit itu semakin menusuknya.
"Argh... Apa yang terjadi padaku..." rintih Vera. Ia memaksakan diri untuk berjalan. Sampai akhirnya Vera tiba di kamar mandi. Di sana dirinya melepas seluruh pakaian.
Betapa terkejutnya Vera saat melihat keadaan tubuhnya dipenuhi tanda merah. Dia lantas mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam.
Mata Vera terbelalak saat bisa mengingat dengan jelas mengenai apa yang terjadi tadi malam.
"Mas Yudha..." Vera mendadak diliputi rasa takut. Dia bergegas mandi dan berpakaian kembali. Vera ingin cepat-cepat pergi dari villa. Ia sadar kalau Yofan ternyata berbahaya.
Sambil menangis, Vera masukkan barang-barang ke dalam tas. Bersamaan dengan itu, terdengar suara ketukan dan panggilan dari pintu.
"Vera? Kau sudah bangun?" ujar Yofan.
Vera menutup mulutnya dengan tangan. Hatinya merasa sakit sekali saat mengingat bagaimana Yofan memperlakukannya tadi malam, dan Vera merasa diperlakukan seperti binatang hina.
"Vera?" panggil Yofan lagi. Dia menggigit bibir bawahnya seraya berharap dibukakan pintu.
"Aku masuk ya." Yofan memutuskan membuka pintu.
"PERGI! Jangan dekati aku!" pekik Vera sambil melangkah mundur sampai mentok ke lemari.
"Vera! Kau kenapa? Apa terjadi sesuatu?" Yofan sengaja pura-pura tidak tahu.
"Kau! Kau sudah memperk*saku tadi malam kan?! Aku akan laporkan kau ke polisi!" timpal Vera. Ada tatapan ketakutan dan amarah di dalam matanya.
"Vera, tenanglah. Ayo kita bicarakan baik-baik. Aku benar-benar tak mengerti dengan maksudmu," sahut Yofan.
"Tidak usah pura-pura tak tahu! Aku ingat semuanya ya!" bentak Vera.
Ibarat pepatah "menyelam sambil minum air".
Biasanya yg sering terjadi pelaku pesugihan akan hidup dalam ketakutan konstan karena mereka selalu dibayangi oleh arwah korbannya dan seringkali berakhir dengan kesengsaraan dan ketidakbahagiaan bagi pelakunya.
Selain itu, kesialan dan musibah akan menghantui hidup mereka, seolah-olah harga yang harus dibayar untuk mencapai tujuan dengan cara yang sangat gelap.
🤔🤔🤔