NovelToon NovelToon
Just Married

Just Married

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Tamat
Popularitas:86.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Cantik

Para tamu undangan telah memenuhi ruangan, dan Hari H berada di depan mata. Hanya tinggal menanti sepasang calon mempelai mengucap janji suci, pernikahan pun sah di mata publik dan agama.

Namun, apa jadinya jika kedua calon mempelai tak kunjung memasuki acara? Pesan singkat yang dikirim hampir bersamaan dari kedua mempelai dengan maksud; berpisah tepat di hari pernikahan mereka, membuat dua keluarga dilanda panik dan berujung histeris.

Demi menutupi kekacauan, dua keluarga itu memojokkan masing-masing anak bungsu mereka yang kebetulan usianya hampir seumuran.

Sharon dan Alaska. Dua orang yang tak pernah terduga itu mau tidak mau harus menuruti perintah keluarga.

Fine! Hanya menikah!

Tahukah jika Alaska sudah punya pacar? Setelah hari ini menikah bersama Sharon, besok Alaska akan langsung membubarkan pernikahan gila ini!

Namun, keinginan itu seolah pupus saat mereka berdua malah menghabiskan malam pertama mereka, selayaknya pasutri sungguhan.

Sial.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Adanya Keraguan

"Alina?" Nada suara Alaska terdengar berbisik. Dadanya mencelos dan tubuhnya ikut bergetar.

"Iya. Ini aku. Gimana, cewek itu udah kamu cerain 'kan?"

Saat itu juga, Alaska langsung mematikan sepihak panggilan teleponnya. Tanpa ragu, Alaska juga memblokir nomor Alina lalu mematikan handphone-nya.

Sungguh, Alaska merasa terguncang saat ini! Kebahagiaan yang selama beberapa waktu ini terjadi, ternyata hanyalah sebuah permulaan. Alaska melupakan Alina yang telah menjanjikan diri akan kembali setelah tiga bulan.

Namun baru saja, perempuan itu berkata jika dalam waktu dekat antara dua sampai tiga mingguan lagi, dia akan benar-benar pulang.

Kacau! Alaska tidak siap menghadapi ini semua, sungguh!

Bunyi ketukan di kaca mobil, seketika membuat Alaska tersentak. Raut wajah syok terpampang nyata dibarengi dengan degup jantungnya yang bergelora.

"Kamu kenapa? Kaget gitu mukanya?"

Alaska spontan menghela napas lega saat mengetahui bahwa Sharon-lah yang barusan mengetuk kaca mobilnya.

Tak ingin semakin berlama lagi, Alaska pun turun dari dalam mobil. Tepat ketika pintu mobil ditutup, Alaska segera meraih tangan Sharon, lalu memeluk erat tubuhnya. Tarikan napas Alaska terdengar berat, bahkan Sharon sendiri dapat dengan jelas mendengar suaranya.

"Alaska?" Perlahan, Sharon menepuk punggung tegap Alaska.

Seolah tersadar akan sesuatu, barulah Alaska melepaskan pelukannya. Tatapan matanya yang penuh keraguan dan ketakutan dapat Sharon lihat dengan jelas.

"Hei! Kamu kenapa?" Sharon mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Alaska.

Sayang. Belum sempat tangannya benar-benar menyentuh wajah Alaska, tangan Alaska yang kini menganggur tiba-tiba meraih tangannya dan mengecupnya sesekali.

"Maaf, Shar! Mungkin kedepannya, hubungan kita nggak bisa semudah dulu."

"Maksudnya?" Perasaan Sharon mendadak tak nyaman selepas mendengar ucapan Alaska. Jantungnya memompa hebat, begitupun dengan Alaska.

"Alina mau ke sini!"

"Terus?" Perasaan Sharon semakin tidak nyaman lagi. Dadanya tiba-tiba mengernyit ngilu disertai sesak.

"Jadi sebenarnya, walaupun hari itu aku bener-bener udah putusin dia, tapi dia sendiri nolak. Dia nggak mau putus sama aku."

