Rere seorang Gadis yang berasal dari keluarga Sederhana dan cukup tapi takdir berpihak kepadanya, dia Yang anak kandung diperlakukan seolah dirinya orang lain, sedangkan orang yang seharusnya tidak menggantikan tempatnya menjadi kesayangan semua keluarganya.
Bagaimanakah kisah hidupnya, akankah dia mendapatkan kebahagian yang dia cari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Aska mengambil tasnya dan mengambil bukti tes DNA miliknya dan juga milik Marsya, dia akan memberikan solusi terapi pada ayahnya.
"Ayah menuduh ibuku berselingkuh, terus apa kabar dengan ayah dengan ibu Rana??". Tanyanya dengan dingin.
Dia melangkah dan kini berhadapan dengan sang ayah yang kini membeku dan pucat pasi mendengar perkataan anaknya.
"Bagaimana dia bisa tahu". Pikirnya dengan ketakutan
"Apa maksudnya nak??, ada apa dengan ibu Kandung Marsya itu, itu tidak mungkin kan?? ". Bu Lastri menatap anaknya ini dengan tidak percaya.
Sedangkan Pak Rauf berdiri pucat dan tidak bisa berkata-kata mendengar perkataan sang anak, dia tidak tahu harus mengatakan apa, suaranya tercekat di tenggorokan nya.
"Ibu tahu lelaki bajingan yang katanya ini setia, adalah lelaki tukang selingkuh dan dia sengaja mempertahankan anak selingkuhannya untuk tetap tinggal dirumah ini, dan inilah yang membesarkan nya". Aska menunjuk ayahnya dengan kasar.
" Lihat bu, ini tes DNA Marsya dan ayah, disana jelas terutilis jika Marsya anak biologisnya dan perempuan yang menjadi ibu kandungnya itu adalah ibu Rana, itu artinya dia selama ini berselingkuh dengan ibu Rana".
Pak Rauf menunduk seakan membenarkan perkataan anaknya itu, dia ingin membela diri tapi bukti sudah ada didepan mata dan dia tidak bisa mengelak lagi.
"Dan lihat ayah, ini hasil tes DNA ku, ibuku tidak pernah bohong, dia tidak pernah selingkuh, dan aku anak kandung ayah, seperti kata ibuku". Aska melemparkan kertas itu kehadapan sang ayah.
Aska menangis, perlakuan ayahnya yang selalu membedakannya secara halus ternyata karena ayahnya berpikir dia bukan anak kandungnya, dia beruntung karena ibunya begitu menyayanginya makanya dia tidak sadar diperlakukan berbeda.
Dengan tangan gemetar pak Rauf mengambil tes DNA itu, benar yang dikatakan putranya dia adalah anak kandungnya, dia memandang anaknya dengan tatapan memohon maaf.
Plak.. Plak.. Plak.. Plak..
Empat tamparan keras mendarat diwajah Rauf hingga dia terhuyung dan terjatuh, sudut bibirnya berdarah karena tamparan itu seolah menggunakan seluruh tenaga.
"Hahaha kau betul-betul lelaki bajingan, lelaki tidak tahu maku". Jerit bu Lastri dengan penuh emosi.
Dia bahkan menyerang suaminya dengan brutal tanpa memberikan kesempatan suaminya membela diri sedangkan Aska hanya melihat apa yang dilakukan ibunya untuk membalas sakit hatinya.
Setelah puas menganiaya suaminya, Bu Lastri berbalik dan naik keatas kekamar Marsya, kamar terkunci tapi dia punya duplikatnya jadi mudah membukanya
Dengan penuh amarah, dia membungkus semua barang Marsya tanpa terkecuali, dadanya sesak karena tahu anak yang selama ini dia besarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang ternyata adalah anak selingkuhan suaminya dan bodohnya dia malah menyingkirkan anaknya sendiri.
Dengan tangis yang terus terurai, dia membawa 3 koper besar itu dan mendorongnya kasar melewati tangga sehingga jatuh tepat dikaki Rauf.
Setelah itu dia kembali kekamarnya, dia melakukan hal yang sama dengan barang suaminya dan membawanya seperti koper-koper Marsya sebelumnya.
Pak Rauf hanya bisa menunduk menyesali segalanya, dia selama ini memperlakukan istrinya tidka baik bahkan uang nafkah sengaja dia kurangi karena tidak percaya pada istrinya, dia terlalu percaya pada ibunya yang mengatakan istrinya selingkuh dan Aska bukan putranya.
