NovelToon NovelToon
Sah! Hutang Dibayar Menikah

Sah! Hutang Dibayar Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cherryblessem

(Update setiap hari selama ongoing!)

Clara merasa kepalanya pusing tiba-tiba saat ia melihat kekasihnya bercinta dengan sahabatnya sendiri yang sudah ia anggap seperti saudara kandungnya. Mereka berdua tampak terkejut seperti melihat hantu setelah menyadari Clara muncul dari balik pintu kamar dengan cake bertuliskan 'Happy 6th anniversary' yang telah jatuh berantakan di bawah.

"Sa–sayang ...." Kris wang, kekasihnya tampak panik sambil berusaha memakai kembali dalaman miliknya.

Leah Ivanova juga tak kalah terkejut. Ia tampak berantakan dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kain yang kini Tanpa busana.

"Ini bukan seperti yang kamu pikirkan, Clara!" Kris berusaha mengambil alih Clara.

Gadis itu tersenyum kecut. Berani sekali ia bicara begitu padahal segalanya telah keliatan jelas?

*

Baca kelanjutannya hanya di noveltoon! Gratis!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherryblessem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAH| 30

Cakra meneguk minumannya setelah lama melamun di bar. Dua jam yang lalu, ia mengadakan pertemuan bisnis dengan Hydro Group yang diwakili oleh Julian. Sepertinya, pertemuan itu sangat berkesan karena Cakra duduk di bar dengan perasaan yang kacau.

"Apakah anda mencari saya, Tuan?" Seorang laki-laki paruh baya mendatangi Cakra yang sedang menikmati waktunya sendiri.

"Apakah kamu sudah melakukan tugasmu?" Cakra langsung menanyakan poinnya.

"Sudah, tuan. Laporannya akan saya kirimkan begitu siap." katanya.

"Baguslah. Aku punya tugas lain untuk kamu lakukan." Cakra berbalik dan memandang sekretarisnya. "Cari tahu soal Clara dan Julian dan bagaimana hubungan mereka. Laporkan padaku segera setelah kamu mendapatkannya." lanjutnya.

Setelah pertemuan Cakra dengan keduanya, laki-laki berubah menyedihkan karena mengetahui kehamilan Clara yang mengejutkan. Ah, padahal Clara memang sudah menikah. Mengapa ia harus seterkejut itu? Hamil saat menikah kan memang lumrah?

"Baik, tuan. Saya akan segera melakukannya." Sekretarisnya mengiyakan.

Cakra memandang pria itu yang tak kunjung pergi. "Mengapa masih disini?" tanyanya heran.

"Saya pikir anda sudah cukup mabuk. Saya akan menemani anda sebentar sebelum akhirnya pulang. Saya ingin memastikan anda aman, Tuan." jelasnya.

Cakra tersenyum kecil. Well, separah itukah dirinya?

*

"Kenapa malah bilang kalau aku hamil!?" Clara protes begitu mereka hanya berdua saja.

"Well, mau bagaimana lagi? Memang seperti itu kan yang orang-orang tahu." Julian tampak tak peduli. Suruh siapa membuatnya merasa sendiri saat ia berbincang dengan Cakra?

"Tapi itu kan Cakra! Dia temanku dan dia berbeda!" Kesal Clara.

Mendengar pembelaan Clara, Julian tampak kesal. "Memangnya kenapa? Orangtuamu saja tahu bahwa kamu sedang hamil! Kenapa Cakra harus diperlakukan berbeda?" kesal Julian.

Clara balas memandang Julian dengan kesal. "Oh, menyebalkan! Dia berbeda karena dia temanku! Satu-satunya yang aku harap tak terlalu tahu soal hubungan kita!" Kesal Clara.

"Oh, jadi kamu sedang mencari perhatiannya, ya? Maaf, ya nona, Tapi, kontrak kita secara jelas melarang adanya hubungan lain selain ini. Kamu tak boleh punya hubungan dengan siapapun selama kita masih menikah." Julian terdengar kesal dan memandang Clara.

Gadis itu mendengus kaget. Oh, apa yang ada di pikiran Julian itu?

"Apa? Kamu mengira aku seperti itu? Maaf, ya, tapi aku dan Cakra hanya berteman! Berani sekali kamu menuduhku!" kesal Clara.

"Lalu, kenapa? Kenapa dia harus diperlakukan spesial, huh?" Julian tak mau kalah.

Clara menendang tanah dan berdecak kesal. Sungguh menyebalkan sekali jika harus ribut dengan Julian. Laki-laki ini tak akan ada habisnya mengajak Clara ribut.

"Terserah kau saja! Menyebalkan!" Kesal Clara lalu pergi menuju kamarnya. Menyebalkan sekali sikap Julian ini.