Saat itu juga, tawa miris tercetak jelas di wajah Sharon. Sepasang bola matanya pun turut berkaca-kaca.

"Jadi, selama ini bisa dibilang, kamu belum bener-bener putus dari Alina?" Tatapan kekecewaan terpampang jelas di wajah Sharon. Hal itu membuat Alaska gelagapan namun juga tak tega diwaktu bersamaan.

"Aku udah bilang dengan tegas sama dia hari itu."

"Tapi dia tetep nolak 'kan? Secara logika juga nggak akan ada satu pun perempuan yang rela diputuskan sepihak dengan alasan yang bahkan terdengar nggak mungkin. Harusnya kamu bilang dari awal tentang hal ini. Mungkin perasaan aku sekarang nggak akan sedalam ini!" Detik itu juga, setetes air mata kemudian jatuh dari salah satu pelupuk mata Sharon. Kedua kakinya bahkan sudah hendak melenggang pergi dari hadapan Alaska, jika saja Alaska tidak segera menahannya dan berakhir kembali memeluk tubuhnya.

"Shar, dengerin aku! Tolong jangan pergi! Aku janji, segera setelah dia ke sini, aku akan buat hubungan kita berdua jelas di mata dia. Dan aku akan dengan terang-terangan menyatakan putus sama dia. Oke? Please, jangan pergi!"

Sharon berusaha menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya dia kembali melontarkan kata-katanya. "Seberapa besar kamu mau hubungan kita terlihat jelas?" Pertanyaan tak terduga itu membuat kening Alaska mengernyit.

"Maksudnya?"

Sudah Sharon duga!

Sepertinya, yang benar-benar jatuh cinta dan sepenuhnya tidak ingin kehilangan di sini hanya Sharon. Sedangkan Alaska, laki-laki itu hanya merasa nyaman biasa, bukan cinta.

Dengan cukup kasar, Sharon melepas kedua tangan Alaska yang melingkar di tubuhnya. "Aku mau istirahat. Soal ini kita bicarain lagi nanti."

"Tapi, Shar-"

"Aku kira selama ini hubungan kita spesial, Alaska. Tapi ternyata, aku tanya kayak barusan aja kamu nggak ngerti. Ternyata selama ini aku yang salah paham?!"

"Kamu ngomong apa, sih, Shar!? Hubungan kita udah jauh lebih baik, makanya aku bilang; kalau nanti Alina beneran pulang ke sini, aku akan memperjelas hubungan kita dan juga putusin dia sekali lagi agar dia paham, kalau kamu itu istri aku!"

"Iya, aku emang istri kamu! Kalau gitu aku tanya, kamu cinta nggak sama aku?"

Hening. Baik Alaska yang diberi pertanyaan maupun Sharon yang baru saja melontarkan pertanyaan, keduanya nyaris bungkam. Tak ada yang menjawab maupun menyahut untuk beberapa saat.

Selang berapa lama, Sharon lagi-lagi tertawa miris. Sudut hatinya kian terluka saat tak ada jawaban apa-apa dari Alaska.

"Kenapa kamu diem aja? Apa artinya, selama ini kamu bersikap baik, manis, perhatian, tapi sejujurnya kamu nggak memiliki perasaan apa-apa sama aku?" Sharon kembali melontarkan pertanyaannya.

Anehnya, Alaska hanya bisa diam dan kebingungan dengan perasaannya.

Cinta?

Entahlah. Sejauh ini, Alaska hanya merasa nyaman dan tidak ingin jauh dari Sharon. Soal perasaan cinta, Alaska belum pernah menanyakan hal itu pada dirinya sendiri.

"Oke. Aku kasih kamu waktu beberapa hari untuk berpikir. Tanya sama diri kamu! Sebenarnya di mata kamu, aku itu apa? Cuma istri kamu, atau perempuan yang saat ini kamu cintai, atau nggak keduanya."

...****...

Hari-hari seperti biasa telah kembali. Dengan perasaan yang jauh lebih tenang dari sebelumnya, Sherly perlahan kembali menjadi sosok dirinya yang ceria seperti dulu.

