Luna,panggilan untuk gadis manis berhidung mancung tersebut.terbiasa hidup sederhana sejak kecil membuatnya jadi sosok yang mandiri,karna ia tinggal bersama bibi dan paman nya.
siapa sangka tiba-tiba ia harus menikah, karna paman nya terlilit hutang.
bagaimana kelanjutannya?
akankah Ghaluna bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Titik terang 3
🌾Pagi
Aldo sedang mengendarai mobilnya menuju hotel Vano. Karena tadi malam dirinya mendapat telfon dari perusahaan Ivander.
Sesampainya di hotel, Aldo memarkirkan mobilnya di khusus parkiran jajaran orang penting. Dari jauh tidak sengaja netranya melihat wanita paruh baya sedang menuju restoran yang bersebelahan dengan hotel.
’’Entah mengapa, aku merasa nyonya itu mirip seseorang!’' gumam pelan Aldo.
“Tapi mirip siapa ya?’’ lanjutnya.
Tidak dapat mengingat nya, Dirinya langsung masuk lift menuju lantai teratas. Parkiran khusus ini langsung bersebelahan dengan lift khusus pemilik hotel. Hanya keluarga Vano dan Aldo saja yang bisa menggunakannya.
Tiba di depan ruangan Vano, Aldo langsung masuk tanpa mengetuk pintu.
“Tumben pagi sudah datang?’’ sindir Vano. Karena biasa sahabatnya ini masuk siang jika ke hotel.
“Lo sih nggak bisa di hubungi tadi malam. Tuan Albert tadi malam mengajukan kerja sama dengan hotel ini. Tentunya dia mengetahui tentang hotel baru ini dari Tiara. Semangat sekali mereka ingin meruntuhkan Lo!’’ ucap Aldo.
“Kita lihat aja nanti, sampai dimana usaha mereka ini!’’ Vano tersenyum smirk.
“Oh iya, tadi di luar hotel, gue lihat wanita paruh baya. Wajahnya itu familiar, mirip seseorang. Tapi siapa ya?!_’’ Aldo menjentikkan jarinya ke meja kerja Vano. Dia masih saja penasaran dengan wanita itu.
“Buka cctv sekitar jam 7 tadi, di halaman samping kantor yang mengarah restoran.’’ Perintah Aldo. Vano sudah menatapnya tajam. Tapi tak urung segera membuka ponselnya.
“Ini??’’ Vano menunjukkan rekaman cctv di layar ponselnya.
“Nah, benar! Zoom kan!’’. Ucap Aldo tidak peduli dengan wajah kesal Vano karena berani memerintahnya.
“Kenapa kepo sekali dengan wanita itu? Apa sekarang mainnya dengan tante-tante?’’ Vano meledek sang sahabat.
“Sorry bos, gue sudah milik orang’’ Aldo menaiki turunkan alisnya sombong.
Mereka pun diam melihat wajah wanita yang di ponsel Vano. Kedua nya masih menebak mirip siapa wanita paruh baya ini.
“GHALUNA!’’ Ucap mereka bersama.
“Jangan-jangan, Dia nyonya Valery. Bukankah orang suruhan ku bilang diri pergi dari kediaman Ivander. Bisa sajakan dirinya kabur ke Indonesia?!’’ tebak Aldo.
“Tapi untuk apa dirinya ke tanah air? Bukannya dia mengira anaknya sudah meninggal? Apalagi yang membuat nya ke Indonesia?’’ Vano sedikit masih ragu.
“Dia di kabarkan kabur, bukan tidak mungkin penyebab dirinya kabur karena mengetahui tentang anaknya!’’ timpal Aldo.
Soal kepintaran mungkin Aldo di bawah Vano, tetapi soal hacker dan jenius dalam menebak situasi Iya ahlinya.
Sebelum bertemu dan kerja dengan Vano, Aldo dulunya sempat menjadi hacker nya mafia kelas atas. Dirinya bertugas membobol perusahaan-perusahaan gelap luar negeri yang berjalan di bidang obat-obatan terlarang. Di luar negeri sesama mafia terlihat bersahabat, tetapi musuh dalam selimut.
Setelah tidak sengaja bertemu Vano, Aldo berniat keluar dari grup mafia. Tapi bukan hal mudah, karena bos nya sulit untuk melepas orang jenius seperti Aldo.
Dengan di bantu kepintaran dan kekayaan Vano, akhirnya bos itu melepaskan Aldo, tetapi setelah Aldo menemukan penggantinya.
.
*****
.
.
Aldo berjalan menuju resepsionis, menanyakan kamar yang di sewa oleh wanita yang di curigainya adalah nyonya Valery. Awalnya resepsionis itu menolak, karena itu privasi penginap dan prosedur hotel. Tapi setelah tahu siapa aldoz akhirnya resepsionis itu memberi akses kamar nyonya Valery.
