Ibunya masuk rumah sakit jiwa
Ayahnya sedari dulu tidak pernah mengakuinya
dan kekasihnya malah berpaling pada Kaka tirinya.
Inilah kisah Naina, gadis sejuta luka tapi tetap tersenyum.
ketika usia Naina berusia 12 tahun, ibunya masuk ke dalam rumah sakit jiwa akibat ulah ayahnya, dia juga dibuang ke panti asuhan.
6 tahun berlalu ayahnya memanggilnya, Dia pikir ayahnya memanggilnya untuk meminta maaf tapi ternyata Naina salah.
ayahnya menyuruh dia datang, meminta dia melepaskan Gerald yang tak lain kekasihnya, yang juga sama-sama berasal dari panti asuhan. ayahnya melakukan ini karena ternyata, Kakak tirinya menyukai kekasihnya. yang paling membuat Naina sesak, ternyata kekasihnya juga menyetujui ucapan ayahnya.
Dan pada akhirnya Naina jatuh di luka paling dalam, tapi tanpa Naina sadari balik luka yang dia derita ada kebaha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Lancang
Men temen aku update 5 bab ya, di bab akhir ada kejutan
1
.Naina langsung tertawa setelah mengirim pesan pada Carlos, wanita cantik itu kemudian menyimpan ponselnya Lalu setelah itu dia pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan dirinya sebelum dia keluar pergi ke kamar Shafira.
Setelah menyegarkan dirinya Naina pun langsung keluar dari kamar, ketika keluar dari kamar beberapa pelayan yang berpapasan dengannya menunduk hormat sama seperti ketika berpapasan dengan Carlos.
“Tuhan bolehkah aku sekarang menikmati hidupku.” Naina membatin, rasanya dia masih tidak percaya bisa mendapatkan perlakuan seistimewa ini.
Mungkin bagi orang lain akan segan ketika diperlakukan seperti ini, tapi tidak dengan Naina, dia malah bersyukur bisa mendapatkan perlakuan istimewa yang tidak pernah dia dapat sebelumnya, karena dulu dia selalu dipandang sebelah mata.
“Shafira kau sedang apa?" Tanya Naina Ketika masuk ke dalam kamar.
Safira yang sedang melamun langsung menoleh. “Aku baru saja belajar dengan Miss Ella,” jawab Shafira, walaupun selama ini Carlos membencinya tapi Carlos benar-benar memberikan yang terbaik untuk Shafira, dari mulai pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Safira juga memiliki guru khusus yang akan mengajarinya setiap hari.
Hari ini Shafira merasa moodnya memburuk, Safira mulai jenuh dengan homeschooling dan rasanya dia ingin bersekolah di sekolah biasa agar bisa mempunyai teman. Tapi, Shafira juga tahu, sampai kapanpun itu tidak mungkin, dia menyadari betul bahwa dia tidak akan bisa keluar dari kastil ini.
“Apa ada yang mengganggumu?” tanya Naina ketika mendudukkan diri di sebelah Safira. Bukannya Menjawab, Safira malah merebahkan tubuhnya lalu menjadikan paha Naina sebagai bantalan. Tatapan mata gadis kecil itu menerawang ke depan seperti banyak sekali beban yang dia pikirkan.
“Bibi, apa menurut bibi suatu saat aku bisa mempunyai teman?” Safira berbicara dengan suara yang getir dan Naina mengerti benar bagaimana perasaan gadis ini. Tapi, dia juga tidak bisa menjawab pertanyaan Naina, karena dia juga tidak tahu jawaban untuk pertanyaan Safira.
Naina mengelus rambut Safira dan tak lama dia merasakan ada air yang mengalir di pahanya, karena rupanya Safira menangis. 8 tahun hidup dalam kesendirian, tidak mempunyai teman sebaya membuat Safira benar-benar kesepian. Hadirnya Naina adalah sebuah cahaya, tapi ternyata cahaya itu kembali redup ketika Naina menikah dengan Carlos.
****
Carlos melemparkan ponsel yang dia pegang ke sofa ketika melihat foto yang dikirimkan Naina, dia merasa kesal marah dan juga ingin tertawa, ternyata Naina mengerjainya.
Hingga setelah itu lelaki tampan itu pun langsung berjalan ke arah kursi kerjanya lalu memulai pekerjaannya dan memutuskan untuk tidak lagi menghubungi Naina, hari ini dia ingin pulang lebih awal jadi dia memutuskan untuk mempercepat pekerjaannya.
Waktu menunjukkan pukul 05.00 sore, Carlos merentangkan tangannya. Alarm di ponsel Carlos berbunyi pertanda waktunya jam kantor berakhir, lelaki itu pun bergegas bangkit dari duduknya kemudian memakai jasnya lalu mengambil kunci mobil.
Sebelum menikahi Naina, Carlos paling malas untuk pulang. Hingga terkadang dia hanya diam di kantor, tapi sekarang dia malah merasa semangat karena seperti ada yang menunggunya untuk pulang.
Dan sekarang di sinilah mobil Carlos berada di depan kastil miliknya, lelaki itu membunyikan klakson hingga pintu gerbang terbuka dan dia pun langsung masuk ke dalam.
