Duda Tampan , Tetangga Baru Ku

Paginya , Sila ingin menghindari Arshaka agar laki - laki itu tidak lagi nebeng motornya , bisa heboh satu kampus nanti...kemaren pulang sudah lumayan sepi , tapi tetap saja , ada yang melihatnya berboncengan dengan Dosen yang sedang jadi idola di kampusnya.

Ia yakin , pasti hari ini akan ada gosip tentang dirinya. Sila terburu - buru keluar dari kamarnya,.

" Kak , elo enggak sarapan dulu ?". tanya Arka.

Sila mendekat , meraih roti di piring Arka yang sudah siap di makan. " Buat gue ya , elo buat lagi....gue buru- buru .....Thank's Ka ". ucap Sila sambil berlari kecil menghindari amukan adiknya.

" Kak Silaaaaa......". teriak Arkana , Bik Ida hanya tersenyum melihat kelakuan adik kakak itu , meski sering berantem tapi mereka berdua begitu sangat saling menyayangi.

" Biar Bibik yang buatkan ya Den ". ucap Bik Ida., Arshaka mengangguk , ia memang begitu manja pada Bik Ida.

" Berisik Ka , pagi - pagi sudah teriak kayak Tarzan ". Mami Rena sampai memukul bahu Arkana.

" Kak Sila ..Mi....dia ngambil makanan aku ".

" Tinggal buat lagi saja kok repot , tumben kakak kamu mau kemana sih buru - buru gitu ?:.

Arkana hanya mengangkat bahunya , Mami Rena yang penasaran pun menyusul ke depan.

Sila dengan hati - hati mendorong motornya keluar halaman rumahnya. Tapi naas....bersamaan dengan Arshaka yang juga keluar dari gerbang , jangan lupa senyum menyebalkannya.

Tadi....saat Sila membawa motornya pelan , Arshaka sudah memperhatikannya dari dalam rumah.

" Kamu curang Ay , kamu diam - diam mau meninggalkan aku ya Ay....jangan harap ...".

Sila tentu saja kaget , orang yang ingin ia hindari sudah berdiri standby di depan pagar rumahnya....beserta helm di tangannya. Sila sampai mengusap dadanya.

" Astagfirullahaladzim......Pak Shaka ngagetin tau ".

" Kenapa ?? mau ingkar janji ya , kamu mau meninggalkan saya kan , jahat sekali kamu Ay ". Ucapan Arshaka sedikit memelas , agar Sila merasa bersalah , pandai sekali akting Pak Dosen ini.

" Eh bukan gitu Pak , saya cuma....ah sudahlah, ayo kita berangkat sekarang, Pak Shaka yang di depan atau saya ?".

" Saya saja , kalau saya yang bonceng kamu harga diri saya turun Ay ".

Sila hanya berdecak , Kalau enggak mau turun harga dirinya kenapa masih nebeng aja , kayak orang eggak punya uang, kan bisa naik ojol....

" Kamu ngatain saya ya Ay ?".

Busyet.....kok dia bisa tau....

" Enggak Pak , Pak Shaka terlalu perasa , jangan asbak ....alias asal tebak , udah buruan jalan Pak ".

" Yang sopan dong Ay , masa nyuruh Dosennya begitu ngomongnya "

" Itu sudah sopan Pak , yang gimana lagi coba ?".

" Begini......Pak Shaka sayang , jalan sekarang ya ". Arshaka melipat bibirnya , menahan tawa.

" Pak Shaka , jalan sekarang ya ". Sila pun meirukan ucapan Arshaka.

" Kok beda Ay , sayang nya mana ?".

" Nanti kalau Pak Shaka jadi suami saya !". ketus Sila , ia tidak sadar apa yang ia ucapkan barusan.

" Aamiin , kamu sudah janji ya Ay , saya akan tagih janji kamu ". tentu saja Arshaka buru - buru mengaminkan ucapan Sila, karena itu yang ia inginkan.

" Iya....jalan Pak ".

" Siap calon istri ". Arshaka tersenyum bahagia.

Kalau nyampenya agak pagian kan kampus masih sepi....semoga aman sampai di sana...

Eh tunggu , aku tadi ngomong apaan sih.....sial , gara - gara kesal aku jadi ngomong sembarangan, ah sudahlah.....semoga Pak Shaka lupa apa yang tadi aku omongin...

Sila lupa , kalau yang mengendarai motornya adalah Arshaka , kemaren saja ia sengaja tidak melaju kencang , apalagi sekarang suasana masih pagi, kesempatan bagi Arshaka buat lebih lama bersama Aysila.

