Cover by me
Ini tentang kehidupan pernikahan antara Aidan putra Bimantara seorang perwira polisi berpangkat ipda dengan Yura khalisa seorang mahasiswi akhir yang sedang sibuk menyusun proposal penelitian yang asyik-asyik revisi melulu.
Mereka ini sebenarnya tetangga, tetangga yang sudah seperti keluarga sendiri dan Aidan sudah menganggap Yura seperti adik sendiri begitu juga sebaliknya.
Tapi karena insiden tolol mereka harus hidup berdampingan satu atap. Bahkan Aidan harus melangkahi kedua kakak laki-lakinya yang masih lajang. Banyangkan padahal bukan urutan seperti itu yang Adian inginkan.
Bagaimana kelanjutan ceritanya yuk lanjut baca disini👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
"Bersikap layaknya seorang istri"
Aidan memasak di dapur sementara Yura mandi, karena pagi ini ia sudah selesai bersih-bersih. Cepat bukan, karena rumahnya juga setiap hari dibersihkan. Jadi tidak terlalu kotor dan pagi ini ia akan ikut giat bhayangkari untuk pertama kali. Syukur seragam pink nya yang di jahit sudah selesai jika tidak, sudah di pastikan Yura akan menjadi anak tiri yang beda sendiri nanti karena pakai baju biasa.
Ia sudah memakai seragam berwarna pink yang terlihat sangat pas di tubuh kecil nan mungilnya. Tidak lupa ia memakai jilbab dengan warna senada, karena Aidan waktu itu menyuruh Yura untuk menjahit seragam Bhayangkari dengan versi panjang dan Yura menurut saja.
Ngomong-ngomong soal Aidan, ia tidak tau kalau Yura akan mengikuti giat Bhayangkari pagi ini, Yura juga tidak bilang dan beranggapan Aidan mungkin sudah tahu.
Ia memoles wajahnya dengan menggunakan tone up, dan lip Tint saja. Iya, hanya itu benda andalannya untuk memoles wajah tidak lebih tidak kurang.
Pakai celak? Yura tidak bisa, yang ada bisa besar sebelah atau ujungnya tidak runcing.
Eye liner? Hahahaha itu alat make up yang paling Yura benci dan ia kapok jika disuruh memakai benda kembaran spidol itu. Karena apa? Karena setiap memakai eye liner matanya selalu kecolok dan yang ada ia seperti Mbak kunti ujung-ujungnya, hitam semua.
Jadi jangan harap ia memakai make up yang berlebihan karena itu tak akan mungkin.
Yura selesai memoles wajah. Sebelum turun Yura menyiapkan pakaian untuk kerja Aidan lebih dulu karena tadi pria itu masih memakai kaos rumahan saja. Dan Karena Meraka sepakat untuk menjadi seperti pasangan lain pada umumnya, jadilah Yura berinisiatif menyiapkan pakaian Aidan, belajar jadi istri Soleha dan berbakti pada suami.
Kemudian setelah itu ia turun berjalan menuju dapur dimana sang suami yang sudah selesai menyiapkan sarapan dan kini tengah menyusun makannya di atas meja pantry.
Menyebutkan kata suami saja pada Aidan membuat Yura panas dingin. Tapi mau bagiamana lagi nyatanya memang seperti itu.
Begitu Yura sampai ia langsung membantu Aidan yang awalnya tidak menyadari kehadirannya. Dan kini malah bengong sambil menatapnya.
"Ya Allah, ini si boncel?" batinnya menatap Yura yang bergerak slow motion dalam pandangannya dan memperhatikan dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Masya Allah cantik juga nih bocah kalau pakai pakaian begini. Mata gue kayaknya dulu kelilipan deh, sampai gak keliatan punya tetangga cantik begini. Aidan, Aidan. Boncel jelmaan bidadari begini Lo anggurin selama ini." masih lanjut membatin.
"Bang, bang Ai!" panggil Yura sambil melambaikan tangannya di depan wajah Aidan dan juga menggoyang-goyangkan tubuh pria itu yang masih diam mematung.
"H-ha?" cengo Aidan akhirnya kewarasannya kembali.
"Hih, masih pagi udah ngelamun si bang. Hayo loh ngelamunin apa?" tuding Yura. Aidan menggeleng sebagai respon, lagi-lagi ia menatap Yura dari ujung kepala hingga ujung kaki, masih tak percaya akan Yura yang nampak berbeda hari ini. Warna pink itu begitu cocok dengan Yura sangat kontras dengan kulitnya yang putih. "Lo kok pakai baju begini?" hilih mulut kenapa malah nanya yang sudah tau pasti apa jawabannya. Ya, pasti karena ada giat Bhayangkari Aidan.
