NovelToon NovelToon
Lelaki Arang & CEO Cantik

Lelaki Arang & CEO Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Romansa / Ilmu Kanuragan
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: J Star

Di tengah hiruk pikuk kota Jakarta, jauh di balik gemerlap gedung pencakar langit dan pusat perbelanjaan, tersimpan sebuah dunia rahasia. Dunia yang dihuni oleh sindikat tersembunyi dan organisasi rahasia yang beroperasi di bawah permukaan masyarakat.

Di antara semua itu, hiduplah Revan Anggara. Seorang pemuda lulusan Universitas Harvard yang menguasai berbagai bahasa asing, mahir dalam seni bela diri, dan memiliki beragam keterampilan praktis lainnya. Namun ia memilih jalan hidup yang tidak biasa, yaitu menjadi penjual sate ayam di jalanan.

Di sisi lain kota, ada Nayla Prameswari. Seorang CEO cantik yang memimpin perusahaan Techno Nusantara, sebuah perusahaan raksasa di bidang teknologi dengan omset miliaran rupiah. Kecantikan dan pembawaannya yang dingin, dikenal luas dan tak tertandingi di kota Jakarta.

Takdir mempertemukan mereka dalam sebuah malam yang penuh dengan alkohol, dan entah bagaimana mereka terikat dalam pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon J Star, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Istriku Wanita Kaya

“Nah mobil-mobil ini, biasanya tidak dipakai oleh Nona. Sebagian besar diberikan oleh rekan-rekan bisnisnya, Nona sama sekali tidak pernah mengendarainya. Jadi jika nak Revan menyukai salah satunya, bisa langsung membawanya.” kata Bu Rini dengan gembira.

Revan sebenarnya penasaran dengan pekerjaan istrinya yang cantik, tapi malu untuk bertanya. Lagipula jika ia tidak mengetahui informasi itu, bukankah pernikahan ini akan terlihat agak aneh? Oleh sebab itu,  ia berencana mencari waktu dan bertanya langsung kepada Nayla.

Setelah berkeliling di dalam garasi yang luas, pandangan Revan tertuju pada sebuah mobil sport berwarna putih susu BMW M3 yang tampak sedikit lebih sederhana dibandingkan deretan mobil mewah lainnya. Meskipun pada kenyataannya, mobil ini merupakan yang terbaik di kota dengan kecepatan maksimum mencapai 300 km/jam. Namun di garasi milik Nayla, memang tidak ada mobil yang bisa menarik perhatiannya selain BMW M3 ini.

“Mobil ini saja,” ucap Revan sambil menunjuk ke arah BMW M3.

Bu Rini sempat terdiam, lalu bertanya dengan ragu, “Nak Revan, kenapa tidak memilih mobil yang lebih bagus? Mobil ini tampaknya yang paling murah di antara semuanya.”

Mobil dengan harga sekitar Rp1,2 miliar dianggap yang paling murah, itu saja sudah cukup untuk menggambarkan betapa luar biasanya isi garasi ini. Revan hanya tertawa dan menjelaskan, “Mobil ini sudah lebih dari cukup bu, justru yang terlalu mencolok itu tidak baik. Lebih baik tidak pamer kekayaan dan menjaga penampilan tetap sederhana agar tidak menarik perhatian.”

“Tidak heran Nona bersedia menikah dengan nak Revan, karakter seperti ini sangat langka. Kebanyakan anak muda zaman sekarang justru ingin memamerkan kekayaan, tapi nak Revan justru berusaha untuk menyembunyikannya.” Bu Rini mengangguk puas. Dengan langkah ringan, ia pergi ke sudut garasi dan mengambil kunci mobil tersebut.

Tidak lama kemudian, Revan masuk ke dalam mobil dengan cekatan. Pintu garasi otomatis menggulung perlahan ke atas. Ia menoleh ke arah Bu Rini dan melambaikan tangan sebelum menekan pedal gas. Mobil itu melesat keluar dari garasi seperti anak panah, cepat, mulus, dan penuh percaya diri.

***

Bu Rini diam-diam memperhatikan Revan yang melaju keluar dari garasi, menghela napas pelan dan bergumam pada dirinya sendiri, "Anak muda zaman sekarang, memang sulit dimengerti."

Meskipun sudah hampir setengah tahun tidak mengemudi, Revan tidak merasa kemampuan mengemudinya memburuk. Kualitas luar biasa dari BMW M3 segera menunjukkan kemampuannya di jalan tol Jakarta. Mobil itu melesat bagaikan bayangan di tengah keramaian, menyalip kendaraan lain dengan mulus, seolah lalu lintas bukan hambatan. Kecepatannya yang terus bertahan di atas 100 km/jam tergolong mencolok di jalan kota, bahkan beberapa petugas kepolisian sempat melirik radar kecepatan. Namun, sebelum mereka sempat bereaksi, Revan sudah jauh meninggalkan mereka di belakang.

Kurang dari setengah jam, Revan telah tiba di kontrakannya. Setelah berada di depan, ia terkejut mendapati pintu kontrakannya terbuka. Reaksi pertamanya, mengira seseorang telah masuk tanpa izin. Tetapi setelah mengintip ke dalam kontrakan, ia melihat sosok yang sangat dikenalnya.

Gadis itu mengenakan blus putih bermotif bunga dan rok pendek berwarna hijau lembut. Rambut hitamnya diikat rapi dalam gaya kuncir kuda, dengan beberapa helai tipis melambai tertiup angin dari jendela yang terbuka. Penampilannya tampak segar, anggun, dan elegan.