Julian memandang Clara yang pergi dengan kesal. Ia juga mendengus melepaskan emosinya karena melihat sikap Clara yang keras kepala.

Mr. Jhon yang mengantar keduanya hanya menonton dalam diam. Ia menyembunyikan ekspresinya dengan baik hingga senyuman geli yang ia miliki tidak terdeteksi sama sekali oleh siapapun

*

Keesokan harinya, Clara keluar dari kamarnya setelah protes tak mau bicara dan bertemu Julian perkara pembicaraan mereka soal Cakra kemarin.

Ia memandang ke arah Julian yang sedang bicara dengan seseorang di ruang tamu. Ketika ia hendak mundur dan menghindar, Julian telah lebih dahulu menangkapnya dan memanggil namanya. Mau tak mau, Clara terpaksa memasang senyum palsu dan berjalan mendekati Julian dan siapapun orang yang berada disana.

"Halo," Clara menyapa pria paruh baya yang sedang berdiri menyambutnya.

"Hai. Saya Dr. Hans. Senang bertemu anda." kata Dr. Hans memperkenalkan diri.

" ..., Clara." balas Clara memperkenalkan dirinya.

Keduanya kemudian saling menjabat tangan lalu duduk. Clara menghindari Julian dan memilih duduk menghadap laki-laki itu.

"Ini adalah istri saya. Seperti yang sudah saya sampaikan, kami membutuhkan sesuatu yang bisa menolong kehamilan pura-pura istri saya." Julian menjelaskan dengan terang-terangan.

Clara menyesal sudah duduk dihadapan Julian. Seharusnya, ia tepat disebelah Julian agar bisa mencubit Julian yang sudah berbicara tanpa menjaga mulutnya. Apakah dia tidak khawatir akan kesalahan bicara?

"Saya bisa melakukannya. Hanya saja, saya tidak menyarankan kehamilan yang pura-pura. Kalau bisa, lebih baik kalian benar-benar berkonsultasi untuk kehamilan yang sesungguhnya. Resiko berbohong sebesar ini sangat berat." Dr. Hans menasihati.

Clara merasa tersedak ludahnya sendiri karena ucapan Dr. Hans. Well, kehamilan sesungguhnya adalah sesuatu yang jelas ditentang keras oleh Clara dalam kontraknya. Julian tak boleh melanggar itu. Namun, resiko kebohongan mereka terasa menyeramkan ditelinga Clara.

Julian memandang Dr. Hans dengan saksama. "Aku sudah memikirkannya, Dr. Hans. Namun, untuk saat ini, aku lebih butuh sebuah bukti valid yang palsu untuk kubawa pada kakekku. Dia sangat ingin tahu kabar kehamilan bohongan Clara. Aku tak bisa mengatakan yang sebenarnya, bukan?" Julian menjelaskan.

"Tentu. Saya tahu itu. Saya sudah menyiapkan beberapa riwayat kebohongan dan jadwal pertemuan kita. Aku menyarankan kalian ke rumah sakit untuk pemeriksaan yang pura-pura. Kita harus membuat ini tampak nyata, bukan?" Dr. Hans memberi saran.

Julian menganggu. "Tentu saja, Dok. Saya tentu akan melakukannya dengan istri saya."

Clara memandang Julian dengan khawatir. Apakah Dr. Hans tak akan mengkhianati mereka? Ini jelas bukanlah masalah yang simple dan mudah. Merasakan tatapan itu, Julian mengedipkan matanya, memberi tanda agar Clara tak perlu khawatir.

"Baiklah. Testpack dan foto USG sudah saya siapkan untuk anda." Dr. Hans tampak sibuk mengambil sesuatu dan memberikannya pada Julian. "Datanglah pada hari yang sudah kita diskusikan. Itu bisa menjadi bagian bagus dari rencana anda."

Julian menerima barang-barang dari Dr. Hans dan membukanya satu persatu.

"Terima kasih banyak, Dr. Hans. Saya akan mengingat ini dengan baik." Julian berterima kasih. "Ada satu hal lagi." lanjutnya.

Baik Dr. Hans dan Clara memandang Julian. "Apakah itu?" kara Dr. Hans.

"Aku ingin membuat Clara kehilangan bayinya seolah dia keguguran. Apakah anda bisa membantu?"

Kata-kata Julian lantas mengejutkan baik Clara maupun Dokter Hans.

1
sjulerjn29
semangat up nya thor😊
Cherryblessem: aaa terima kasih kakak!!! /Kiss//Kiss//Kiss//Rose//Wilt/
total 1 replies
partini
menarik
Cherryblessem: terima kasih sudah mampir kakakk/Rose/
total 1 replies
Y. Kasanova
Semangat
Cherryblessem: aaa terima kasih kakak /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!