Carlos masuk ke dalam kamar, lelaki tampan itu mengedarkan pandangannya ke seluruh arah, mencari keberadaan istrinya karena Naina tampak tidak ada di kamar.
Hingga tak lama terdengar suara dari arah walk in closet, hingga Carlos pun langsung berjalan ke walk in closet karena yakin Naina sedang berada di sana.
“apa yang kau lakukan?” Carlos membulatkan matanya ketika melihat Naina mengeluarkan semua pakaian dari lemari, pakaian yang di keluarkan oleh Naina, adalah pakaian yang dipilih oleh Fashion stylish mendiang Sandra.
“Apa aku boleh mengganti isi lemari ini? aku tidak suka pakaian itu, aku ingin menggantinya dengan pakaian-pakaian hamil?” Naina langsung bertanya pada Carlos. Sebenarnya dia juga tidak seberani ini untuk memindahkan pakaian tersebut dan mengganti dengan pakaiannya, tapi dia tetap memberanikan diri karena dia ingin mempunyai ruang yang lebih besar.
“kau bisa menaruh pakaianmu di lemari yang kecil itu!” sepertinya Carlos tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Naina, sebab menurut Carlos Naina terlalu lancang, bahkan nada suara Carlos naik satu oktaf karena dia kesal dengan sikap Naina yang seperti ini.
“O-oh, baiklah maaf.” tiba-tiba mata Naina mengembun, harusnya Naina tidak merasakan sakit ketika Carlos menjawab seperti itu, karena dia memang mengakui bahwa dia sedikit lancang. Tapi, Entah kenapa tiba-tiba Naina merasa sesak, mungkin juga ini pengaruh kehamilannya.
Ketika melihat wajah Naina meredup, Carlos langsung di dera rasa bersalah. Baru saja dia akan menghampiri Naina, Carlos menghentikan niatnya, kala mengingat bahwa dia tidak boleh terlalu memberikan kebebasan pada Naina agar Naina tidak berani seperti ini.
“Cepat bereskan ke tempatnya Jangan sampai ada yang terlewat!” titah Carlos lagi, hingga Naina langsung mengangguk dan setelah itu Carlos pun langsung berbalik lalu pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan dirinya.
Waktu Menunjukkan pukul 08.00 malam, Carlos terus mencuri-cari pandang ke arah Naina. Sedari tadi sore semenjak Carlos menegur Naina, Naina tidak berbicara lagi dan tidak mau menatap ke arahnya. Begitu pun dengan Carlos yang juga tidak menegur Naina.
Tapi semakin lama semakin lama Carlos malah merasa aneh, hatinya seperti meronta-ronta ingin berbicara dan ingin mendengar suara Naina. Tapi, otak Carlos seolah melarangnya. Karena Carlos berpikir Naina sudah melewati batasan, baru satu hari mereka membuat kesepakatan, tapi Naina sudah lancang memindahkan pakaian yang sudah dipilih oleh Fashion Stylist Sandra.
Akhirnya acara makan pun selesai, Naina yang masih enggan melihat ke arah Carlos langsung bangkit dari duduknya. Entah keberanian dari mana Naina bisa mengacuhkan Carlos.
Setelah bangkit dari duduknya, Naina langsung pergi ke kamar untuk beristirahat, dia akan berpura-pira tertidur karena malas untuk berhadapan dengan suaminya. Sedangkan Carlos hanya bisa menggeleng ketika melihat punggung Naina, sama seperti Naina yang tidak ingin menegur Carlos, Carlos pun memutuskan untuk tiak menegur Naina, dia ingin tau sampai kapan Naina bersikap sepeti ini.
Satu minggu kemudian
Carlos terus melihat ponsel miliknya, saat ini lelaki itu sedang menatap nomer Naina. Sedari tadi, dia hampir saja menekan tombol hijau, berniat memanggil Naina. Tapi otaknya dengan cepat melarang.
Pada akhirnya Carlos menyimpan ponselnya, ia menyenderkan tubuhnya kebelakang. Ini sudah satu minggu berlalu semenjak Naina mendiamkannya, begitu pun dia yang juga mendiamkan Naina.
Selama seminggu ini, keduanya tidak bertegur sapa. Carlos masih terus mempertahankan sikapnya, walaupun sebenarnya dia juga tersiksa, itu sebabnya sedari tadi Carlos ingin menelpon Naina.
Tak lama, lamunan Carlos buyar ketika mendengar suara ponsel yang berbunyi, hingga lelaki itu kembali mengambil ponselnya dan melihat siapa yag menelpon dan ternyata yag menelponnya adalah Gavin.
"Ada apa?" tanya Carlos. "Apa!' Carlos terpekik ketika mendengar ucapan Gavin di sebrang sana yang mengatakan bahwa Naina mengeluh kram di perut, hingga kini Naina sudah di bawa ke rumah sakit.
Carlos langsung menutup panggilannya, lelaki tampan itu langsung bangki dari duduknya kemudian menyambar kunci mobil.
mengsedih terus dari bab 1 sampai bab ini