NovelToon NovelToon
Sang Ketua Dark Dragon

Sang Ketua Dark Dragon

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Mafia / Selingkuh / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ridwan01

Dark Dragon adalah sebuah kelompok yang di buat oleh anak anak sekolah di tahun dua ribuan. mereka yang merupakan teman sekolah juga teman di tempat balapan setuju untuk membuat kelompok dengan nama itu agar mereka bisa tetap kompak dan punya wadah yang tepat untuk menyalurkan hobi mereka.
sang ketua yang bernama Adrian Wijaya merupakan anak dari seorang Kiai ternama di kotanya tapi dia tidak bisa meneruskan tanduk kepemimpinan pesantren di karenakan dia lebih suka tinggal dan sekolah di Jakarta dan mengelola bisnis orang tuanya.
hingga hidupnya berubah, dari yang hanya mengurus usaha keluarga dan Dark Dragon, tiba tiba ada seseorang yang masuk ke dalam hidupnya. siapakah dia? dan bagaimana kisah mereka juga teman temannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kondisi Hendra dan Samuel

"Coba hubungi anggota Dark Dragon yang lain mungkin ada yang golongan darahnya sama dengan Samuel, kalau nunggu keluarganya pasti lama" pinta Adrian pada Mandala Septian dan Mahesa

"Golongan darahnya memang cukup langka, jadi sedikit sulit jika anggota keluarga juga tidak ada disini" ucap sang dokter

"Suami saya golongan darahnya A negatif dokter, tapi tadi sore ada acara donor darah di perusahaannya" ucap Ranti berbicara

"Jika sudah melakukan donor darah hari ini, sebaiknya tidak di ambil lagi karena beresiko, tapi pasien membutuhkan darah saat ini juga" jawab sang dokter

"Apa tidak bisa jika darah saya di ambil lagi dokter? Saya sehat dan tidak apa apa dokter" ucap Rendi yakin

"Wajah bapak saja masih sedikit pucat pak, jadi maaf kami tidak mau mengambil resiko yang bisa membahayakan dua orang" jawab sang dokter

"Darah saya saja dokter" ucap Hendra yang sudah keluar dari ruang UGD di bantu oleh suster yang mendorong kursi rodanya

"Anda juga sudah kehilangan banyak darah, jadi saya juga tidak bisa mengambil darah anda" jawab sang dokter

"Saya sudah istirahat selama dua jam di dalam dokter dan saya dalam kondisi baik, tolong dokter, jika ini bisa menyelamatkan dan membantu sahabat saya, saya ikhlas" ucap Hendra memohon dan membuat semuanya terharu

"Kalau begitu, mari ikut saya ke dalam, biar anda di periksa terlebih dahulu" jawab sang dokter terpaksa

"Jika masih kurang, saya juga bersedia membantu dokter" ucap Rendi memaksa dan membuat dokter itu mengangguk

Samuel sudah di dalam ruangan operasi selama tiga jam karena ternyata pisau yang menusuk Samuel lumayan dalam dan sedikit mengenai lambungnya. Hendra juga sedang beristirahat dan di infus untuk memulihkan tenaganya setelah melakukan donor darah kepada Samuel

"Angga dan yang lain jangan di beritahu dulu, nanti dia nggak konsen saat balapan" ucap Adrian serius

"Gue belum kasih kabar ke siapapun" jawab Mahesa dan diangguki Adrian

"Mama istirahat juga, Hendra sudah baik baik saja" bujuk Rendi khawatir

"Mama nggak apa apa pa, mama mau disini saja jagain Hendra" ucap Ranti dengan raut sedih

"Tapi Hesti di rumah sendirian ma, kasihan dia kan" bujuk Rendi lagi

"Bawa saja dia kesini pa, mama nggak tenang kalau Hendra belum pulang ke rumah" pinta Ranti memohon

"Kalau Hesti mau di bawa kesini, biar Tian yang jemput om, Tian nanti sekalian ijin sama ayah" ucap Septian memberi saran