Sesuai dugaan, Yura menjawab "Ada giat Bhayangkari."
"Emang Lo mau?" tanyanya lagi mengingat beberapa hari lalu Yura ngotot belum siap mempublish pernikahan mereka.
"Emang gue bisa nolak?" Yura malah balik bertanya. Lalu ia tersenyum lembut "lagian kan tadi malam kita udah sepakat buat jadi pasangan suami-istri pada umumnya. Ya, ini yang harus gue lakuin kan? Jadi istri seorang perwira polisi."
Aidan tersenyum lebar mendengar ucapan Yura, gak sia sia ternyata ia melakukan silent treatment selama dua hari, lihatlah hasilnya. "Berangkat bareng gue nanti ya."
Kali ini Yura malah menggeleng, "kali ini gak dulu deh."
Aidan mengerutkan dahinya "kenapa?"
"Gue di ajak bareng sama ibu-ibu lain. Mereka nanti jemput gue kesini."
Aidan nampak mengangguk-anggukkan kepalanya. Dian pikir Yura berubah pikiran. "Kalau gitu nanti pulang gue anter."
Ucapan Aidan yang sangat memperdulikannya membuat perasaan Yura menghangat. Namun tidak afdol hari ini tidak ada keributan dari keduanya. Kalau bukan Aidan yang memulai ya Yura. Dan Yura memukul meja pantry tidak terlalu kuat, namun sampai membuat Aidan terperanjat di tempatnya "Yah...!!!" wajah Yura di buat sekecewa mungkin.
Aidan memegangi jantungnya, "kenapa cel?" tanyanya bingung.
"Padahal tadi gue udah bilang sama mas pacar buat jemput gue." ucapnya melirik Aidan yang menampilkan kerutan di kening pertanda bingung.
"Lo punya pacar?" tanya Aidan penasaran, tidak ada raut cemburu sedikit pun. Murni hanya penasaran karena setau Aidan Yura tidak dekat dengan pria manapun selain dirinya.
Yura mengangguk.
"Siapa?"
"Adalah."
"Ganteng gak?'
"Beh, Lo mah jauh bang."
"Pasti jauh lebih gantengan gue dong." ucapnya pede.
"Hih, ngimpi. Masih gantengan pacar gue lah." Yura berucap bangga dan wajahnya tampak begitu menyakinkan.
Aidan langsung menatap nanar Yura. "Lo serius punya pacar?"
Yura mengangguk. "Mamas Jaehyun." tak lupa ia menaik turunkan kedua alisnya.
TAK!
"Aduh, bang! Tangan Lo! Main sentil seenak jidat. Sakit tauk!" kesal Yura.
"Habisnya Lo buat gue kesel. Gue udah dengerin bener-bener eh Lo bilang si be te es. Kalau halu jangan ketinggian ya adek sayang, nanti jatuhnya sakit." begini-begini Aidan tau loh idol K-Pop yang lagi di gandrungi para wanita Indonesia. Tapi apapun idol K-Pop nya Aidan tetap memanggilnya BTS.
Astaga, astaga, astaga...!! Dia manggil Yura apa tadi? Adek sayang?! Adek sayang?! Bener kan Aidan tadi manggilnya begitu? Jantungmu amankan Yura dari mulut rombeng Aidan!! Dengernya cukup pakai telinga jangan pakai hati!
Seketika rasa panas menjalari ke pipinya membuat 2 pipi itu bersemu merah.
"Udah yuk kita mulai makannya. Gue udah laper nih." Yura mengalihkan pembicaraan, sambil membuang muka kesebarang arah. Bisa di ledek habis-habisan Yura jika Aidan tau kalau pipinya bersemu. Yura mencoba menghela nafas perlahan untuk menetralkan degup jantungnya.
Aidan pun mengangguk tidak menyadari perubahan raut wajah sang istri. Ia mulai membuka piringnya dan akan mengambil nasi. Namun dengan cepat Yura merebut centong itu dari tangan Aidan membuat Aidan langsung menatap gadis itu bingung.
Mengerti akan tatapan Aidan Yura langsung berkata "belajar bersikap layaknya seorang istri."
Seketika kedua sudut bibir Aidan terangkat membentuk senyum, akh Yura yang bersikap lemah lembut begini membuat hati Aidan adem banget sumpah.
Setelah selesai sarapan tidak berapa lama mobil ibu-ibu Bhayangkari yang menjemput Yura tiba, menyambut Yura dengan sangat baik.
