NovelToon NovelToon
365 Day

365 Day

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cinta Murni
Popularitas:13.5k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Kau tidak punya pilihan lain selain menikah dengan ku Embun."ucap Alfaro.

Sementara gadis yang kini tengah menundukkan kepalanya itu tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Hanya karena satu peristiwa yang terjadi di malam kelahirannya gadis itu harus terjebak bersama seorang pria yang tidak pernah ia kenal sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

"Apa salah nya, aku sudah mengadakan pesta pernikahan yang cukup meriah dan publik pun sudah mengetahui itu. Justru dengan begitu beban Kedu orang tua mu telah berkurang."ucap Leon.

"Tapi bukankah pesta pernikahan itu akan digelar oleh kedua belah pihak?"ucap Dilara.

"Benar, tapi itu untuk orang yang tidak memiliki kesibukan seperti ku babe."ucap Leon.

"Tapi seharusnya sesibuk apapun dihari pernikahan calon mempelai harusnya tetap menyempatkan diri untuk mengikuti ritual tersebut."ucap Dilara.

"Ya aku bersalah padamu babe."ucap Leon yang malas untuk berdebat.

"Ah sudahlah."ucap Dilara yang juga malas meladeni pria yang kini sudah resmi menjadi suaminya itu.

"Aku akan mengirimkan orang untuk permintaan maaf."ucap Leon.

"Tidak perlu tuan, setelah bulan madu ini selesai aku akan pulang ke rumah orang tua ku."ucap Dilara.

"Siapa yang akan mengijinkan mu untuk itu babe?"ujar Leon.

Dilara hanya menghela nafas panjang setelah itu dia kembali menatap kearah jendela pesawat.

Dilara merasa bahwa semua derita nya belum berakhir dan mungkin baru akan dimulai, hingga akhirnya ia pun memejamkan matanya dan terlelap dalam tidurnya.

Dilara baru terjaga di sebuah kamar yang sangat luas dan super mewah dan sangat nyaman yang entah berada di mana.

Dilara merasa tubuhnya lengket setelah perjalanan jauh yang ia lakukan dengan pria yang kini entah berada dimana, dia pun pergi menuju kamar mandi setelah memastikan bahwa tidak ada orang disana.

Dilara pun berendam di dalam bathtub-e dengan semua kemewahan dan kenyamanan yang tercipta dari ruangan dan sabun yang ia gunakan.

Dilara bahkan masih sempat untuk memejamkan matanya saat berada di dalam bathtub-e tersebut.

Sementara Leon yang baru saja selesai meeting penting bersama dengan klien nya, dia pun mencari keberadaan Dilara yang kini tidak ada didalam kamar tersebut hingga dia mengecek ke segala penjuru sudut dan melihat cctv kamar tersebut dari ponselnya dan ternyata dia melihat pergerakan terakhir Dilara di depan kamar mandi yang memang tidak dipasang kamera cctv.

"Babe apa kau didalam?"tanya Leon.

Tidak ada jawaban dari dalam sana hingga saat Leon memutuskan untuk masuk dan mengecek pintu secara langsung, barulah ia melihat penampakan yang sangat menggoda iman hingga Leon kesulitan untuk menelan ludah nya sendiri.

"Babe bisa-bisa nya kamu tidur di sembarang tempat."ucap Leon yang kini berjongkok mensejajarkan dirinya dengan bathtub-e.

Perlahan tapi pasti Leon mulai mengusap wajah cantik milik istrinya itu.

Dilara langsung terjaga dari tidurnya dan langsung kaget saat melihat pemilik wajah tampan itu berada di hadapan nya.

"Kenapa tidur disini babe bahaya bagaimana kalau kamu tiba-tiba tenggelam."ucap Leon.

"Itu tidak mungkin tolong tinggalkan aku sendiri."ucap Dilara.

"Kenapa hmm...? Aku juga ingin mandi jadi ayo kita mandi bersama."ucap Leon yang kini melonggarkan dasinya.

"Tolong tunggu sampai aku selesai tuan setelah itu kau boleh mandi."ucap Dilara yang sungguh tak ingin melihat suaminya ada di dalam sana saat dirinya masih dalam keadaan telanjang bulat.

