NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan CEO

Terpaksa Menikah Dengan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: CrystalCascade

⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA!

⚠️Rawan Typo!

⚠️Mengandung adegan romans✅

⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅



Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana dengan bekerja sebagai cleaning service di perusahaan besar.

Entah tejatuh di timpa tangga atau mendapatkan durian runtuh pribahasa yang cocok untuknya saat ia terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.

"Saya akan membantu kamu asal kamu mau menikah dengan saya"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CrystalCascade, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 24

Ryszard mengerjapkan matanya saat merasakan suhu panas bersentuhan dengan kulitnya. Ia melihat jendela yang ada didekatnya, ternyata hari sudah menjelang siang yang terlihat dari pancaran sinar matahari yang menembus gorden putih. Dilihatnya perempuan yang ada di sampingnya itu sedang tertidur lelap dengan tangan Ryszard yang memeluknya semalaman. Ia tersenyum kecil saat melihat beberapa karyanya yang menghiasi kulit putih perempuan itu, akhirnya setelah sekian lama ia menikah dengan Nea, kemarin bisa mendapatkan tubuh Nea seutuhnya walaupun dengan cara ketidak sengajaan ataupun juga bisa disebut dengan kecelakaan. Ia kembali mengingat kejadian dimana ia bisa berakhir seperti ini, yaitu karena kimberly. Di satu sisi ia marah karena kimberly menjebaknya tapi di sisi lain karena jebakan kimberly itulah ia jadi bisa memiliki Nea seutuhnya walaupun dengan keterpaksaan Nea.

Karena pikirannya barusan Ryszard jadi melupakan alasan ia terjaga tadi. Yah! Tubuh wanita yang ada disampingnya ia bersuhu tinggi. Ia menyentuh dahi Nea untuk memastikan apa benar Nea sedang demam, dan ternyata benar. Saat ini Nea sedang demam, ia jadi sedikit merasa bersalah karena dirinya lah Nea jadi demam seperti ini. Apa mungkin ini efek dari yang ia lakukan semalam.

Ryszard menyibak selimut yang menutupi tubuh mereka berdua yang masih tidak tertutupi sehelai benang pun. Saat menyibak selimut itu, ia mendapati sprai putih yang mereka tempati terdapat bercak darah kering yang jelas itu berasal dari tubuh bagian bawah Nea. Tanpa berpikir lama ia segera memungut pakaian nya dan pakaian Nea yang tercecer di lantai dan menempatkan ya di keranjang baju kotor, lalu ia pergi Ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah keluar dari kamar mandi Ryszard segera berganti baju. Lalu kembali lagi keranjang tempat tidurnya dengan membawa baju ganti untuk Nea.

Sebelum memakaikan baju pada tubuh Nea, terlebih dahulu Ryszard melepaskan sprei yang terpasang di kasur itu dan menggantinya dengan yang baru. Ini sungguh adalah hal yang seumur hidup tak pernah Ryszard lakukan. Tapi hari ini itu ia lakukan. Setelah semua beres, lalu ia dengan telaten memakaikan baju pada tubuh Nea yang tidak tertutupi sehelai benang pun.

"Shit!"

Ryszard mengumpat saat ia memakaikan baju pada Nea. Melihat betapa indahnya tubuh perempuan yang ada di hadapan nya itu, membuatnya ingin mengulangi lagi hal yang kemarin ia lakukan. Tapi tidak, ia tidak akan setega itu dengan nya. Bagaimana pun juga kemarin ia sudah mengulangi kegiatan itu berkali-kali hingga membuat nya sakit seperti ini.

Ryszard mengambil ponselnya dan menghubungi salah satu nomor didalam sana. Yaitu Tino, selain ia adalah sahabatnya ia juga dokter pribadi Ryszard.

"Hallo"

"Ada angin apa kau tiba-tiba menghubungiku?"

"Cepat datang mansion ku!"

"Tunggu-tunggu ada apa? kau sakit?"

"Bukan"

"Lalu?"

"Istriku sedang sakit"

"Maksudnya kakak iparku?"

"Sekali lagi kau panggil dia kakak ipar. Akan ku buat mulutmu tidak bisa bicara!"

"Cepat kemari!" Titah Ryszard sebelum mengakhiri panggilan itu.

Setelah menunggu hampir satu jam akhirnya Tino pun datang dengan bi Lastri yang mengantarnya ke kamar Ryszard.

"Kemana saja kau? Lama sekali!"

