Pembalasan seorang wanita yang telah mati di perk#sa oleh ketua genk mafia terkejam di negara ini. Tiba tiba dirinya terbangun dalam tubuh seorang gadis yang mati akibat kecelakaan.
" Tubuh siapa ini? Kenapa aku hidup lagi?"
" Savea, akhirnya kamu selamat? Kamu tidak jadi mati?" Pekik gadis di samping tubuh Savea.
" Oh namaku Savea."
Savea Andara akan mendekati Xaver dan membuat Xaver jatuh cinta padanya demi membalaskan dendamnya kepada ayah Xaver. Setelah berhasil membuat Xaver tergila gila padanya, Savea mengatakan yang sebenarnya dan memutuskan hubungan tepat di depan ayah Xaver.
" Yang aku inginkan kehancuranmu, kau putra kebanggaan ayahmu, hancurnya dirimu sama saja kehancuran dirinya."
Setelah di tinggalkan Savea, Xaver menjadi gila. Apalagi saat ia mendengar kabar pernikahan Savea dengan pria lain, ia datang dan dengan penuh emosi dengan pistol di tangannya.
" Jika aku tidak bisa memilikimu maka kau tidak bisa menjadi milik orang lain.
Dor... Dor... Dor..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KAESAR YANG BERBEDA
Di ruang keluarga rumah Kaesar, rumah mewah berlantai tiga yang di huni oleh empat orang termasuk Kaesar sendiri dan lima pelayan, nampak nyonya Regata, Ansor dan Amira sedang duduk di sofa sambil menyantap hidangan yang di suguhkan oleh pelayan.
" Tante, kenapa sampai sekarang belum ada kabar tentang Kae? Apa mungkin identitas Kae tidak di ketahui atau hilang mungkin jadi pihak rumah sakit tidak bisa memberi kabar kepada kita. Apa tidak sebaiknya kita ke rumah sakit untuk mencari informasi mengenai Kae tante?" Ujar Amira sambil menyesap tehnya.
" Jangan gegabah Mira! Kalau kita tiba tiba ke rumah sakit, pihak rumah sakit bisa curiga. Darimana kita mengetahui kabar itu? Apakah tadi kamu bilang kalau sampai kartu Identitas Kae hilang, mereka akan tambah curiga. Kalau Kae mati sih aman aman saja, kalau tidak? Dia bisa curiga kepada kita semua. Kalau dia tahu rencana kita, dia pasti akan mengusir kita dari sini. Bahkan lebih kejamnya, dia akan mengirim kita ke penjara karena kita sudah merencanakan penyerangan ini berkali kali." Sahut nyonya Regata.
" Saya rasa itu tidak mungkin dia lakukan ma. Mama tahu sendiri bagaimana dia menyayangi kita selama ini. Jadi tidak mungkin dia mengirim kita ke penjara, mencurigai kita saja pasti tidak terlintas di dalam pikirannya." Ujar Ansor. " Seandainya dia tahu rencana kita, dia pasti akan memaafkan kita dengan mudah." Imbuh Ansor tersenyum smirk.
Brak!!!!
Semua orang nampak terkejut mendengar pintu di buka dengan kasar. Mereka saling melempar pandang lalu menuju ruang tamu.
" Siapa itu? Apa ada maling?" Ujar nyonya Regata.
Deg...
Jantung mereka bertiga berdetak dengan sangat kencang begitu melihat sosok yang baru mereka bicarakan berdiri di depan pintu.
" Ka.. Kae.. Kau masih hidup?" Ucap Ansor keceplosan.
Nyonya Regata menepuk bahu Ansor, ia melewati Ansor lalu mendekati Kaesar.
" Ya ampun Kae, akhirnya kau kembali dengan selamat nak." Nyonya Regata menangkup wajah Kaesar menggunakan kedua tangannya. " Mama dan yang lainnya sangat cemas menunggu kamu pulang nak. Darimana saja kamu semalam? Kenapa kamu tidak pulang Kae?" Nyonya Regata mulai berakting.
Kaesar yang mendengar obrolan mereka sejak tadi, membalasnya dengan senyuman sinis.
" Baiklah kalau kalian ingin bermain denganku, aku juga ingin bermain dengan kalian. Kita akan lihat siapa yang akan menjadi pemenangnya." Batin Kaesar.
" Semalam aku di serang para preman ma." Sahut Kae.
" Apa????" Pekik nyonya Regata, tentu saja pura pura.
" Apa ada yang terluka?" Nyonya Regata memutar tubuh Kaesar seolah sedang mencari luka di tubuh Kaesar.
" Aku mendapat beberapa tusukan di bagian perut ma." Kaesar menarik bajunya ke atas hingga nampaklah bekas jahitan di perutnya.
Nyonya Regata pun terkejut. " Astaga... Sebanyak ini?" Ujarnya. " Entah memiliki khodam apa anak ini sampai sampai di tusuk berkali kali saja tidak mati. Sepertinya aku harus melakukan cara lain, meracuni dia mungkin. Tapi sebelum itu, aku akan membuat wasiat palsu dulu." Ujar nyonya Regata dalam hati.
" Iya ma, tapi mama jangan khawatir! Aku baik baik saja, meksipun aku harus mengalami beberapa penyerangan lagi ke depannya. Aku akan tetap baik demi kalian semua. Karena apa? Karena hidup kalian masih bergantung padaku." Sahut Kaesar sambil tersenyum sedangkan yang kaun tersenyum kecut.