"Iya itu lebih baik, tolong ya Tian kamu jemput Hesti, dan tolong bilang sama mbak Inah, supaya menyiapkan baju ganti untuk Hendra dan Samuel disini, sama makanan untuk kalian yang mungkin menunggu disini" pinta Ranti lembut

"Iya Tante, kalau begitu saya pamit dulu, supaya tidak terlalu larut malam saat sampai di rumah" pamit Septian sopan lalu segera pergi setelah menepuk bahu Adrian Mandala dan Mahesa

"Kalian sudah ijin sama orang tua kalian?" Tanya Rendi serius

"Sudah om, tadi kebetulan kami sedang kerja kelompok di rumah Rian" jawab Adrian sopan

"Iya, Hendra juga pamit untuk kerja kelompok tadi sore" jawab Ranti memelas

"Besok kami akan bergantian menjaga Hendra dan Samuel saat malam, supaya orang tua kami tidak khawatir" ucap Adrian lagi

"Iya, terima kasih ya, kalian selalu saling menjaga dan setia kawan" ucap Rendi tulus

"Sama sama om" jawab Adrian Mahesa dan Mandala

"Samuel masih belum keluar dari ruang operasi?" Tanya Ranti serius

"Lukanya sepertinya cukup dalam Tante" jawab Mahesa lembut

"Kasihan dia, keluarganya jauh semua dan sibuk dengan bisnisnya" gumam Rendi menarik nafasnya

"Tapi kami tadi sudah memberitahu asisten rumah tangganya di rumah Samuel om" jawab Mandala serius

"Iya, pasti orang tuanya juga sudah tahu" ucap Rendi yakin

"Nanti kita minta dokter untuk memberikan ruangan yang sama untuk Hendra dan Samuel ya pa" bujuk Ranti serius

"Iya ma, nanti papa pesan yang VVIP supaya lebih luas dan yang menunggu bisa ikut tidur di dalam" jawab Rendi sambil mengusap rambut Ranti

"Karena panik, om sampai lupa menanyakan kabar orang tua kalian, sudah lama sekali kami tidak bertemu" ucap Rendi mencoba mencairkan suasana

"Alhamdulillah om, Abi dan umi sehat dan Abi baru pulang dari pesantren Abah Khalid tadi siang" jawab Adrian sopan

"Orang tua kami juga Alhamdulillah sehat om" jawab Mahesa sopan

"Papa akan mengurus ruangan untuk Hendra dan Samuel dulu ya ma, agar saat mereka keluar sudah ada ruangannya" ungkap Rendi tegas

"Iya pa" jawab Ranti mengangguk

"Tante boleh tanya nggak?" Tanya Ranti sambil melihat kanan kiri

"Apa Tante?" Jawab Adrian bingung

"Hendra punya pacar ya?" Tanya Ranti penasaran sambil berbisik

"Setahu kami tidak Tante" jawab Mandala tersenyum

"Jangan bohongin Tante, masa Hendra tiap hari masak buat bekal mana sambil senyam senyum udah kaya orang stress" ucap Ranti memicingkan matanya dan membuat Mandala dan Adrian terkekeh

"Hendra memang tidak punya pacar Tante, tapai dia bilang punya calon istri" jawab Adrian terkekeh

"Apa! Anak itu punya calon istri dan nggak bilang sama Tante!" Pekik Ranti kaget

"Anaknya baik kan? Nggak genit kan orangnya?" Tanya Ranti lagi

"Nggak ko Tante, Vania anak yang baik dan sopan juga" jawab Mandala serius

"Namanya Vania?" Tanya Ranti serius

"Iya Tante" jawab Mandala serius

"Tante jadi penasaran, nanti Tante cari tahu ah, tapi kalian diam ya jangan ada yang ngadu sama Hendra" ancam Ranti serius dan membuat ketiganya mengangguk polos