Setelah semuanya beres, bu Lastri turun dan mengambil handphone nya dan menghubungi Marsya untuk pulang jika tidak dia akan tahu akibatnya.
"Bu ayah mohon, maafin ayah, maafin ayah bu". Pak Rauf memeluk kaki istrinya dengan penuh penyesalan.
Aska hanya mematung melihat keluarganya hancur seketika karena terbongkarnya masa lalu ini.
"Nak tolongin qyah, bilangin sama ibu kamu, ayah menyesal, ayah mohon nak". Pak Rauf menatap anaknya dengan permohonan maaf.
Aska membuang wajahnya tidak mau menatap ayahnya yang kini berantakan, kesombongan yang selama ini ayahnya perlihatkan sirna sudah karena perbuatannya sendiri.
"Tidak ada maaf bagimu Rauf, karena kamu, karena kamu dan putri haram mu itu, aku kehilangan putriku, aku membuat putriku pergi karena tidak pernah mencintai dan membelanya". Teriak Ibu Lastri dengan kesakitan.
Bayangan Bagaimana terlukanya Rere sang anak kandung membuat dirinya seakan dipukul baru besar, dadanya terasa nyeri
"Ya Allah apa yang kulakukan pada putriku, apa yang kulakukan pada putriku". Bu Lastri jatuh terduduk sambil menangis histeris.
Dia memukul dadanya yang terasa sesak dan seakan membuatnya ingin mati, dia terlalu malu kepada putrinya.
Aska memeluk sang ibu dengan khawatir, dia mengelus pundak ibunya yang terus menangis histeris.
"Ibu membuat adikmu pergi Aska, ibu membuatnya merasa anak yatim pintu, ibu macam apa aku ini, ibu macam apa". Tangis penyesalan itu dia luapkan, dia hanya bisa memeluk anaknya sambil nangis histeris.
"Sudah bu, tidak apa-apa, tidak apa-apa, kita pelan-pelan menyakinkan Rere nanti". Ucapnya memberi semangat.
Sedangkan pak Rauf hanya bisa menunduk kan kepalanya, dia menyesal dengan semua apa yang dia lakukan kepada dia anaknya dan juga istrinya.
Suara hentakan sepatu menggema mendekati mereka, disana ada Marsya yang tengah berlari kecil menghampiri mereka karena mendengar teriakan ibunya.
"Bawah putriku keluar dari rumahku sekarang Rauf". Ucap Bu Lastri dengan tajam.
Dia menatap Marsya dengan penuh kebencian, tidak ada lagi rasa cinta seperti sebelumnya.
"Ibu ini ada apa, kenapa ibu mengatakan hal seperti itu pada ayah?? ". Tanya nya dengan kening mengkerut.
"Pergi kau dari sini bersamamu anak sialan!!, aku dan ayahmu itu sama-sama tidak pantas ada disini". Teriak Bu Lastri dengan penuh emosi.
Pak Rauf mengepalkan tangannya dia tidak terima anak kesayangannya dihina seperti itu.
"Pergi dari sini ku ilang Rauf, aku akan menggugat kau di pengadilan setelah ini, akan ku pastikan semua yang kau miliki aka menjadi harta gono gini". Bu Lastri mengangkat koper itu dan mendorongnya kasar kearah Marsya.
Kening Marsya semakin mengkerut melihat kopernya berada diluar semua, kenapa ibunya mengusirnya seperti ini.
"Apa yang sebenarnya terjadi, tolong beritahu aku??". Ucapnya dengan memelas.
Aska tidak banyak berkata, dia mengambil tes DNA yang dilempar ibunya tadi dan memberikannya pada Marsya, kemudian memeluk ibunya sedangkan pak Rauf ingin mencegahnya tapi kalah cepat dari Aska.
"Apa maksudnya ini?? ". Tanyanya dengan tubuh gemetar.
Dia jelas bisa melihat jika dia anak kandung dari ayahnya yang selama ini dia kira ayah angkat.
" Kau anak haram ayahmu dengan perempuan bernama Rana, dan dengan gilanya ayahmu menyembunyikan semua ini sehingga saya membesarkan kamu sampai lupa anak saya sendiri ". Ucap Bu Lastri dengan tajam.
Mata Marsya memulai sempurna, dia anak haram ayahnya, dan selama ini ayahnya tahu jika dia ini anak kandungnya tapi tidak memberitahukan nya.
"Katakan ayah, katakan apa itu benar?? ". Suara Marsya nyaris tenggelam, kakinya terasa seperti agar-agar dan siap tumbang.