Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh
seorang Evanindhia Sashikirana..bahwa pengkhianatan yang di lakukan oleh kekasih nya bersama adiknya sendiri telah memaksa dirinya
untuk menjauh dari hingar bingar kehidupan
glamor kota metropolitan.
Dia memutuskan untuk mengisolasi dirinya ke
sebuah kota kecil yang ternyata keadaan di dalam
nya sangat lah di luar dugaan. Kehidupan liar dan
ekstrim harus dia lalui di sana yang bahkan tidak
pernah terlintas sedikitpun kalau dia akan masuk
dan mengalaminya sendiri.
Dia adalah seorang gadis kota dengan segala
pesona luar biasa yang di milikinya hingga di
setiap kemunculannya akan langsung menyihir
dan membius mata semua orang yang selama
hidupnya belum pernah melihat mahluk cantik
seperti dirinya.
Bagaimanakah Kiran akan dapat menjalani
kehidupan liar nya di kota kecil yang tidak di
kenal nya sama sekali.? Akankah dia menyesali
semua keputusan nya yang telah membawa
dirinya ke dalam kesulitan.??
** Ambilah hikmah yang terkandung di balik
setiap peristiwa **
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Akhirnya
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Namun beberapa saat kemudian pasukan Edgar tampak gelagapan ketika tiba-tiba saja datang
pasukan bayangan hitam yang bergerak cepat
seperti ninja melumpuhkan lawan tanpa terlihat. Senjata di tangan mereka kini telah berpindah
tangan.
Mereka hanya bisa melongo di tengah kepanikan
dan kekagetan akan semua yang terjadi karena
begitu cepat di luar bayangan. Kini mereka sudah
ada di dalam kekuasaan pasukan bayangan itu.
"Angkat tangan kalian.. tempat ini sudah di
kepung.!"
Terdengar himbauan lewat pengeras suara.
Semua pasukan musuh terlihat semakin panik,
namun sudah tidak ada peluang lagi bagi
mereka melarikan diri karena kini dari setiap
sudut tempat tiba-tiba saja bermunculan prajurit militer dengan menodongkan senjata kearah
mereka. Tidak ada pilihan lain mereka serempak mengangkat tangan di kepala tanda menyerah.
Orang yang dari tadi berdiam diri di dalam mobil
terlihat panik. Dia segera keluar dan melihat ke
segala arah membaca situasi, namun matanya membelalak saat melihat dari arah jalan masuk
ada iringan mobil militer. Dia menggeleng kuat di
tengah kepanikan. Kenapa jadi begini.? siapa
yang menggerakkan aparat ke tempat ini.? Dan.. tunggu dulu..! sepertinya mereka adalah pasukan khusus dari markas besar. Lutut orang itu kini
gemetar sejadi jadinya saat melihat siapa yang
baru keluar dari mobil di barisan paling depan.
Dua pengawal orang itu yang tadi masih berani
mengokang senjata kini langsung berlutut
menyerah saat melihat kemunculan orang yang
baru keluar dari mobil itu. Bagaimana mereka
bisa melawan, lah itu atasan mereka sendiri.
"Tuan Abbas..menyerahlah baik-baik.!"
Perintah orang itu yang kini sudah berdiri tidak
jauh dari hadapan orang tadi yang tiada lain dan
tiada bukan adalah Tuan Abbas, sang penguasa daerah ini.
"Tunggu dulu.! ini pasti ada kekeliruan.! kalian
tidak ada urusan di tempat ini.!"
"Anda berhak untuk diam Tuan, sampai pengacara
datang ke kantor nanti. Jadi sebaiknya anda
bekerjasama dengan kami.!"
Tegas pemimpin pasukan tadi dengan sikap
dan suara yang sangat tenang dan berwibawa.
"Kalian tidak bisa menangkap ku begitu saja.
Ini adalah wilayahku, aku yang memilki kuasa
penuh atas daerah ini.!"
Tuan Abbas mencoba mengelak sambil melihat
ke sekeliling nya.
