Divisi Alam Ghaib

Benji pun merasakan aliran tenaga murni yang mengalir ke tubuhnya. Tak lama kemudian tubuhnya berangsur segar kembali lalu matanya mulai jelas. Hingga ia pun melhat ki sarma yang tersenyum.

"Oh bos..apa yang terjadi padaku bos?. Kenapa aku ada disini?".

"Kau baru saja selamat dari masa kritis benji. Kau ingat-ingatlah apa yang terjadi". Benji merenung sejenak. Lalu akhirnya ia ingat sesuatu tapi tak yakin

"Entahlah ki. Aku sedang nonton tv dengan mahendra. Lalu aku ngantuk sekali. Nah setelah itu aku tak tau lagi bos. Tahu-tahu aku sudah ada disini. Apa yang sebenarnya terjadi bos?".

Ki sarma mengatur nafas sejenak. Lalu ia menceritakan semua kejadian tentang jin bandu jami yang menyerang markas dengan ilmu sirep dan bagaimana jin itu yang ingin menghisap darah benji dan seterusnya hingga benji ditolong oleh mahendra dengan donor darahnya. Maka terkejutlah benji dengan penjelasan ki sarma yang atas dasar cerita mahendra. Tapi mahendra tak menceritakan tentang bantuan hantu dewi.

"Alamak jadi begitu rupanya". Lalu benji menoleh ke mahendra

"Bah aku baru sadar ada kau disini mahendra".

"Heh gua bukan mahendra. Gua malaikat yang akan menghukum mu selama 30rb tahun karena kau telah mencuri uang ceban dan whatsap an dengan pacarmu behahahahah". Mendengar itu merah pula wajah mahendra jadinya. Ternyata gara-gara mengira dirinya telah mati ketahuan pula kelakuan nya. Tapi ki sarma segera berkata

"Sudahlah mahendra jangan bergurau terus. Dan kau benji. Jangan kau ulangi lagi kelakuanmu itu. Lebih baik kau minta kepadanya. Lagi pula gaji dariku masa tak cukup hah?. Kau jangan terlalu boros dengan pacarmu itu. Aturlah keunganmu sebaik mungkin. Paham kau?". Benji pun hanya bisa menunduk kan kepalanya.

"Paham aku bos. Dan kepada kau mahendra. Aku berterimakasih banyak padamu atas kesetiakawananmu. Dan aku minta maaf pula padamu karena waktu itu aku pernah nyolong uangmu. Aku minta maaf ya mahendra. Ternyata kau memang sehabat sejatiku mahendra. Aku tak akan melupakan pertolonganmu ini". Mahendra pun tersenyum

"Bah kau benji. Udahlah ga usah lu pikirin. Yang penting lu selamat. Itu aja gua dah senang. Nah dengerin dah tuh kata ki sarma. Lu harus berhemat sama uang lu. Jangan abis buat malmingan aja tuh duit. Oke?".

"Baiklah besok-besok aku ajak pacarku nonton layar tancap saja. Kalau ke bioskop mahal kali bah. Popcorn saja 20rb per porsi. Tak kenyang pulak. Mending beli ketoprak saja ya mahendra".

"Terserah kau lah benji. Tapi jangan boros-boros. Dah itu aja dari gua mah. Oh ya ki..lalu bagaimana dengan rencana kita?".

"Masih ada waktu mahendra. Kita tunggu benji sembuh benar hingga diizinkan dokter untuk pulang. Setelah itu kita kembali ke markas. Dari sana kita tentukan langkah selanjutnya".

Akan tetapi benji sore hari itu sudah dibolehkan pulang oleh dokter. Dan mereka pun akhirnya berkumpul di markas.

Sementara itu di sebuah goa besar tapi tersembunyi yang berada tak jauh dari sebuah padepokan. Se ekor makhluk kelewar raksasa sedang mengawasi seorang pria yang tengah memulai sebuah ritual.

"Kita harus cepat barata. Kau telah membuang waktumu dalam menculik bayi itu. Seharusnya kau sudah memulai ritual ini sejak kemarin. Tapi kau terlalu lambat arghhh..". Kelelawar itu berkata sambil mengitari altar dimana bayi yang dicuri itu akan menjadi korban sebuah ritual jahat

Bayi itu menangis sejadinya karena telah jauh dari sang ibu. Untuk menenangkan sang bayi. Barata pun mencekokinya dengan ramuan khusus.

"Mencuri bayi ini tak semudah yang sebelumnya guru. Aku harus melawan 7 orang dimana seorang lagi yang mempunyai ilmu yang dahsyat".

"Kau yang bodoh barata. Kau tak pernah meningkatkan ilmu mu lagi semenjak kau menjadi orang terpandang".

"Tapi pemuda itu punya kekuatan yang besar. Ia bisa mengeluarkan cahaya dari telapak tangan nya". Kelelawar itu pun terperanjat dan dalam satu putaran tubuh, menebarlah asap di sekujur tubuhnya dan setelah asap itu sirna maka nampaklah seorang kakek sepuh berambut panjang dan menggenggam sebuah tongkat berkepala tengkorak.

"hmm. aku seperti mengenal ilmu itu. Kalau dugaanku benar. maka tujuan kita akan makin berat". Barata pun mengerutkan keningnya.

"apa maksudmu guru?". Gurunya pun mendesah dalam-dalam

"hmmm..kemungkinan besar ada rintangan yang akan kita hadapi. Kau tak usah khawatir. kau fokus saja disini. Aku akan mengurus rintangan tersebut".