Awalnya sih Yura sudah pasti gugup tapi melihat keramahan para ibu-ibu Bhayangkari tersebut seketika rasa gugup Yura berkurang.
"Yuk buk Aidan. Sudah siang." ujar salah satu bhayangkari yang ada di dalam mobil.
Yura mengangguk "gue pergi dulu." pamitnya setengah berbisik pada Aidan yang sejak tadi menemaninya menunggu para ibu-ibu Bhayangkari di depan gerbang.
Aidan mengangguk. Yura mengulurkan tangannya dan itu kembali membuat Aidan bingung, ia mengangkat kedua alisnya tanda bertanya "apa?"
"Salim" cicit Yura sambil melirik para ibu-ibu Bhayangkari yang kini bersorak "cie...cie..." merayu kedua pasutri baru tersebut. Dan itu sudah pasti membuat 2 pasutri baru itu tersipu malu.
Dengan perlahan dan ragu-ragu Aidan mengulurkan tangannya untuk di cium Yura.
Dan lagi sorak cie cie ibu-ibu Bhayangkari membuat kedua pasutri baru itu kian salah tingkah. "Di cium kek kening istrinya Ipda Aidan."
Haduh kalau begini terus sampai besok pagi nih ibu-ibu menggoda mereka. Tapi Aidan tak melakukannya karena malu di perhatikan para ibu ibu.
"Gak romantis sekali ternyata Kanit muda kita ini." ledek salah satu ibu bhayangkari yang membuat Aidan cuma cengengesan sambil menggaruk tengkuknya malu.
"Gue pergi." final Yura mengakhiri rasa canggung yang melingkupi keduanya.
"Hm, naik sana. Gue kawal dari belakang." ujarnya kemudian sambil lirik ibu ibu bhayangkari yang terang terangan menggoda keduanya.
Yura mengangguk dan kemudian masuk dalam mobil ikut bergabung dengan para ibu-ibu Bhayangkari yang lain. Jujur saja Yura salah tingkah saat Aidan mengatakan akan mengawalnya berasa seperti di lindungi gitu.
Mobil ibu-ibu Bhayangkari itu pun melaju di depan motor Aidan, Aidan benar-benar mengawal mobil itu sampai tiba di polres.
"Haduh pengantin baru begitu ya bu Aidan. Walaupun gak bareng, tapi tetep gak mau jauh dari istrinya." goda salah satu ibu Bhayangkari yang ikut bersama mereka, ia melirik keberadaan Aidan yang berada di belakang mobil mereka.
Yura hanya tersenyum kikuk menanggapi ucapan tersebut.
Akhirnya mereka sampai di polres dan di kejutkan oleh para anggota dan rekan Aidan yang saat ini tengah berada di tempat parkir dan duduk di atas motor masing-masing.
Mereka menatap kedatangan Aidan dengan raut bingung.
"Kok dewean ndan?" Tio langsung menyembur Aidan dengan pertanyaan begitu motor Aidan berhenti di dekat mereka.
Aidan membuka helmnya "lah emang biasanya sendirian kan? Memangnya gue harus sama siapa? Mak lu?"
Tio, Dendy dan juga Dewa malah saling menatap. "Istri Lo gak ikut?" Dendy ikut bersuara.
Aidan memicingkan matanya menatap ketiga secara bergantian dan ia langsung saja mengerti apa tujuan ketiganya berkumpul ditempat parkir ini. "Lo bertiga penasaran sama bini gue?" tebak Aidan tepat sasaran Karena ketiganya mengangguk kompak.
Aidan terkekeh "noh bini gue disana noh. Gabung sama ibu-ibu Bhayangkari lain." tunjuk Aidan pada kumpulan ibu-ibu Bhayangkari yang juga berkumpul tidak jauh dari mereka.
Ketiganya langsung sama mengikuti arah tunjuk Aidan "yang mana bang?" tanya Dewa tidak tahu yang mana istri Aidan.
"Yang pakek baju warna pink."
Tok!
Dendy mengetok kepala Aidan dengan gemas "semuanya pakek baju pink dodol."
Semantara Aidan mendengus kesal sambil mengelus kepalanya yang di getok Dendy. "Ya lagian kalian kenapa sih sepenasaran itu sama bini gue?"
"Gimana gak penasaran setau kita lo kan belum bisa move on dari si Cicil. Tiba-tiba denger Lo udah nikah aja siapa yang gak kaget coba? Kita cuma penasaran tu cewek bentukannya kayak gimana kok bisa buat Lo berpaling dari Cicil." jelas Dendy matanya masih tetap fokus mencari istri dari sahabatnya itu.