"Maaf sekali Tuan..kami memiliki surat perintah
penangkapan anda dari dua lembaga sekaligus.
Silahkan di lihat baik-baik.!"
Pemimpin pasukan mengeluarkan secarik kertas
di berikan pada Tuan Abbas yang tampak gemetar saat menerima dan membuka kertas tersebut. Dia menggeleng kuat mencoba menolak kenyataan ini.
"Tidak.! ini pasti ada kesalahpahaman.! kalian
tidak punya bukti apapun untuk menjerat ku !"
"Semua bukti sudah ada di tangan pihak yang
berwenang. Anda sudah terlalu lama bermain
main Tuan, selama ini kau menindas rakyat yang seharusnya berada di bawah perlindungan mu !"
Agra yang baru datang ke tempat itu berucap
dengan tegas dan lugas.Tuan Abbas tampak
menatap geram kearah kedatangan Agra. Rupa
nya ini dia orang nya yang sudah membawa
kesialan pada dirinya.
"Tuan Bimantara... terimakasih atas kerjasama
anda, maaf kami datang terlambat.!"
Sambut pemimpin pasukan seraya menunduk
hormat di hadapan Agra yang membuat Tuan
Abbas di buat terkejut dengan kejadian itu.
Agra hanya menepiskan tangan sedikit.
"Tidak apa-apa..anda membawa dokter dan
peralatan medis yang aku butuhkan.?"
Agra tampak melihat semua orang yang baru
datang dengan wajah tidak sabar.
"Semua sesuai instruksi anda Tuan.."
"Cepat suruh mereka masuk, di dalam banyak
sekali yang terluka..!"
"Baik Tuan..!"
Pemimpin pasukan itu langsung memberi
perintah pada dua orang yang membawa tas
hitam, mereka mengangguk langsung berlari
kearah pondok.
Semua pasukan Edgar dan orang-orang nya
Tuan Abbas kini sudah di amankan. Mereka
di giring masuk ke dalam mobil militer.
Agra kini berpaling pada Tuan Abbas yang
menunduk dalam keadaan terborgol.
"Jadi Tuan penguasa kejahatan yang sudah
anda lakukan pada akhir nya membawa mu
pada kehancuran.! "
Ucap Agra sambil berdiri tenang di hadapan
Tuan Abbas. Pria setengah baya itu tampak
mengangkat wajahnya, menatap tajam wajah
Agra penuh emosi.
"Siapa kamu sebenarnya ?"
Tanya Tuan Abbas menuntaskan rasa penasaran
yang mengganjal di hatinya. Agra tersenyum
miring sambil melirik kearah Bara yang langsung
mengeluarkan sesuatu dari dalam dompet nya
di berikan pada Tuan Abbas.
Mata pria itu tampak membulat tidak percaya.
Wajahnya terlihat semakin memucat. Kepalanya
kini tertunduk dalam.
"Kau sudah mencoba menghabisi ku dengan
berbagai cara.! tidak ku sangka orang yang
seharusnya menjadi pelindung malah menjadi
biang pencuri di daerah nya sendiri.!"
Geram Agra meluapkan segala kekesalannya.
Matanya menatap tajam wajah Tuan Abbas
yang kini hanya bisa tertunduk .
"Apa urusan anda di perkebunan ini Tuan.?"
Tanya Tuan Abbas sedikit ragu-ragu. Rahang
Agra tampak mengeras.
"Aku datang ke tempat ini untuk melindungi
milikku dari orang-orang serakah macam kalian.
Aku datang untuk melindungi istriku..Kiran..!"
Mata Tuan Abbas kembali melebar. Jadi kali
ini dia sudah salah berurusan dengan orang.
Dan akibatnya kehancuran kini menimpanya.
Beberapa prajurit tampak membawa Edgar yang
sudah siuman. Pria itu menatap tajam kearah
Agra dan Tuan Abbas. Dia di giring masuk ke
dalam mobil yang berbeda.
Dua orang prajurit pilihan segera menyeret Tuan Abbas di bawa masuk ke dalam mobil khusus.
