Ratih Tidak Percaya Kalau Pernikahannya Dan Akmal Akan Berakhir Hancur, Lima Tahun Bukanlah Waktu Yang Singkat, Namun Saat Ratih Telah Melahirkan Putri Pertama Mereka Yang Sudah Lama Mereka Dambakan, Namun kenyataan Pahit Menimpa Ratih, Akmal Berselingkuh Dengan Teman Dekat Ratih Seorang Janda Beranak Dua.
"Lihat Saja Mas, Akan Ku Balas Pengkhianatanmu." Ratih Gelapa Mata, Ia Bersekutu Dengan Seorang Dukun, Dan Merencanakan Pembalasan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SANTET 1
Di dalam kamar kecil terdengar suara tangisan bayi yang mengema, telah lahir seorang putri, yang sudah lama Akmal dan Ratih dambakan, "Selamat yoh, anak nya perempuan" seorang dukun bayi membantu persalinan Ratih,
Ratih tersenyum haru menatap ke arah sang bayi, Akmal juga bersikap demikian, "Cantiknya mirip kamu." ujar Akmal, sembari mengelus pucuk kepala Ratih yang baru saja melahirkan buah cinta mereka.
Ratih sangat bahagia, berbeda dengan Akmal yang hanya pura-pura tersenyum bahagia, karena selama lima tahun ini perasaan nya pada Ratih telah memudar, Akmal diam-diam menjalin kasih dengan teman dekat istrinya sendiri yaitu Arimbi. seorang janda muda beranak dua, Akmal sangat tergoda dengan tubuh seksi Arimbi, bahkan saat Ratih menjalani hari-hari kehamilan nya dengan semangat dan sangat bahagia, Akmal justru bermain cinta dengan janda muda beranak dua.
"Mas, kamu ngak masuk kerja, sudah biar dede nya aku aja yang jaga." setelah melahirkan, Ratih masih sama melakukan aktivitas seperti biasa nya.
"Kamu ngak papa mas tingal?" Akmal memang selalu halus tutur kata nya, sampai Ratih sendiri tidak akan pernah bisa percaya kalau suami nya akan mendua, karena Akmal sangat pandai berucap manis pada Ratih.
"Ngak papa mas, izinin aku belajar jadi ibu dong, lagian kan sebentar lagi ibu sama Rena juga datang kok..." ujar Ratih tersenyum hangat ke arah Akmal.
"Yah udah sayang, mas kerja dulu ya?..." seperti biasa Akmal akan mencium kening Ratih jika akan berangkat bekerja.
Selepas Akmal pergi bekerja, Ratih beranjak dari tempat nya berbaring, Ratih perlahan mulai memberikan ASI pertama nya pada buah hati kecil nya.
Tok... Tok... Tok...
Suara ketukan pintu di luar terdengar mengema, Ratih berjalan perlahan kedepan, ternyata di depan sudah ada ibunya dan adiknya Rena.
"Alhamdulilah, aku jadi punya ponakan." Rena nampak girang ia langsung menggambil alih bayi mungil yang ada di tangan kaka nya.
"Akmal mana Tih?" ibunya bertan nya, melihat rumah nampak sepi.
"Mas Akmal langsung berangkat kerja Bu," lirih Ratih.
"Lah, istrinya baru lahiran kok langsung berangkat kerja" Bu Mirah bergeming.
Ratih hanya membalas dengan senyuman hangat, karena Akmal sangat giat bekerja, bahkan saat Ratih hamil besar lebih sering tingal di rumah ibunya, karena Akmal sering lembur pulang malam.
"Bu Ratih mau nyuci dulu yah Ke Kali." baru beberapa jam melahirkan, Ratih sudah kembali melakukan aktifis seperti biasa nya.
"Yah jangan Ratih, kamu baru aja Lahiran kok, langsung mau nyuci." ujar Bu Mirah nampak tidak senang.
"Biarin aja mba, nanti mas Akmal yang nyuci kalu udah pulang." Imbuh Rena,
Ratih terdiam, mau tidak mau ia harus menuruti ucapan adik dan ibu nya, meskipun Ratih jelas sekali tidak mau merepotkan Akmal.
panas yang begitu trik, sekarang langit cerah itu mendung, seperti akan turun hujan, Ratih menimang anak nya. "Cantik sekali kamu sayang" Ratih mencium kening bayi mungil yang ada di tangan nya.
Bayi Itu tiba-tiba menangis dalam gendongan Ratih, Ratih langsung sigap menyusui bayi nya, sambil melihat ke arah jendela, di kaca jendela terlihat kilat menyambar pertanda hujan akan segera datang.