"Babe aku tidak punya waktu untuk menunggu, sekarang pilih mana kau yang keluar tanpa membersihkan busa sabun atau kita mandi bersama."ucap Leon tegas.

"Aku bersih-bersih dulu silahkan jika anda ingin berendam."ucap Dilara.

Leon pun hanya bisa geleng-geleng kepala tanpa peduli dengan istrinya ia pun melepaskan pakaiannya di hadapan Dilara hingga sesuatu yang sudah memporak-porandakan gawang Dilara pun terlihat jelas berdiri tegak di sana.

Dilara pun menelan ludah dengan susah payah, karena benda itu benar-benar sangat besar dan panjang.

Wanita cantik itu buru-buru pergi menuju ruang head shower yang ada di sana dan dengan terburu-buru juga ia membilas busa sabun yang menempel di tubuh nya.

Sampai saat Dilara merasakan tangan kekar itu meraba perut ratanya hingga naik keatas gundukan kenyal miliknya, tubuhnya seketika membeku di tempat nya dan aliran listrik ditubuhnya membuat jantungnya berpacu dengan waktu.

Dilara pun tersadar dan hendak melepaskan tangan yang sedari tadi bergerak kesana kemari tersebut, tapi dia tidak pernah bisa berhasil karena suaminya lebih kuat darinya.

Leon pun berbisik lirih di telinga Dilara."Jangan menolak babe nikmatilah."ucap Leon dengan suara parau nya seakan telah hanyut dalam gairah yang membuncah.

Hingga akhirnya percintaan itu terjadi disana dan Dilara tidak bisa menolak keinginan suaminya yang kini telah membuat dia menjerit nik*at.

Dilara yang awalnya menolak kini justru menuntut meminta Leon melakukan lebih, karena begitu nikmatnya surga dunia yang tercipta untuk dirinya.

Sampai percintaan itu selesai dan Dilara terkulai lemas di dalam bathtub-e setelah beberapa kali mereka berpindah-pindah.

"Thanks babe, aku sangat puas hari ini, tapi lain kali kau harus belajar memuaskan ku dengan caramu sendiri dan kamu bisa belajar semua itu dari internet."ucap Leon yang akhirnya bangkit meninggalkan istrinya yang kini masih terlihat tersengal-sengal.

Leon sendiri kini mandi di dalam ruang head shower, dia tidak membantu istrinya untuk mandi karena dia sendiri sedang terburu-buru untuk sebuah janji temu yang hampir terlambat satu jam tersebut.

Pria itu bahkan tidak bilang bahwa dia akan pergi lagi, dia hanya bilang bahwa Dilara bisa turun kebawah untuk makan malam.

Ternyata tempat yang mereka tempati saat ini adalah sebuah Mansion bertingkat tiga yang merupakan rumah pribadi milik Leon yang berada di Kanada.

Dilara pun langsung bergegas turun setelah dia mandi dan bersiap seperti saat ini, dia sudah sangat lapar dan lelah hingga hampir tak bisa bergerak lagi karena lutut nya yang sangat lemas setelah percintaan itu usai.

Dilara yang sudah berada di bawah dia disambut oleh asisten rumah tangga yang kini membawa dia ke arah ruang makan seperti yang diminta oleh Leon sebelum pria tampan dan gagah itu pergi dari rumah.

Dilara yang kini sudah duduk di depan meja makan dengan berbagai macam menu yang ada di hadapannya itu pun terlihat melamun karena dia kesepian disana saat ini tidak ada lagi saudara ataupun orang tua yang menemani dirinya makan.

Jangankan keluarga, suaminya saja saat ini bahkan tidak tahu berada dimana.

Waktu terasa begitu lambat ditengah kesedihan nya, Dilara hanya makan beberapa suap saja dan itu pun tidak luput dari perhatian pelayan rumah saat ini entah apa yang mereka lakukan seperti tengah menelanjangi dirinya dengan tatapan intens yang mereka berikan.