" Apa? Kamu di serang? Siapa yang menyerangmu Kae? Lalu bagaimana orang itu? Apa sudah ketangkap? Lalu bagaimana selanjutnya? Apa kau akan diam saja?" Tanya nyonya Regata.
" Untuk saat ini pelaku belum tertangkap tapi akan aku usut tuntas masalah ini. Siapa pun yang terlibat akan aku jebloskan mereka ke dalam penjara."
Deg...
Nyonya Regata dan yang lainnya saling melempar pandangan. Nyonya Regata memberikan kode kepada Ansor melalui gerakan mata.
" Memangnya siapa yang berani menyerang adikku yang sangat tampan ini hmm? Akan aku hajar dia sampai mati. Kau tenang saja Kae, aku akan melindungimu dan akan selalu mendukung semua keputusanmu. Orang yang telah menyerangmu pantas mendapat hukuman." Ujar Ansor menepuk bahu Kaesar.
" Aku tidak tahu, kalau aku tahu aku sudah mengirimnya ke penjara sejak lama. Aku harus menunggu pergerakan mereka selanjutnya. Mereka harus di hukum mati, karena telah berani mempermainkan nyawaku."
Lagi lagi mereka bertiga tercengang. Mereka merasa ada yang beda dengan Kaesar. Beberapa kali Kaesar mendapat serangan namun tak sekalipun ia berniat untuk mengusutnya. Apalagi mengirim mereka ke penjara. Benar kah ini Kaesar yang mereka kenal? Pikir nyonya Regata dan Ansor.
" Kenapa mendadak kau menjadi semangat seperti ini? Apa sebenarnya kau sudah tahu siapa dalang di balik penyerangan ini?" Tanya nyonya Regata memastikan.
" Aku sudah tahu semuanya ma. Aku juga sudah mengantongi nama nama pelaku penyerangan. Polisi akan menyelidiki mereka." Sahut Kaesar. Lagi lagi mereka terkejut, ini tidak boleh terjadi, pikir Ansor. Ansor mencubit lengan Amira. Amira pun maju mendekati Kaesar. " Siapa orangnya yang telah berani menyerangmu Kae?" Tanya Amira menyentuh bahu Kaesar.
Kaesar menatap tangan Amira yang berada di pundaknya.
" Ini pasti Amira, heh tidak secantik Saveaku." Batin Kaesar.
" Kau tidak perlu tahu, yang penting aku baik baik saja. Apa kalian tidak suka aku baik baik saja?" Ujar Kaesar duduk di sofa.
" Tidak, bukan begitu. Kami sangat senang kamu baik baik saja." Sahut nyonya Regata menyusul Kaesar duduk di sampingnya. " Kamu mau apa? Apa kamu mau makan sesuatu biar mama buatkan. Pasti kamu belum makan dari semalam kan." Tawar nyonya Regata menyentuh bahu Kaesar.
" Saatnya memberikan pelajaran kepada mereka." Batin Kaesar tersenyum smirk.
" Aku mau rendang sapi, ayam lada hitam, ayam kecap, tumis udang pedas, cumi bakar, gurameh goreng sama sambalnya, tumis kangkung, telur asin sama... " Kaesar pura pura berpikir sambil melirik raut wajah nyonya Regata yang begitu tidak menyedapkan pandangan.
" Ha ha mampus mampus lo nenek lampir. Pembalasanku baru akan di mulai. Rasakan penderitaan Kaesar selama ini mak Lampir komplit dengan grandongnya." Batin Kaesar.
" Apa lagi nak? Atau sudah cukup?" Tawar nyonya Regata.
" Segitu aja dulu ma, nanti kalau aku pengin makan yang lain akan aku kasih tahu." Ucap Kaesar membuat nyonya Regata melongo. Ia merasa yang berada di depannya ini bukan Kaesar, tapi orang lain. Karena selama ini jika ia menawarkan sesuatu pada Kaesar, Kaesar selalu menolak dengan alasan takut merepotkan ibu tirinya.
" Kenapa malah bengong ma? Buruan masakin itu semua buat aku. Aku sangat lapar." Ucap Kaesar.
" Ah iya, baiklah mama akan memasaknya buat kamu." Sahut nyonya Regata. " Ayo Amira bantu tante memasak." Nyonya Regata menarik tangan Amira.
" Ah tidak ma. Mama harus masak sendiri, biarkan Amira membersihkan kamarku. Aku yakin kamarku pasti sudah berdebu. Segera bersihkan sampai tidak ada debu yang menempel Amira. Kalau kamu tidak mau, kau bisa angkat kaki dari rumah ini sekarang juga." Amira enggan untuk melakukannya karena selama ini ia hanya makan dan tidur saja.
" Amira cepat lakukan sesuai perintah Kae!" Titah Ansor.
" Ah baiklah." Amira segera pergi ke kamar Kaesar. Begitupun nyonya Regata, ia segera pergi ke dapur.
Tinggal Ansor yang belum dapat jatahnya.
" Kau bisa membersihkan mobil mobilku bang. Aku belum sempat mencuci mereka semua."
Ansor nampak melongo mendapat perintah dari Kaesar.
" Ta... "
" Kau juga bisa angkat kaki dari rumah ini kalau kau tidak mau melakukan perintahku bang."
" Ah baik baik akan aku lakukan." Ansor segera pergi ke garasi. Kaesar tertawa melihat kepergian mereka.
Noval yang sedari tadi melihatnya di depan pintu juga ikut tertawa.
" Rupanya kehilangan ingatan bisa menjadi pribadi yang baru."
TBC...