Langit dirgantara angkasa, sang ketua geng Andreios sekaligus ketua OSIS SMA Nusantara, terpaksa harus menerima perjodohan dengan gadis barbar di sekolahnya yang suka terlambat, Queen zefanya arabella, gadis yang menyukainya meskipun di hukum
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon crowell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Andreios
Mereka memasuki kamar Langit, yang terlihat mewah dengan cat berwarna hitam. Zefanya tampak melongo menatap sekeliling kamar dan hampir terjatuh, tapi Langit cepat menangkapnya.
"Ini kamar lo juga sekarang," ujar Langit sambil membantu Zefanya berbaring di atas tempat tidur yang empuk.
Langit memastikan Zefanya merasa nyaman, memberinya selimut dan menyandarkan kepala Zefanya di atas bantal.
"Tidur dulu, Ze. gue temani Lo tidur" kata Langit lembut, sambil menyisir rambut Zefanya dengan jari-jarinya. Zefanya hanya mengangguk lemah.
"Ze, Lo nggak ngerasain ngidam atau mual-mual gitu?" tanya Langit dengan khawatir. Zefanya membuka mata sedikit dan tersenyum.
"Kenapa emangnya, Lo udah siap kalo gue ngidam?" tanya Zefanya, penasaran.
"Siap, suami mana yang nggak siap kalo istri nya ngidam?" ujar Langit, membuat Zefanya tertawa lembut.
"Kalo gue ngidamnya ketemu Zhang Linghe gimana?" tanya Zefanya, menggoda Langit.
"Kan ada Erza, kebetulan dia mirip sama Zhang Linghe," jawab Langit santai. "Tapi serius, Ze, Lo harus jaga kesehatan, jangan mikirin hal-hal yang nggak penting." Zefanya mengangguk, merasa senang dengan perhatian Langit.
"Iya, Lang. Makasih ya," bisik Zefanya, sebelum akhirnya terlelap tidur. Langit tersenyum dan terus menjaganya.
...----------------...
"Mom, Langit gak makan bersama kita?" tanya Bintang sambil duduk di kursi makan, memandang sekeliling.
"Oh iya, Lula!!" panggil Lilian.
"Iya, Nyonya," jawab Lula yang sedang sibuk menyiapkan hidangan.
"Tolong panggilkan Langit, ya," ujar Lilian lembut. Lula mengangguk, menggunakan kepala untuk memberi hormat, lalu pergi memanggil Langit.
"Mom, siapa itu maid baru, ya?" tanya Bintang yang sedari tadi memperhatikan Lula dengan rasa penasaran.
"Kenapa kamu tertarik dengan dia?" tanya Bram, suami Lilian, sambil menikmati makanannya.
"Sepertinya iya, Mommy. Aku mau membawa dia ke New York besok," ujar Bintang santai, membuat Lilian dan Bram saling menatap dengan bingung.
"Jangan bilang kamu tertarik dengan dia?" ujar Lilian, menyipitkan matanya dengan penuh curiga.
"Kata-nya mau cucu," ujar Bintang dengan santai, membuat Lilian dan Bram saling menatap dengan ekspresi bingung.
"Bintang, dia masih kecil yah, lagi pula buat apa Kamu ingin membawanya, mommy memegang ingin punya cucu dari kamu juga,tapi jika Lula yang menjadi istri mu emangnya Lula mau?" tanya Lilian, suaranya sedikit lembut memperingati hari Bintang karena khawatir.
Bintang hanya tertawa dan menggelengkan kepala. "Tidak, Mom. Aku hanya bercanda.lagi pula siapa yang gak mau sama aku, udah ganteng,kaya,pintar lagi " kata Bintang, mencoba mengalihkan topik pembicaraan.
Lilian menghela napas lega, sementara Bram hanya menggelengkan kepala, tersenyum pada kelakuan putranya.
...----------------...
Langit tidak beranjak dari tempat tidur di samping Zefanya. Tiba-tiba, terdengar ketukan pintu lembut.
Tok
tok
tok
"Masuk," ujar Langit dengan suara yang tidak terlalu keras, takut membangunkan Zefanya.
Lula membuka pintu dan masuk dengan hati-hati. "Maaf, Tuan Muda, saya disuruh Nyonya memanggil Anda dan Nyonya Muda untuk makan malam," ujar Lula dengan sopan.
Langit mengangguk dan melihat Zefanya yang masih tertidur lelap.
"Terima kasih. Tolong sampaikan ke mommy bahwa kami akan turun nanti. Zefanya masih tidur," kata Langit, berusaha tidak mengganggu Zefanya.
Lula mengangguk dan meninggalkan kamar, sementara Langit memperhatikan Zefanya dengan tersenyum.
Tiba-tiba, Zefanya membuka mata dan memandang Langit dengan lembut.
"Langit, udah jam berapa ini, tadi siapa?"tanya Zefanya dengan suara yang masih berat karena tidur.
"eh udah bangun, udah malam?" jawab langit tersenyum lebar "lula tadi katanya mommy panggil Kita untuk makan malam" jelas Langit.
Zefanya mengangguk pelan dan mencoba duduk, tapi Langit segera membantu. "Lang, Lo kenapa sih?" tanya Zefanya, merasa pemuda ini terlihat begitu berbeda dari biasanya.
"Gak kenapa-kenapa, sekarang Lo istirahat lagi. Gue akan ambil makanan untuk Lo, jangan turun dari tempat tidur," ujar Langit dengan nada lembut namun tegas.
Zefanya memandang Langit dengan rasa penasaran, tapi Langit hanya tersenyum dan membantu Zefanya berbaring kembali.
"Tapi, Lang... gue gak lapar banget kok," kata Zefanya, mencoba membantah.
"Tapi anak gue belum makan, kalian pasti lapar kan, sayang?" tanya Langit, mengobrol dengan perut rata Zefanya yang sedang mengandung kehidupan kecil di dalamnya.
"Iya, Daddy, kami laper," ujar Zefanya, memperagakan suara anak kecil dengan manja, membuat Langit tersenyum.
"Gak apa-apa, Daddy akan segera mengambil makanan untuk kalian," kata Langit, menepuk perut Zefanya dengan lembut.
Cup
Langit mengangguk dan mencium kening Zefanya sebelum beranjak pergi untuk mengambil makanan.
"Demi apa Langit cium kening gue!!" pekik Zefanya, terkejut dan merasa gembira sekaligus salah tingkah.
"Sumpah, padahal udah stel cuek, eh batal gara-gara kalian. Pasti kalian gak mau Mommy jauhin Daddy kalian, kan? Makanya kalian nunjukin keberadaan kalian," ujar Zefanya sambil mengelus-elus perut ratanya dengan penuh kasih sayang.
"Mommy, Daddy gak tuh?" ujar Zefanya sambil menggigit bantal karena salah tingkah, merasa malu dan gembira sekaligus.
Zefanya terus mengelus perutnya, berbicara dengan bayi di dalam kandungan seolah-olah mereka bisa mendengar dan merespons.
Semoga karya authornya sukses ya 🥰💪