Badar datang dengan langkah yang tertatih.
Wajahnya terlihat tidak percaya dengan apa
yang di lihatnya. Orang nomor satu di daerah
nya ternyata adalah pemimpin pencuri liar.
"Kumpulkan semua warga di landasan..mereka
harus tahu siapa pemimpin mereka selama ini.!"
Titah Agra pada para penjaga yang masih bugar
tidak menjadi korban penyerangan.
"Baik Tuan..!"
Sambut mereka semangat sambil kemudian
berlalu pergi. Pemimpin pasukan baru saja
kembali setelah dia melakukan inspeksi ke
seluruh wilayah untuk memastikan bahwa
tidak ada penjahat yang melarikan diri.
"Tuan Agra..kita akan kembali ke landasan.
Dua orang itu akan kami bawa ke markas.!"
Ucap pemimpin pasukan. Agra hanya mengangguk.
"Biarkan para dokter itu di sini dulu. Aku masih
memerlukan tenaga mereka !"
"Tentu Tuan.. mereka akan kembali setelah
semua tertangani.!"
Sahut pemimpin pasukan. Agra mengangguk
kemudian berlalu pergi menuju ke pondok untuk melihat kondisi Kiran sebelum dia pergi ke landasan dan memastikan bahwa semuanya berjalan lancar tanpa ada hambatan.
****** ******
Matahari saat ini sudah menampakkan diri di
ufuk timur. Suasana di sekitar pondok terlihat
sudah terang. Keadaan kini sudah kembali
normal karena pasukan bayangan hitam telah
bergerak cepat membersihkan sisa-sisa kejadian mengerikan dini hari tadi. Zack sendiri yang
langsung memimpin acara pembersihan itu.
Saat ini penebangan sudah di mulai sesuai
dengan rencana awal. Semua orang terlihat
cukup antusias walaupun masih tersisa rasa
trauma atas kejadian semalam.
Suara gemuruh mesin pemotong lumayan
menimbulkan sebuah trauma tersendiri bagi
orang-orang yang mengalami langsung
kejadian semalam. Namun kehadiran para
prajurit dan pasukan bayangan hitam sedikit
nya mampu memberikan rasa aman pada
mereka hingga semuanya bekerja dengan
sepenuh hati.
Kiran berdiri di depan pondok dengan tatapan
kosong. Tubuhnya saat ini berbalut mantel tebal.
Rambutnya digelung asal hingga wajahnya
terlihat semakin cantik dengan beberapa anak
rambut yang jatuh di pelipisnya. Namun saat
ini wajahnya terlihat sangat pucat tanpa rona.
Suhu tubuh nya juga tidak stabil. Dia masih
dalam masa trauma berat saat ini.
Dia menatap kosong kearah para pekerja yang
sedang sibuk dengan berbagai tugas dan bagian
kerja masing-masing. Tuntas sudah misinya di
sini. Dia ingin segera kembali ke kota, kembali
ke dalam kehangatan kasih sayang orang tuanya.
Semua hal yang di alaminya di tempat ini akan
dia kenang sebagai pengalaman hidup yang
sangat berharga karena tidak akan mungkin
lupa ataupun hilang dari ingatannya begitu saja.
Sedangkan Agra saat ini berada di landasan.
Terlihat warga desa datang berduyun-duyun
ke tempat baru itu. Mereka hanya bisa bengong
melihat landasan baru itu. Dan lebih melongo
lagi saat mengetahui fakta bahwa pemimpin
daerah mereka menjadi tersangka dengan
berbagai bukti kejahatan. Sebelum menjadi
pengusaha Tuan Abbas cukup terkenal sebagai
seorang pengusaha yang bergerak di bidang
ekspor impor.
Di landasan itu sudah terparkir 5 buah helikopter.
Satu di antaranya adalah helikopter yang sengaja
di persiapkan untuk kepulangan Agra ke ibu kota.
"Kami permisi Tuan.. sampai ketemu di kota
nanti. Saya harap tidak akan ada masalah lagi
yang menggangu ketenangan anda di sini.!"
