Tidak direstui mertua dan dikhianati suami, Latisha tetap berusaha mempertahankan rumah tangganya. Namun, kesabarannya runtuh ketika putra yang selama ini ia perjuangkan justru menolaknya dan lebih memilih mengakui adik tirinya sebagai seorang ibu. Saat itu, Latisha akhirnya memutuskan untuk mundur dari pernikahan yang telah ia jalani selama enam tahun.
Sendiri, tanpa dukungan siapa pun, ia berdiri menata hidupnya kembali. Ayah kandung yang seharusnya menjadi sandaran justru telah lama mengabaikannya. Sementara adik tirinya berhasil merebut kebahagiaan kecil yang selama ini Latisha genggam.
Perih? Tentu saja. Terlebih ketika pria yang pernah berjanji untuk mencintainya seumur hidup hanya terdiam, bahkan saat putra mereka sendiri lebih memilih wanita lain untuk menggantikan sosok ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Itu
Gaia baru saja tiba di apartemennya. Ia bingung saat masuk ke unit nya keadaan begitu sepi. Kemana semua orang? Pikirnya.
Gaia lalu menghubungi nomor Agharna, dering ponsel sang suami terdengar dari ruang kerja suaminya itu. Gaia pun memeriksa ruangan tersebut, namun tak ada siapapun di sana. Agharna meninggalkan ponselnya di rumah, itu artinya sang suami tidak pergi jauh. Mungkin Agharna hanya pergi sebentar ke mini market untuk mengantar Akta jajan. Gaia pun tak peduli, ia langsung masuk ke kamarnya dan segera membersihkan diri. Setelahnya ia langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Perjalanannya kali ini memang sangat melelahkan namun sangat menyenangkan karena kehadiran seseorang yang sangat memujanya. Pria itu begitu perhatian padanya. Gaia memang haus akan perhatian, pujian dan sanjungan dari semua orang. Akhir-akhir ini suaminya jarang memperhatikannya bahkan terkesan masa bodo. Padahal dulu Agharna selalu menanyakan kabar nya saat ia tengah berada di luar. Sudah hampir satu tahun ini Agharna berubah, itulah mengapa Gaia merasa bosan dan akhirnya ia lebih banyak menghabiskan waktunya di luar.
Ia senang berkumpul dengan teman-teman dan juga para fansnya. Ia bahkan memiliki fans fanatik yang sangat memujanya. Mereka sempat kecewa saat Gaia memutuskan menikah namun kekecewaan mereka terbayarkan karena ternyata Gaia tak berubah meskipun dia sudah menikah. Dia tetap pada karirnya sebagai model terlebih model pakaian dalam. Fans fanatiknya yang kebanyakan para pria itu pun sering mengadakan fans meeting bersama Gaia dan kemarin saat dia pergi ke Singapura sebenarnya ia menghadiri undangan salah satu fans fanatiknya yang tengah merayakan ulang tahunnya. Ia telah berbohong kepada Shena dengan mengatakan jika ia ada pekerjaan di sana. Padahal nyatanya Gaia menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang bersama para pemujanya itu. Mereka pun senang karena Gaia tak segan memamerkan tubuhnya di depan para pria pemujanya itu.
Tubuh Gaia memang bagus karena ia begitu merawat dan menjaga asetnya. Itulah mengapa Gaia tak ingin memiliki anak, ia ingin tetap menjaga bentuk tubuhnya. Alasan yang sebenarnya tak masuk akal. Disaat para perempuan di luar sana memperjuangkan garis dua, maka Gaia malah tak ingin memiliki anak. Yang Gaia pikirkan saat ini adalah karirnya dan juga kemolekan tubuhnya, ia tak mau jika tubuhnya berubah maka para pemujanya akan berpaling darinya. Bukankah sudah dikatakan bahwa Gaia adalah tipe wanita yang haus akan pujian dan Pujaan? karena itu ia pun melakukan berbagai cara untuk mempertahankan bentuk tubuhnya, ia tak merasa takut jika Agharna akan pergi meninggalkannya karena keinginan nya yang tak ingin memiliki keturunan karena Gaia tahu betapa pria itu sangat mencintainya bahkan pria itu mampu melakukan apapun untuk mendapatkannya, termasuk mengikuti keinginannya yang tak mau memiliki anak. Agharna bahkan rela membohongi Shena demi dirinya, namun Gaia tidak sadar bahwa setiap orang memiliki batas kesabaran tertentu dan saat ini Agharna pun tengah berada di fase itu ia sudah tak lagi bisa bersabar melihat kelakuan Gaia yang semakin hari semakin menjadi, namun Gaia tak pernah menyadarinya. Ia pun masih larut dalam dunianya sendiri.
