Malam tragis, telah merenggut masa depan Zoya. Menyisakan trauma mendalam, yang memisahkannya dari keluarga dan cinta.
Zoya, mengasingkan diri yang kembali dengan dua anak kembarnya, anak rahasia yang belum terungkap siapa ayahnya. Namun, siapa sangka mereka di pertemukan dengan sosok pria yang di yakini ayah mereka?
Siapakah ayah mereka?
Akankah pria itu mengakuinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini ratna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tim Relawan
“Dr. Zoya, siapa yang memerintahkan kamu untuk pergi ke Qodroh?” Arga, menerobos masuk ke ruangannya, ia sangat marah melihat nama Zoya yang ada di dalam daftar relawan.
Zoya, yang tengah mengemas barang-barangnya menoleh ke arah Arga yang sudah berada di pintu ruangannya.
“Memang tidak ada yang memerintah, tapi aku mendaftarkan diri,” balas Zoya.
“Apa kamu masih berharap jika Ardian masih hidup? Jangan pergi jika berniat untuk mencarinya, aku bisa menggantikan Ardian jika untuk menjadi ayah anakmu!”
Zoya, tercengang.
“Kamu kaget, karena aku tahu hubunganmu dengan Ardian? Zoya,” panggil Arga melangkah mendekati Zoya.
“Zoya, aku serius untuk menikahimu. Aku tidak main-main dengan perkataanku waktu itu untuk menjadi ayah mereka. Aku bisa Zoya.”
“Dr. Arga, kenapa kamu tiba-tiba ingin menikahiku sedangkan kita baru saja bertemu. Lagipula yang mereka butuhkan bukan status seorang ayah tapi peran sebagai ayah, dan yang bisa melakukannya hanya ayah kandungnya.”
Arga, terdiam.
“Maaf dr. Arga, aku tidak punya waktu untuk membicarakan sesuatu yang konyol, aku harus pergi sekarang.” Zoya, melewati Arga yang berdiri di hadapannya. Arga, mendengus kesal, merasa Zoya sudah mengabaikannya.
“Jika kau tetap pergi, bagaimana dengan bagian UGD, kau harus tanggung jawab dengan pekerjaanmu dr. Zoya!”
“Bukankah Anda bisa melakukannya? Aku tidak akan pergi jika tidak diizinkan. Aku hanya mendaftar sebagai relawan, yang memutuskan aku untuk pergi adalah kepala bagian rumah sakit.”
“Jika pun Ardian masih hidup, kamu dengannya tetap tidak akan bisa bersama Zoya.”
Seketika Zoya, menghentikan langkahnya. Ia terdiam, tanpa melirik Arga di belakangnya. Sebelum Arga mengatakannya Zoya sudah lebih dulu menyadari jika memang Ardian, dengannya tidak akan bisa bersama, itu sebabnya Zoya menolak untuk mengungkapkan kepada anaknya jika Ardian adalah ayah kandung mereka.
Zoya, melangkah pergi meninggalkan Arga yang masih terpaku. Pria yang tiba-tiba mengidolakannya itu menjadi kesal, yang memukul meja dengan tangannya. Entah, ada apa dengan Arga, yang terus ingin menikahi Zoya. Padahal keduanya baru saja bertemu.
“Tunggu sebentar!” teriak Zoya, berlari menuju bus yang hendak membawa para relawan, sementara di belakangnya para perawat saling berbisik membicarakan mereka.
Zoya hanya diam ketika mereka semua menatapnya aneh. Bahkan, kedatangannya tidak disambut sama sekali, mereka sibuk dengan urusannya sendiri. Bercanda, tertawa riang tanpa melibatkannya, seolah Zoya tidak ada.
Zoya, memang belum memiliki teman, dan hanya Arinilah teman satu-satunya, tetapi mereka sangat kejam jika tidak menganggapnya ada. Bahkan, teman satu kursinya tidak menyapanya sama sekali yang malah asyik berbicara dengan teman di kursi belakangnya.
Zoya, menghela nafas dia harus kuat dan sabar demi kebaikan Zayden dan Zayda, walau dia tidak tahu apa yang membuat mereka acuh padanya.
“Hei, kalian tidak dengar dr. Zoya, ikut karena ingin mencari Pak Letnan Ardian. Dia sangat percaya diri sekali, padahal pak Ardian sudah memiliki calon istri.”
“Dia tidak bisa mengalahkan dr. Lusi, yang cantiknya jauh berbeda. Masa iya, pak Ardian mau nikahi janda anak dua.”
Kedua wanita di belakangnya saling berbisik, mereka merendahkan dan menghina Zoya.
“Janda masih punya harga diri,” sergah satu wanita lagi yang menatap sinis ke arah Zoya. “Apa kalian tidak tahu, dia itu bukan janda.”
“Lalu? Dr. Zoya masih punya suami?”
“Apalagi suami, dia tidak punya. Dia hanya wanita yang tidak butuh status, bahkan tidak ada yang tahu siapa ayah dari anaknya.”
“Jangan bilang dia ….”
“Husst, jangan keras-keras nanti dia dengar,” ucap wanita di barisan ke tiga.
Zoya, hanya menghela nafas sambil menutup matanya sesaat. Berharap hatinya akan tenang, tapi tidak bisa karena bisikan-bisikan setan terus saja mengganggunya.