Semua pekerjaan yang diberikan padanya pun dikerjakan dengan hati-hati dan penuh kepercayaan diri.

Sekalipun tadi siang Sherly melihat postingan baru di IG Vilia, di mana wanita itu memposting surat undangan pernikahannya dengan Gibran, Sherly tak lagi merasa sedih seperti beberapa waktu lalu. Di mana Sherly sempat dibuat menangis saat Vilia memposting foto dirinya mengenakan gaun pengantin.

Apalagi semenjak mendapat pengakuan cinta dari Stevan kala itu, Sherly jadi semakin yakin untuk menepis jauh-jauh nama Gibran di hatinya.

Walau pada kenyataannya Sherly masih belum menerima perasaan Stevan, pria itu terus mengatakan akan menunggu sampai Sherly benar-benar mau menerima perasaannya. Sikap Stevan yang semakin hari semakin lembut dan perhatian, membuat Sherly yakin pada dirinya sendiri.

Stevan benar-benar mencintainya apa adanya.

Dan malam ini, Sherly berencana mengajak Stevan ngopi di sebuah kafe. Tentu saja di sana nanti, Sherly akan mengutarakan jawaban yang selama ini dinanti-nanti oleh Stevan.

Drrtt ...

Handphone Sherly bergetar menandakan adanya notifikasi masuk. Segera Sherly membuka layar handphone-nya dan mendapati satu chat masuk dari Stevan.

Oh, ya. Omong-omong, saat ini Sherly tengah berada di kamar kost-kostannya. Pukul delapan malam nanti adalah waktu yang tepat untuk mengajak Stevan pergi ngopi di luar.

Stevan

》Aku jemput?

Anehnya, walau hanya kalimat tanya yang singkat, Sherly dibuat senyum-senyum sendiri.

^^^Dtgnya masing-masing aja《^^^

》Yahh, knpa? Apa bedanya dijmput sma dtg masing-masing?

^^^Jelas beda. Pokoknya dtg aja ke alamat yg brsn aku kirim.《^^^

》Oke. Klo gtu aku mau mndi dulu. Jgn ngintip!

"Dih! Siapa juga yang mau ngintip?" Sherly refleks berucap dengan pipinya yang tiba-tiba memanas. Tak lupa juga untuk kembali mengetikan balasan lain pada Stevan.

^^^Nggk tertarik untk mengintip:P《^^^

》Bohong bgt;)

^^^Emang iya, kok!《^^^

》Oke. Sampai jumpa jam 8.

...****...

Tepat jam delapan malam, seperti yang sudah dijanjikan, Sherly telah tiba di sebuah kafe pinggir jalan yang tengah hits dikalangan anak muda.

Sebenarnya, Sherly telah datang lebih awal dari janji yang disepakati. Sengaja karena ingin menenangkan hati sekaligus meyakinkan dirinya kembali untuk menerima perasaan Stevan.

Ya. Sherly memutuskan menerima perasaan Stevan. Bukan tanpa alasan. Hanya saja, Sherly merasa nyaman dan juga akhir-akhir ini sering sekali dibuat salah tingkah oleh Stevan. Bahkan rasanya, Sherly benar-benar dibuat jatuh hati oleh semua yang pernah Stevan lakukan untuk menarik perhatiannya.

"Nunggu lama?" Sahutan dengan nada suara yang terdengar familier itu seketika mengagetkan Sherly. Kepalanya refleks mendongak dengan sepasang bola mata yang membelalak.

"Eh? Enggak! Baru sampe." Jawab Sherly, seraya mempersilakan Stevan untuk duduk di hadapannya.

Dan, ya. Jelas sekali dia berbohong. Stevan yang melihatnya sekilas saja sudah tahu jika wanita itu sengaja datang lebih awal dari janji mereka.

"Oh, ya? Kopinya udah tinggal dikit tuh," tunjuk Stevan. Tak lupa memasang senyuman manis yang akhir-akhir ini senantiasa dia perlihatkan. Tentunya hanya pada Sherly.

"Eh? Se-sebenarnya saya- Eh, aku! Aduh, kok jadi belibet. Maaf!"