"Vania dalam bahaya, Tante Ranti kan terkenal ketus orangnya" batin Mandala 

"Gue bakal minta Sari buat ajarin Vania masak" batin Adrian khawatir 

"Hendra bakal dapat dua Masalah, harus memilih bela ibu atau bela calon istri, mengerikan" batin Mahesa bergidik

"Mama" pekik Hesti yang sudah datang bersama Septian

"Sstt jangan teriak Esti, ini di rumah sakit!" Ucap Ranti melotot

"Hehe iya maaf ma, Esti lupa" jawab Hesti cengengesan

"Kamu lagi apa tadi pas di jemput Tian?" Tanya Ranti serius

"Esti tadi lagi bantuin bi Inah masak buat di bawa kesini" jawab Hesti jujur

"Lo Udah ijin sama om Waluyo?" Tanya Adrian serius

"Iya sudah, meski alot tapi gue diijinin dengan syarat besok gue harus jaga toko sampai malam" jawab Septian tersenyum miris

"Lama lama gue pecat juga dia jadi bokap Lo" umpat Mandala kesal karena sikap keras ayah dari Septian

"Lo mau nampung gue memangnya?" Tanya Septian terkekeh

"Gue tampung Lo di dalam gentong" jawab Mahesa terkekeh

"Air kali di dalam gentong" gerutu Septian cemberut

"Nanti saat ruangannya sudah ada, kita makan di dalam ya" ucap Ranti sambil mengangkat dua buah susunan rantang yang tadi di bawa Septian

"Iya Tante, terima kasih" jawab semuanya

"Ayo ma, ruangannya di lantai dua ruang anggrek nomor 23" ajak Rendi saat dia sudah kembali dari tempat pendaftaran rumah sakit

"Ayo semuanya kita lihat ruangannya, Hendra juga akan langsung di bawa kesana, dan Samuel nanti menyusul saat sudah selesai di tangani" ajak Rendi pada semuanya

Ruangan dilantai dua itu cukup luas dan kasur rawatnya juga lumayan besar, ada dua kasur rawat serta sofa di kedua sisi kiri dan kanan ruangan.

"Ayo pa, kita makan dulu, mereka juga pasti sudah lapar" ajak Ranti serius

"Esti bantu mama, siapkan piring dan air minum yang ada di dalam tas besar itu" ucap Ranti lembut

"Iya ma" jawab Hesti sambil membuka tas yang berisi air mineral dan perlengkapan makan yang sengaja di siapkan bi Inah di rumah, Adrian dan yang lain juga ikut menyiapkan makanan yang di bawa Hesti dan Septian tadi.

Tak lama Hendra sudah di bawa ke ruangan itu dengan cairan infus yang baru agar tidak merasa lemas dan untuk mengembalikan kondisinya setelah melakukan donor darah.

"Ma, suapin" pinta Hendra manja

"Manja" ketus Hesti nyinyir

"Lengan aku sakit nih" tunjuk Hendra sambil mengangkat tangan kirinya yang lemas

"Masih bisa gerak kan DRA" ledek Adrian terkekeh

"Berasa mati rasa sebelah kiri" jawab Hendra jujur

"Mungkin itu efek dari obat biusnya" jawab Rendi serius

"Baju Lo sampai basah semua sama darah DRA" ucap Mandala serius

"Gue lengah dan nggak waspada tadi" jawab Hendra serius

"Samuel akan baik baik aja kan?" Tanya Hendra khawatir

"Insya Allah" jawab semuanya serempak

1
darsih
aduh Samuel kasihan keluarga nya ga ada
lanjut KA penasaran
Ridwan01: siap kak terima kasih 🙏☺️
total 1 replies
darsih
jngn berharap ferdinad sari ga bisa d rayu 😀
Ridwan01: benar sekali kak, Sari cuma bisa di rayu pakai bolu pisang 🤭
total 1 replies
Ridwan01
alur ceritanya Santai dan menarik, silahkan mampir👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!