Setelah mendapatkan akses itu, Aldo segera menuju lift dan menekan tombol no 3. Dirinya melihat kiri kanan mencari nomor kamar yang di beri oleh resepsionis tadi.
Tiba di depan kamar yang di cari, Aldo langsung saja menekan bel.
Beberapa menit kemudian, pintu di buka dari dalam. Keluar lah wanita paruh baya yang di carinya.
Setelah melihat aslinya, kini Aldo semakin yakin, jika wanita ini memang ibu nya Ghaluna.
“Sorry, What is your reason for coming here?". tanya nyonya Valery.
“Can we chat for a while in the restaurant downstairs madam?... There is something important we need to talk about!’’. Ucap Aldo yang tidak mau basa basi lagi.
Tanpa berfikir panjang dan rasa curiga nyonya Valery segera mengikuti Aldo dari belakang.
Mereka memasuki lift khusus.
Tiba di restoran, rupanya Vano telah menunggu mereka.
“Kamu? apakah kamu yang mengajak saya ketemu di sini?’’ tanya nya langsung dengan logat bulenya.
“I'am sorry, jika saya mengganggu waktu istirahat nyonya. Tapi ini penting bagi ku dan demi kebahagiaan tunangan ku!’’ ucap Vano langsung.
Nyonya Valery mengernyitkan kening heran. Tentu saja nyonya Valery bingung. Apa sangkut pautnya hubungan pria ini dan wanita dengan dia, pikirnya.
Sementara Aldo sudah geram dengan ang sahabat, bisa-bisanya Vano langsung membahas ujung nya tanpa menceritakan inti nya.
“Anda, Valery Ivander kan?’’ tanya Aldo.
Nyonya Valery beralih menatap Aldo.
“Ya!, Dari mana anda tahu nama asli saya?’' ucap nya bingung.
“Saya Givano Bramasta, tunangan dari putri anda yang anda kira sudah meninggal!’' Vano menatap dalam wajah calon mertuanya ini.
“What? Ja..ja, jadi benar putri ku masih hidup?’’ Valery tidak bisa berucap apa-apa lagi. Dirinya terisak pelan. Bahagia dan sedih berkumpul menjadi satu.
Bahagia akhirnya sekian tahun dirinya akan bertemu dengan si buah hati. Sedih karena perpisahan mereka, adalah ulah Daddy nya sendiri.
Vano mengusap ringan bahu calon mertuanya.
“Bolehkah saya bertemu dengan nya?’’ tanya Valery setelah tidak lagi menangis.
“Kenapa anda bertanya, tentu saja boleh. Dia putri yang anda lahirkan_’’ jawab Vano.
“Tapi, nyonya tetaplah di hotel ini sementara waktu, saya akan bercerita dulu tentang ini pada Luna, supaya nantinya dia tidak shock. Karena dia baru saja mengetahui dan bertemu kakeknya.’’ lanjut Vano menjelaskan.
“Daddy saya ada di sini? Lantas bagaimana respon nya terhadap putriku?’’ bukan main khawatir nya Valery. Dirinya takut ayahnya melukai anaknya. Saat bayi saja tuan Ivander tega ingin menghabisinya.
“Nyonya tenang saja, semua sudah di atur. Orang-orang ku 24 jam menjaga nya.’’ Vano menggenggam jemari calon mertuanya. Berusaha menenangkan nya.
“Terima kasih nak, karena telah menjaga putriku’’ ucapnya tulus.
“Tidak perlu nyonya berterima kasih, itu sudah menjadi kewajiban saya. Hm,,, nyonya tetaplah disini. Karena orang suruhan Tuan Ivander sekarang mencari keberadaan nyonya!, disini nyonya aman. Tidak perlu keluar, nanti akan ada orang saya yang memenuhi kebutuhan nyonya. Kalau begitu saya pamit.’’ Vano beranjak meninggalkan restoran.
Beberapa saat setelah Vano pergi, seorang wanita berpakaian santai menghampiri Valery.
“Selamat siang nyonya, saya di utus tuan Vano untuk menjaga dan mengurus keperluan nyonya.’’ ujar nya sedikit membungkukkan badan.
“Terima kasih. Mari, saya akan kembali ke kamar.’’ Valery bisa menilai, walaupun wanita ini berpakaian santai, tetapi dia terlihat bisa di andalkan menurut Valery. Valery tersenyum geli dengan fikirannya sendiri.
.
.
.
Mommy?
Yuk, mampir di ceritaku
Dosen Licik terobsesi padaku ᐛ
semoga setelah ini ada karya yang lain juga