"Bapak mu kok ngak balik-balik yah nak?" Ratih bergeming, sudah mulai turun hujan namun suami nya nampak juga belum pulang,
Sebenarnya bukan cuma sekali ini saja Akmal pulang telat, bahkan sejak Ratih hamil sembilan bulan Akmal selalu pulang malam lembur, pekerjaan nya setiap hari menjadi kuli, kuli cengkeh dan juga coklat.
"Apa bapak lembur lagi yah nak?.. " ucap Ratih tersenyum menatap anak nya yang mulai kembali tertidur pulas setelah menyusu.
Ratih menaruh anak nya di kasur, di sebelah nya sudah ada Rena dan juga ibunya yang nampak tertidur
Ratih berniat menghantarkan payung untuk suami nya, payung yang biasa Akmal bawa kini ketinggalan.
"Bu, Ratih mau susul mas Akmal dulu yah ke kebun, takut nya mas Akmal nungguin di sana, karena payung yang biasa dia bawa ketingalan."
"Yah sudah sana hati-hati." Bu Mirah memeluk cucu nya yang ada di samping nya.
Ratih berjalan keluar, meninggalkan rumah nya, demi menyusul Akmal ke ladang, hujan deras ia terjang, kaki nya tidak memakai alas kaki, kaki Ratih nampak kotor karena menginjak tanah basah.
Sebelum berjalan ke arah kebun, Ratih melewati rumah teman dekat nya Arimbi, di luar rumah terlihat rumah nampak sepi, hanya menyisakan sebuah lampu kecil temaram, mata Ratih terpatri pada sepatu Boot yang sama persis di gunakan oleh suami nya.
"Kok kaya sepatu boot nya mas Akmal!..." batin Ratih, tiba-tiba rasa penasaran dan persaan tidak enak dalam hati nya muncul.
"Dia kan Janda kok ada sepatu laki laki di luar rumah nya...!" Karena penasaran Ratih masuk ke halaman rumah Arimbi.
Ratih mengendap menempelkan telinga nya ke pagar kayu rumah Arimbi, tidak ada suara aneh yang Ia dengar, hanya suara televisi yang menyalah tidak ada suara anak Arimbi bulan dan Bintang, Ratih kembali menempelkan telinga nya di arah pagar kamar Arimbi.
"Aahhh... pelan-pelan sayang," terdengar suara desahan dari dalam kamar Arimbi.
Ratih membungkam mulut nya, tidak menyangka jika teman dekat nya melakukan hal serendah itu.
"Kalau aku grebek aja gimana yah?" gumam Ratih, lutut nya nampak gemetar di celah-celah pagar kamar Arimbi, Ratih diam-diam mengintip karena rasa penasaran nya yang semakin mengebu, dan hanya memastikan semata mata benar atau tidak nya.
"Hah ... duh gusti!" Ratih kaget, seketika jantung nya Ingin copot dari tempat nya, mata nya seketika memanas ulung hati nya perih, hati nya hancur berkeping keping.
Melihat suami nya dan Arimbi sedang melakukan hubungan badan, tampa menggunakan sehelai kain apa-pun.
Akmal terlihat sangat bergairah mengecup setiap lekuk bagian Arimbi, Arimbi juga melakukan hal yang sama. dengan ganas nya Akmal memainkan bagian sensitif Arimbi.
"Sayang nakal Deh..." desah Arimbi manja.
"Aku belum puas padahal kita udah main berkali kali tapi aku kecanduan kamu banget sayang..." Akmal kembali melakukan aktifis nya, Arimbi mendesah mengekspresikan rasa cinta nya.
Di luar petir menyambar di langit gelap, tubuh Ratih basah kuyup, di dalam Akmal malah sedang mencari hangat bersama wanita lain.
"Tega kamu Mas!" Ratih mengepalkan kedua tangan nya. tangisa nya tumpah bersama dengan guyuran air hujan yang semakin deras.
"Ternyata selama Ini kata-kata manis mu pada ku hanya tipuan Belaka Mas!... selama lima tahun ini kamu telah mengkhianati ikatan suci pernikahan kita! semua janji manis mu dan kata-kata manis mu busuk...!"
"lihat saja mas, akan ku buat kau sebusuk mungkin, sampai semua orang memandang mu Jijik dan kau yang paling hina, tunggu saja pembalasan ku mas!" semakin kuat tangan Ratih mengepal, semakin kuat pula panas di dada nya membara, Ratih bersumpah akan membalas dendam pengkhianatan suami nya.