NovelToon NovelToon
Transmigrasi Sistem Si Pewaris Terkaya

Transmigrasi Sistem Si Pewaris Terkaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Sistem / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Madya_

Lyra hanyalah gadis biasa yang hidup pas-pasan. Namun takdir berkata lain ketika ia tiba-tiba terbangun di dunia baru dengan sebuah sistem ajaib!

Sistem itu memberinya misi harian, hadiah luar biasa, hingga kesempatan untuk mengubah hidupnya 180 derajat. Dari seorang pegawai rendahan yang sering dibully, Lyra kini perlahan membangun kerajaan bisnisnya sendiri dan menjadi salah satu wanita paling berpengaruh di dunia!

Namun perjalanan Lyra tak semudah yang ia bayangkan. Ia harus menghadapi musuh-musuh lama yang meremehkannya, rival bisnis yang licik, dan pria kaya yang ingin mengendalikan hidupnya.

Mampukah Lyra menunjukkan bahwa status dan kekuatan bukanlah hadiah, tapi hasil kerja keras dan keberanian?

Update setiap hari bisa satu episode atau dua episode

Ikuti perjalanan Lyra—dari gadis biasa, menjadi pewaris terkaya dan wanita yang ditakuti di dunia bisnis!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madya_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Robot lagi?

Fajar baru saja menyibak tirai langit, memercikkan warna jingga muda ke langit Jakarta. Udara masih segar, dan sinar matahari memantul di jendela kaca apartemen Lyra, menciptakan semburat cahaya di lantai marmer putih. Aroma kopi hangat menguar samar dari dapur pengawal yang bertugas semalam rupanya sudah mempersiapkannya.

Lyra baru saja tiba beberapa jam lalu dari Forum Internasional. Tubuhnya lelah, tapi pikirannya masih segar. Ia menurunkan koper ke lantai dan membuka layar sistem yang melayang transparan di depannya.

"Zen masuk"

(Ding, Selamat, Lyra.

Hadiah Forum Internasional: Robot pelindung humanoid kelas eksekutif: Serena.

Tambahan: 15% saham di Elysium Tech Corporation Singapura)

Lyra mengernyit. "Robot pelindung humanoid?" gumamnya pelan.

Di tengah ruangan, sebuah siluet holografik muncul. Cahaya biru menyelimuti, lalu memadat menjadi sosok nyata. Seorang wanita tinggi semampai, sekitar 178 cm, mengenakan setelan jas putih elegan dengan potongan ramping, rambut perak berkilau tergerai ke punggung, mata biru sedingin permukaan danau musim dingin, dan gerak tubuh sehalus balerina. Ada aura dingin tapi hangat kontras yang membuatnya sulit dipalingkan.

“Selamat pagi, Nona Lyra.” Suaranya jernih, dalam nada sopan, tanpa ragu sedikit pun. “Saya Serena, unit pelindung pribadi. Sejak detik ini, keselamatan, citra publik, dan efisiensi kerja Anda adalah prioritas utama saya.”

Ia menunduk sedikit, gerakan penuh hormat.

Lyra mengamati detilnya. “Kau… terlihat terlalu nyata untuk disebut robot.”

Serena tersenyum tipis. “Itu tujuan desain saya, Nona.” Ia lalu memindai ruangan sekilas, seolah menghafal setiap sudut. “Tidak ada ancaman. Area ini aman.”

Pengawal lama Lyra, Raka, yang duduk di kursi dekat pintu, mengangkat alis. “Bos… ini robot? Astaga… mirip manusia asli.”

"menurutmu kamu enggak mirip manusia"ucap Lyra menatap sinis pengawal itu.

Pengawal itu cengengesan sambil menyentuh belakang kepalanya"hehe maaf bos lupa"

Lyra hanya terkekeh kecil melihat tingkah pengawalnya itu ia kemudian menatap Serena.

Lyra hanya meneguk kopi sambil mengamati Serena. “Baiklah. Kita lihat saja apakah kau sebanding dengan klaim sistem.”

...----------------...

Meja kerja Lyra penuh dengan layar proyeksi: grafik saham, arus kas toko online, penjualan produk lokal yang kini naik drastis setelah forum.