Gaia hampir saja memejamkan matanya saat ia mendengar pintu apartemennya terbuka. Ia pun tersenyum dan langsung beranjak dari ranjangnya, ia keluar dari kamar dan mendapati suami, Shena serta putranya yang baru saja tiba.
"Dari mana kalian?" Tanya Gaia. Namun tak ada jawaban dari mereka. Shena dan Akta hanya melirik ke arahnya sedangkan Agharna menatapnya dengan tajam. Gaia benar-benar tak paham dengan tatapan Agharna yang seolah tengah menguliti nya, namun pria itu tak berkata-kata dia langsung melangkah memasuki kamar mereka. Gaia yang merasa di abaikan pun mengikuti langkah suaminya.
"Ada apa denganmu? Kenapa kamu seperti ini?
Kenapa kamu tidak senang aku sudah pulang?" Gaia memeluk tubuh Agharna dari belakang. Namun ia terkejut saat Agharna menepis tangannya.
Apa-apaan ini? Selama ini ia tak pernah mendapat penolakan dari Agharna atau dari siapapun. Harga diri Gaia tertu saja terluka karena sikap Agharna padanya.
"Ada apa ini Na? Kenapa kamu jadi kasar gini?" Tanya Gaia dengan suara tinggi.
"Aku lelah dan aku tak ingin bertengkar denganmu saat ini, lebih baik kamu istirahat. Bukankah kamu baru pulang dari pekerjaanmu?" ujar Agharna sambil berlalu memasuki kamar mandi. Ia memang lelah melihat kelakuan istrinya. Apa Gaia tidak sadar dengan tanda merah yang ia lihat di lehernya itu? Atau mungkin Gaia memang sengaja memperlihatkan tanda itu padanya? Ah sial. Lebih baik sekarang ia membersihkan diri.
Sementara itu Gaia mengerucutkan bibirnya kesal. Namun tak ayal ia pun menuruti permintaan Agharna ia kembali berbaring di ranjangnya dan memejamkan matanya. Rasa lelah pun akhirnya membuatnya mengantuk dan Gaia pun langsung jatuh tertidur. Sementara Agharna yang berada di kamar mandi langsung keluar setelah mendengar dengkuran halus dari istrinya itu. Ia pun langsung mengambil pakaian gantinya dan membawa pakaiannya itu ke kamar sebelah, malam ini ia memutuskan untuk tidur di kamar ini karena tak mau tidur dengan Gaia.
Agharna membaringkan tubuhnya di atas ranjang dia menatap langit-langit kamarnya membayangkan Latisha yang kini selalu berputar di benaknya Entah mengapa ia begitu terpesona saat melihat wanita itu tersenyum bahagia menatap Akta dan Sageon yang tengah bercanda, ada kebahagiaan yang Agharna lihat dari sorot mata Latisha. Agharna pun tak mengerti mengapa ia bisa jatuh hati pada wanita itu yang ia pikir sangat sederhana, jauh berbeda dengan Gaia yang selalu berpenampilan sangat mewah dan glamor. Latisha sebenarnya bukan tipe Agharna. Pria itu menyukai wanita yang sexy seperti Sally. Sedangkan Latisha selalu menggunakan pakaian yang terkesan tertutup beda dengan Gaia yang selalu menggunakan pakaian kurang bahan atau pakaian ketat yang akan mencetak lekuk tubuhnya. Berbeda dengan Latisha yang lebih sering menggunakan kaos over size dan celana panjang namun entah mengapa Latisha malah terlihat begitu menarik di mata Agharna.
Apalagi dengan rambutnya yng di cepol tinggi seperti tadi, Agharna sampai menelan liurnya saat melihat tengkuk Latisha yang putih bersih.