Stevan tertawa geli menanggapi sikap Sherly yang tampak salah tingkah di depannya. Raut wajah Sherly bahkan hampir memerah padam.

"It's okay. Santai aja. Em, mau pesen minum lagi?" Tawar Stevan. Lagi-lagi matanya melirik ke arah cangkir kopi Sherly.

"Em, aku pesen cheese cake aja, deh."

"Oke. Bentar, ya." Tanpa diduga, Stevan milai berdiri dari kursi. Langkah lebarnya yang penuh kharisma, tanpa sadar membuat jauh dalam lubuk hati Sherly yang terdalam, Sherly menginginkan Stevan.

"Pergi buat pesen dessert plus minuman doang auranya segede itu. Gue jadi minder disukain sama laki-laki kayak dia." Gumam Sherly, seraya menggigiti bibir bawahnya.

Sekitar lima menit berlalu, Stevan kembali ke hadapan Sherly. Membawa serta sepotong cheese cake pesanannya dan secangkir kopi panas seperti punya Sherly.

"Jadi, bisa kita mulai?" Ucapan Stevan yang tergolong to the point, lagi-lagi membuat Sherly kebingungan. "Mulai apa?"

Terdengar helaan napas panjang diiringi dengan Stevan yang mendekatkan wajahnya ke hadapan Sherly. Kedua lengannya pun sengaja dilipat di atas meja.

"Jangan pura-pura nggak tahu! Tinggal jawab, 'aku bersedia jadi pacar kamu' aja lama banget."

"Ehh?!"

...****...

Malam ini, adalah malam di mana pertama kalinya Sharon tidur dengan posisi membelakangi Alaska. Sedari keduanya selesai beradu argumen di parkiran basement tadi, sikap Sharon berubah dingin.

Ingin sekali Alaska meraih tangan Sharon dan memeluk erat tubuhnya seperti biasa. Namun, ingatan demi ingatan di mana Sharon yang sempat menangis di hadapannya, membuat Alaska lagi-lagi mengurungkan niatnya.

Tepat tengah malam tertera besar di sebuah jam dinding di kamar mereka. Dengan gerakan perlahan, Alaska bangkit dari tempat tidur. Langkahnya yang halus sengaja dia lakukan agar tidak mengganggu Sharon yang tengah tertidur.

Alaska menghentikan langkahnya ketika setibanya dia di balkon. Pintu kamar menuju balkonnya sendiri telah kembali ditutup rapat. Takut jika terus terbuka lebar, angin malam yang sejuk dapat membuat Sharon kedinginan.

Alaska menarik napas dalam-dalam seraya merogoh sesuatu dari salah satu saku celananya. Sebuah handphone yang kembali dia hidupkan, setelah sebelumnya sempat dia matikan daya selama beberapa jam.

Dan, tak ada riwayat panggilan tak terjawab maupun notifikasi pesan masuk ke dalam handphone-nya. Mengingat nomor baru milik Alina pun telah diblokir oleh Alaska tadi.

Tanpa diduga-duga, Alaska mulai mengutak-atik aplikasi kontak. Membuka daftar nomor yang diblokir lalu membuka blokiran pada nomor baru Alina.

Detik itu juga, Alaska mulai menelepon balik Alina. Bukan bermaksud untuk sapa menyapa dengan perempuan yang kini menjadi masa lalunya.

Hanya saja, Alaska ingin menyampaikan hal serius, bahwa Alaska tidak akan pernah menghancurkan pernikahannya dengan Sharon.

Alaska berdecak kesal saat nomor yang dipanggil justru mendadak tidak aktif. Namun, hal itu tak menyurutkan niatan Alaska untuk terus menghubungi nomor Alina sampai perempuan itu mau menjawabnya.

"Ck! Angkat, Alina!" Alaska mendesis, sesekali juga berdecak.

Tanpa Alaska sadari, Sharon yang dikira telah terlelap ke alam mimpi, nyatanya perempuan itu tengah berdiri memunggungi pintu balkon dan baru saja mendengar gerutuan Alaska.