Saat itu, ia sedang serius mengepel lantai. Meskipun kontrakan Revan hanya berisi sedikit barang, debu tetap saja mudah menumpuk. Melihat Revan muncul di ambang pintu, wajah Naya langsung berbinar. Pipinya sedikit memerah, mungkin karena kelelahan, atau justru karena senang.

"Mas Revan sudah pulang!"

Ucapan sederhana itu, membuat Revan merasakan sentuhan kehangatan di hatinya. Sebelum Naya berangkat kuliah dua bulan yang lalu, ia sering datang membantu bersih-bersih. Kini setelah kembali dari pekerjaan, ia masih menyempatkan diri untuk membantu membersihkan kontrakannya. Dengan hati penuh kasihan dan rasa bersalah terhadap gadis itu, Revan bergerak maju untuk menyentuh kepalanya, "Naya, jangan datang lagi untuk membersihkan tempat ini, Mas mau pindah."

"Pindah?" Naya sesaat tertegun, "Mas Revan mau meninggalkan Jakarta?" gadis itu bertanya dengan panik.

Revan berpikir sejenak, dan memilih untuk mengatakan yang sebenarnya, "Tidak, Mas baru saja menikah, dan akan pindah bersama istri Mas. Mas akan tetap di Jakarta kok."

Tiba-tiba wajah Naya menjadi suram dan beberapa air mata mulai menggenang di permukaan matanya yang indah, namun ia segera menundukkan kepalanya untuk menghapusnya. Hanya dari bahunya yang bergetar, siapa pun akan mengerti bahwa ia telah kehilangan ketenangan.

Setelah keduanya terdiam cukup lama, Naya mengangkat kepalanya dengan mata merah, dan menunjukkan senyum dipaksakan, "Selamat ya Mas Revan, wanita itu pasti sangat cantik."

Hati Revan juga sedikit bergetar, tetapi rasa sakit sesaat lebih baik daripada rasa sakit berkepanjangan. Revan percaya bahwa Naya harus menghadapi ini pada akhirnya, jadi ia menguatkan hatinya. Mendengarkan perkataan Naya, wajah cantik Nayla melintas di benaknya dan tanpa sadar mengangguk.

Seketia sebuah keputusasaan melintas di mata Naya, lalu sesaat mereda. Ia kemudian tersenyum kecut berkata, "Mas Revan. Mas benar-benar jahat, urusan sebesar ini tidak memberitahuku. Tapi… aku tetap harus memberikan restu kepada kalian berdua. A-aku pergi dulu."

Melihat Naya setengah berlari seperti kelinci kecil yang terluka, Revan merasa tidak enak di hatinya, dan buru-buru berkata, "Naya, beberapa hari lagi Mas akan datang ke SMA Negeri 1 Jakarta untuk menjengukmu, tetap semangat ya!"

Naya sesaat menghentikan langkahnya, menjawab dengan pelan, dan berlari menuju pintu ke luar.

Menunggu hingga Naya pergi cukup lama, Revan kemudian mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya, menyalakannya, dan menghisap beberapa kali dengan kuat. Kesedihan di matanya berangsur-angsur menghilang, dan berubah menjadi ketegasan.

Revan benar-benar yakin dengan ingatannya, saat meninggalkan kontrakan pintunya sudah terkunci. Tapi Naya bisa masuk dengan mudah, barangkali pintunya sudah dibuka secara paksa oleh orang lain sebelumnya.

Tapi siapa yang akan masuk ke kekontrakannya tanpa alasan? Revan memikirkan dua kemungkinan: Pertama, bisa jadi agen intelijen Indonesia mulai menyelidikinya, tetapi itu tidak masuk akal. Sebab jika mereka benar-benar ingin menanganinya, lebih efektif jika langsung datang kepadanya. Kedua, bisa jadi Bimo, pria yang ia buat jengkel dua hari lalu. Karena menyadari seluruh kekuatan polisi tidak bisa menjatuhkan Revan, ia memikirkan cara lain untuk menyingkirkannya.

"Benar-benar tidak akan berhenti sampai melihat batu nisan." Revan berkata dengan datar, lalu membuang rokoknya dan mulai mengemas barang-barangnya. Revan merapikan rak besar di rumahnya, memasukkan beberapa pakaian ke dalam tas besar usangnya. Ia lalu menuju salah satu dinding putih di toilet, memukulnya dengan keras dan sebuah lubang terbuka. Ia mengambil sebuah kotak kayu hitam seukuran kepalan tangan, dan segera meletakkannya ke dalam tas bersama pakaian.

Setelah itu, Revan melaju lagi untuk kembali ke vila di Komplek Permata Hijau. Ia memarkir mobil dengan rapi, lalu masuk ke vila melalui pintu otomatis. Begitu masuk, ia melihat sosok cantik terbaring di sofa ruang tamu sedang menonton drama Korea yang sedang tayang di TV besarnya. Dengan rambut disanggul, dan leher putih mulus yang bisa membuat seseorang bermimpi ribuan kali, siapa lagi kalau bukan istrinya sendiri.

Revan menunjukkan senyum nakal, ’tidak disangka, istriku yang dingin ternyata suka menonton drama romantis Korea.’ Pada saat yang sama, dengan bertemu istrinya membuat suasana hati yang tertekan berubah menjadi lebih baik. Ia berjalan mendekat, lalu merangkul bahu Nayla, "Istriku sayang, beri ciuman dong untuk suamimu!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!