Agharna berusaha memejamkan matanya untuk mengusir bayangan Latisha dari benaknya namun bukannya menghilang bayangan Latisha malah terus berkelindan di benaknya. Agharna kembali membuka matanya karena ia tak mampu melupakan bayangan Latisha yang terus saja menghantui pikirannya. Agharna pun langsung bangkit dan duduk di atas kasur nya dan bersandar di headbord ranjang.
"Sial, kenapa aku terus memikirkan wanita itu?" Monolognya dalam hati. Kenapa juga ia begitu terobsesi pada Latisha sedangkan wanita itu tak pernah memberikan perhatian lebih padanya. Bahkan ia terkesan lebih dekat dengan Langit daripada dengan dirinya, ini tidak bisa dibiarkan. Agharna akan meminta Lauren untuk mengganti sekretarisnya. Baginya Latisha akan lebih bisa mengimbangi pekerjaannya daripada Greta, itu alasan yang paling tepat untuk Agharna kemukakan pada Lauren agar wanita itu tak curiga. Tapi apa mungkin Langit akan setuju?
Tidak, seharusnya bukan Langit yng ia takutkan berpikiran negatif padanya tapi ia lebih takut dengan tanggapan Latisha yang akan menolak keinginan nya untuk menjadikannya sebagai sekretarisnya menggantikan Greta.
Arrgghh...sial..seharusnya sejak awal Lauren menempatkan Latisha menjadi sekretarisnya, mungkin semua ini tak akan rumit baginya.
Agharna menyugar rambutnya dengan kasar. Tak apa jika Latisha tidak bisa ia jadikan sekretarisnya, akan lebih baik jika Latisha ia jadikan sebagai istrinya. Eh...apa maksudnya? Agharna kembali menggelengkan kepalanya. Ia merasa dirinya sudah gila. Kenapa ia harus memikirkan hal tersebut?
Agharna memutuskan untuk kembali berbaring dan memejamkan matanya, ia berharap dia bisa istirahat dengan tenang dan tidur dengan nyenyak agar besok bisa menjalani harinya dengan semangat. Ada hal yang harus ia selesaikan dengan Gaia terlebih saat ini ia sudah menemukan beberapa bukti yang akan ia jadikan alasan untuk menceraikan Gaia. Mungkin ini tidak akan mudah karena ia tahu bagaimana watak Gaia. Ia pasti tak akan bisa menerima keputusannya terlebih semua orang yang dekat dan mengenalnya pasti tak akan percaya ia akan menceraikan Gaia. Mereka semua tahu seberapa besar cintanya dulu pada Gaia. Ia bahkan rela melakukan apa saja untuk wanita itu.
Agharna jadi berpikir untuk tidak mendekati Latisha sekarang karena takut ia terkena imbasnya saat nanti perceraiannya dengan Gaia terjadi. Agharna berpikir untuk fokus dulu dengan urusannya bersama Gaia. Jika urusannya dengan Gaia sudah selesai, ia baru akan mendekati Latisha. Ia yakin jodoh takan kemana, meski sebenarnya ia takut tak bisa bersaing. Ia sadar memiliki banyak saingan. Bukan hanya Langit yang Agharna pikir menyukai Latisha. Tapi mantan suami wanita itu pun merupakan saingan berat bagi ya. Mereka pernah hidup bersama dan saling mencintai. Tak menutup kemungkinan jika pada akhirnya mereka memutuskan untuk rujuk. Apalagi ada anak sebagai pengikat mereka.
......................
Sementara itu Latisha pun kini tengah memikirkan para pria yang kini berada di sekitarnya. Bukannya ia merasa terlalu percaya diri, namun lebih kepada risih dengan sikap mereka bertiga yang berbeda kepadanya. Latisha bisa merasakan perhatian dan juga sikap manis yang dilakukan ketiga pria itu. Sudah jelas jika Drakara memang ingin kembali padanya dan rujuk dengannya. Lalu bagaimana dengan Langit dan Agharna? Bosnya itu bahkan selalu menempel padanya saat makan malam telah usai. Sedangkan Agharna terlihat begitu lembut memperlakukannya ia bahkan selalu tersenyum padanya. Sungguh ia seperti pria yang berbeda. Pria yang ia kenal itu biasanya arogan dan dingin, sedingin es di kutub utara.
bagaimana respon mu