Serena berdiri di belakangnya, matanya memindai data dengan kecepatan nyaris mustahil. “Sektor teknologi di Eropa sedang bullish. Disarankan memindahkan sebagian modal dari industri tekstil ke sektor energi terbarukan,” katanya sambil menunjuk grafik.

Lyra memiringkan kepala. “Kau memantau pasar juga?”

“Saya terhubung ke 327 sumber data real-time. Tugas saya tidak hanya melindungi fisik Anda, Nona, tapi juga memastikan kelangsungan finansial dan reputasi.”

Di luar jendela, cahaya matahari semakin terang, menerangi setiap sudut ruang. Suara langkah pengawal lain terdengar dari koridor. Mereka saling menyapa, lalu bercanda singkat soal Lyra yang kini “punya bodyguard robot yang cantiknya bikin minder manusia.”

...----------------...

Flashback

Di seberang benua, di sebuah kantor bergaya klasik di Roma, Alessandro von Echeverria duduk di balik meja besar kayu walnut. Tangannya menyentuh kulitnya sendiri bersih, tanpa ruam.

“Aneh…” gumamnya. “Dia satu-satunya wanita yang bisa bersentuhan tanpa memicu alergi.”

Ia memejamkan mata, teringat wajah Lyra saat berpidato di forum, nada suaranya yang tegas dalam bahasa Indonesia, dan tatapan matanya yang tidak terguncang sedikit pun meski disorot ratusan bangsawan dan investor. Bibirnya melengkung samar bukan senyum penuh, tapi cukup untuk membuat asistennya melongo.

...----------------...

Di lantai 27 sebuah gedung pertemuan di pusat kota, Lyra duduk di kursi tengah ruangan. Tema diskusi hari itu: Arah Ekonomi Dunia Pasca Krisis Energi.

Serena berdiri di sisi kiri belakang, tegap dan tenang.

Salah satu peserta pria berjas biru dengan logat asing berkata, “Dengan hormat, saya rasa kontribusi sektor UMKM seperti yang Anda kelola, Nona Lyra, terlalu kecil untuk mempengaruhi pasar global.”

Beberapa hadirin tersenyum sinis. Lyra belum sempat bicara, Serena maju setengah langkah.

“Mohon maaf,” katanya dengan nada datar tapi tajam, “Elysium Tech memproyeksikan pertumbuhan UMKM digital Asia Tenggara sebesar 21% dalam tiga tahun ke depan. Klien saya memiliki pangsa yang cukup signifikan di sektor ini. Mengabaikan potensinya adalah kesalahan analisis yang fatal.”

Ruangan hening. Lyra melirik Serena sekilas, bibirnya melengkung kecil tak perlu repot menjawab, pengawalnya sudah memukul balik.

Diskusi berlanjut dengan pembahasan data pasar, kebijakan pajak internasional, tren teknologi ramah lingkungan, dan dampak geopolitik. Lyra memberi masukan yang membuat beberapa orang yang awalnya meremehkan, kini mulai mencatat dengan serius.

...----------------...

Restoran atap hotel bintang lima. Lampu-lampu kota berkelip di bawah, musik jazz mengalun lembut.

Lyra duduk di meja utama bersama beberapa tokoh penting. Serena berdiri di dekat pilar, memindai wajah setiap tamu yang mendekat.

Seorang pria paruh baya mencoba menggoda dengan komentar miring tentang keberhasilan Lyra yang “mungkin karena koneksi tertentu”.

Sebelum Lyra bereaksi, Serena sudah berada di belakang kursinya. “Fakta: semua kontrak dan kerja sama klien saya diverifikasi secara legal dan dipublikasikan di media. Tuduhan tak berdasar di acara resmi dapat merusak reputasi Anda, Tuan.” Suaranya dingin, tapi nada profesionalnya membuat pria itu kehilangan kata-kata.

Lyra menatap gelas wine-nya, lalu tersenyum tipis. “Terima kasih, Serena. Aku mulai suka punya kau di sisiku.”

Serena hanya menunduk sedikit. “Itu kehormatan saya, Nona.”