Hingga suara bisikan dari salah seorang mereka terdengar jelas di telinga Dilara."Aku heran kenapa tuan memilih dia sebagai istrinya, bukankah nona Alexa jauh lebih sempurna dari wanita ini."ucap nya yang membuat Dilara menghentikan langkahnya.

...🪵🪵🪵...

Sementara itu di kediaman Alfaro, pasangan suami istri itu hanya bisa bertanya-tanya bagaimana keadaan putrinya saat ini, begitu juga Damian yang kini terlihat terburu-buru untuk pergi bekerja hingga tidak sempat untuk sarapan pagi.

"Sarapan pagi dulu sayang, Mama sudah buatkan sarapan favorit mu."ucap Embun.

"Tidak mam, aku terburu-buru sebentar lagi ada meeting penting di perusahaan dan mungkin aku akan sarapan pagi bersama mereka disana."ucap pemuda tampan itu sambil mengecup pipi sang mama dan mencium punggung tangan nya.

Setelah itu dia hanya akan salim pada Alfaro lalu bergegas pergi dengan terburu-buru disambut oleh dua orang asisten pribadi nya yang kini bertugas untuk menggantikan Dilara di perusahaan milik mereka.

"Hati-hati di jalan sayang jangan ngebut."ucap Embun yang kini menyusul untuk mengantar putranya pergi sampai lobby Mansion tersebut.

Alfaro dan Embun kini tinggal di Mansion keluarga nya yang dulu menjadi rumah utama bagi dirinya dan kedua orang tuanya semenjak dia mengetahui pengkhianatan sang daddy dengan bibinya.

Kedua orang tua itu Alfaro usir bahkan Alfaro tidak memberikan aset apapun pada sang daddy yang juga menyadari kesalahannya itu, mereka kini hidup sederhana dengan aset yang pernah tuan Wijaya berikan pada istri keduanya itu.

Alfaro benar-benar murka saat itu, karena ternyata yang selama ini membuat ibunya bersikap jahat terhadap dirinya dan Embun itu adalah hasil sang bibi yang ingin menghancurkan keluarga nya, Agar sang mommy fokus pada urusan nya dan tidak mencurigai perselingkuhan mereka.

Sungguh ironi, padahal nyonya Wijaya bukan wanita yang jahat dan watak nya tidak sekeras itu sebelumnya. Tapi berkat hasutan dari wanita licik yang tidak lain adalah adik kandungnya sendiri akhirnya wanita itu menjadi wanita berhati keras dan keangkuhan nya tidak terkalahkan hingga saat ajal menjemput akhirnya ia sadar dengan seluruh kesalahan nya selama hidupnya.

Kini Alfaro sudah menghukum wanita serakah itu dengan membiarkan dia merawat sang daddy yang mulai terkena karma buruk dengan penyakitnya yang mengharuskan wanita itu bolak-balik rumah sakit dan tidak hanya itu biaya yang harus mereka keluarkan tidak sedikit, hingga pundi-pundi uang yang wanita itu dapatkan selama ini perlahan mulai habis.

Semua itu karena cinta sesaat nya, dan Alfaro tidak peduli jika dia dibilang anak durhaka, karena itu adalah kesalahan yang mereka perbuat di masalalunya dan kini mereka tengah menuai hasil dari kejahatan mereka.

Alfaro sudah cukup menderita selama hampir tiga puluh tahun lamanya karena tekanan yang diberikan oleh mereka, hingga ia tidak bisa hidup dengan cintanya selama ini.

Dan kini kebahagiaan itu telah kembali padanya meskipun saat ini rasa cemas menyelimuti dirinya karena pernikahan dadakan yang terjadi pada putrinya itu.

Lagi-lagi Alfaro merasa takut dengan karma dari perbuatannya di masalalu nya yang dulu telah menelantarkan istrinya karena tekanan dari kedua orang tuanya.

Embun sendiri selama ini selalu berusaha untuk meyakinkan suaminya bahwa apa yang terjadi pada mereka berdua tidak akan terjadi pada putrinya mengingat keluarga Leon bisa menerima Dilara dengan baik saat di pesta pernikahan mereka.

Sementara itu di kediaman Leon sendiri saat ini Dilara tengah bertanya dengan nada tinggi pada suaminya karena perkataan pelayan saat itu terasa sangat menusuk hatinya.