Ucap pemimpin pasukan sambil berjabat tangan dengan Agra yang hanya tersenyum tipis.
"Terimakasih sudah datang tepat waktu..!"
Sambut Agra , keduanya saling mengangguk
sopan. Akhirnya para tersangka di angkut
dengan menggunakan 4 helikopter menuju
ke ibukota langsung .
Semua orang kini fokus dengan penebangan di
hari pertama ini. Memerlukan kurang lebih satu
minggu untuk menyelesaikan semua nya dan
itu pun tidak bisa bersih semuanya.
Hari ini Kiran benar-benar terlihat berbeda.
Dia lebih banyak diam seperti kehilangan
separuh jiwanya. Dokter yang menanganinya
mengatakan trauma Kiran akibat percobaan
pelecehan terhadap dirinya cukup membekas
dan membuat dia sulit untuk keluar dari
bayang-bayang peristiwa itu .
Agra memutuskan untuk membawa Kiran pulang
ke Villa agar dia bisa terhindar dari bayangan
kelam kejadian semalam. Saat ini mereka sudah
berada di villa. Rasmi segera membuatkan
makanan kesukaan Kiran dan menghidangkan
nya di meja taman belakang karena saat ini
Kiran sedang duduk di ayunan seperti yang
selama ini selalu di lakukan nya.
Namun lagi-lagi dia terlihat diam tak bergairah
hanya bisa memandang ke arah perbukitan
dengan sorot mata kosong.
"Kiran..lihat aku..! semuanya sudah berakhir
sekarang. Kamu sudah menyelesaikan misi
mu, kita akan segera kembali ke kota."
Agra berjongkok di hadapan Kiran yang kini
mengalihkan perhatian nya pada sosok tampan
yang ada di hadapannya itu. Sesungguhnya dia
sudah kembali sepenuhnya pada dirinya. Dia
hanya butuh waktu menenangkan diri saja.
Agra menatap lembut wajah cantik Kiran yang
masih saja terlihat pucat. Keduanya kini saling
pandang lekat.
"Aku baik-baik saja..kau tidak perlu khawatir.
Aku hanya butuh istirahat dan menenangkan
diri.."
Lirih Kiran dengan suara yang sangat lembut.
Agra meraih tangan Kiran, menciumnya pelan
dengan tatapan yang semakin dalam.
"Baiklah..aku percaya padamu ! Aku akan segera
menyelesaikan semua pekerjaan. Kau istirahat
di sini.."
"Kau mau ke perkebunan lagi.?"
Kiran tampak menatap berat kearah Agra yang
kini berdiri kemudian mengangkat tubuh gadis
itu ke dalam pangkuannya. Kiran melingkarkan
tangan nya di leher kokoh Agra dengan tatapan
yang semakin kuat.
"Hanya sebentar saja..aku akan segera kembali
setelah memastikan semuanya berjalan baik.."
"Kenapa kamu tidak pernah bisa diam Agra ?
aku membutuhkan mu saat ini."
Agra terhenyak dia menghentikan langkahnya.
Keduanya kembali saling pandang kuat..Ada
kehangatan yang kini mengalir di hati Agra.
"Malam ini aku akan menemanimu..aku janji
tidak akan lama..!"
Ucapnya penuh Semangat. Dia berjalan masuk
ke dalam Villa di iringi tatapan semua orang
yang hanya bisa terdiam tanpa kata. Agra
segera membawa Kiran ke dalam kamar nya
untuk membiarkan gadis itu beristirahat.
"Aku pergi dulu, istirahat lah.."
Kiran memegang tangan Agra kuat, matanya
terlihat berat melepas kepergian suaminya itu.
Agra mendekat, mencium lembut kening Kiran
cukup lama, setelah itu mengecup bibirnya
sekilas.
"Aku ingin segera memilikimu seutuhnya..!
pikirkan bagaimana cara nya.!"
Bisiknya di telinga Kiran yang membuat wajah
gadis itu di penuhi semburat merah.
