Berawal dari sebuah hubungan antara Dhikaa dan Sabila Liora yang tidak direstui oleh kakak dari Sabila yang bernama Reyvan Adelio, seorang ketua geng Astro Power. Reyvan tidak merestui hubungan antara dhika dan sabila karena ia merasa bahwa dhika itu lemah dan tidak mampu untuk menjaga adik perempuannya. Namun, siapa sangka jika dhikaa adalah ketua geng Milky way, salah satu geng terbesar dikotanya. Ia diberikan tanggung jawab menjadi ketua geng Milky way untuk mencapai tujuan dari sang kakak yaitu Roby Mahendra. Masalah demi masalah muncul silih berganti yang disebabkan oleh geng Andromeda, sebuah geng yang selalu membuat ulah dan ketuai oleh Hans. Begitu banyak masalah yang terjadi diantara ketiga geng tersebut, hingga sebuah hal yang tidak pernah terbayangkan terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BillaAzahra022, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Depresi
Sabila berjalan tanpa arah, sungguh pikirannya saat ini sangatlah kacau. Ia tidak bisa berpikir dengan jernih saat ini.
Langit sedikit mendung, sabila berjalan dengan tatapannya yang kosong.
"Apa yang telah aku lakukan....aku ini penjahat" gumam sabila.
Sabila berjalan masuk kedalam taman tempat ia biasa bertemu dengan dhikaa.
Langkah sabila terhenti saat tiba ditempat dimana kejadian tadi siang berlangsung. Kata-kata dhikaa seakan berputar secara berulang di pikirannya.
Sabila menatap langit, matanya mulai kembali berembun hingga tak terbendung lagi.
"Abang sudah melindungi kaa, tapi aku malah menyakitinya. Bila harus apa bang rey" lirih sabila.
Biasanya disaat sabila terpuruk, reyvan selalu ada untuk memberikannya kekuatan, memeluknya dengan erat, dan akan selalu melindunginya. Namun, kini tidak ada lagi pelukan hangat dari sang kakak.
Tatapan sabila pun jatuh pada benda yang berada di rerumputan. Tangan sabila pun bergerak terulur untuk mengambilnya.
Ya, sebuah pisau yang masih berlumuran darah milik dhikaa. Sabila kembali menangis terisak. Sungguh, ia sangat menyesali perbuatannya.
Sabila langsung berlari keluar dari taman sembari membawa pisau tersebut. Tidak membutuhkan waktu lama sabila tiba di sebuah tempat yang sepertinya ini adalah tindakan yang tepat menurutnya. Ya, tempat tersebut adalah kantor polisi.
"Aku harus menebus kesalahanku" batin sabila, kemudian melangkah masuk.
Saat tiba didalam sabila pun menjelaskan semua yang terjadi kepada pihak kepolisian. Dengan pisau yang masih berlumuran darah yang sudah mengering itu sebagai barang bukti.
Sabila meminta agar ia ditahan sebagai penebusan atas kesalahannya. Awalnya pihak kepolisian ingin bertanya lebih banyak lagi. Namun, sabila seperti mulai depresi dan terus meminta agar dirinya dipenjarakan. Akhirnya mereka menuruti keinginan sabila.
Salah satu anggota kepolisian ada yang mengenal siapa sabila. Bahkan ia juga mengenal reyvan dan dhikaa yang membantu mereka untuk menangkap Andromeda. Sehingga ia memutuskan untuk menghubungi vano.
•••
Zakky bersama dengan alya, naila dan anggota yang lain telah tiba di kantor polisi sesuai dengan apa yang di katakan oleh vano.
Dari kejauhan terlihat vano yang sedang berbicara dengan salah satu anggota kepolisian. Zakky dan yang lainnya pun segera menghampiri vano.
"Vano" panggil zakky.
Vano pun seketika menoleh saat namanya dipanggil.
"Hey bagaimana kondisi sabila? Mengapa bisa dia disini?" Tanya naila tanpa basa-basi. Ia sangat mengkhawatirkan sabila.
"Tenang kak" ucap alya.
"Sabila ditahan atas permintaannya sendiri. Tapi...." Ucapan vano terhenti.
"Tapi kenapa?" Tanya zakky.
"Sebaiknya kalian melihatnya sendiri" ucap vano.
Vano, zakky, alya dan juga naila berjalan masuk untuk melihat sabila. Sedangkan anggota yang lain menunggu diluar karena hanya beberapa orang saja yang diperbolehkan untuk masuk.
Ternyata sabila di tahan seorang diri disebuah ruangan.
"Sabila" panggil naila saat melihat sabila yang terduduk di lantai dengan tangan yang memeluk kedua kakinya. Naila hanya bisa melihat sabila dari luar ruangan.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya zakky.
"Sepertinya Sabila depresi berat" jelas vano.
"Sabila" lirih alya menatap sendu sabila.
Sabila terlihat sangat depresi saat ini. Kondisinya sangat berantakan dan kacau sekali.
"Hahaha abang rey kapan pulang" ucap sabila sembari tertawa tidak jelas.
"Sabila" panggil zakky dan sabila pun langsung menoleh.
"Kamu siapa?" Tanya sabila dan hal tersebut membuat zakky terkejut.
"Aku zakky, sabila ga mungkin lupa kan? Aku teman dekat abang reyvan sekaligus teman dhikaa juga" ucap zakky mencoba mengajak sabila berbicara.
"Kaa?" Tanya sabila dan diangguki oleh zakky.
"Dhikaa..." Teriak sabila tiba-tiba.
"Sabila, bila kenapa?" Ucap naila khawatir.
"Bila jahat kaa....." Teriak sabila dan menangis histeris.
"Sabila tenang ya" ucap naila, ia sangat ingin memeluk sabila dan menenangkannya, namun ia tidak bisa masuk.
Sabila kemudian menatap naila.
"Pergi kalian, pergi...." Usir sabila.
"Kak, sebaiknya kita keluar. Kedatangan kita hanya akan memperburuk keadaan" ucap alya.
"Ya, alya benar sebaiknya kita keluar" ucap zakky.
"Tapi Sabila..." Ucap naila lirih.
"Kita akan kembali besok, lihat lah kondisi sabila sekarang. Biarkan ia menenangkan diri" ucap vano.
Naila pun kembali menatap sabila yang terus berteriak memanggil nama reyvan dan juga dhikaa.
"Kak, ayo" ucap alya pelan.
Naila pun mengangguk dan dengan di tuntun oleh alya, naila berjalan keluar.
Zakky menatap sekilas sabila kemudian ikut keluar dan disusul oleh vano.
•••
Setelah mengantar alya dan naila pulang, vano dan zakky pun kembali kerumah sakit untuk berjaga di ruangan dhikaa.
Malam hampir larut, vano yang sedari tadi sibuk mengurus banyak keperluan terlihat sudah tertidur diatas sofa yang ada di dalam ruangan tersebut. Sedangkan zakky duduk di kursi yang berada di samping dhikaa.
"Kamu harus kuat kaa, sabila butuh kamu" lirih zakky.
BERSAMBUNG...