"Astaga..... Aku ini dokter aktif, dan kebetulan hari ini banyak pasien. Lagi pula ini jakarta, macet man." ujar Tino dengan santai seraya menepuk punggung Ryszard.

"Cepat periksa dia!" Titah Ryszard seraya menunjuk Nea yang terbaring di kasur.

"Hm.... okey." lalu melangkahkan kakinya mendekat kearah ranjang yang di tempati Nea.

Tino mengeluarkan stetoskop nya. Saat hendak membuka satu kancing baju Nea paling atas guna memeriksa nya. Ryszard malah menahan tangan nya, dan menatap tajam ke arahnya.

"Jangan kurang ajar kau!" Ryszard dengan menahan tangan Tino yang hendak membuka kancing Nea.

"Aku hanya ingin memeriksanya. Bukan memperkosanya, lagi pula disini ada kau dan bibi, mana mungkin aku memperkosanya."

"Oh jadi jika tidak ada kami berdua kau akan melakukanya?"

"Tent-" hampir saja ia salah bicara dan buru-buru meralatat nya, "tentu saja tidak! Dia kan istri mu bro." Ralat Tino sambil terkekeh untuk mencairkan suasana yang mencekam ini.

"Jangan buka bajunya. Periksa saja dari luar Kan bisa!"

"Oke-okeh." akhirnya Tino menurut apa yang dikatakan Ryszard.

Tino memeriksa detak jantung Nea dan juga suhu tubuhnya.

"Dia hanya demam biasa. Hanya perlu di kompres dan diberi obat penurun panas, pasti akan, membaik." ujar Tino.

"Em... tapi sepertinya ia juga perlu obat pereda nyeri deh." sindir Tino dengan penuh maksud. Ia mengatakan itu karena tak sengaja melihat kiss mark yang ada di leher Nea. Karena itu ia jadi tahu penyebab Nea bisa sakit seperti ini.

"Apa maksud mu?" Tanya Ryszard yang merasa tersindir karena perkataan Tino.

"Eh maksud ku. Mungkin kakak ipar mengalami nyeri di beberapa bagian tubuhnya, jadi perlu obat pereda nyeri juga." Elak Tino.

"Tidak perlu. Jika sudah selesai cepat pergi dari sini." usir Ryszard kepada Tino.

Tino hanya bisa menghembuskan napasnya jengah karena tingkah sahabatnya ini.

Sebelum Tino keluar dari kamar itu. Tiba-tiba muncul dua orang di pintu kamar tersebut yang kebetulan tidak ditutup. Dua orang tersebut adalah Sania dan Emrik.

Mereka semua menoleh saat menyadari kehadiran dua orang tersebut.

"Kalian ngapain kesini?" Tanya Ryszard kepada Emrik yang tiba-tiba datang. Padahal ia tak menghubungi Emrik.

"Saya tadi mendapatkan kabar dari Tino bahwa istri anda sakit. Jadi saya buru-buru kesini." jelas Emrik. "Sedangkan dia" Emrik sambil menatap jengah kepada Sania. "Dia tadi menguping pembicaraan saya dan Tino di telpon. Dan memaksa ikut kesini."

"Enak aja saya gak nguping ya. Cuman nggak sengaja denger aja." ucap Sania yang tak terima.

"Sama saja!" Desis Emrik.

"Hei dia siapa?" Tanya Tino yang penasaran dengan gadis yang ada di samping Emrik. "Dia kekasihmu rik? Ck..ck..ck aku tak menyangka kamu diam-diam memiliki kekasih." Ucap Tino melankolis mendramatisir suasana.

"Yaudah deal ya saya panggil mas." ucap Nea menyalami tangan Ryszard sebagai tanda persetujuan mereka.

"Ya. Sekarang kamu makan dulu." ujar Ryszard seraya menyodorkan sesendok bubur.

"Aku bisa makan sendiri." ucap Nea sambil mendudukkan tubuhnya dan menyadar pada sandaran kasur sambil melepaskan kompres yang ada dikepalanya.

"Nggak perlu pakek di kompres segala. Nanti juga sembuh sendiri." ujar Nea sambil meletakkan kompres itu pada ember yang ada di nakas.

"Yaudah tapi makan ya." Bujuk Ryszard kembali menyodorkan sesendok bubur ke mulut Nea.

"Sekarang minum obat" Ryszard menyodorkan air dan obat ke tangan Nea.

Nea menerima obat itu dan meminumnya dengan patuh.

"Tidurlah, jangan bergerak dari sini. Saya mau keluar sebentar."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!