"Pergilah..dasar otak mesum..!"
Kiran mendorong pelan tubuh Agra yang hanya
bisa tersenyum tipis, tanpa permisi dia kembali
menyergap bibir ranum Kiran, ********** kuat
hingga gadis itu melebarkan matanya, setelah
itu dia berlalu acuh meninggalkan Kiran yang
hanya bisa menahan rasa kesal karena laki-laki
itu selalu saja mencuri ciuman di bibirnya. Tapi
ada senyum malu yang tergambar di wajahnya.
Malam mulai merayap..
Tubuh Kiran sepertinya memang butuh istirahat
penuh, terbukti baru jam 8 tapi dia sudah
kembali terlelap dalam tidur lelahnya setelah sebelumnya melaksanakan kewajiban nya
terlebih dahulu. Sementara Agra belum juga
kembali dari perkebunan, sepertinya masih ada
urusan yang harus di bereskan nya.
Di lantai bawah saat ini Rasmi dan Bani sedang
di kejutkan oleh kedatangan 4 orang laki-laki
tidak di kenal. Seorang diantaranya adalah pria
bertubuh tinggi tegap dengan paras yang sangat
tampan dan berbeda.
"Dimana Kiran.. aku akan membawanya pulang.!"
Tanya pria muda itu yang langsung naik ke lantai
atas namun di halangi oleh Rasmi yang terlihat
mulai panik dan ketakutan. Apalagi ini.?? sedang
Bani tampak di cekal dan di bungkam oleh salah
satu pria yang datang.
"Tuan..siapa kalian ini ? kenapa tiba-tiba datang
mencari nona saya..?"
"Tunjukkan saja di mana dia ?"
"Tidak bisa ! kalian orang asing tidak boleh
masuk sembarangan.!"
"Hei..aku hanya ingin menjemput wanita ku.!
dan kau tidak berhak melarang ku.!"
"Hei.. tuan..! tunggu dulu..! jangan naik..!"
Rasmi berteriak kencang saat sosok pria tampan
itu berlalu acuh naik ke lantai atas bersama
dengan salah satu temannya. Sementara Rasmi
di cekal dan di tahan di tangga oleh satu teman
pria itu. Rasmi terus berteriak histeris hingga
akhirnya mulutnya di bungkam oleh telapak
tangan pria yang mencekal nya.
Pria tampan tadi kini sudah ada di kamar Kiran.
Matanya tampak menatap keseluruhan diri Kiran penuh dengan kerinduan. Dia mendekat, duduk
di sisi tempat tidur, menatap lekat wajah cantik Kiran.Tangan nya perlahan bergerak mengelus
lembut wajah putih mulus gadis itu.
"Kau sudah menyiksaku selama 2 minggu ini
Kiran sayang.. akhirnya aku menemukan mu."
Bisiknya dengan tatapan yang begitu dalam.
Dia melirik kearah pria yang bersamanya,
memberi isyarat agar dia melakukan sesuatu.
Pria itu segera mengeluarkan alat injeksi dari
saku jaketnya, mengisinya dengan cairan bening
dari botol kecil, kemudian perlahan di bantu
pria tampan tadi dia mulai menyuntikkan
cairan itu ke pangkal lengan Kiran. Gadis itu
tampak meringis dan mendesah pelan
membuat darah pria tampan tadi mendidih.
Dia segera meraih tubuh halus lembut Kiran
kedalam pangkuannya.
Rasmi membulatkan matanya saat melihat
pria tampan tadi kini turun ke lantai bawah
dengan memangku tubuh Kiran yang sudah
berbalut mantel tebal. Tas kecil milik Kiran
ada di tangan pria satunya lagi.
Mereka berempat bergegas keluar dari rumah
setelah sebelumnya membius Rasmi dan Bani
terlebih dahulu hingga wanita itu hanya bisa
menatap lemah kepergian orang-orang yang membawa Nona nya sebelum akhirnya
kesadaran nya perlahan menghilang..
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
TBC....