"Udah aku duga. Kamu masih punya rasa sama Alina, Alaska!"

^^^To be continued...^^^

1
it's me again
gila...... gaskeun
zuell_ell
sangat bagus banget ,,, nggak belibet langsung sat set dan happy ending
Mey Noona: terima kasihhhh🥰⚘
Yuk, ditunggu di lapak anaknya Sharon & Alaska dengan judul STILL BY YOUR SIDE~ masih ongoing dan dijamin seru jugaaaa... yang lain udah pada ke sana lho, yuk rameinnnn🤭🤗🤗🤗 klik aja profil Mey biar cepettttt😆✌
total 1 replies
zuell_ell
author pinter banget sih ,,, milih visualnya itu kan Sehun EXO ,,, lanjutkan thor
zuell_ell: iya kak
Mey Noona: t-tapi ... itu younghoon The Boyz🤧😅 klo di sequelnya itu baru sehun exo. yuk, cekout! judulnya Still By Your Side (anaknya Alaska sama Sharon dan bisa dibaca terpisah) mau baca yg mana-mana dulu juga bolehhh~
total 2 replies
Jana
Bagus, menikah usia muda yg selalu byk cerita sedih, suka kdg lbh dominan ego masing2, godaan2 jg. Tetapi seiring berjalannya waktu sikap dewasa mampu mengkokohkan kekuatan dlm rumah tangga.

happy ending 👍
Mey Noona: aaakkk! terima kasih atas ulasannya ... Mey lgi ada rencana bkin sequelnya nih, semoga dalam waktu dekat selesai, ya. Kalau udah ada info lebih lanjut jangan lupa mampir lagi~👋😭❤
total 1 replies
Jana
kenapa ga coba curhat aja sih sm mama
Jana
pernah diposisi Lea 😊😊
Mey Noona: iyakah? aku malah pernah di posisi Sharon diselingkuhin🤣😭
total 1 replies
Jana
whaattt😅
Istrinya Kim Mingyu
semoga ada s2🤭
Mey Noona
EPS 51 UDH AKU UP DARI PUKUL 2 PAGI, YAA! TAPI SAMPAI SEKARANG MSH REVIEW JUGA, MUNGKIN EDITORNYA BANYAK KERJAAN WKWK. DITUNGGU!~/Slight//Yawn/
Mey Noona: ralat, jam 1 pagi mksdnya/Sleep/
total 1 replies
Anya
takut nakal kyk driny psti/Sleep/
bulu jetek juki
nggk sekalian 12 biar bisa bkin tim sepqk bola?
Mey Noona
Hi!~ EPS 48 BARU UPLOAD, TINGGAL NUNGGU SELESAI REVIEW DARI EDITOR, YA! DITUNGGU .../Pray//Kiss/
Istrinya Kim Mingyu
dasar ratu drama!!! sengja psti!!! udhlh mati y mati ngapain pke acra tlp alaska sgl
Mey Noona
eps 47 baru upload, ya~ tunggu selesai review, semoga nggk terlalu lama/Ok/
Ayu Ning Ora Caantiikk
biasa mood orang hmil brubh ubah
Helda Watie
mungkin ini permulaan nya akn terjadi sesuatu pada keretakan hubungan suami isteri antara alaska dan shahrom..aku rasa alaska akn lebih perhatian kpd alina..bekas mantannya..tetapi bagaimana dng sharon.yg bgelar isteri dan ibu..seandainya ini terjadi.aku tak sanggup hadapi novel ini lagi..selalu sahaja jln cerita nya san isteri mengalah dan sang suami akn meminta maaf..seandai nya begini lh nanti..aduh2 parah2..harap jln cerita nya nanti tidak seperti itu..wahai sang penulis...
Ghania-chan
jgn sampe alaska jdi peduli sma s alina pokonyaaaa/Panic/
Anya
duhduh,,, papa muda 1 ini mkin meresahkan aja/Kiss/
Ghania-chan
kalo kata thv: jangan bapeureu😭🙏🤣✌
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
Mey Noona: mksihhh ... eps 44 msh review ya~
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!