"Kenapa tidak kau jawab dengan jujur siapa yang bernama Alexa itu! Aku yakin kau punya telinga tuan!"ujar Dilara yang kini mendapatkan tatapan tajam dari Leon.

"Turunkan nada bicara mu! Aku suamimu bukan pelayan rumah yang bisa kamu bentak-bentak sesuka hati mu!"ujar Leon tidak mau kalah.

"Aku melakukan itu karena kau tidak jujur padaku bahwa kau sudah memiliki wanita lain yang jauh lebih sempurna dariku! Sekarang aku minta cerai."ucap Dilara tegas.

"Kau pikir kau bisa meminta itu dariku hmm... ingat Dilara sayang aku tidak akan pernah melepaskan mu sampai kau mati sekalipun."balas Leon.

"Kau sungguh egois, aku membenci mu, dan jangan pernah berharap aku akan mau mengandung anak mu. Dan satu lagi mulai sekarang kita akan tidur terpisah."ucap Dilara yang hendak pergi namun langkahnya terhenti.

"Aku tidak akan segan-segan untuk mematahkan kakimu jika kamu berani melangkah satu langkah saja dari kamar ini!"ucap Leon tegas.

Sontak Dilara mematung di tempatnya sampai beberapa detik kemudian,"Kau akan tahu semua yang kau tanyakan itu suatu saat nanti tapi tidak dariku."ucap Leon yang kini pergi meninggalkan Dilara yang menatap punggung suaminya yang kini menghilang dibalik pintu.

Dilara pun terduduk di lantai, bagaimana bisa nasibnya seperti ini.

Bagaimana bisa rumah tangga yang baru saja dibangun kini sudah dibayang-bayangi oleh orang ketiga meskipun dia datang di akhir kisah mereka atau ditengah kisah cinta mereka. Yang jelas Dilara tidak pernah bisa membayangkan akan bagaimana kehidupan nya setelah hari ini.

Sementara itu di ruang baca yang hampir hancur berantakan itu, pria tampan yang kini tengah terluka karena luka lama nya terbuka kembali itu kini sudah menghabiskan dua gelas wine.

Bagaimana bisa semua itu terulang kembali disaat dia sendiri telah memutuskan untuk memulai hidup barunya bersama wanita yang ia temui di saat ia hampir mati karena terlalu mencintai wanita yang lebih memilih untuk pergi darinya karena tekanan dari keluarga Leon saat itu.

Alexa adalah nama yang tidak pernah bisa ia hapus dari hati terdalamnya selama lima belas tahun lamanya, namun kini dia juga telah memutuskan untuk mencintai gadis yang jauh lebih muda dari Alexa meskipun semua itu terlihat serba dadakan.

Namun rasa cinta untuk Dilara kini tumbuh jauh lebih cepat dari proses yang terjadi diantara cinta masalalu nya itu, hingga kata cerai itu menjadi kata keramat bagi Leon.

Dia memang masih sangat mencintai Alexa tapi tidak akan pernah mau melepaskan istrinya yang juga sudah ia cintai meskipun ada tempat berbeda di hatinya setelah Alexa.

Dilara sendiri kini masih menangis sesenggukan sambil memeluk lutut dan menenggelamkan wajahnya di atas lututnya itu.

"Aku harus pergi, apapun yang terjadi nanti, daddy andaikan kau masih ada mungkin aku tidak akan pernah berakhir disini."ucap Dilara lirih.

Lagi-lagi dilara merindukan Hugo yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya.

Hugo Alvarez pria yang kini masih menjalani masa tahanan tertarik kalinya pun begitu merindukan kedua anak angkat nya yang mungkin sudah tumbuh jauh lebih dewasa.

1
arriessam
aku suka ceritanya
arriessam
lanjut kak... penasaran
end
cerita aneh
partini
👍👍👍👍👍
partini
berbakti pada orang tua tapi bikin orang lain sengsara hah ada gitu yah apa itu ga dosa ,busehhhhh gampang amat
ajaran dari mana itu ????????
Erny Su: Itulah ciri-ciri orang yang keliru.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!