“Daripada kalian membicarakan orang lain, lebih baik persiapkan diri kalian sebelum tiba di Qodroh. Karena di sana, aku pastikan kalian tidak punya waktu untuk itu,” tegur Zoya dengan lantang dan tegas.
Alih-alih memarahi wanita itu Zoya, malah mengingatkan mereka jika di Qodroh, mereka tidak akan bisa tenang. Namun, tidak ada satupun yang menghargai dan malah menuduh Zoya, sengaja bicara seperti itu karena tersinggung.
“Jangan terlalu sombong dr. Zoya, kamu boleh berani dan punya pengalaman tinggal di Qodroh, tapi kami lebih tahu apa yang harus kami lakukan,” ucap wanita bernama Ana.
“Ya, daripada urusi kami, lebih baik urus saja anakmu. Bukankah mereka membutuhkan ayah? Kenapa tidak beli saja laki-laki di luar sana, atau kamu ingin mencari pria timur tengah?” Mereka tertawa mengejek.
“Dasar, sok kecantikan pake ngerayu dr. Arga dan dr. Radit, padahal mereka semua sudah punya istri dan calon istri,” celetuk satu wanita yang diketahui bernama Rosa.
Zoya, sudah tidak tahan lagi. Tetapi, tidak ada cara lain selain mengabaikan mereka.
“Aku mendengar namaku disebut.”
Suara Radit, mengalihkan pandangan semua orang. Mereka terbelalak hingga mulutnya menganga lebar, ketika melihat Radit ada di depannya saat ini.
Zoya, tertegun melihat Radit yang kini menatapnya.
“Kalian semua terkejut?” Radit, memindai setiap orang dalam bus. “Jangan salah paham, aku datang bersama teman-teman dari Naura Medisentra. Aku datang bukan untuk menemui dr. Zoya, seperti apa yang kalian katakan tadi.”
Mereka semua yang membicarakan Zoya, terdiam—menunduk karena malu. Radit, menyeret kopernya menuju kursi, jantung Zoya semakin berdebar kala Radit berhenti di depan kursinya.
“Pindahlah, aku akan duduk di samping dr. Zoya,” ucapnya yang lagi-lagi membuat semua orang menganga.
“Tidak, jangan pindah kamu duduk di sini saja.” Zoya, menahan temannya yang hendak berdiri. Dia tidak mau jika harus duduk berdampingan dengan Radit, kejadian pertama di gudang farmasi membuatnya trauma, yang takut jika Radit berbuat mesum padanya lagi.
Ekspresi Zoya, mendadak sedih ketika temannya memilih pergi tidak mendengarkannya. Akan tetapi Radit, terlihat senang yang tersenyum penuh kemenangan.
“O, ya. Satu hal lagi,” ungkap Radit menatap mereka semua. “Zoya, adalah adik iparku, apa salah jika kita dekat?” Tatapnya pada ketiga wanita tadi. “Aku duduk di sampingnya, untuk melindungi adik iparku,” tambahnya yang langsung duduk di samping Zoya.
Radit, pikir dengan perkataannya itu akab membuat Zoya senang. Zoya sama sekali tidak tenang yang ingin menjauh dari mantan tunangannya itu.
“Tetap di sampingku, jika kau ingin mereka diam.” Radit, melindungi tapi seperti mengancam.
Zoya, tidak bisa berbuat apa-apa. Lagipula tidak bisa keluar karena jalannya dikunci Radit.
Suara getaran yang berasal dari ponsel Radit, mengalihkan pandangan Zoya. Sekilas Zoya, membaca nama Mika dalam layar yang menyala itu, tetapi Radit malah mengabaikannya dan tidak menjawabnya.
“Kau tidak menjawabnya?” tanya Zoya, yang menatap penuh ketakutan.
“Aku tidak ada urusan dengannya.”
“Radit, jangan bilang kalau Mika tidak mengetahui kepergianmu.”
Radit, menghela nafas sambil bersandar pada kursinya. Ia lantas melirik kepada Zoya, lalu tersenyum penuh arti dan berkata, “Apa aku salah, jika ingin menghabiskan waktu bersama mantan tunanganku.”
Lemas sudah sekujur tubuhnya. Zoya, sudah menduga ada niat terselubung dari diri Radit. Zoya, berusaha tetap tenang yang meremas kedua sisi bajunya. Ia berpaling dari Radit, sambil berdoa semoga Tuhan, melindunginya.
...----------------...
JANGAN PELIT REACTION YA ...
Kasih like, vote, bintang, hadiah dan komentarnya selalu.
berharap banyak part 🙏
smoga karmax kna ankx dokter goblok titisan iblis tu, bkin hidupx hancuuuurrrrr
hanya pentetang petenteng bangga dgn pangkat tp klakuan ky binatang.
smoga adrian tdk mo nikahi dokter ja***ng tu, yg sifatx g beda dgn bp nya ky binatang.
plagi laki" tua ortux adrian smoga cpt mati sj kna karma ulahx yg egois n smoga si kembar g mo akui sbgai kakekx lg biar tobat bkin hidup dua org laki" tua ni sengsara n dokter ja***ng yg sok berkuasa tu jg bkin pecat dr RS t4 krjax thooorrrr....