Malam itu berakhir dengan tawa beberapa tamu yang kini berusaha lebih ramah pada Lyra. Angin malam di balkon terasa dingin, tapi Lyra justru merasa hangat ada rasa aman yang baru. Serena berdiri tak jauh, seperti bayangan yang tak pernah lengah.

Ruang ballroom berbalut nuansa emas dan merah marun, setiap sudutnya memantulkan kilau lampu kristal raksasa yang tergantung di langit-langit. Musik klasik mengalun lembut, dimainkan oleh orkestra yang tersembunyi di panggung kecil di ujung ruangan. Para tamu berbaur di antara meja-meja berlapis taplak beludru, aroma anggur dan parfum mahal memenuhi udara.

Pintu utama terbuka. Alessandro von Echeverria memasuki ruangan. Setelan hitamnya rapi sempurna, garis-garisnya mengikuti postur tubuhnya yang tegap. Sorot matanya tajam namun teduh saat langsung menemukan sosok Lyra di tengah kerumunan.

Mereka bertemu di tengah aula, bertukar senyum tipis yang mengandung rasa ingin tahu. Alessandro meraih segelas sampanye dari pelayan yang lewat, matanya tak pernah meninggalkan Lyra.

“Pidato Anda siang tadi...” suaranya rendah namun jelas, “membuat beberapa orang sulit tidur malam ini.”

Lyra menatapnya balik, tersenyum samar. “Apakah itu pujian atau peringatan?”

Alessandro menunduk sedikit, mendekat hingga suaranya menjadi bisikan yang hanya Lyra dengar. “Keduanya.”

Serena, pengawal humanoid elegan yang selalu berada dalam jarak pandang Lyra, berdiri tak jauh. Matanya bergerak cepat, membaca bahasa tubuh orang-orang di sekitar. Ketika sepasang bangsawan mencoba memotong percakapan Lyra dan Alessandro dengan basa-basi berlebihan, Serena melangkah anggun, menyela dengan sopan, lalu mengarahkan mereka ke meja lain seolah itu bagian dari protokol acara.

Musik perlahan berubah menjadi waltz yang anggun. Alessandro mengulurkan tangan. “Boleh?”

Lyra menatapnya sejenak, menimbang. Lalu ia meletakkan jemarinya di tangannya. Langkah mereka mulai bergerak mengikuti alunan musik, kain gaun Lyra berputar lembut, menyapu lantai. Dalam jarak sedekat itu, Alessandro merasakan sesuatu yang jarang ia temui ketenangan, bukan reaksi alergi emosional yang biasanya ia rasakan terhadap orang-orang yang mendekatinya.

Di tengah tarian, matanya menajam. Menarik... bahkan setelah kontak fisik, tak ada rasa enggan, tak ada jarak batin dan alergiku pun tampaknya tidak bereaksi saat didekatnya atau menyentuhnya. Dia berbeda.

Ketika lagu berakhir, Alessandro melepas Lyra perlahan, namun tatapan itu tetap mengunci. “Saya rasa... Anda lebih dari sekadar menarik perhatian saya,” katanya dengan nada yang sulit diartikan.

Jamuan terus berlanjut, tetapi Lyra memilih untuk tak terlalu lama larut. Ia pamit dengan sopan, didampingi Serena keluar menuju pelataran hotel yang disiapkan oleh pihak acara. Mobil hitam elegan menjemput mereka. Dari balik kaca, lampu-lampu kota memantul, membentuk bokeh emas yang bergerak.

Di kamar hotelnya yang luas, Lyra melepaskan perhiasan satu per satu sambil menatap jendela yang menghadap kota. Serena berdiri di dekat pintu, memantau ruangan, lalu bertanya, “Besok siang Anda akan membahas materi investasi. Apakah saya perlu mengamankan sumber datanya?”

Lyra tersenyum tipis. “Ya, pastikan data pasar terakhir sudah di tangan sebelum matahari terbit. Kita akan bahas tentang fluktuasi ekonomi dunia, sektor-sektor yang sedang menguat, dan strategi lindung nilai yang tidak banyak diketahui.”

Serena mengangguk. “Akan saya siapkan. Dan... mengenai Duke Echeverria?”

Lyra menoleh sebentar, matanya memancarkan kilau misterius. “Kita lihat saja, apakah dia benar-benar sekadar penasaran... atau punya rencana lain.”