Aidan memutar bola matanya malas, lalu selanjutnya berdecak keras "kalian juga kenal sama dia."
Seketika ketiga cowok itu langsung putar balik menatap Aidan dengan wajah terkejut "kita kanal?" ucap ketiganya kompak.
Aidan mengangguk.
"Sopo ndan?" tanya Tio penasaran. Perasaan mereka tidak sedekat itu sampai mengenal teman dekat wanita kanitnya.
"Tunggu, bukannya itu Yura?" ucap Dewa yang tiba-tiba menangkap wajah gadis itu di antara kerumunan para ibu-ibu Bhayangkari.
"Ngendi wa?" sepontan saja Tio langsung mengikuti arah pandangan Dewa saat menyebutkan nama pujaan hatinya.
"Itu." Tunjuk Dewa.
Tio nampaknya berdecak karena ia tidak mendapati wajah pujaan hatinya "ngendi sih wa?" matanya masih kesana-kemari mencari wajah Yura.
"Wah bener itu Yura." akhrinya Dendy pun menangkap wajah gadis itu.
"Ngendi mas?" Tio masih berusaha mencari namun belum mendapatkannya.
Dendy dengan kasar menarik kelapa Tio mengarahkannya ke arah Yura yang tengah berdiri dia antara ibu-ibu Bhayangkari.
"Haduh, ayu tenan bidadari surgaku" ucap Tio begitu mendapati wajah Yura yang sangat ayu di matanya, Aidan langsung saja mendelikkan matanya mendengar perkataan Tio. "Sek, tapi kenapa Yura nganggo klambi Bhayangkari?"
"Emang mau tidur yo pakai kelambu?" tanya Dewa yang tidak mengerti akan bahasa planet Tio.
"Haduh Gusti, goblokmu kok yo nemen sih wa" Tio menoyor kepala Dewa. "Maksud ku iku klambi baju bukan kelambu gawe turu."
Mendengar penjelasan Tio Dewa manggut-manggut mengerti. "Eh, iya kenapa dia pakai baju Bhayangkari?"
Kini tatapan ketiganya berbalik kearah Adian yang sejak tadi diam saja menyimak 3 Minion ini. "Apa?" tanya Aidan sok bego, padahal ia tau ketiganya meminta penjelasan darinya.
"Bisa tolong jelaskan bapak kanit?" ujar Dendy suaranya di buat sesopan mungkin padahal ia gemas dengan tingkah sok bodoh Aidan.
Aidan menatap istrinya yang ternyata saat ini tengah menatapnya bahkan tengah tersenyum kearahnya. Ya Tuhan, kenapa jantung Aidan malah deg, dig, dug cuma di senyumi sama si boncel. Senyum si boncel mulai berbahaya.
Aidan langsung memalingkan wajahnya beralih menatap ketiga Minion di sampingnya. "Dia bini gue."
Seketika mata ketiganya akan keluar karena terlalu kaget mendengar kebenaran dari mulut Aidan.
Dan selanjutnya tawa paksa Tio terdengar mengudara "hahaha, iki mung guyon tok kan ndan?"
Aidan, Dendy dan Dewa tersenyum miris melihat Tio karena mereka tau sesuka apa Tio pada Yura. Tapi karena Yura tipikal cewek cuek jika di dekati pria lain selain Aidan jadi Tio tidak berani mendekatinya.
"Tapi Nek guyon kok Yura nganggo klambi Bhayangkari?" tanyanya pada diri sendiri, dan tiba-tiba saja tawanya mereda dan wajahnya berubah sendu.
"Berarti memang bener dong." ucap Dendy tak punya hati.
Tio menatap Aidan meminta penjelasan namun Aidan bungkam malah cuma mengangguk saja.
"Hua... Dewa, ati ku wa, ati ku." ia menyadarkan tubuhnya pada Dewa dengan wajah di buat sesedih mungkin.
"Kenapa ati lo?" tanya Dendy.
"Potek mas..." ucapnya dengan wajah yang sekarang dibuat senelangsa mungkin. "Tega bener si ndan, nikungnya ra kiro-kiro dan ra bilang-bilang" ucapnya sok dramatis. "Un komandan aja lah kalau begitu." Tio langsung saja pergi dari sana. Ia masih tidak terima gadis pujaannya jatuh ke tangan Aidan yang notabennya adalah komandannya sendiri.
Tio ngambek guys.
...Babang indomilk mode di lapangan👆...