Ia juga lupa , kalau ingatan Arshaka sangatlah tajam , jadi jangan harap kalau Arshaka akan lupa.

Dari depan rumah , Mami Rena melihat interaksi putrinya dengan Arshaka , hatinya mencelos...

Jika benar Arshaka menyukai Sila , ia tidak mungkin akan bersaing dengan putrinya itu.

Tapi....Arshaka seorang Duda , haruskah putrinya yang masih gadis mendapat laki - laki macam dia , terus juga apa Papi nya Sila, yaitu mantan suaminya akan merestui hubungan mereka.

Rasanya mau pecah jika Mami Rena memikirkan itu. " Aku berfikir terlalu jauh , belum tentu Sila dan Mas Shaka ada hubungan , mereka cuma ada hubungan antara mahasiswa dengan Dosennya, aku yakin hanya itu saja ". Pikir Mami Rena akhirnya hanya untuk menenangkan hatinya sendiri.

" Mampir buat sarapan ya Ay ".

" Enggak usah Pak , saya sudah sarapan roti tadi ".

" Tapi saya belum Ay ".

Itu derita Pak Shaka , bukan urusan aku kan... ucap Sila dalam hati.

" Pak Shaka maunya apa ?".

" Mampir sebentar ya , take a way deh ".

" Baiklah ".

Tentu saja Arshaka juga membelikan buat Sila. Benar saja sampai di kampus , ada banyak pasang mata yang melihat kedatangan Sila yang di bonceng oleh Arshaka..

Yang dilihat oleh mereka....Arshaka dan Sila sungguh terlihat serasi dan manis. Meski tak sedikit ada yang mencibir , karena iri.

" Pak , kalau nanti jadi heboh se kampus , Pak Shaka yang tanggung jawab ya ".

" Pasti , saya akan tanggung jawab sama kamu Ay , apa perlu langsung ke KUA sekarang biar kamu percaya ". Shaka menaik turunkan alisnya.

" Iisshh , bercanda mulu , nanti pulang jangan nebeng saya lagi ya ". Sila berlalu meinggalkan Arshakan, sampai ia lupa meminta kunci motornya.

Hari ini berjalan dengan baik , meski Sila di desak oleh kedua sahabatnya untuk menjelaskan tentang dirinya dan Pak Shaka yang berangkat bersama.

Dan jangan lupakan tatapan sinis dan cibiran dari Nindi, tapi sayangnya Sila tak perduli.

Siang ini Arshaka tengah berada di ruangannya, ia sedang menikmati makanan di waktu istirahatnya. Tadi Agus memberitahukan ada tamu yang ingin menemuinya.

Suara ketukan pintu berbunnyi , " Masuklah ". Arshaka sudah selesai menyantap makanannya....ia pun mempersilahkan tamunya untuk masuk.

" Siang Mas Shaka.....". Senyum Meta langsung mengembang, melihat Arshaka dengan balutan pakaian rapi menambah pesona si Duda itu di matanya.

Ck....ngapain janda gatel ini kesini....kalau Sila salah paham gimana .

" Loh , Mbak Meta....ada perlu apa ya ?". tanya Arshaka to the point.

" Saya enggak di suruh duduk dulu Mas ".

" Oh ya , silahkan duduk Mbak Meta !". Demi menghormati tamunya yang tidak di undang itu , Arshaka pindah duduk ke sofa , " Lalu ,ada keperluan apa Mbak Meta kemari ?".

" Anu Mas Shaka, saya kebetulan lagi tugas keluar dan lewat kampus ini , saya membeli makan siang terlalu banyak , jadi saya berinisiatif mampir untuk menawari Mas Shaka buat makan siang ".

" Wah , baik sekali Mbak Meta ini ". Hati Meta melambung tinggi karena di puji Arshaka.

" Tapi maaf Mbak , saya baru saja selesai makan , Mbak Meta bawa lagi saja , atau Mbak kasih ke orang lain , ke Pak Satpam misalnya ".

Muka Meta langsung berubah suram , " Ini bisa di simpan, Mas Shaka makannya nanti saja kalau sudah lapar lagi ". Meta memaksa.

" Sekali lagi maaf Mbak , terima kasih Mbak Meta sudah repot - repot datang kemari dan membelikan makanan buat saya , lain kali tidak usah Mbak , kalau Mbak Meta sudah tidak ada lagi urusan sama saya, saya mau mengajar sekarang ".

Meta tau....ia sedang di usir. " Baiklah , saya balik ke kantor dulu Mas ".

" Silahkan Mbak !".

Meta melangkah dengan langkah pelan. Padahal Arshaka tidak ada jam mengajar, itu alasannya untuk mengusir Meta dari ruangannya .

Bersambung....