Malam itu Lyra duduk di meja kerja hotel, menuliskan poin-poin utama untuk presentasinya esok hari. Di luar, kota berdenyut dengan lampu dan hiruk pikuknya, tapi di dalam ruangan, hanya ada Lyra, Serena, dan rencana yang perlahan terbentuk.

Update data diri

(Ding, data diri di perbarui

Nama: Lyra Kandiswara

Umur: 19 tahun

Tinggi Badan: 164+ cm

Penampilan: 87+ (Menawan)

IQ: 123+ (Pintar)

Ruang belajar sistem

Keterampilan: Mengemudi, membaca, berbahasa Inggris, memasak, berenang, ketrampilan bernyanyi surgawi,Kecerdasan Emosional Tingkat Lanjut, Bisnis

Aset: Villa di Starlight, Villa di Pinggir Pantai, Restoran Luminare,Jalanan Kuliner, Hotel Mewah Imperial Grand, Mall Mewah Aurora Plaza, Gedung Perkantoran Imperial Tower, Rumah Sakit di Jakarta, 25% saham di perusahaan penerbangan Astra Wings, Saham 15% Haute Élégance, 15% saham di perusahaan kosmetik internasional L’Orvelle,30% saham di perusahaan teknologi Innovatek Solutions,Firma hukum “Aegis Law”,platform media sosial produk lokal premium LyraLocal, 15% saham di Elysium Tech Corporation Singapura

Saldo: Rp.11.482.363.000.000)

Poin:0)

Maaf teman teman up nya lama banget sedikit lagi soalnya author bener bener lagi sibuk, insyaallah sekarang udah nggk sibuk lagi. Jadi jangan sampai ketinggalan keseruan Lyra menuju puncak dunia🙏🙏

Jangan lupa like, subscribe dan komen agar author semangat update. Terima kasih🤗

1
Lala Kusumah
siaaap, lanjutkan 👍👍👍
Lala Kusumah
kereeeeeennn n hebaaaaaatt Lyra 👍😍💪😍
Mimi Johan
Bagus sekali ceritanya
Lala Kusumah
siap lanjutkan Thor 🙏🙏🙏
Lala Kusumah
semangat sukses selalu Lyra 💪😍😍😍
Gedang Raja
bagus sesuai keinginan 👍💪👍🤗
Lala Kusumah
hebaaaaaatt n kereeeeeennn Lyra 👍👍👍👍
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Madya_: Terima kasih atas dukungannya
Nantikan kelanjutan keseruan Lyra 🤗
total 1 replies
Andira Rahmawati
lanjuttttt
Madya_: Terima kasih atas dukungannya
Nantikan kelanjutan cerita Lyra 🤗
total 1 replies
Lala Kusumah
cepat menjadi kuat Lyra 💪😍
Madya_: Terima kasih atas dukungannya
perlahan lahan Lyra akan jadi wanita kuat yang tidak bisa diremehkan orang lain😁
total 1 replies
Lala Kusumah
aaaaaahhhhh Lyra kereeeeeennn tambah kaya 😍😍😍👍👍👍❤️❤️🙏🙏💪💪
Lala Kusumah
jangan terlalu berbaik hati dan berhati lembut Lyra , karena diluar sana banyak orang yang ingin menjatuhkan kita , semangat 💪😍😍😘
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut 🙏😍
Madya_: Terima kasih atas dukungannya
Nantikan kelanjutan cerita seru Lyra🤗
total 1 replies
Lala Kusumah
good job Lyra 💪😍😍😍😘
Madya_: Terima kasih atas dukungannya
nantikan keseruan Lyra 😁
total 1 replies
Andira Rahmawati
lanjut thorrr..yg byk ya up nya thor...tetap semangat tborrr 💪💪💪💪
Madya_: Terima kasih atas dukungannya
bakalan up setiap hari kok🤗
total 1 replies
Sun Seto
Karakternya hidup banget!
Madya_: Terima kasih atas dukungannya
nantikan keseruan Lyra😂
total 1 replies
♞ ;3
Jangan biarkan kami menunggu lama-lama, update please~~
Madya_: Terima kasih atas dukungannya
bakalan up setiap hari kok🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!