NovelToon NovelToon
Blow Me

Blow Me

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:453
Nilai: 5
Nama Author: nadhi-faa

Cinta yang di nanti selama delapan tahun ternyata berakhir begitu saja. Harsa percaya akan ucapan yang dijanjikan Gus abid kepadanya, namun tak kala gadis itu mendengar pernikahan pria yang dia cintai dengan putri pemilik pesantren besar.

Disitulah dia merasa hancur, kecewa, sekaligus tak berdaya.

Menyaksikan pernikahan yang diimpikan itu ternyata, mempelai wanitanya bukan dirinya.

menanggung rasa cemburu yang tak semestinya, membuat harsya ingin segera keluar dari pesantren.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nadhi-faa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

Gus abid hari ini pergi bekerja. selain mengajar di pesantren, dia juga mulai mengurus mini market milik abahnya yang sudah berdiri sejak beberapa tahun lalu.

neng elsa berdiri, mengantarkan suaminya sampai masuk mobil, senyumnya tak pernah luntur, meski dalam hati ada yang terasa hampa atas sikap gus abid padanya.

ini sudah lebih dari satu minggu, dan mereka berdua layaknya pengantin baru yang masih canggung.

pada kenyataan hubungan mereka belum sedekat itu, neng elsa belum mendapatkan nafkah batin, hingga dalam hati dia bertanya-tanya.

sedangkan gus abid sendiri, belum mampu menghilangkan bayangan harsa dalam hidup-Nya.

***

Harsa mengganti bajunya dengan abaya warna marun, kulitnya yang putih itu semakin terlihat cerah.

Hari ini ada acara besar-besaran. pernikahan masal para santri, totalnya ada sebelas pasang pengantin yang sedang berbahagia.

Axel, melirik sekilas istrinya yang sedang menyisir rambut. rambut ikal harsa yang menjuntai indah itu menggerakan tubuh axel untuk mendekati istrinya.

harsa terkejut ketika sisir di tanganya itu diambil begitu saja.

"mas, aku belum selesai loe...."

"aku tahu."

Axel memegang sisi kepala harsa, meluruskan kepala istrinya yang menoleh kearahnya.

"aku bisa sendiri."

harsa sedikit nervous ketika suaminya memegang rambutnya, gerakan halus itu mampu menggetarkan rasa yang aneh pada harsa. sisi lain axel yang aneh terhadapnya, membuat harsa berfikir bahwa pria itu sedang menginginkan sesuatu terhadapnya.

Axel hanya menatapnya sekilas dari bayangan cermin, lalu melakukan apa yang dia inginkan. menyisir rambut harsa yang menurutnya indah dan bervolume. tanpa di sadari, wajah harsa bersemu merah.

ah kenapa dia jadi salting sendiri oleh tidakan pria dewasa di belakang-nya. Dari bayangan cermin harsa tanpa sadar mengamati axel.

postur tubuh sempurna, wajah tegas, alis mata tebal yang berpadu dengan mata tajamnya yang mengintimidasi, hidung mancung dan bibir sexy, kemudian paduan potongan rambut under cut itu sangat sesuai dengan wajah tampan Axel. kenapa harsa baru sadar jika suaminya ini pria matang yang tampan.

Axel, menyunggingkan senyum kecilnya, dia menyadari tatapan istrinya itu.

Tanpa harsa sadari, jika axel sudah mengikat rambutnya.

"aku tahu jika aku tampan sayang."

bola mata harsa melebar, dia segera berpaling setelah ketahuan diam-diam mengamati suaminya, dia segera bangkit dari tempat duduk, melirik tajam dengan menyipitkan mata indahnya.

"Anda percaya diri sekali tuan."

Axel menyunggingkan senyum, memandang harsa yang menggunakan hijabnya dengan cepat.

Cantik, sangat cantik. Hingga dengan mudahnya dia terpesona dengan gadis beliau yang fotonya dulu dia pandang sebelah mata.

Mata coklat terang yang memikat, lirikan tajam, dan bibir pink alami yang sering bergerak. Entah karena kesal atau memang sifatnya cerewet.

Tak banyak kata, harsa keluar kamar lebih dulu. diluar dia disuguhi pemandangan pasangan pengantin baru kamar sebelah yang sudah berada di ruang keluarga, mereka menggunakan pakain senada dan sangat kontras dengan warna pakain harsa. Biru elektrik. Sedangkan umi halimah dan kyai maulana juga berseberang. Umma halimah menggunakan abaya hitam dengan hiasan payet indah sedangkan kyai maulana setia menggunakan koko putih dan sarung kotak-kotak kesayangan.

"Sudah siap sayang?."

Tanya umma halimah pada harsa.

"Sudah umma, tinggal nunggu mas axel."

Umma halimah mengangguk.

keluarga dalem berangkat ketempat acara bersama, Harsa melirik suaminya yang menggunakan kemeja marun dan sarung hitam motif.

Dia juga punya kemeja marun.

Batin harsa, sepontan matanya melirik ke arah axel. Mereka berdua berjalan di barisan belakang. Di depanya gus abid dan neng elsa yang bergandengan tangan layaknya pasangan tak terpisahkan. Bagi para santri yang melihat itu terlihat sangat romantis.

Bagi harsa yang ada dibelakang mereka berdua itu pemandangan mata yang menyebalkan.

harsa kembali melirik wajah setenang samudra milik suaminya yang ada disampingnya.

postur tubuh axel yang lebih tinggi itu membuat harsa yang disampingnya terlihat begitu pendek. harsa menyesal tidak menggunakan sandal berhag lebih tinggi.

"berapa tinggi mantan istrimu dulu mas?."

tanya harsa spontan, yang membuat alis axel sedikit terangkat.

"seratus tujuh puluh mungkin."

jawab axel.

"yang jelas dia tidak pendek."

lanjutnya yang mebuat harsa merasa tersinggung, wajahnya berubah jadi sinis.

Dia yang tadi ingin membuka percakapan ditengah perjalanan yang membosankan, membuat harsa enggan melanjutkan.

"dasar mulut tajam."

gerutu harsa, namun masih didengar axel.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!